Vladimir Putin mengaku ia memiliki informasi bahwa Amerika Serikat berencana melakukan lagi “serangan palsu” senjata kimia di Suriah.
Presiden Rusia mengatakan Moskow juga telah menerima informasi intelijen bahwa serangan palsu (false flag) senjata kimia itu telah direncanakan dengan tujuan utama menyalahkan rezim Bashar al Assad.
“Kami mendapat laporan dari berbagai sumber akan adanya serangan palsu (dng senjata kimia) lagi seperti ini , dan saya tidak bisa menyebutnya sebaliknya sedang disiapkan di bagian lain dari Suriah, termasuk pinggiran selatan Damaskus,” kata Putin ketika konferensi pers dengan presiden Italia Sergio Mattarella. “Mereka berencana untuk menyimpan beberapa bahan kimia di sana dan menuduh pemerintah Suriah sebagai pelaku dari serangan.
[ads-pullquote-left]Serangan palsu / false flag adalah serangan yang sebenarnya dilakukan sendiri oleh penuduh dengan tujuan menjatuhkan fihak musuh untuk mendapatkan pembenaran/ jastifikasi atas tindakan militer sefihak yang akan dilakukan. Biasanya fihak penuduh menolak dilakukan penyelidikan resmi yang independent . False flag terbesar yang dilakukan AS dan sekutunya adalah serangan gedung kembar WTC .[/ads-pullquote-left]
Rusia telah menolak dari awal bahwa pemerintah Suriah berada di balik serangan gas di provinsi Idlib yang menewaskan lebih dari 80 orang, termasuk banyak anak-anak.
Baik Suriah maupun Rusia telah membantah mereka terlibat. Putin mengajukan permintaan ke PBB untuk dilakukan penyelidikan resmi internasional atas serangan kimia itu.
Putin membandingkan tuduhan AS yang ditujukan pada Presiden Assad dengan upaya pembenaran intervensi di Irak pada tahun 2003, dimana saat itu tuduhan bahwa rezim Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal tidak pernah terbukti.
Sementara itu menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson tiba di Moskow untuk melakukan pembicaraan penting untuk mencari “solusi yang akan memberikan penyelesaian politik abadi” di Suriah.
Para menteri luar negeri G7 sebelumnya menolak permintaan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson untuk memperluas sanksi terhadap Rusia dan Suriah. Menlu Italia Angelino Alfano mengatakan Rusia tidak seharusnya disudutkan atas konflik Suriah.