Presiden Rusia Vladimir Putin Rabu 16/3 kemarin mengungkapkan, bahwa serangan ke Ukraina sebenarnya bisa dihindari jika Ukraina mau menarik pasukannya dari republik Donbass.
Pertimbangan lain adalah, kepemimpinan Ukraina terus melakukan “genosida” terhadap warga etnis Rusia di republik Donetsk dan Lugansk. Juga upaya Kiev untuk menjadi anggota NATO, dan program senjata nuklir dan biologinya, yang semuanya menjadi ancaman eksistensial terhadap keamanan Rusia.
Menurut presiden Putin, Kiev tidak hanya menolak untuk bernegosiasi dengan republik Donbass, tetapi juga bersiap untuk perang terbuka melawan Donbass dan Rusia, dan terus membom warga sipil selain juga mengirim penyabot dan teroris kesemenanjung Krimea, yang pada tahun 2014 telah memilih untuk bergabung dengan Rusia.
Putin menegaskan, bahwa Rusia tidak bermaksud untuk menduduki Ukraina, dan bahwa pasukannya telah melakukan “segala daya mereka untuk menghindari kerugian pada warga sipil di kota-kota Ukraina.”
Apakah Naziisme Memang Ada Di Ukraina
Dalam voting untuk “Perang melawan pemujaan Naziisme” di Majelis Umum PBB pada Desember 2021, dari 193 negara :
130 negara memilih setuju perang terhadap pemujaan Naziisme, 49 negara memilih Abstain, 12 negara tidak memilih, dan hanya 2 negara AS yang tidak setuju, yaitu Ukraina dan AS.
Dari hasil voting ini bisa disimpulkan bahwa :
- Naziisme memang ada di Ukraina.
- Naziisme diUkraina adalah agenda 2 negara, AS dan Ukraina.
- Jelas ini untuk menciptakan provokasi dan permusuhan dengan Rusia sebagai negara korban terbesar serangan Nazi Jerman saat WW2, dimana jutaan warga Rusia tewas dalam operasi Nazi ‘Barbarosa’ pada 22 Juni 1941.