Berbicara di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) di Rusia, Jum’at 17/6, Presiden Putin menyatakan, bahwa era dunia “unipolar” telah berakhir meskipun semua penerima manfaat (barat) berupaya untuk melestarikannya dengan cara apa pun.
Presiden menambahkan bahwa setelah berakhirnya Perang Dingin, AS selalu menyatakan bahwa kepentingan nasionalnya adalah “suci” dan tidak boleh diganggu.
Negara-negara yang disebut “Golden billion” itu masih percaya, bahwa mereka lebih unggul, dan menganggap “seluruh dunia adalah koloni” mereka. Dan bahwa “elit penguasa Barat” itu kini hidup “didunia mimpi” dan menafikkan perubahan global yang terjadi.
Putin menuduh negara-negara barat sengaja merusak fondasi tatanan internasional untuk memuaskan ilusi geopolitik mereka.
Dia mencatat bahwa reputasi bisnis dan ‘kepercayaan pada mata uang’ telah dirusak oleh tindakan barat sendiri.
Presiden Rusia juga menunjukkan bahwa AS selalu saja merampok uang suatu individu, kelompok, atau negara manapun, hanya karena tidak sejalan dengan Washington.
Uni Eropa Telah Kehilangan Kedaulatannya
Presiden Rusia mengkritisi Uni Eropa atas keputusannya untuk ikut menjatuhkan sanksi anti-Rusia, yang disebut Putin sebagai “langkah gila” dan “tidak dipikirkan dengan matang”.
Tujuan mereka adalah menghancurkan ekonomi Rusia secara sekaligus, tetapi mereka gagal mencapainya. Sebaliknya, politisi Uni Eropa itu justru memberikan “pukulan balik serius bagi ekonomi mereka” sendiri, dan mendorong negara mereka keinflasi yang tinggi.
Dia memperkirakan, pada tahun ini saja, biaya “demam sanksi” yang akan mereka tanggung akan berkisar $400 milyar, dyang akan menjadi beban ekonomi warga biasa diUni Eropa.
Putin memperkirakan, bahwa ini akan mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang dalam dan perpecahan sosial didalam masyarakat Eropa, dan tidak menutup kemungkinan pada akhirnya akan memicu “gelombang radikalisme” dan “pergantian elite” di blok tersebut.
Tuduhan Penyebab Inflasi global
Putin menilai, bahwa kenaikan harga barang global, dan masalah di bidang energi adalah akibat langsung dari kebijakan yang salah oleh AS dan Uni Eropa.
Dia menampik istilah “Putin Tax” dan “Putin Inflation” yang digunakan oleh politisi barat, khususnya oleh Presiden AS Joe Biden, yang dipakai untuk “mencari pembenaran” (kambing hitam) penyebab kenaikan harga BBM dan harga barang.
Presiden Rusia menilai, bahwa hanya orang-orang “tidak berpendidikan” yang akan mempercayai cerita bahwa tindakan Rusia di Donbass menyebabkan kenaikan harga global.
Barat gagal Meruntuhkan Ekonomi Rusia
Putin mengklaim bahwa prediksi yang dinginkan negara-negara barat bahwa prospek ekonomi Rusia akan suram telah gagal terwujud.
“Sangat jelas mengapa mereka melakukan propaganda ini, mereka mengira bahwa nilai tukar Rubel akan anjlok ke 200 Rubel perDolar, dan klaim bahwa ekonomi kita akan runtuh, dan segala jenis propaganda itu, adalah bagian dari alat dalam perang informasi mereka, mereka berupaya untuk memberikan tekanan psikologis pada masyarakat Rusia”.
Putin menggarisbawahi, bahwa meskipun mendapat berbagai sanksi dan tekanan asing, Rusia menggunakan strategi dengan menggantikan impor dengan manufaktur dalam negeri, ekonomi Rusia tidak akan pernah menjadi “autarki” (perdagangan domestik), atau menjadi terisolasi, atau menjadi terbatas keterkaitannya dengan ekonomi asing.
Soal Ukraina
Soal Ukraina, Presiden Rusia berjanji bahwa Rusia akan mendukung kebutuhan warga Ukraina diwilayah yang dibawah kendalinya, memungkinkan mereka untuk memilih nasib mereka sendiri, dan Moskow akan menghormati pilihan itu.
Dia menyatakan bahwa aksi militer selalu merupakan tragedi, tetapi Putin bersikeras bahwa Moskow telah dipaksa untuk bertindak.
Putin menegaskan, bahwa Operasi khusus di Ukraina tidak seperti tindakan AS di Libya atau Irak, operasi khusus Rusia benar-benar sah.
Presiden Rusia menuduh, bahwa AS sedang membangun pijakan anti-Rusia diperbatasan Rusia, sesuatu yang tidak akan pernah ditoleransi AS sendiri jika itu terjadi diwilayah perbatasan.
Pada tahun 2014, harusnya AS mendesak untuk dilakukan Pemilu baru di Ukraina, dan bukan “memberikan hadiah kekuasaan” kepada oposisi dan mendukung kudeta.
kenapa rusia tunduk pada konferensi jenewa maupun perjanjian2 yang nato buat untuk kepentingan mereka sendiri padahal disaat yang bersamaan as+nato tidak mau tunduk pada perjanjian apapun yang mereka buat, bahkan di era trump dia pernah bilang jangan membayar hutang ke china dan kita lihat bahwa saat ini rusia bangga bisa mampu membayar hutang ke as+nato disaat as+nato terang2an mematikan ekonomi rusia
Itulah perbedaan antara hitam dengan putih, bagi Rusia perjanjian hrs ditepati tp bagi dajjal perjanjian untuk dilanggar.