Sebuah laporan yang diterbitkan New York Times telah menyatakan bahwa seorang pejabat intelijen Saudi yang dekat dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) tahun lalu telah meminta untuk membunuh beberapa pejabat Iran, termasuk pemimpin Pasukan Quds dari IRGC (garda revolusi Iran) . Sputnik kemudian mendiskusikan hal ini dengan Penasehat Menlu Iran Hossein Sheikholeslam dan pegamat Timur Tengah, Hasan Royvaran.
The New York Times melaporkan bahwa para perwira intelijen Arab Saudi telah mebuat rencana operasi berbiaya $2 miliar untuk menggunakan operasi intelijen swasta guna mencoba menyabotase ekonomi Iran” dan “meminta sekelompok kecil pengusaha untuk menggunakan perusahaannya untuk membunuh musuh-musuh Kerajaan Saudi diIran.”
Diplomat Hossein Sheikholeslam, yang pada waktu itu menjabat sebagai penasehat kepala Kemenlu Iran, mengatakan kepada Sputnik bahwa Arab Saudi memang benar-benar memberikan bantuan keuangan kepada lawan-lawan Iran untuk mencoba “melumpuhkan” (ekonomi) Iran.
“Pangeran Saudi sudah tidak sabar untuk menjadi raja. Tampaknya kejahatan yang dilakukan di Turki terhadap jurnalis Saudi (Jamal Khashoggi) telah mencabut masa depannya. Berulang kali mereka mengatakan bahwa mereka akan membuat sabotase ke Iran untuk menyulitkan situasi di Iran. Semua pernyataan Putra Mahkota adalah tentang hal ini, “kata pejabat itu.
Sheikholeslam lebih lanjut mencatat bahwa “memang, Arab Saudi secara resmi memamsok semua jenis bantuan, termasuk pendanaan kepada organisasi teroris termasuk Mujahedin-e-Khalq (MeK, kelompok oposisi radikal sayap kiri di Iran). Organisasi ini, serta Mossad (Dinas iNtelijen Israel) telah melakukan beberapa sabotase di Iran, itu semua bukan tanpa bantuan dan dukungan dari Saudi. Serangan teroris terakhir mereka (diIran) adalah di Ahvaz. Mereka sendiri secara resmi telah menyatakan bahwa Iran perlu dilumpuhkan. Itu sangat alami dan artikel NYT itu tidak jauh dari kebenaran. . “
Menurut Pengamat Timur Tengah dan ilmuwan politik Hasan Royvaran, AS ingin memperlebar jarak antara Iran dan Arab Saudi. Dia mengatakan bahwa publikasi semacam itu terkait dengan pembunuhan seorang jurnalis Saudi dan sikap beberapa anggota kongres di AS terhadap Putra Mahkota. Ahli politik timteng itu juga mencatat bahwa Kerajaan Arab Saudi telah menyebabkan kerusakan besar pada ekonomi Iran melalui gangguan langsung.
Saya pikir ini terkait dengan kasus Khashoggi. Media di AS dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok seperti New York Times menentang MBS dan menyuarakan pengunduran dirinya dari pemerintah. Beberapa anggota kongres memiliki posisi yang sama yang menyatakan bahwa MBS membahayakan kepentingan nasional AS. Mungkin karena alasan ini, mereka mengangkat topik ini. Sebagai orang Iran, saya percaya ini dan menganggap ini bukan sebagai propaganda melawan pangeran Saudi, tetapi sebagai kenyataan, karena setelah gelombang pertama sanksi Amerika terhadap Iran, banyak yang mulai membeli mata uang (US$) , yang menyebabkan penurunan nilai mata uang nasional Iran, “katanya.
Royvaran juga mencatat bahwa Arab Saudi memiliki operasi di dalam negeri Iran yang membantu Kerajaan Saudi untuk melancarkan perang ekonomi guna mengacaukan situasi dalam negeri Iran, dia menekankan bahwa pemerintah Iran telah membentuk pengadilan khusus untuk menangani kejahatan ekonomi dan menghukum mereka yang terlibat dalam operasi (sabotase) di bidang keuangan. Selama ini Persidangan pengadilan yang diadakan membuat menjadi jelas bahwa (para terdakwa) memiliki koneksi dengan negara-negara asing. Dan sekarang kita dapat menyimpulkan bahwa Arab Saudi mungkin menjadi salah satu pendukung mereka. “
“Setelah diterapkannya sanksi gelombang kedua (oleh AS), meskipun faktanya sanksi ini lebih kuat (daripada putaran pertama), tapi Iran tidak mengalami gejolak ekonomi , dan malah secara bersamaan terjadi penguatan rial Saudia , tentu hal ini tentu mengejutkan fihak AS. Dolar malah melemah “Saat sanksi periode pertama di Iran lebih dari $20 miliar dilemparkan ke pasar. Ini menyebabkan orang tidak memiliki banyak uang tunai, jelas ini ada beberapa pihak ketiga yang terlibat.”
Pakar Timur Tengah itu juga mengatakan kepada Sputnik bahwa kendatipun Arab Saudi melakukan intervensi dalam ekonomi Iran, dia yakin bahwa sepertinya Saudi tidak mungkin terlibat dalam rencana untuk membunuh pejabat tinggi Iran.
“Mengenai fakta bahwa mereka mengembangkan rencana untuk membunuh Jenderal Qassim Suleimani, kemungkinan besar ini tidak benar. Kita harus waspada terhadap klaim AS bahwa Arab Saudi berada di balik semua ini. Tidak dapat diklaim dengan kepastian seratus persen bahwa MBS terlibat, karena perseteruan bekepanjangan antara Iran dan Arab Saudi adalah sepenuhnya kepentingan AS, “kata pakar itu.
Lebih lanjut dia menekankan bahwa MBS meminta agar OPEC memangkas produksi minyaknya sebesar 1 juta barel per hari, tentu ini “benar-benar tidak sejalan dengan kebijakan AS.”
Royvaran menyimpulkan bahwa kemungkin, dengan keinginannya ini MBS sedang mencari persesuaian dengan Iran , sedang AS dengan menerbitkan berita semacam itu sedang berusaha untuk memperbesar jarak antara Iran dan Kerajaan Saudi. Saya pikir ini bisa menjadi kasus, dan orang seharusnya tidak sepenuhnya percaya semua berita yang dipublikasikan di pers Amerika. “
Oot
Min, yang terjadi di Laut hitam, kapal ukraina, menerobos masuk ke perbatasan laut russia, dan menahan kapal tsb, pihak ukraina menyatakan darurat militer.
ukraina ngapain masuk ke area teritorial russia ?
adakah maksud tujuan ukraina tsb?
Ukraina dan Crimea tadinya adalah wilayah Uni soviet, tahun 1991 soviet pecah dan Ukraina menjadi negara sendiri yg pro barat dan wilayahya juga termasuk Krimea. Pada revolusi Ukraina tahun 2014, rakyat Krimea mengadakan referendum yang hasilnya Krimea memilih bergabung keRusia.
Revolusi diUkraina sejak 2014 itu juga terjadi area timur Ukraina (Donbass) yang memunculkan gerakan bersenjata yg pro Rusia, dan itu masih berlangsung sampai sekarang. Sejak 2014 itu hubungan Rusia dan Ukraina makin menegang apalagi Ukraina didukung NATO, dan sudah ada pasukan NATO diUkraina dan Rusia juga menumpuk Militernya diperbatasannya dengan Ukraina itu.
Insiden kapal Ukraina itu hanya salah satu percikan kecil yg sering terjadi antara kedua negara sejak 2014.
Jadi area laut hitam itu adalah salah satu titik panas yg bisa memicu konflik frontal NATO vs Rusia.
Area laut hitam (sekitar negara Georgia) yg sebelah timuarnya ada pegunungan Kaukasus adalah area yang disebutkan Surat Al Kahfi sebagai lokasi asal Ya’juj ma’juj (suku Khazar). Jadi sama pentingnya untuk dicermati dengan sungai Eufrat dalam memahami even2 akhir zaman.