[ads_dropcap]K[/ads_dropcap]eterlibatan AS dan sekutu Arabnya dalam mendanai dan mempersenjatai Kelompok2 Pemberontak dan puluhan kelompok Teroris di Suriah makin tidak diragukan lagi. Paling tidak telah ada dua orang petinggi AS yang saat itu terlibat langsung dalam pengambilan kebijakan dan satu orang mantan petinggi Negara Arab yang telah membuka sendiri keterlibatan AS dan sekutu Arabnya dalam proyek gagal pelengseran Assad dalam perang Suriah yang sudah berlangsung 7 tahun ini.
Dalam sebuah wawancara yang bertopik luas oleh Mehdi Hasan seorang journalist pada “Theintercept” mengajukan pertanyaan menyangkut kebijakan Obama diSuriah kepada Ben Rhodes, yang pada era Presiden Obama menjabat sebagai deputi penasihat keamanan nasional di Gedung Putih, dan saat ini Ben Rhdes sedang mempromosikan bukunya yang baru diterbitkan berjudul The World As It Is: Inside the Obama White House.
Wawancara ini kemudian dimuat di halaman web Theintercept pada tanggal 22 juni 2018.
Pada awalnya Ben Rhodes hanya mau bicara tentang bukunya dan terkesan selalu menghindar ketika ditanya tentang kebijakan Obama di Suriah. Namun Mahdi Hasan berusaha menariknya kembali sehingga terungkap fakta fakta menarik terutama Negara Negara mana saja yang mendanai dan mempersenjatai para terroris diSuriah.
Fakta ini menarik diungkap karena perang Suriah adalah bagian awal dari perang akhirzaman yang terjadi diIraq, Yaman dan Suriah telah diisyaratkan Hadist yang telah memanfaatkan dan menjerumuskan lebih limapuluh ribu orang dari seluruh dunia untuk berperang melawan Assad dengan iming iming pendirian khilafah Islam. Mereka termakan dahsyatnya fitnah akhirzaman karena tidak mau membaca petunjuk agama dan minimnya info geopolitik. Dan pada akhirnya proyek AS dan sukutu sekutu Arabnya itu bisa disebut gagal total karena Suriah dibantu Rusia (Rum) seperti yang diisyaratkan beberapa Hadist,
Pengakuan penasehat keamanan Obama ini memperkuat pengakuan Joe Beiden mantan Wapres AS era Obama dalam sebuah pidato diUniversitas Harvard pada akhir 2014. Dan juga memperkuat pengakuan mantan Perdana menteri Qatar Hamad bin Jassim bin Jaber al-Thani pada juni 2017, ketika Qatar mulai dimusuhi oleh Arab Saudi dan beberapa Negara Arab yang nota bene tadinya adalah sekutu dekat Qatar.
Ungkapan Wapres AS Joe Beiden
Dalam video itu Joe Beiden menyatakan bahwa AS dan beberapa sekutu Arabnya yaitu Arab Saudi, Turki, Qatar dan UEA secara bersama sama mendanai dan mempersenjatai kelompok2 teroris diSuriah. Dikatakan Joe Beiden para sekutu arab itu menggelontorkan ratusan juta dolar dan puluhan ribu ton senjata kepada siapa saja yang mau memerangi Assad. Mereka juga mendanai dan mempersenjata AlQaeda dan Al-Nusra dan elemen elemen jihadis (ISIS) yang datang dari seluruh penjuru dunia , padahal konyolnya kelompok2 dan elemen elemen yang datang dari seluruh penjuru dunia itu telah masuk daftar kelompok teroris pemerintah AS. Sementara Turki menurut Wapres AS berperan sebagai pintu masuk mereka. Yang cukup mengagetkan Joe Beiden adalah justru pemimpin negara2 Arab teluk itu lebih bernafsu untuk menggulingkan Asad. Joe Beiden mengaku mereka harus memakai cara menciptakan pemberontak dan kelompok teroris karena tidak mungkin AS menyerang langsung sebuah Negara berdaulat.
Pengakuan Mantan PM Qatar
Mantan PM Qatar Hamad bin Jassim bin Jaber al-Thani pada juni 2017 secara tidak sadar dan mungkin terpaksa akhirnya membuka sendiri peran bersama antara Qatar , Arab Saudi, Turki, Yordania dan UEA dalam mendulung kelompok2 penyerang Suriah itu karena secar aneh dan sudah menjadi scenario yang takdirkan Allah , pada bulan april 2017 terjadi perselisihan antara Qatar dengan para mantan sekutu dekatnya itu karena adanya tuduhan adanya kedekatan Qatar dengan Iran dan tuduhan Qatar adalah Negara pendukung teroris , padahal menurut mantan PM itu , Qatar bersama negara2 Arab teluk itu telah bekerja bersama sama dalam mendanai dan mempersenjatai kelompok yang sama dalam proyek pelengseran Assad itu.
Hamad bin Jasim juga mengungkap hal serupa dengan Wapres AS Joe Beiden bahwa ada dua negara yang menjadi basis Komando sekaligus pintu masuknya para teroris dan supply senjata dalam operasi penghancuran Suriah yaitu Yordania dan Turki.
Pengakuan Ben Rhodes
Sementara apa yang dikatakan Ben Rodes ternyata sama persis dengan yang dikatakan Wapres Joe Beiden dan Mantan PM Qatar Hamad bin Jassim bin Jaber al-Thani , dan ini makin meyakinkan kita bahwa memang AS bersama para sekutu Arabnya Qatar, Saudi Arabia dan Turki dan Yordania adalah fihak fihak yang berada dibalik kehancuran Suriah, dimana telah menyebabkan ratusan ribu orang mati dan jutaan orang mengalami penderitaan perang yang luar biasa bahkan yang hidup terusir dari kampungnya.
Akar Masalah
Ada tiga aktor besar yang mendasari Arab spring (revolusi Arab) yang sudah berlangsung 15 tahun ini , yaitu Arab Saudi, Iran dan Israel yang mengkristal menjadi dua kubu yang saling berhadapan, Arab Saudi dan Israel disatu sisi dan Iran disisi lain. Tapi dalam hal ni peran Israel lebih banyak diserahkan ke kakitangannya AS.
1.Agenda AS menciptakan sutiasi kondusif sekitar Israel.
Kebanyakan orang mengira Gejolak “Arab Spring” atau revolusi Arab adalah terjadi dan menular begitu saja dari satu Negara Arab kenegara Arab lain karena mereka melihat pemberontakan yang bersumber ketidak puasan terhadap pemimpin disuatu Negara Arab ternyata selalu sukses dilakukan . Mereka berfikir kesuksesan pemberontakan yang berujung pergantian kekuasaan di Tunisia, Mesir dan Libya juga akan terjadi diSuriah.
Pendapat seperti itu harusnya tidak muncul jika kita berfikir sedikit saja, kenapa pemberontakan serupa tidak terjadi di negara2 Arab seperti Arab Saudi, UEA, Qatar ,Kuwait. atau Yordania. Dan jawabannya tenyata sederhana saja , karena dinegara2 Arab itu pemimpinnya telah menjadi aliansi dekat AS.
AS sebagai kakitangan Israel berkewajiban mengamankan agenda Israel dalam menyambut “Al Masih” mereka yang Umat Yahudi meyakini akan memimpin dunia dari Yerusalem. AS berkewajiban menciptakan suasana kondusif dinegara2 sekitar Israel untuk mensukseskan agenda besarnya itu.
Dalam upaya penggantian kepemimpinan itu , agar tidak mencolok, maka AS dan sektunya menciptakan pemberontakan dinegara sasaran guna sedikit banyak menutupi siapa dalang sebenarnya.
2.Agenda Iran menciptakan situasi kondusif disekitar Arab Saudi
Sementara itu disisi lain, Iran juga mempunyai agenda akhirzaman yang mirip tapi sangat berseberangan dengan Israel , yaitu menciptakan suasana kondusif dinegara2 sekitar Arab Saudi dalam rangka menyambut Al Mahdi yang seluruh umat Islam meyakini akan memimpin dunia dengan Khilafah Islamnya.
Untuk mencapai agenda itu, Iran berupaya menjalin hubungan dekat dengan negara negara sekitar Arab Saudi , dan orang melihat pengaruh Iran diYaman ,Iraq , Suriah, Lebanon dsb.
Agenda akhirzaman Iran ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi Umat Yahudi yang Hadist mengisyaratkan akan menjadi target pasukan Al Mahdi, dan tantangan bagi Arab Saudi karena hadist mengisyaratkan Arab Saudi adalah Negara pertama yang akan ditaklukkan oleh Pasukan Imam Mahdi. Maka untuk menciptakan sikap permusuhan terhadap Iran diciptakanlah kampanye hitam keseluruh dunia bahwa Shiah adalah musuh yang sangat berbahaya bagi umat Shuni.
3.Fitnah fitnah besar akhirzaman disebarkan
Dari poin satu dan dua diatas , harusnya kita sudah sangat gampang untuk mendapat jawaban atas pertanyaan , kenapa dalam satu dekade ini merebak secara masiv keseluruh dunia kampanye hitam terhadap sekte Shiah yang menjadi mayoritas diIran, dan siapa penyandang dananya. Sesuatu kampanye besar yang belum pernah terjadi dalam sejarah Islam.
Gesekan klasik Shiah-Suni yang tidak pernah menjadi alasan bagi sebuah perang itu , sepuluh tahun terakhir membesar menjadi perang proxy yang besar. Bahkan dinegara yang tidak ada komunitas Shiahpun kampanye hitam itu merebak dengan deras.
Tentu saja Arab Saudi merasa sangat gerah dengan agenda Iran itu, dan sayangnya malah mengambil posisi sejajar dengan Israel dan berlawanan dengan Iran, dan terciptalah kubu Arab saudi dan Israel disatu sisi dan Iran disisi lain.
Sejarah mencatat diSuriah sendiri yang Suni menjadi mayoritas dengan 75% hidup berdampingan dengan minoritas Shiah, bahkan Bashar Al Assad , seorang dokter yang beraliran Shiahpun menikah dengan seorang wanita Suni. Bahkan pada pemilu 2014 Assad bisa terpilih untuk ketiga kalinya dengan 88,7% suara, artinya mayoritas suni diSuriah adalah memilih Assad, demikian juga diIraq milisi Shiah dan milisi Suni sering bersama sama memerangi ISIS.
Hikmah
Mudah mudahan fakta fakta ini menjadi pelajaran besar bagi kita umat muslim agar berhati hati dan waspada ketika mendengar fitnah fitnah besar akhir zaman yang ditebarkan para musuh Islam sehingga tidak terjerumus kedalam jebakan yang mereka buat.
Rekaman Audio Wawancara dengan Ben Rhodes
Berikut ini adalah rekaman audio wawancara Mehdi Hasan dengan penasehat keamanan Obama Ben Rhodes , kita ambil hanya khusus yang membahas Suriah yang bisa anda simak mulai dari menit ke 19 :
Confronting the Consequences of Obama’s Foreign Policy by Deconstructed with Mehdi Hasan
Ben Rhodes, Barack Obama’s national security adviser, joins Mehdi Hasan to discuss Obama’s legacy and whether it has seeped into the Trump administration.
MH (Mehdi Hasan): Tapi Ben, ini yang tidak saya bisa fahami , jika Anda mengatakan tentang Afghanistan dan konflik berkepanjangan yang berlangsung, saya tidak setuju dengan semua apa yang Anda katakan. Bagaimana Anda kemudian menjelaskan Suriah? Karena Anda telah banyak dikritik. Saya telah mendengarkan wawancara Anda di tur promo buku anda, Dibuku anda ini Anda berbicara tentang bagaimana Anda dikritik karena tidak cukup melakukan upaya di Suriah. Saya ingat ketika ikut dalam sebuah acara di (Washington) DC beberapa tahun lalu ketika para anggota oposisi Suriah memarahi Anda karena tidak cukup (serius) dalam melakukan upaya (serangan ke militer pemerintah Suriah), dan didepan publik Anda sering kali berkata membela Obama. Saya ingin masuk kearah lain dan bertanya : Apakah Anda terlalu banyak campur tangan di Suriah? Karena CIA menghabiskan dana ratusan juta dolar dan mempersenjatai pemberontak anti-Assad, banyak dari senjata itu, seperti yang Anda tahu, berakhir di tangan kelompok-kelompok jihadis bahkan di tangan ISIS. Kritik kritik terhadap Anda adalah bahwa Anda telah memperburuk perang proksi di Suriah; Anda hanya memperpanjang konflik di Suriah; dan Anda akhirnya hanya memperkuat jihadis (ISIS).
BR (Ben Rhodes): Baiklah, yang saya telah coba lakukan dalam buku ini pada dasarnya adalah upaya perbaikan . Semua dugaan anda di Suriah cenderung tidak seperti yang anda ungkapkan Mehdi, tetapi perlu dicatat bahwa kita memang telah mengambil tindakan militer.
MH: Ya.
BR: Apa yang saya tulis dalam buku ini adalah saya mencoba untuk melihat kembali pada tahun 2011 dan 2012, apakah ada pintu diplomatik yang telah kita lewatkan . Dalam beberapa langkah yang diambil kita juga telah berusaha menutupi dengan mencoba membelokkan dengan seruan permintaan agar Assad mau lengser , saya meyakini hal ini harusnya bisa terjadi, saya percaya Assad telah menjadi pemimpin yang mengerikan untuk Suriah dan telah menyiksa rakyatnya , tetapi Anda tahu ada inisiatif diplomatik yang dapat diambil untuk mencoba mencegah atau setidaknya meminimalkan tingkat perang saudara. Karena, Anda tahu, apa yang akhirnya terjadi pada dasarnya kami mungkin terlalu optimis. Anda tahu setelah lengsernya Mubarak (presiden Mesir) dan Ben Ali (presiden Tunisia) dan akhirnya Saleh (presiden Yaman) dan Gaddafi (Libya), maka (diharapkan) anda akan memiliki situasi di mana Assad akan bisa dilengserkan.
Dan, Anda tahu, kita tidak cukup memperhitungkan (faktor lain ) seperti besarnya bantuan (militer) yang Assad dapatkan dari Rusia dan Iran, dikombinasikan dengan nihilismenya dia, dan hal itulah yang membuat dia (Assad) tetap dapat bertahan . Jadi saya berusaha melihat kembali pada peluang diplomatik yang berpotensi mungkin terlewatkan.
Tentang dukungan terhadap oposisi, saya tidak tahu dan tidak menyangka bahwa (AS) harus memberi dukungan kepada begitu banyak kelompok. Memang ada banyak fihak yang juga membantu memberi senjata ke (pemberontak) Suriah, dan mendanai segala macam.
MH: Ooh.., ayolah, Anda khan banyak mengoordinasikan persenjataan mereka. Anda tahu AS sangat terlibat dalam perang bersama dengan Saudi dan Qatar dan Turki?
BR: Yah, tadinya saya mau mengatakan : Turki, Qatar, Saudi.
MH: Lho Khan anda terlbat juga disana (dalam penentuan kebijakan)?.
BR: Ya, tetapi, faktanya adalah bahwa setelah itu situasinya berubah menjadi semacam perang sipil yang berbasis sektarian dimana setiap fihak berjuang untuk kelangsungan hidup mereka masing masing, saya pikir kita punya kemampuan untuk menutupi (merahasikan) situasi semacam itu. Dan sebagian dari apa yang saya tulis dalam buku ini adalah batas kemampuan kita untuk menarik tuas dan membuat agar pembantaian seperti itu dihentikan ketika masih berlangsung.
Saya juga menjelaskan (dalam buku ini), ada sedikit absurditas (kekonyolan) dalam fakta, bahwa kami memperdebatkan opsi untuk memberikan dukungan militer kepada oposisi, sementara pada saat yang sama kami juga menunjuk al-Nusra dan sebagian besar dari kelompok itu sebagai organisasi teroris. Jadi ada semacam skizofrenia (kekacauan fikiran) yang melekat dalam banyak kebijakan luar negeri AS yang muncul di Suriah.
Confronting the Consequences of Obama’s Foreign Policy by Deconstructed with Mehdi Hasan
Ben Rhodes, Barack Obama’s national security adviser, joins Mehdi Hasan to discuss Obama’s legacy and whether it has seeped into the Trump administration.
min, apa tujuan sandiwara israel ngasih peluang buat pengungsi suriah?
Agar citra Israel dimata dunia terkesan humanis, peduli hak azazi , merangkul semua agama, cinta damai dsb dsb agar dipercaya dunia ketika nanti membentuk pemerintahan dunia. Makanya Israel menjaga seminim mungkin ikut dalam serangan2 negara2 penentangnya, AS dan NATO yg dimanfaatkan bahkan sekutu2 Arabnya jg dimanfaatkan.
Yg jd pertanyaan ketika oposisi,kurdi membelot,belum lg jutaan yg mengungsi baik di dlm atau di luar ditambah calon kandidat yg g jelas dengan pemilu yg tdk transparan dengan posisi sedang perang.belum lagi yg wafat akibat perang apa tidak wajar assad menang pemilu,terlebih memang pemerintahan dipegang dia..hhhh
Dari mana dapat info seperti itu? Coba pakai pola fikir yang positif dan bukan berdasar prasangka buruk atau kebencian tanpa dasar , Faktanya :
1. Suriah dalam kondisi perang besar, tapi dia tetap taat melaksanakan Undang2 untuk menyelenggarakan pemilu.
2. Rakyatnya bersorak bersuka cita ketika suatu daerah dibebaskan dari teroris.
3. Assad tidak mau bersekutu dengan Israel dan kakitangannya AS, walau harus menempuh resiko kehancuran seperti yg terjadi pada Iraq, dan Libiya.
Saya kasih tips sederhana untuk memahami apakah pemimpin suatu negara timteng salah jalan atau tidak, yaitu lihatlah apakah dia bersekutu dengan AS dan Israel atau menentang. Itu tips yang berdasar panduan Quran.
Untuk memahami siapa yg benar dan siapa yg salah dalam perang Suriah, tidak cukup dengan fakta, dan hadist2 sudah menjelaskan dengan sangat detaii . Silahkan dibaca dan difahami.