Amerika serikat sedang berupaya untuk memisahkan wilayah di tepi timur Sungai Eufrat secara illegal dari Suriah, dan membuat negara kuasi ilegal di sana, kata Menlu Rusia Sergei Lavrov saat berbicara di ‘Paris Peace Forum’ pada hari Selasa.
Pada saat yang sama, Lavrov menuduh AS melarang para negara sekutunya untuk berinvestasi dalam rekonstruksi kembali infrastruktur Suriah (yang hancur akibat perang).
Tahun lalu, otoritas Suriah memperkirakan bahwa dalam satu dekade kedepan memerlukan investasi sekitar $200M – $400M untuk membangun kembali infrastruktur Suriah paska perang. AS dan sekutu-sekutunya di Eropa telah menolak berkomitmen untuk mendanai upaya-upaya rekonstruksi, meskipun banyak negara Eropa menghadapi ketegangan sosial yang besar, karena masuknya pengungsi Suriah ke Eropa.
Inkonsistensi Kurdi
Dalam sambutannya pada hari Selasa itu, Lavrov mendesak Kurdi Suriah untuk ikut ambil bagian dalam dialog politik tentang situasi di negara itu, tetapi meminta perwakilan Kurdi untuk konsisten dalam posisi mereka.
“Jika sejak awal konflik, mereka memutuskan bahwa mereka dapat bertindak dengan dukungan AS, yaitu saat mereka mengumumkan pembentukan Federasi Rojava, dan AS akan mendukung Kurdi dalam gerakan separatismenya, ini adalah keputusan mereka,” kata Lavrov. Dan “kami berusaha menjelaskan kepada mereka dan pemerintah Suriah tentang pentingnya untuk memulai dialog antara Damaskus dan Kurdi. Tapi Kurdi tidak menunjukkan minat dalam hal ini. Mereka yakin bahwa AS akan selalu mendukung mereka,” kata Lavrov menambahkan.
Lavrov menyesalkan bahwa meskipun otoritas Kurdi meminta bantuan Moskow untuk memulai dialog dengan pemerintah Suriah, ketika AS mengumumkan penarikan sebagian dari Suriah timur pada Oktober, tapi kini mereka tampaknya tidak berminat lagi untuk berdialog dengan Suriah, setelah AS mengatakan bahwa mereka akan kembali keSuriah untuk menguasai ladang minyak Suriah.
“Dalam benak saya , saya tidak ragu bahwa solusi untuk Suriah dapat dicapai, hanya jika kepentingan Kurdi, dan semua kelompok etnis Suriah, diperhitungkan,” tegas Lavrov.
Sehubungan dengan Kurdi Suriah, pemerintah Damaskus telah berulang kali berbicara menentang penciptaan otonomi khusus untuk Kurdi negara itu, mengutip sifat multi-etnis dan multi-konfesional dari Suriah.
Trump: ‘Saya Suka Minyak’
Dalam beberapa minggu terakhir Presiden AS Donald Trump telah berulang kali mengatakan bahwa AS akan “menjaga” minyak Suriah, dan Pentagon mengklarifikasi bahwa misi militer AS di Suriah sekarang adalah termasuk mencegah ladang minyak Suriah agar tidak jatuh ke tangan teroris atau ke pemerintahan Asad.
Komentar Trump itu mendapat kecaman luas, termasuk di antara para sekutu politiknya di AS, dimana mereka memperingatkan bahwa menjarah sumber daya alam negara lain adalah melanggar hukum internasional.
Mengomentari komentar Presiden Trump mengenai minyak Suriah, Presiden Suriah Bashar al Assad mengatakan bahwa kebijakan presiden AS itu bukanlah hal yang baru dalam pemerintah AS, CIA dan lainnya yang terlibat dalam penyelundupan dan penjarahan minyak Suriah yang telah dimulai sejak 2014.
apakah perang besar sebentar lagi ????
Bebrapa hadist mengatakan bahwa jika sdh ada perebutan emas (minyak) di sekitar sungai eufrat maka peristiwa berikutnya adalah Al Malhamah. Berapa tahun lagikah ? tentu hanya Allah yg tahu. Silahkan baca Isyarat Islam ttg perang nuklir.
sepertinya di bawah 100 thn, seperti yang banyak di percayai oleh2 orang syiah