Selamat datang diera akhir zaman yang sangat membingungkan karena sarat dengan intrik dan tipu daya menjerumuskan, ya… fitnah – finah ala Dajjal dimana jalan salah yang dilarang Quran, direkayasa dan dicari cari alasan pembenarannya sedemikian sehingga seakan adalah jalan yang benar, demikian sebaliknya.
Kita lihat, bagaimana bisa dengan berbagai dalih yang dibuat buat , beberapa pemimpin negara Arab teluk malah lebih suka bersekutu dengan Zionis Israel yang nyata nyata disebut dalam Quran sebagai Musuh Islam dan dilarang keras untuk bersekutu dengannya, dan justru menjadikan Negara muslim lain sebagai musuh bersama.
Kita semua sudah tahu, bahwa Israel sedang sibuk menyiapkan kemunculan “AlMasih Dajjal” yang mereka yakini akan memerintah dunia dari Yerusalem, dan anda pasti ingat hadist berikut :
“Akan muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang membaca al-Quran namun tidak melewati tenggorokan mereka (tidak sampai hati). Tiap kali Qarn ( generasi ) mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga generasi terakhir mereka akan bersama Dajjal “ (HR.Imam Thabrani).
Dan dari peta teluk Arab kita tahu, bahwa arah timur dari Madinah atau Makkah adalah kota Riyadh. Sebuah kota dimana pengkritik apakah itu Ulama vokal ataupun Jurnalis kritis bisa dipancung atau dimutilasi. Yaaa… kita sedang hidup diera generasi terakhir yang disebut Hadist itu.
Dalam konferensi internasional yang berlangsung di Warsawa minggu ini (13-14 Feb). Menlu Bahrain Khalid bin Ahmed Al Khalifa dan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir mengecam keras Republik Islam Iran, dan melukiskan Iran adalah ancaman paling besar mereka saat ini.
Video yang menampilkan wawancara Menlu Bahrain dan Menlu Saudi itu tadinya juga diupload oleh perekam yang berbeda pada Channel Youtube PM Israel Benyamin Netanyahu, tapi tidak lama kemudian dihapus tanpa disebutkan alasannya. Kita tampilkan video yang diupload oleh perekam lain.
Dalam even itu Menlu Bahrain Khalid bin Ahmed Al Khalifa menyatakan bahwa menghadapi Iran adalah masalah yang lebih urgent daripada masalah Palestina :
“Ketika kami berbicara tentang perselisihan antara Palestina-Israel sebagai suatu masalah yang paling penting yang harus diselesaikan dengan satu atau cara yang lain. Tetapi kemudian, pada tahap selanjutnya kita melihat tantangan yang lebih besar. Kami melihat sesuatu yang lebih beracun, bahkan lebih beracun dalam sejarah modern kita, yang datang dari Republik Islam, dari Iran. “
Khalifa mengatakan, “bahwa batas-batas konflik antara Arab dan Israel sudah jelas, bahkan ketika Mesir dan Yordania secara resmi berperang dengan Israel. “Tapi sejak 1979 kami melihat tantangan lain yang datang dari Teheran, sebuah tantangan yang tidak jelas batasnya. Setiap kali kami bangun tidur, setiap kali pula kami mendapati tantangan berbeda dari mereka.”
Lebih lanjut dia menyatakan bahwa rakyat Iran adalah orang yang cinta damai, tetapi pemimpin mereka saat ini tidak. Tapi yang sangat menegangkan adalah bahwa dia menyebut serangan keIran bersama Israel itu sudah semakin dekat (hanya menunggu waktu) :
Sentimen yang sama juga digaungkan oleh pejabat tinggi negara Arab lainnya dalam panel yang sama , yaitu Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir yang juga menyatakan:
“Di seluruh wilayah, Iran memainkan peran yang merusak, lihatlah diPalestina , siapa yang mendukung Hamas dan Jihad Islam yang membahayakan Otoritas Palestina itu, siapa yang membuat kekacauan di Suriah? Iran. Siapa yang sedang mencoba menyelundupkan senjata kimia ke Kuwait dan Bahrain? Iran. Siapa yang membangun pabrik senjata di Sudan? Iran. Siapa yang mencoba membuat kekacauan di Afrika, Indonesia, Thailand? Iran berada di mana-mana. “
“Tidak mungkin untuk bisa menstabilkan wilayah ini tanpa adanya perdamaian antara Israel dan Palestina, dan tidak mungkin untuk menstabilkan wilayah ini tanpa perdamaian di Lebanon dan Suriah, dan setiap kali kita pergi ke wilayah ini, kita melihat perilaku jahat Iran … Jika kita menginginkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, kita harus menjelaskan kepada Iran bahwa jika mereka ingin diperlakukan sebagai negara normal, mereka harus berperilaku seperti negara normal, “ kata Menlu Saudi Adel al-Jubeir.
Apa sebenarnya masalah yang mendasari kebencian Arab Saudi kepada Iran? Apakah hanya perseteruan klasik Shiah – Suni ? Kalau hanya soal perbedaan sekte, logikanya tentu saja tidak sampai ketitik penghancuran Iran. Ada ketakutan lebih besar dari Kerajaan Saudi dari sekedar hal itu , yang erat hubungannya dengan even akhir zaman. Silahkan baca juga analisa geoplitiknya diartikel ini, atau juga penjelasan hadistnya diartikel ini.