Alasan presiden Rusia Vladimir Putin bahwa operasi militer khusus Rusia ke Ukraina adalah sebuah upaya serangan pendahuluan (preemptive strike), terbukti bukanlah dengan alasan yang dibuat-buat.
AS dan Inggris akhirnya mengakui secara terang-terangan, bahwa mereka sudah 8 tahun ini menyiapkan militer Ukraina, guna menyulut perang Ukraina-Rusia, dengan cara mendorong penguasa Ukraina boneka barat itu untuk merebut Krimea dari Rusia.
Alasan itu tentu saja tidak masuk akal, bagaimana mungkin negara kecil dan lemah seperti Ukraina bisa mengalahkan Super power Rusia.
Bahwa melihat tidak ada kemugkinan keuntungan ekonomi yang akan diperoleh AS dan sekutunya dengan mengorbankan milyaran dolar, maka alasan yang paling masuk akal adalah : sudah saatnya bagi barat untuk menyulut api awal menuju sebuah perang besar, dengan menciptakan perang proksi melawan Rusia.
Pengakuan AS – Semua bukan Kebetulan
Jubir pentagon John Kirby menyatakan, bahwa AS, Inggris, Kanada dan negara sekutu lainnya selama 8 tahun ini telah melakukan pelatihan dan memasok senjata ke Ukraina.
Palatihan mencakup unit-unit terkecil pasukan, pusat-pusat komando, dan manuver operasi. Yang terjadi di Ukraina bukan hanya soal pemasokan senjata, tapi juga meliputi penyiapan kemampuan pasukan dilapangan dan sistem komandonya. Jadi semuanya “bukan terjadi secara kebetulan“, kata Kirby.
(Di Ukraina) Kita melakukan transformasi dari doktrin militer peninggalan era Soviet, ke doktrin militer yang “lebih barat” dalam menetapkan langkah-langkah dimedan tempur. Sekali lagi saya katakan, semuanya “bukan terjadi secara kebetulan“, tegasnya.
Pengakuan Inggris
Sementara itu Menteri luar negeri Inggris, Elizabeth Truss juga menegaskan hal yang sama, bahwa Inggris telah mengirim senjata dan melatih tentara Ukraina, jauh sebelum perang dimulai.
Alasan Operasi Militer Rusia ke Ukraina
Dalam pidatonya diperayaan “hari kemenangan” melawan NAZI Jerman dalam WW2 pada 9 Mei lalu, presiden Rusia Vladimir Putin kembali menegaskan, bahwa Rusia harus bertindak karena ada rencana serangan besar-besaran terhadap republik (Donentz dan Luhanks) yang memisahkan diri di wilayah Donbass timur, kata Presiden Putin.
“Kami melihat penumpukan infrastruktur militer berlangsung diUkraina, ratusan penasihat asing sudah memulai bekerja, ada pengiriman reguler senjata paling modern dari negara-negara NATO. Bahayanya semakin besar setiap hari,” jelas Presiden.
“Rusia melakukan serangan pendahuluan terhadap upaya agresi ini, dan ini adalah keputusan yang dipaksakan, tapi tepat waktu, dan satu-satunya cara yang tepat dilakukan oleh sebuah negara yang berdaulat, kuat, dan mandiri,” tambahnya.
Terlepas dari semua ketidaksepakatan dalam hubungan internasional, Rusia selalu menganjurkan penciptaan sistem keamanan yang setara dan tak terpisahkan,” lanjut Putin.
Dia mengutip upaya Moskow untuk terlibat dalam dialog tentang jaminan keamanan dengan Washington akhir tahun lalu, yang gagal membuahkan hasil.
“Negara-negara NATO tidak mau mendengar kami, yang berarti bahwa sebenarnya mereka menyimpan rencana yang sama sekali berbeda, dan kami melihatnya,” jelasnya.
Ada persiapan terbuka (barat) untuk melakukan operasi militer di Donbass, dan “invasi ke tanah bersejarah kami, termasuk Krimea, selain juga keinginan Ukraina untuk memiliki senjata nuklir”, tegas Putin.