
Lawrence Wilkerson – mantan pejabat Deplu AS
Israel sedang dalam proses menjerumuskan AS ke dalam perang dengan Iran yang dapat menghancurkan apa yang masih tersisa saat ini diTimur Tengah , yang akan memicu perang dunia ketiga, Kolonel Lawrence Wilkerson, mantan kepala staf untuk Menlu AS Colin Powell memperingatkan di Washington minggu lalu.
Wilkerson, seorang pensiunan kolonel yang sekarang mengajar dibeberapa universitas di Washington tidak bisa lagi bisa menahan untuk mengeluarkan kritiknya tentang status quo memimpin Amerika Serikat melalui Negara koleganya Israel.
Pada konferensi tahunan Lobi Israel (lobi Yahudi) di National Press Club yang disponsori oleh Washington Report on Middle East Affairs and Institute for Research: Middle East Policy, Wilkerson menjelaskan bahwa :
Israel sedang menuju ke arah “konfrontasi besar-besaran dengan berbagai kekuatan yang musuhnya sudah diatur, yaitu sebuah konfrontasi yang akan menarik AS dan mungkin mengakhiri eksperimen yang dilakukan Israel, yang akan dan melakukan penghancuran yang tidak dapat diperbaiki lagi (penghancuran Total) pada kekaisaran yang telah digangun AS. “
Salah satu tokoh “antagonis” utama yang menginginkan perang dengan Iran yang diidentifikasi Wilkerson tidak lain adalah Avigdor Lieberman, Menteri Pertahanan Israel kelahiran Rusia itu.
Wilkerson menyatakan : bahwa pada bulan pril nanti Lieberman akan berbicaral di New York City pada konferensi tahunan Jerusalem Post. Judulnya adalah, ‘Perang Baru dengan Iran.’ Jelas bahwa dialah orang yang berada di garis depan dalam mempromosikan perang ini.
Dan bagi saya tidak ada kekhawatiran lain atas suatu perang seperti itu yang lebih akut (mendesak) saat ini daripada perang diSuriah. Sebagaimana yang telah digambarkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron belum lama ini, ‘Retorika yang ada saat ini adalah bahwa AS, Arab Saudi, dan Israel sedang mendorong kawasan tersebut menuju konflik dengan Iran.’ ”
Meskipun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus-menerus melecehkan Iran, termasuk mengklaim bahaya terbesar yang dihadapi negara Yahudi adalah republik Islam Iran, sebuah negara yang selalu dia tuduh mengipasi api anti-Semitisme . Wilkerson memengeluarakan tuduhan-tuduhannya itu dengan dengan menggunakan logika sederhana Dia berkata :
Antisemitisme itu seperti yang biasa kita dengar hari ini, hampir selalu merupakan senjata pilihan yang selalu dipakai para politisi Israel , dalam kasus ini negara yang penduduk Yahudi nya Paling besar di Timur Tengah adalah selain Turki dan Israel adalah di Iran yang disan mereka hihup dengan normal dan damai. “
“Dan jangan lupa bahwa kata-kata itu diucapkan oleh pria yang seperti yang kita dengar hari ini, melakukan segala yang dia bisaagar bias mengusir keluar para imigran Afrika berkulit gelap yang sebagian besar dari Eritrea dan Sudan , yang sebagian besar datang sebagai pengungsi yang legal ”.
Wilkerson menyoroti kemunafikan Netanyahu dan para pendukungnya dengan lebih dari satu cara. Sebagai contoh, Wilkerson merujuk pada pidato muluk muluk Netanyahu di Konferensi Keamanan diMunich di mana ia secara langsung menantang Menlu Iran Mohammad Javad Zarif sambil memegang sisa-sisa drone yang diduga jatuh di wilayah udara Israel. Israel mengklaim drone itu buatan Iran. Wilkerson mencatat bahwa sebagai tanggapan, tapi Iran kemusian dibela oleh Menteri Pertahanan Libanon, yang mengatakan bahwa pesawat tanpa awak Israel tiap hari diatas kepalanya(diatas wilayah Lebanon) hampir 24 jam sehari.
Wilkerson melanjutkan, “Tel Aviv semakin sering menggunakan dalih kehadiran Iran di Suriah, juga dukungannya untuk Bashar al-Assad, dan pengaruhnya diSuriah. dan yang saya dan kawan-kawan militer saya juga menyukainya adalah Iran menggunakannya sebagai koridor Syiah dari Teheran ke Aden (Yaman) , yang bagi binatang buas (Israel) hal itu tidak boleh terjadi walau dengan berapapun ongkosnya, walau harus mengorbankan harta dan nyawa (tentara) AS. Itulah kemungkinan alasan penyebabnya yang mendorong (Israel) untuk bertindak. ”
Tetapi apa bahayanya jika AS akan terseret ke dalam perang ini, dan mengapa Israel membutuhkan bantuan Amerika? Seperti yang dijelaskan Wilkerson :
“Saya percaya jawabannya akan cukup jelas setelah Anda bias menyingkirkan sarang laba-laba yang mengelilinginya. Legitimasi kekuatan besarnya adalah apa yang saya sebut itu. Dan itulah yang diinginkan Netanyahu dan Lieberman”.
Pendeknya , IDF memang bisa membela Israel tetapi tidak mungkin akan mau menyerang Iran. Lagipula itu tidak akan berhasil. Dan jika itu dilakukan, itu akan dikutuk secara internasional dan dengan demikian akan makin mengisolasi Israel , dan itu sangat merugikan Israel. “
Tahun lalu, seorang jenderal papan atas Israel yang bertugas menyusun kebijakan pertahanan negaranya mengakui bahwa, jika saatnya tiba maka Israel tidak dapat menghadapi militer Iran sendirian , maka kekuatan-kekuatan regional (Saudi) yang akan dibenturkan dalam konfrontasi militer langsung, dan mereka(Israel) akan bergantung pada dukunagn kekuatan dari AS.
Menurut laporan Politico, selama tahun-tahun pemerintahan Obama, Israel pernah membuat opsi serangan militer tetapi tidak pernah benar-benar (berani) melakukannya. Jauh di lubuk hati, Israel tahu keefektifannya terletak pada kemampuannya untuk menekan pemerintah AS agar mau mengambil tindakan lebih lanjut yang akan menyereret AS ke dalam bencana perang dengan Iran , meski Negara itu (Iran) siap ataupun mungkin tidak siap untuk berperang.
Menurut Laporan Politico : Mereka (Israel) telah memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel dan pasukan intelijen untuk mempersiapkan operasi militer besar-besaran, sebuah serangan udara habis-habisan di jantung Iran. Dana sekitar $2 miliar dihabiskan untuk persiapan serangan itu dan apa yang diyakini oleh Israel sehari setelah terjadinya serangan , adalah akan adanya serangan balasan baik oleh pesawat tempur dan rudal Iran atau oleh proksinya di Libanon, Hizbullah. Mereka dapat menembakkan 50.000 misil yang telah ditimbunnya sejak pada 2018 lalu , intelijen Israel memperkirakan jumlahnya telah meningkat menjadi 100.000 , atau dapat mengaktifkan sel-sel teror di luar negeri, dengan bantuan intelijen Iran untuk menyerang sasaran diIsrael .
Cara Inilah yang dilakukan Lebanon pada tahun 1992 dan 1994 ketika merespon serangan Israel di Lebanon dengan meledakkan kedutaan besar Israel di Buenos Aires dan pusat komunitas Yahudi AMIA di kota itu, dimana kedua serangan itu telah menelan korban yang besar . ”
Rencana serangan Israel (keIran itu memang belum pernah dilakukan , tetapi menurut Politico, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus menerus berupaya untuk menekan pemerintah AS untuk mencapai tujuannya terhadap iRan itu. Kapan munculnya perang melawan Iran itu bias terjadi setiap hari , yang pada gilirannya akan melibatkan AS, yang telah bersumpah untuk membela Israel jika diserang oleh Iran, hal ini makin mendekati kenyataan.
Oleh : Darius Shahtahmasebi