TENTANG YAMAN & ANSARULLAH YANG BERANI MENENTANG ISRAEL

 

Pada abad 19, Yaman terbagi dua menjadi Yaman utara dan selatan. Yaman Utara dibawah koloni kesultanan Utsmaniyah dari abad ke-19 sampai awal abad ke-20, sedangkan Yaman Selatan dibawah koloni Inggris mulai tahun 1839 ketika Inggris merebut pelabuhan Aden.

Setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman pada tahun 1918, Yaman Utara menjadi republik merdeka, sementara Yaman Selatan terus berada di bawah kekuasaan Inggris sampai Inggris menarik diri pada tahun 1967.

Kedua wilayah baru secara resmi bersatu sebagai Republik Yaman pada tahun 1990. Video adalah dari era penjajahan Inggris di Yaman selatan.

Sejak 2015 sampai sekarang, giliran koalisi Saudi mengintervensi urusan dalam negeri Yaman. Dibelakang koalisi Saudi sebenarnya ada koalisi AS dan tentu saja sang dalang Israel, jadi koalisi itu hanya proksi dari kekuatan Yajuj & Ma’juj.  

Dajjal sepertinya sangat tahu, bahwa salah satu kekuatan yang akan menantang ‘pemerintahan tunggal dunia’ yang disiapkan untuknya di Yerusalem, berasal dari Yaman.

 

Paska Penyatuan Yaman Utara & Selatan

Paska penyatuan Yaman Selatan dan Yaman Utara pada tahun 1990, Yaman tidak lepas dari konflik dan kekacauan.

Konflik internal yang terjadi saat ini masih tidak lepas dari intervensi asing, namum bentuknya adalah adu domba antara Sunni dan Syiah, yang mulai nyata sejak 2004.

Kaum Shiah minoritas yang berpusat di Saada menentang otoritas penguasa Sunni yang menurut mereka menindas Shiah dan korup. Minoritas Shiah menginginkan kemerdekaan, dan pemberontakan bersenjata dimulai.

Pemberontakan ini dipimpin oleh pemimpin Imam Shiah, Hussein Badreddin al-Houthi, yang terbunuh pada akhir tahun 2004. Itulah sebabnya para pejuang gerakan tersebut disebut “Houthi”, namun secara resmi disebut ‘Ansar Allah’ (Pembela Allah).

Setelah kematian Hussein, saudaranya Abdul-Malik al-Houthi mengambil alih jabatannya dan pertempuran terus berlanjut.

Pihak berwenang Yaman menyebut Houthi sebagai “kolom ke-5 pro-Iran.” Sebagai tanggapan, gerakan tersebut menuduh pendirian politik Yaman melakukan pengkhianatan dan melayani kepentingan gerakan “Wahhabi” Arab Saudi.

Pada tahun 2010 kedua belah pihak berhasil mencapai kesepakatan dan terjadi gencatan senjata. Namun hal ini tidak berlangsung lama.

 

Era Arab Spring

Pada tahun 2010-2011, pemberontakan revolusioner Arab Spring menyebar ke seluruh Timur Tengah, termasuk Yaman.

Ribuan warga yang marah turun ke jalan menuntut pengunduran diri Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, yang telah memerintah negara itu selama 33 tahun, dan kekacauan membuatnya melarikan diri ke Arab Saudi. Pada November 2011, saat berada di Arab Saudi Saleh kemudian mengundurkan diri.

Pada bulan Februari 2012, Abdrabbuh Mansur Hadi yang pro-Saudi terpilih sebagai Presiden Yaman.

Pengunduran diri Saleh dan naiknya pemimpin baru tentu tidak menyelesaikan permasalahan Negara, korupsi makin meningkat, sementara jumlah orang miskin dan pengangguran bertambah.

Ditengah kekacauan sipil, kelompok Houthi kembali mengangkat senjata, dan kali ini berperang tidak hanya melawan pihak penguasa, tetapi juga melawan militan Al-Qaeda, partai Al-Islah (Ikhwanul Muslimin), dan kelompok radikal lain yang dimasukkan oleh musuh Islam dari luar Yaman.

Presiden yang baru terpilih itu tidak mau berdialog dengan Houthi. Pada musim panas tahun 2014, pejuang Ansarullah menguasai provinsi utara Amran dan Saada dan membersihkannya dari teroris.

Ketika Houthi mencapai ibu kota, Sanaa, Hadi terpaksa melarikan diri ke Aden, namun ketika Aden juga dikuasai oleh kelompok Shiah, presiden Mansour Hadi melarikan diri ke Arab Saudi.

Presiden yang digulingkan itu awalnya berpihak pada Houthi. Meskipun banyak upaya yang dilakukan musuh untuk mematahkan aliansi mereka, kerja sama antara Saleh dan Houthi tampak cukup kuat, setidaknya pada saat awal.

 

Intervensi langsung Arab Saudi

Kemenangan Houthi di medan perang tidak hanya membuat Hadi hengkang dari negaranya, namun juga menimbulkan reaksi keras dari Arab Saudi.

Pada bulan Maret 2015 Kerajaan Saudi mengumumkan dimulainya operasi militer internasional terhadap organisasi Ansarullah.

Sebuah koalisi yang dipimpin Arab Saudi kemudian dibentuk yang melibatkan Qatar, Uni Emirat Arab, Yordania, Bahrain, Kuwait, Sudan Utara, Mesir, dan Pakistan. Beberapa begara muslim termasuk Malaysia dan Indonesiajuga dicoba ditarik masuk, namun tidak berhasil.

Aliansi antara Abdollah Saleh & Houthi akhirnya berakhir. Saleh dan Houthi  yang pernah berjuang berdampingan melawan intervensi asing dan penguasa Yaman akhirnya menjadi musuh bebuyutan. Saleh nampaknya hanya ingin kembali berkuasa, dan memperlakukan Houthi hanya sebagai sekutu situasional.

Pada bulan November 2017 gerakan Ansarullah berusaha menangkap Saleh dan keluarganya, namun kedua belah pihak berhasil mencapai kesepakatan. Namun kemudian, terjadi konflik bersenjata antar pihak.

Saleh menuduh kelompok Houthi sebagai “pemberontak” dan penghasut perang saudara. Dia juga mengimbau Arab Saudi untuk mencabut blokade dan memulai dialog.

Pertempuran tersebut merenggut nyawa ratusan orang dari kedua belah pihak, sedang Saleh sendiri ikut terbunuh.

 

Menjadi makin kuat oleh dukungan Iran

Dengan bantuan Iran, kelompok Ansarullah menjadi semakin kuat dalam hal militer. Meskipun dengan pemboman membabi-buta dengan senjata modern, koalisi Arab Saudi sampai sekarang belum mampu mengalahkan Ansarullah.

Kelompok Ansarullah bahkan berhasil memiliki persenjataan cangging termasuk rudal, drone dan unit pertahanan rudal. Dengan senjata itu mereka mampu menyerang  jauh kewilayah Saudi, seperti kekawasan dekat bandara internasional Riyadh, dan pangkalan militer diwilayah Arab Saudi, bahkan pernah menjatuhkan drone andalan AS, MQ9 Reaper.

Dan kini Ansarullah terang-terangan berani menentang koalisi AS dan Israel, meski secara militer bukan tandingan mereka.

This entry was posted in Info Lain and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink.

1 Response to TENTANG YAMAN & ANSARULLAH YANG BERANI MENENTANG ISRAEL

  1. Aden says:

    Semakin hari semakin jelas bahwa gejala perang akan terus bergejolak dan beresiko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *