Komandan operasional utama Rusia selasa kamarin merinci laporan lengkap operasi militer Suriah yang didukung militer Rusia paling tidak dalam enam bulan terakhir diSuriah utara. Beberapa hal penting yang disampaikan diantaranya adalah tentang adanya kegiatan pelatihan teroris di zona Al-Tanf oleh militer AS.
Juga disebut adanya 3500 orang tentara bayaran yang didanai dan dilatih oleh AS, selain itu adalah adanya upaya masiv penjarahan minyak dan kekayaan mineral disekitar sungai Eufrat oleh para militer AS, yang sebagian hasilnya digunakan untuk membiayai dan mempersenjatai para teroris itu.
Amerika Serikat sedang melatih sekelompok besar gerilyawan bersenjata di Suriah, kata Jenderal Sergei Rudskoy, Kepala Direktorat Operasi Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, dalam konferensi pers untuk para wartawan di Moskow.
Menurut Rudskoy, di daerah zona al-Tanf kilometer-55 , para instruktur AS itu melatih formasi tempur dengan senjata besar dan sejumlah kelompok militan kecil yang jumlah totalnya mencapai 2.700 orang militan.
Sebagian dari militan yang dilatih di al-Tanf yang diangkut dengan helikopter Angkatan Udara AS melewati Sungai Eufrat.
Para militan yang telah siap kemudian dikirim ke wilayah-wilayah yang dikuasai oleh pasukan pemerintah untuk mengacaukan situasi dan mencegah penguatan posisi pasukan pemerintah Suriah di sana.
Tugas mereka adalah melakukan sabotase, penghancuran infrastruktur migas dan mempersiapkan serangan teroris terhadap pasukan pemerintah. Kehadiran kelompok-kelompok tersebut dicatat oleh bagian pemukiman di daerah al-Suwayda, Palmyra dan Abu Kamal.
Izinkan saya mengingatkan Anda bahwa kelompok Hayyat Tahrir al-Sham adalah organisasi teroris internasional yang sebelumnya bernama Jabhat al-Nusra yang telah berganti nama, yang sebenarya merupakan al-Qaeda cabang Suriah. kata Jenderal Sergei Rudskoy.
Selama empat bulan terakhir, 110 orang prajurit Suriah dan 65 warga sipil telah menjadi korban tewas dari serangan mortir dan artileri dari teroris di wilayah zona de-eskalasi Idlib. Sementara lebih dari 240 prajurit Suriah dan 100 warga sipil terluka.
Saat ini, pesawat pengintaian kita mencatat adanya pergerakan rahasia dan konsentrasi militan di bagian barat daya zona de-eskalasi. Setidaknya ada 500 orang teroris dari Hayyat Tahrir al-Sham telah dikerahkan dari bagian utara provinsi Idlib. Mereka sedang menyiapkan serangan baru.
Selama satu setengah bulan terakhir, 11 tank, 17 kendaraan infantri, 12 sistem peluncuran roket ganda, 29 pickup dengan senapan mesin kaliber besar, serta 3 depot dengan lebih dari 40 drone udara milik teroris telah berhasil dihancurkan dengan serangan akurat di bagian barat daya zona de-eskalasi Idlib.
Penjarahan Minyak Dan Mineral Disekitar Sungai Eufrat
Selain melatih para militan, Instruktur AS di Suriah juga sibuk menjarah fasilitas minyak dan endapan mineral di sungai Efrat milik pemerintah Suriah.
Baru-baru ini, fasilitas ini telah meningkatkan jumlah karyawan perusahaan militer swasta AS itu Saat ini di Suriah, jumlah tentara bayaran PMC (Private Military Company = perusahaan pensuplay tentara bayaran) telah melebihi 3.500 orang.
Mereka mengatur ekstraksi (penyulingan) dan penjualan minyak milik Suriah dari ladang minyak Konako, al-Omar dan Tanak yang terletak di tepi timur Sungai Eufrat. Ada sebuah skema kriminal untuk untuk melakukan pengiriman minyak Suriah secara lintas batas. Ini jelas merupakan penjarahan kekayaan nasional Suriah.
Sebagian besar hasil dari penyelundupan hidrokarbon digunakan untuk pembiayaan kelompok-kelompok bersenjata illegal itu, menyuap para syekh suku Arab yang mau bersekutu dan mereka membantu mengobarkan kampanye anti-pemerintah.
Semua aktivitas (penjarahan minyak) oleh PMC Amerika ini dilakukan dengan kedok penerbangan koalisi antiteroris internasional. Padahal itu merupakan bisnis penyelundupan minyak Suriah oleh ISIS yang kemudian diambil alih oleh AS.
Sebagai imbalan atas bantuan dalam penyelundupan minyak itu, AS memperlengkapi pasukan Kurdi dan kelompok-kelompok Arab dengan senjata, yang kemudian menggunakannya untuk saling berhadapan.
Situasi saat ini memaksa para pemimpin semua kelompok lokal untuk berkumpul pada 20 Juni lalu di kota Aleppo untuk melakukan pertemuan darurat Kongres Rakyat atas sungai Efrat.
Dalam acara itu telah diajukan tuntutan untuk mendukung pemulihan integritas wilayah teritorial Suriah, penarikan pasukan militer asing yang ada secara ilegal di wilayah Suriah, dan segera mengadopsi langkah-langkah untuk memulihkan ekonomi dalam wadah negara persatuan.