Kali ini kita simak pendapat Profesor Aleksandr Dugin yang menyoroti perubahan doktrin nuklir Rusia, sebuah momen penting yang akan menentukan bagaimana Rusia akan merespon ancaman serius terhadap negaranya.
Revisi terhadap doktrin nuklir Rusia yang sedang berperang secara proksi melawan NATO adalah peristiwa yang tidak hanya penting bagi Rusia, tapi juga bagi seluruh dunia, karena jika terjadi perang nuklir antar super power, maka dampaknya akan dirasakan oleh seluruh mahkluk dimuka bumi ini.
Secara umum tiga poin utama dari revisi doktrin nuklir Rusia telah kita ungkap dalam update WW3 September 2024 beberapa hari lalu.
Prof. Dugin adalah guru besar di Universitas Moskow, seorang filosof yang juga analis geoplitik, yang dekat dengan badan-badan legislatif, eksekutif dan militer Rusia. Selain juga seorang yang agamis, sehingga sering kali analisanya dikaitkan dengan eskatologi Kristen, dimana dia adalah penganut Kristen Orthodox yang taat.
Berikut adalah analisa & pendapat Prof. Dugin, yang teks aslinya ditulis dalam bahasa Rusia.
Dalam sidang sidang Dewan Keamanan Rusia kemarin, presiden Vladimir Putin mengumumkan amandemen terhadap doktrin nuklir negara kita (Rusia), ini merupakan peristiwa yang sangat penting.
Aspek yang paling signifikan di sini adalah perubahan yang diperkenalkan kedalam doktrin nuklir Rusia:
Ini adalah poin mendasar yang menurut Presiden kita sebagai Panglima Tertinggi, sekarang tidak hanya memiliki hak untuk menggunakan senjata nuklir, tapi memiliki kewajiban untuk menyerang dengan nuklir (jika terjadi ancaman yang masuk kriteria).
Sekarang, mari kita pertimbangkan: apakah ini tentang masa depan atau masa kini?
Saat ini, kita menyaksikan tindakan agresi langsung Ukraina terhadap wilayah Kursk di Rusia. Invasi oleh Ukraina yang negara non-nuklir, yang didukung dan dibantu secara langsung oleh negara nuklir. Ini berarti tindakan agresi bersama terhadap Federasi Rusia oleh NATO, AS, dan Ukraina.
Tentu saja, pada saat yang sama, juga ada empat entitas lain yang telah bersatu kembali dengan Rusia, yang menjadi sasaran agresi Ukraina. Namun, dalam kasus wilayah Kursk, kita sekarang tidak hanya memiliki hak, tetapi juga kewajiban untuk berperang dengan NATO.
Hal yang sama sekarang berlaku untuk setiap pelanggaran terhadap integritas teritorial Belarus, mitra strategis Rusia bagi Negara Kesatuan Rusia.
Ada bukti konkret agresi terhadap Rusia oleh rezim Ukraina, dengan dukungan negara nuklir. Suka atau tidak, menurut doktrin nuklir kita, kita sekarang berkewajiban untuk terlibat dalam konflik skala penuh dengan NATO dan AS.
Dan bukan dalam situasi hipotetis yang mungkin muncul suatu hari nanti, tetapi dalam keadaan yang sudah menjadi fakta.
Itu bukan karena kami bisa memutuskan demikian, tetapi karena kami telah mengadopsi amandemen tersebut pada doktrin nuklir kami.
Dalam dokumen lain, termasuk Strategi Keamanan Nasional, amandemen tersebut mungkin masih bisa ditafsirkan secara berbeda. Tetapi ketika klausul seperti itu telah diadopsi dalam doktrin nuklir kami, jadi kami tidak punya pilihan lain.
Ya, ini adalah langkah yang sangat serius dan dokumen yang sangat serius. Apa yang terjadi kemarin mungkin merupakan titik balik dalam sejarah. Karena dalam situasi saat ini, kami tidak dapat lagi menghindari konfrontasi langsung dengan NATO.