DIBALIK PERUBAHAN SIKAP NEGARA ARAB DAN EROPA KE SURIAH

Muhammad Bin Salman (Saudi) dan Muhammad Bin zayed (UEA)

Perubahan sikap  yang drastis dari Negara Negara Teluk dan juga Negara Negara Eropa yang  tiba tiba kembali ingin menjalin hubungan baik dengan Suriah yang ditandai dengan keinginan mereka untuk kembali membuka kedutaan besarnya diDamaskus memunculkan tanda Tanya besar. Setelah gagalnya proyek yang telah mereka lakukan bersama negara negara NATO sejak 2011 dengan mendukung berbagai kelompok bersenjata untuk menurunkan Assad.  Laporan berikut mungkin bisa menjawab alasan dibalik  perubahan kebijakan dan strategi mereka itu.

 

Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir sedang mengolah  rencana dengan Israel untuk membatasi pengaruh Iran dan Turki di kawasan (Suriah) melalui pemulihkan hubungan dengan Suriah dan membuat perubahan penting pada keseluruhan kebijakan  mereka di Irak dan Afghanistan, Kata sebuah laporan terbaru.

Yossi Cohen, kepala agen mata-mata Mossad Israel  ada di antara sejumlah pejabat Israel yang menghadiri pertemuan rahasia dengan perwakilan dari tiga negara Arab di ibukota Teluk Persia bulan lalu untuk membahas inisiatif baru itu, Middle East Eye melaporkan selasa lalu.

Rencana itu termasuk menerima kembali Damaskus  kedalam Liga Arab, mempercepat penarikan pasukan AS dari Suriah dan Afghanistan, membela Kurdi Suriah terhadap serangan Turki dan menggulung kembali posisi politik Ankara di Irak, tambah laporan itu.

Penasihat militer Iran di Suriah telah membantu pemerintah Presiden Bashar al-Assad dalam membersihkan militan yang didukung asing dari sebagian besar wilayah dinegara itu. Israel telah menggunakan kehadiran penasihat Iran di dekat perbatasannya sebagai alasan untuk menyerang pangkalan militer Suriah selama beberapa bulan terakhir.

Riyadh khawatir kelanjutan konflik Suriah pada akhirnya hanya akan membantu kekuatan Teheran tumbuh lebih besar. Antipati bersama terhadap Iran telah memenarik  Saudi dan sekutu regionalnya – UEA, Mesir, Bahrain, dan lainnya  untuk mengembangkan hubungan rahasia dengan Israel selama beberapa tahun terakhir.

Disisi lain, Turki telah melancarkan serangan militernya  ke Suriah utara dengan tujuan yang dinyatakannya  untuk membasmi  milisi Kurdi yang diklaimnya terkait dengan unsur-unsur separatis yang berbenturan dengan pasukan keamanan Turki.

Peran Ankara dalam konflik Suriah diperkirakan akan meningkat ketika nanti pasukan AS meninggalkan Suriah menyusul keputusan Presiden Donald Trump bulan lalu untuk meninggalkan negara itu.

Ini bukanlah  apa yang Arab Saudi dan Israel pikirkan ketika mereka secara terbuka mendukung kelompok-kelompok teroris di Suriah pada saat  awal konflik Suriah. Saat itu Riyadh dan rezim Tel Aviv mendukung para militan, dan menyebut mereka “pemberontak” yang berperang melawan Assad.

Namun, hari ini, setelah banyak kemenangan yang dicapai Assad dalam melawan para teroris, alasan-alasan itu tampak lebih tidak relevan lagi. Untuk mengatasi masalah ini, para pejabat yang hadir pada pertemuan rahasia empat arah itu sepakat untuk menerapkan empat langkah baru.

 

Langkah Untuk  Afghanistan

Sebagai langkah pertama, mereka memutuskan untuk membantu Trump memenuhi janjinya untuk mengurangi jumlah  pasukan AS di Afghanistan sementara juga  bekerja sama dengan Taliban.

Seminggu setelah pertemuan itu, para pejabat Amerika duduk bersama untuk melakukan pembicaraan dengan perwakilan Taliban di Abu Dhabi (UEA).

Iran  dengan berkoordinasi dengan pemerintah Afghanistan, telah mengadakan pembicaraan damai dengan Taliban guna mengembalikan perdamaian  di Afghanistan setelah 17 tahun dalam pendudukan AS.

 

Langkah Untuk Irak

Langkah kedua yang disepakati dalam pertemuan itu bertujuan mengendalikan “kartu Sunni” di Irak dengan meminimalkan pengaruh Turki di antara Aliansi Poros Nasional, yang merupakan Kubu parlemen terbesar dari  Sunni Irak.

Untuk mencapai ini,  maka dalam kunjungan resmi pertamanya ke kerajaan (Saudi)  pada bulan Desember lalu, para pejabat Saudi memberi dua pilihan kepada Mohammed al-Halbousi, juru bicara parlemen Irak, Yaitu   “untuk mengurangi pengaruh Turki pada Aliansi Sumbu Nasional” atau “menyingkirkan sepenuhnya pengaruh Turki itu ” .

Para pejabat juga sepakat untuk memperkuat hubungan dengan Pemerintah Daerah Kurdistan Irak (KRG), dan mencegah rekonsiliasi dengan Ankara.

 

Langkah Untuk Suriah

Langkah ketiga adalah meluncurkan inisiatif diplomatik untuk memulihkan hubungan diplomatik penuh antara tiga negara Arab dan pemerintah Assad guna mendorong Iran keluar dari Suriah. “

Mereka tidak mengharapkan Bashar Al Assad untuk memutuskan hubungan dengan Iran, tetapi mereka ingin Bashar menggunakan Iran daripada digunakan oleh Iran,” kata seorang pejabat diTeluk Persia.

“Pesannya adalah:‘ Kembalilah ke cara ayahmu memperlakukan orang-orang Iran, setidaknya sederajat, bukan tunduk pada kepentingan Iran. ” Itu sebabnya UEA dan Bahrain memutuskan untuk membuka kembali misi diplomatik di Suriah sementara Presiden Sudan Omar al-Bashir menjadi presiden pertama yang bertemu dengan Assad di Damaskus dalam beberapa tahun.

 

Langkah Keempat

Analis mengatakan bahwa  semua langkah itu tidak ada yang akan terjadi tanpa persetujuan  dari Riyadh. Langkah keempat adalah bertujuan mendukung Kurdi Suriah untuk melawan upaya Turki  mengusir Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dari kota-kota Suriah yang berbatasan dengan Turki.

“Saudi sendiri tidak ingin menjadi pemrakarsa digaris depan atas  upaya diplomatik iterhadap  Assad ini . Namun mereka setuju dengan kebijakan ini dan berusaha untuk mempengaruhi  Assad untuk melemahkan peran Turki,” kata seorang pejabat Teluk Persia kepada MEE.

This entry was posted in Analisa Geopolitik and tagged , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *