Laporan dari Direktur Jenderal penyelidikan Independen Suriah Dr.Hossein Noufel pada tahun 2016 telah menegaskan bahwa puluhan ribu anak-anak Suriah telah diambil organnya sejak 2011.
“Kami memiliki informasi yang akurat bahwa lebih dari 25.000 operasi bedah telah dilakukan di kamp-kamp pengungsi negara-negara tetangga dan di daerah-daerah yang dikuasai teroris di Suriah sejak 2011 untuk mengambil organ tubuh 18.000 warga Suriah dan menjualnya di pasar gelap internasional. ” kata Dr.Hossein Noufel.
Kamp-kamp pengungsi Turki di perbatasan dengan Suriah diidentifikasi sebagai lokasi utama di mana pengambilan organ itu dilakukan. Dirjen penyelidikan independen Dr. Hossein Noufel baru-baru ini telah pengungkapan temuannya meskipun pejabat PBB sendiri belum secara resmi mengkonfirmasi temuan tersebut.
Situs berita Al-Hadath berbahasa Arab mengutip beberapa sumber mengatakan bahwa beberapa kelompok tertentu telah melatih petugas medis dan telah menculik anak-anak dan memutilasi organ tubuh mereka dan kemudian meninggalkan mayat mereka di daerah terpencil atau menguburnya.
Menurut mereka, seorang perwira Israel yang ada di Turki kemudian menunggu pengriman organ anak-anak itu untuk ditransfer ke pasar gelap guna keperluan transplantasi.
Sumber-sumber itu mengatakan bahwa tim medis dari kelompok-kelompok ini memiliki ahli anestesi, ahli bedah dan sejumlah orang bersenjata yang menculik anak-anak dan memindahkan mereka ke daerah yang aman untuk dilakukan operasi dalam mobil ambulans baru yang lengkap dengan peralatan operasi.
Sumber-sumber lokal di beberapa distrik di Idlib telah melaporkan bahwa lebih dari 10 anak telah diculik oleh para militant di berbagai bagian provinsi, termasuk Kafarouma, Jidar Bekalfoun, Atma, Jisr al-Shaqour dan al-Fayqa.
Juga, sebuah sumber lokal di kota Sarmada, Idlib Utara mengatakan bahwa “sejumlah gerilyawan yang mengendarai mobil van putih menculik seorang anak berusia 10 tahun tetapi mereka menghadapi perlawanan warga dan ditangkap tetapi sumber-sumber mengatakan bahwa mereka dibebaskan dari Fatah al -Sham (sebelumnya dikenal sebagai al-Nusra) penjara pada hari yang sama “.
Menurut laporan, memburuknya situasi keamanan di Idlib (saat itu) telah memaksa penduduk untuk melarikan diri ke provinsi Hama karena takut akan kehidupan anak-anak mereka. Laporan mengatakan pada bulan Oktober bahwa ISIL memutilasi dan menjual organ tubuh anak-anak Irak untuk mengkompensasi kerugian dan kekurangan finansialnya.
Sebelumnya, para pengungsi juga telah menceritakan kisah-kisah horor tentang situasi mengerikan yang terjadi didalam beberapa kamp pengungsi, namun praktek mengerikan itu tidak terbatas terjadi di kamp-kamp pengungsian karena ada juga klaim operasi pengambilan organ yang juga terjadi di pusat-pusat kota.
Nadia Kamal, seorang ibu dari gadis berusia 8 tahun di lingkungan al-Qadam di Damaskus, Berbicara kepada ARA News bahwa: “Putriku Raghad, telah menghilang dari sebuah taman di lingkungan itu. Semua upaya untuk meenemukannya dirumah sakit manapun telah gagal , dan saya telah memposting pemberitahuan secara online tentang kepergiannya, tetapi belum ada yang merespons. “
“Namun, sepuluh hari kemudian, seseorang yang tidak dikenal menghubungi saya lewat telepon, yang mengatakan bahwa putri saya dalam kondisi baik dan saya dapat menjemputnya,” katanya, seraya menambahkan bahwa gadis itu diserahkan oleh seorang pria bertopeng.
“Memang saya bisa menemukan kembali putri saya. namun, bekas luka operasi terlihat jelas di tubuhnya. Setelah diselidiki oleh dokter, kami menemukan bahwa (slah satu) ginjalnya telah diangkat, ”katanya.
Muhammad Ali, yang berasal dari lingkungan Rukn al-Din di Damaskus, mengatakan kepada ARA News bahwa belum lama ini lebih dari empat anak diculik di daerah mereka.
Kelompok teroris ISIS juga menggunakan praktek pengambilan organ sebagai cara untuk membiayai kegiatannya dan untuk menyelamatkan nyawa anggotanya yang terluka, laporan media mengatakan pada hari Selasa.
Harian Spanyol El Mondo melaporkan bahwa untuk menghadapi meningkatnya jumlah anggotanya yang terluka dalam perangnya melawan tentara Suriah, ISIS menggunakan organ tubuh para tawanannya untuk transplantasi.
Pasar gelap organ tubuh manusia adalah bisnis yang menguntungkan karena ada permintaan yang tinggi untuk organ di pasar internasional untuk transplantasi. Harga ginjal atau jantung dapat diberkisar mulai dari $ 15.000 USD hingga $ 200.000 USD tergantung pada siapa penerimanya dan negara tujuannya.
Sinyalemen adanya pengambilan organ-organ tubuh dari mayat-mayat para militan di kota Mosul Irak juga telah dilaporkan.
Sumber medis mengatakan kepada El Mundo bahwa personel di salah satu rumah sakit di Mosul telah melihat sendiri setidaknya ada 183 mayat yang organnya telah diambil dari tubuh mereka.
Menurut laporan itu, ISIS telah membentuk tim medis di Mosul (Iraq) yang dipimpin oleh seorang dokter Jerman guna mengirim organ tubuh manusia ke Suriah dan wilayah Kurdistan Irak untuk transplantasi kepada para anggotanya yang terluka atau juga untuk dijual.
Tahun (2015) lalu Duta Besar Irak untuk PBB Mohamed Alhakim telah membuat pernyataan yang sama , bahwa ISIS telah memperdagangkan organ manusia dan telah mengeksekusi belasan dokter karena menolak untuk mengikuti praktek seperti itu.
Alhakim mendasarkan klaim penemuannya itu pada adanya puluhan mayat yang tersisa di kuburan massal dangkal di dekat kota Mosul, yang saat itu merupakan area kekuasaan kubu ISIS. Sayatan pisau bedah, bersama dengan ginjal dan bagian tubuh lainnya yang hilang menjadi dasar kesimpulan yang tak terbantahkan.
“Kami memiliki bukti mayat mayat itu dan memeriksa mereka. Jelas mereka telah kehilangan bagian-bagian tertentu dari tubuhnya,” Alhakim mengungkapkan.
Lebih lanjut dia menggambarkan pembantaian itu : “Ketika kami menemukan kuburan massal, kami melihat mayat-mayat itu. Beberapa dari mayat-mayat itu dibunuh dengan peluru, beberapa dari mereka ada yang dengan pisau. Tetapi ketika Anda menemukan bagian-bagian tubuhnya hilang dan ginjalnya hilang, tentu Anda akan bertanya-tanya tentang hal itu “.