Pada hari selasa 2/5, Putra mahkota kedua Arab Saudi yang juga menjabat menteri pertahanan Mohammed bin Salman menyatakan telah menutup pintu rapat prospek dialog dengan Iran, saingan regional kerajaan tersebut. Dia menuduh Iran mengikuti “ideologi ekstremis” dan berusaha untuk mengambil alih dunia Muslim.
Pangeran Mohammed bin Salman, 31, yang berada di urutan kedua urutan tahta dan bertugas sebagai menteri pertahanan mengatakan bahwa Arab Saudi akan melawan apa yang dia sebut upaya Iran memperluas pengaruhnya.
” Kedua negara yang berada di sisi berlawanan atas konflik di Suriah dan Yaman itu bersaing untuk tujuan pengaruh agama dan politik di Timur Tengah. Arab Saudi, yang diperintah oleh keluarga kerajaan Sunni, adalah sekutu dekat Amerika Serikat dan menuduh Iran menyebarkan ideologi revolusionernya untuk mengacaukan dunia Arab.
Para pemimpin Saudi telah mengambil hati atas kritik administrasi Trump terhadap Iran.
Disisi lain, Iran yang beraliran Syiah mengatakan bahwa kepercayaan agama ultrakonservatif Arab Saudi yang dikenal di luar negeri sebagai Wahabisme membahayakan minoritas dan menyuburkan terorisme. Pejabat Iran tidak segera menanggapi pernyataan Pangeran Mohammed itu.
Pangeran Mohammed memberikan pandangan positif tentang perang di Yaman, di mana Arab Saudi dan koalisi negara-negara Arab telah melakukan pemboman selama lebih dari dua tahun untuk mencoba mendorong pemberontak Syiah yang sefaham dengan Iran keluar dari ibukota.
Dia mengatakan bahwa pasukan Saudi sebenarnya dapat mengalahkan pemberontak dalam beberapa hari, tapi tindakan itu akan membunuh ribuan tentara Saudi dan banyak warga sipil. Jadi, katanya, koalisi sedang menunggu pemberontak untuk keluar.
Organisasi amal telah memberi peringatan tentang krisis kemanusiaan yang meningkat dan ancaman kelaparan di Yaman negara termiskin di dunia Arab. Situasinya diperburuk oleh blokade terhadap pemberontak yang dipimpin oleh Saudi dan serangan udara di sebuah pelabuhan utama.
Pangeran Mohammed mengatakan bahwa Arab Saudi tidak terburu-buru (dalam perang Yaman). “Waktu sangat berfihak untuk menguntungkan kita,” katanya.
[ads-pullquote-left]Beberapa poin yang bisa kita tangkap adalah bahwa mentei pertahanan berumur 31 tahun itu berencana menyerang Iran dan konflik Yaman masih akan berlangsung lama. Yang aneh dan mengejutkan adalah tersirat bahwa sang pangeran tidak percaya akan kemunculan Imam mahdi. Saya kira gejala ini menjawab kebingungan kita kenapa hadist menyebut justru umat muslim dari Suriah dan Iraq yang membaiat Imam Mahdi . Ucapan Pangeran ke2 itu juga menyanggah pendapat yang menyatakan Shiah tidak percaya kemunculan Imam Mahdi, Justru Wahabi yang mengesampingkan Hadist2 Al Mahdi. [/ads-pullquote-left]
Raja telah melimpahkan kekuatan yang luar biasa kepada anaknya untuk mengelola Kementerian Pertahanan dan mengawasi perusahaan minyak negara tersebut, dan mempelopori sebuah program yang dikenal sebagai Vision 2030 untuk mengurangi ketergantungan kerajaan pada minyak dan meningkatkan kualitas hidup warga Saudi.
Profil yang tinggi pangeran kedua Arab Saudi ini telah menyebabkan banyak orang di kerajaan Arab saudi berspekulasi bahwa ia ingin menggantikan ayahnya di atas takhta dengan menggeser Mohammed bin Nayef sang Putra mahkota saat ini.
Selama wawancara hampir satu jam, dia sama sekali tidak menyebut apapun tentang sang putra mahkota (Mohammed bin Nayef).
Jika Link hadist diatas tidak bisa dibuka, berikut Hadist lengkap riwayat Abu dawud No 3737 . Hadist ini jarang dikutip secara lengkap karena adanya kata kata sensitif bahwa yang membaiat Imam Mahdi adalah beberapa penduduk Makkah, Iraq dan Suriah. Selain itu ada Kalimat sensitif lain yang akan kita kupas dalam Peperangan setelah perang nuklir.
Silahkan cek semua CD Hadist anda, jika tidak satupun atau hanya ada satu Hadist tentang Al Mahdi sudah bisa dipastikan siapa sponsor CD tersebut. Sangat memprihatinkan ya sebagian umat Islam yang mengaku ahlussunah wal jamaah punya hobi menyembunyikan beberapa panduan sunah.
Update perseteruan antar anggota keluarga Kerajaan Saudi :
Baca juga updatenya (juni 2017) , baru sebulan setelah wawancara ini tiba tiba posisi Putra mahkota digantikan oleh Raja Salman dari Muhammad bin Nayef yang keponakannya dan diserahkan ke Puteranya Muhammad bin Salman.
Juga ditahannya beberapa pangeran termasuk pangeran paling sensasional Walid bin Talal bersama puluhan orang lainnya dengan dalih memberantas Korupsi (November 2017).