JENDRAL ISRAEL : MENYERANG NUKLIR IRAN LEBIH SULIT DARI MILIK IRAQ DAN SURIAH

Retired Israeli general and Executive Director of Tel Aviv University's Institute for National Security Studies (INSS) Amos Yadlin attends a session at the Manama Dialogue security conference in the Bahraini capital on December 5, 2020.

 

Mantan kepala intelijen militer Israel, Jenderal Amos Yadlin, dalam wawancara dengan CNBC News pada hari Sabtu 17/4 mengatakan,  bahwa menghentikan program nuklir Iran akan jauh lebih sulit daripada upaya (serangan) serupa yang pernah dilakukan terhadap Irak dan Suriah.

Menurut Yadlin, program nuklir Iran “jauh lebih diterlindungi dan lebih tersebar”, sementara fasilitas nuklir tetangganya (Iraq dan Suriah) terlokalisir di tempat-tempat tertentu.

Ketika datang waktunya untuk menyerang kemampuan nuklir Iran, yang telah lama ditunggu Israel, Yadlin berkata, “Saddam dan Assad pasti terkejut.” Mengacu pada ledakan Minggu 11/4/21 malam di fasilitas nuklir Natanz, yang dia sebut “Iran telah menunggu serangan ini selama 20 tahun”.

“Kesulitan lainnya, Teheran juga memiliki “lusinan” fasilitas nuklir, yang banyak di antaranya ada di bawah tanah. Selain itu, Yadlin tidak yakin apakah intelijen Israel mengetahui semua detail program nuklir Iran”. katanya

“Iran telah belajar dari apa yang telah kami lakukan tetapi kami juga telah belajar dari apa yang telah kami lakukan dan sekarang kami memiliki lebih banyak kemampuan,” lanjut Yadlin.

Pada saat Yadlin menjabat sebagai kepala intelijen militer pada September 2007, Israel membombardir fasilitas nuklir Suriah di Deir ez-Zzor, yang diduga merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang sedang dibangun, dalam Operasi Orchard, yang disebut berhasil karena fasilitas itu hancur total.

Enam bulan kemudian, mantan prsiden AS George W. Bush mengumumkan bahwa fasilitas yang dibom di gurun timur Suriah itu adalah “reaktor nuklir rahasia yang mampu menghasilkan plutonium”, yang “tidak dimaksudkan untuk kegiatan damai”.

Image

Boronan Iran, Reza Kadimi

Pada hari Sabtu 17/4 kemarin, TV pemerintah Iran mengidentifikasi pria yang terlibat dibalik serangan diNatanz hari minggu 11/4/21 lalu sebagai Reza Kadimi, berusia 43 tahun yang  diduga bekerja difasilitas penyulingan nuklir Natanz.

Dia dilaporkan melarikan diri keluar Iran setelah badan intelijen Irn melacaknya, tapi upaya telah diambil untuk menangkap Kadimi dan membawanya kembali ke Iran.

Setelah serangan cyber Israel keFasilitas nuklir Iran Natanz beberapa hari lalu, Iran mengumumkan telah memulai pengayaan uranium ketingkat 60%, artinya hanya perlu lompatan kecil ke tingkat kemurnian untuk senjata nuklir yang perlu 90%.

 

This entry was posted in Info Lain and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to JENDRAL ISRAEL : MENYERANG NUKLIR IRAN LEBIH SULIT DARI MILIK IRAQ DAN SURIAH

  1. julhelmi e says:

    MIN, mohon sumber rujukannya dicantumkan, terimakasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *