Mantan perdana menteri Qatar Hamad bin Jassim bin Jaber al-Thani mengakui dalam sebuah wawancara bahwa Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Teluk seperti Arab Saudi, UEA, Qatar dan Negara arab lain mendukung kelompok (teroris) yang sama yang beroperasi di Suriah dan diakui sebagai mendukung kelompok yang salah.
Hamad bin Jassim bin Jaber al-Thani, yang menjabat perdana menteri Qatar dan menteri luar negeri sampai 2013, diwawancara pada 12 Juni 2017 oleh Jurnalis AS Charlie Rose untuk membahas krisis hubungan Qatar – Arab Saudi.
Berikut petikan pernyataan Hamad bin Jassim bin Jaber al-Thani :
Look, in Syria, everybody did mistakes including your country. When the war or the revolution happen in Syria, all of us work through two operation rooms, one in Jordan and one in Turkey. The first one was in Jordan. And there were countries, some of the GCC countries, among them the Saudis, the Emiratis, Qatar, United States and other allies. And they was working from there. And all of us, we were supporting the same group. In Turkey we did the same. We discover by the time that there is some groups have other agenda and we always eliminate them one by one, and always when we have information from our friends that this group is not — you supported wrong group sometimes.
Lihat di Suriah, semua orang melakukan kesalahan termasuk negara anda (AS) . Ketika perang atau revolusi terjadi di Suriah, kita semua bekerja melalui dua pusat operasi (pusat komando), yaitu satu di Yordania dan satu di Turki.
Di Yordania ada beberapa negara GCC (Gulf Cooperation Council/ Dewan kerajasama teluk), disana di antaranya ada orang Saudi, UEA, Qatar, Amerika Serikat dan sekutu lainnya. Dan mereka bekerja dari sana. Dan kita semua, kita mendukung kelompok yang sama.
Di Turki kami melakukan hal yang sama. Dengan berjalannya waktu kami menemukan ada beberapa kelompok yang memiliki agenda lain maka kami selalu menghancurkannya satu per satu, dengan berjalannya waktu sering kami memiliki informasi dari teman2 kami yang tidak dimiliki sekutu kami dalam grup ini – Jadi terkadang Anda mendukung kelompok yang salah.
Ulasan
Mantan perdana menteri Qatar tersebut tampaknya mengacu pada sebuah Operasi Amerika serikat yang disebut “Timber Sycamore” , sebuah program rahasia CIA dimana ribuan militan dilatih untuk berjuang guna menggulingkan pemerintah Suriah.
Pada saat puncaknya, CIA menghabiskan 1 miliar dolar per tahun untuk pelatihan dan mempersenjatai apa yang diklaim sebagai pemberontak “moderat” Suriah. Angka itu hanya (1/15) atau 1 dolar dari setiap 15 dalam keseluruhan anggarannya, itu menurut dokumen yang dibocorkan oleh whistleblower NSA Edward Snowden.
Sebagai contoh Nour al-Din al-Zinki, sebuah kelompok pemberontak “moderat” yang dilatih oleh CIA dan dipersenjatai dengan senjata anti-tank AS, malah bergabung dengan sebuah koalisi pimpinan al-Qaeda yang telah berganti nama.
Penjelasan Hamad bin Jassim bin Jaber al-Thani telah mendukung sejumlah besar bukti seperti bocoran email tahun 2014 dari mantan menlu AS Hillary Clinton yang mengutip intelijen AS yang menyatakan bahwa sekutu Amerika seperti Arab Saudi dan Qatar mendukung ISIS di Suriah. Dalam sebuah pidato di Harvard University pada tahun 2014, mantan Wakil Presiden Joe Biden juga mengakui bahwa sekutu dekat AS seperti Arab Saudi dan Turki dan Qatar telah dengan sengaja mendukung ekstremis Islam di Suriah.
Mereka begitu bertekad untuk menurunkan Presiden Suriah Bashar al Assad dan pada dasarnya juga memiliki muatan perang Sunni-Syiah. Apa yang mereka lakukan? ” ,” Mereka menggelontorkan uang ratusan juta dolar dan puluhan ribu ton senjata ke siapapun yang mau berperang melawan Assad, Termasuk orang-orang yang dipasok adalah dari al-Nusra, dan al-Qaeda , dan elemen ekstremis jihadis yang berasal dari belahan dunia lain. “
Turki memainkan memainkan peran ganda dengan ISIS, yang memungkinkan ribuan jihadis dari seluruh dunia bisa menyeberangi perbatasannya ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan genosida tersebut.