BOMBER B52 DISIAGAKAN 24 JAM DI SELURUH BASIS MILITER AS

A 2014 photo of a B-52H Stratofortress based at Barksdale Air Force Base, La.

Amerika serikat nampaknya sedang serius bersiap diri untuk situasi yang serius, seluruh basis angkatan udara AS sedang direnovasi agar  bisa menerbangkan pesawat pembom nuklir strategis B-52. Dulu sepertinya  Iran adalah kemungkinan  sasaran pertama yang akan memicu perang besar akhir zaman , nampaknya situasinya terlihat bergeser, kemungkinan akan dimulai disemenanjung Korea.


 

Angkatan Udara AS  bersiap untuk menyiagakan pesawat pesawat pembom  nuklir untuk kembali pada posisi siap siaga  24 jam, status yang belum pernah terjadi  sejak berakhirnya Perang Dingin  tahun 1991.

Itu berarti parkiran   beton yang sudah lama terbengkalai di ujung landasan pacu sepanjang 11.000 kaki  yang  dijuluki “Christmas tree” pada  setiap sudut landasan akan lagi diisi beberapa pembom strategis B-52. Pesawat2 itu akan  dilengkapi dengan senjata nuklir dan bersiap untuk take  off kapan saja diperintahkan.

 

“Ini adalah satu langkah lagi untuk memastikan bahwa kita siap,” Jenderal David Goldfein, kepala staf Angkatan Udara  mengatakan dalam sebuah wawancara selama enam hari turnya di Barksdale dan pangkalan Angkatan Udara AS lainnya yang mendukung misi nuklir tersebut.  “Saya melihatnya lebih ke tidak merencanakan suatu kejadian tertentu, tapi lebih untuk merespon realitas situasi global yang kita hadapi dan bagaimana kita memastikan bahwa kita siap untuk bergerak.”

 

Goldfein dan pejabat senior pertahanan lainnya menekankan bahwa perintah waspada memang belum diberikan, namun persiapan tersebut terus berlanjut untuk mengantisipasi kemungkinan hal itu akan terjadi. Keputusan itu akan dibuat oleh Jenderal John Hyten, komandan Komando Strategis AS, atau Jenderal Lori Robinson kepala Komando wilayah Utara AS. STRATCOM (Strategic Command) bertanggung jawab atas kekuatan nuklir militer dan NORTHCOM (Northen Command) bertanggung jawab untuk membela wilayah Amerika Utara.

Menempatkan pesawat pembom B-52 kembali ke kondisi waspada hanyalah salah satu dari banyak keputusan yang dkeluarkan Angkatan Udara ketika  militer AS guna merespon perubahan situasi geopolitik yang mencakup meningkatnya ancaman senjata nuklir Korea Utara , pendekatan konfrontasi militer Presiden Trump terhadap Pyongyang dan meningkatnya potensi ancaman militer Rusia.

Goldfein  yang merupakan perwira tinggi Angkatan Udara dan anggota Kepala Staf Gabungan, meminta pasukannya untuk memikirkan cara baru agar senjata nuklir dapat digunakan untuk pencegahan  atau bahkan pertempuran.

“Dunia adalah tempat yang berbahaya dan kita melihat  orang-orang yang berbicara secara terbuka tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir,” katanya. “Ini bukan lagi dunia bipolar dimana hanya kita dan Uni Soviet. Kita lihat ada pemain lain di luar sana yang memiliki kemampuan nuklir. Tidak ada yang lebih penting bagi kita daripada harus  memastikan bahwa  misi ini harus berjalan dengan benar. “

Selama perjalanannya melintasi seluruh wilayah negara AS pekan lalu, Goldfein selalu mendorong awak pesawat untuk berpikir lebih dalam penggunaan ICBM dalam Perang Dingin, juga penggunaan pembom dan rudal jelajah nuklir.

“Saya  menantang … para  Komando pertempuran Global Angkatan Udara untuk membantu memimpin dialog, membantu diskusi tentang  perbedaan antara konflik konvensional dan konflik dengan elemen nuklir’. Dan ‘Apakah kita sebagai kekuatan global bisa menanggapi  jika hal itu terjadi? ‘dan’ Apa pilihannya? ‘”katanya. “Bagaimana kita memikirkannya  , bagaimana kita menangkalanya di wilayah ini?”

 

Ketika ditanya apakah menempatkan pesawat pembom B-52 kembali ke situasi  waspada seperti puluhan tahun lalu itu akan membantu pencegahan perang nuklir, Goldfein mengatakan bahwa. “tergantung kepada  siapa , seperti apa  perilaku orang yang kita bicarakan, dan apakah mereka juga  mengamati  kesiapan kita,” katanya.

 

Sudah berbagai perbaikan telah dilakukan untuk mempersiapkan pangkalan Barksdale  sebagai  rumah bagi Wing Bomb 2D dan Komando tempur Global Angkatan Udara AS , yang mengawasi dan merawat kekuatan nuklir kita  untuk menempatkan kembali B-52 ke posisi siaga. Di dekat landasan  waspada ada  bangunan beton tua  tempat dimana para awak B-52 tidur selama perang dingin, mereka siap berlari ke pesawat terbang mereka dan segera lepas landas. Landasan itu kini sedang direnovasi.

Di dalamnya  tempat tidur untuk leboh 100 awak pesawat sedang dipasang, itu lebih dari cukup ruang untuk para awak pesawat  bomber. Disitu ada ruang rekreasi dengan meja biliar, TV dan meja shuffleboard. lukisan-lukisan besar  untuk setiap skuadron di bandara militer  Barksdale ini. Satu lukisan merupakan  simbol Perang Dingin yang melukiskan siluet huruf B-52 dengan kata-kata “Peace The Old Fashioned Way”, yang ditulis di bawahnya. Di bagian bawah tangga, ada logo Komando Udara Strategis, namun ada peringatan lain pada saat hari-hari Perang dingin ketika pembom  B-52 AS siaga di landasan pacu di luar (beberapa puluh tahun lalu).

Ruang parkir pembom B-52 yang sudah lama kosong akan segera mendapat kunjungan dua pesawat komando nuklir, E-4B Nightwatch dan Mercury E-6B, keduanya kadang-kadang akan parkir di sana.

 

Selama perang nuklir, pesawat itu (Boeing E4B dan E6B)  akan menjadi pusat  komando terbang bagi Menteri pertahanan dan komandan STRATCOM. Jika perintah tempur diberikan oleh presiden, pesawat akan digunakan untuk mengirimkan kode peluncuran ke pesawat2  pembom, ICBM dan Kapal selam. Paling tidak satu dari empat pesawat  E-4B  yang secara formal disebut sebagai National Airborne Operations Center, namun umumnya dikenal sebagai Doomsday Plane  yang  selalu siaga 24 jam.

 

Basis militer Barksdale dan basis lainnya yang dilengkapi pesawat pembom nuklir juga sedang bersiap untuk membangun fasilitas penyimpanan rudal jelajah rudal baru yang sedang dikembangkan.

Selama perjalanannya, Goldfein telah  menerima usulan update tentang pekerjaan untuk penggantian  rudal balistik antar benua 400-plus Minuteman III, dan rudal jelajah jarak jauh yang baru.

“Tugas kita adalah menentukan beberapa pilihan,” kata Goldfein. “Kami memberikan saran dan pilihan militer terbaik bagi panglima tertinggi dan Menteri pertahanan. Jika komandan STRATCOM memerlukan , atau komandan NORTHCOM mengharuskan kita untuk berada pada keadaan yang lebih tinggi untuk mempertahankan tanah air, maka kita harus siap  untuk menyiagakan  kekuatan tersebut. “

This entry was posted in Analisa Geopolitik and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *