
Erdogan and Ehud Olmert
Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengungkapkan bahwa pada tahun 2008 Presiden Assad telah melakukan “kesalahan”.
Dalam wawancara dengan situs web “Elaph” pada Kamis malam 11/6, Olmert mengatakan bahwa Bashar Al-Assad telah melakukan “kesalahan dalam hidupnya”, yaitu ketika pada desember tahun 2008 dia telah menolak melakukan kesepakatan damai antara Israel-Suriah, dimana saat itu pada menit terakhir Assad menolak untuk datang ke pertemuan yang dilakukan dengan mediasi Turki.
“Pada 2008 itu, Turki melakukan mediasi yang sangat baik dalam negosiasi tidak langsung ini,” kata Olmert.
Olmert mencatat bahwa dia telah bertemu dengan PM Turki saat itu yang sekarang menjadi presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dia yang mengatur sebuah pertemuan dengan Presiden Bashar al-Assad, tetapi Assad akhirnya tidak hadir meskipun Erdogan yakin bahwa pesawat Presiden Suriah telah siap di landasan pacu di Damaskus.
Ehud Olmert menjelaskan bahwa “Assad tidak datang ke Ankara untuk menemui saya, dan dengan demikian dia dan negaranya telah kehilangan kesempatan untuk melakukan perdamaian dengan Israel, jadi jika (saat itu) dia setuju dengan saya dan mau bertemu saya dan menandatangani perjanjian damai, maka dia tidak akan mengalami perang saudara di Suriah”.
Olmert, yang mantan PM Israel itu mengatakan, bahwa Israel siap menandatangani perjanjian perdamaian dengan Suriah, akan tetapi pada menit terakhir, Assad menolak untuk datang kepertemuan.
“Beberapa bulan setelah pemboman reaktor nuklir Suriah (oleh Israel), dilakukanlah negosiasi yang dimediasi oleh PM Turki saat itu yang sekarang menjadi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di Ankara, melalui negosiasi rahasia, pada saat itu Assad menetapkan agar Dataran Tinggi Golan Suriah dikembalikan ke negaranya.”
Saat itu, Olmert menanggapi permintaan Presiden Suriah Bashar al-Assad (soal Golan) itu dengan mengatakan bahwa, akan lebih efektif untuk memasuki pembicaraan (perdamaian) dulu, setelah itu barulah kedua pihak dapat bernegosiasi tentang Golan, tapi pembicaraan itu gagal terjadi, meskipun sebelumnya sudah ada niat Olmert untuk menandatangani perjanjian damai dengan Suriah, kata mantan PM Israel itu.
Golan adalah wilayah Suriah yang dicaplok Israel sejak tahun 1967