Presiden Rusia Vladimir Putin hari ini telah memerintahakan pengerahan pasukan Rusia untuk melakukan operasi khusus di wilayah Donbass, menurut pernyataan presiden Rusia, Kamis 24/2.
“Pasukan Rusia tidak berniat menduduki Ukraina, namun, Rusia akan membela diri jika diperlukan,” kata Putin.
Pada hari Senin lalu, Putin mendesak Ukraina untuk segera menghentikan pertumpahan darah di Donbass. Namun, pasukan Ukraina tetap melanjutkan serangan, di wilayah tersebut.
“Mereka (pasukan Ukraina) tentu juga akan datang ke Krimea, seperti mereka menyerang Donbass, cara mereka melakukannya pembunuhan seperti algojo dari kelompok pendukung Nazi Ukraina dari Hitler yang membunuh orang yang tidak bersalah selama Perang Dunia II”, tambahnya.
Rusia siap untuk segera menanggapi mereka yang mengganggu dan menciptakan lebih banyak ancaman, tegasnya.
Putin menekankan bahwa selama 30 tahun terakhir, Rusia telah berusaha untuk menegosiasikan upaya non-ekspansi NATO ke timur, meskipun dihadapkan dengan kebohongan-kebohongan.
“Sekarang, mereka (Ukraina) juga ingin memiliki senjata nuklir, kami tidak akan membiarkan mereka melakukan itu”, kata Putin mengacu pada klaim Presiden Ukraina, Zelensky bahwa Kiev dapat mempertimbangkan kembali status non-nuklir negaranya berdasarkan Memorandum Budapest 1994.
Presiden Rusia itu juga mendesak para anggota pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka, dan kembali pulang kerumah, mengingat bahwa mereka memberikan sumpah kepada rakyat, bukan kepada junta.
Putin menyebut bahwa sementara politik adalah bisnis kotor, tindakan NATO bertentangan dengan moralitas, dan Rusia tidak dapat berkembang, merasa aman, atau hidup dengan ancaman terus-menerus dari Ukraina.
“Kami telah memperlakukan semua negara yang baru terbentuk dari pecahan Soviet dengan hormat. Kami menghormati dan akan terus menghormati kedaulatan mereka”, tegas Putin.
Target Serangan Rusia
Menurut kemenhan Rusia, senjata presisi digunakan untuk melumpuhkan infrastruktur militer, pertahanan udara, lapangan udara militer, dan pesawat terbang.
Kemenhan Rusia melaporkan bahwa pasukan Rusia tidak melakukan serangan terhadap kota-kota Ukraina, dan fasilitas publik, dan menekankan bahwa seerangan hanya menarget infrastruktur militer Ukraina, yang dihancurkan dengan senjata presisi.
Setelah serangan Ruisa, pasukan Ukraina meninggalkan posisi mereka dalam jumlah besar, menjatuhkan senjata mereka, kata Kemenhan Rusia, Kamis, mengutip intelijen.
Hmm.. Provokasi tapi sudah level “menyerang”.. Biasanya g sampai begini…
Apakah semakin mendekati serangan ke iran dulu??
jika tidak ada intervensi dari luar ini akan berakhir kurang dari sebulan. situasi ini seperti yang terjadi di syam, bahkan lebih menghkawatirkan karena di sana ada pasukan nato, ada di ukraina? nato sudah bersabda meraka tidak akan mengirim pasuka ke ukraina pada akhirnya mereka semua akan duduk di meja sambil minum teh. mungkin setelah ini posisi ukraina akan sama seperti dpr/lpr/belarus(pro rusia)
lord rockefeller pengen cuan setelah “buntung” karena lockdown covid, harga migas mendidih, spekulan soros sudah borong saham migas dengan harga murah