“NO PLACE TO HIDE”, BARU KANADA YANG AKHIRNYA MENGAKU

Mbah Ma’juj menginginkan tidak satupun individu dimuka bumi ini yang lepas dari pemantauannya. Semua data pribadinya sampai dengan lokasinya harus terlacak secara online, real time 24 jam. 

Pengakuan ini diungkap setelah kelompok jurnalis instigativ Kanada ‘Blacklock reporters’ mengungkap pemantauan individu secara rahasia ini. Sudah tentu hal ini sedang terjadi diseluruh dunia.

Dulu ada wacana untuk menanam chip disetiap individu dimuka bumi, tapi nampaknya akan menuai banyak kontroversi dan penolakan. Tapi masih banyak cara lain, yaitu scan iris mata, pemantaun data dan posisi smartphone, scan QR, atau lewat Chip yang ditanam di plat nomer, dsb-dsb. 

Kita sedang hidup dizaman dimana mbah Ma’juj memantau 24 jam seluruh aktifitas dan posisi setiap individu diseluruh muka bumi ini, menuju sebuah tirani global. “No place to Hide”.  

 

Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHAC) akhirnya mengkonfirmasi, bahwa secara diam-diam mereka telah mengakses data 87% telephone seluler di Kanada, seperti lokasi seseorang dengan alasan untuk memantau aktivitas orang selama penguncian.

Badan Kesehatan Masyarakat Kanada mengaku telah mengakses data lokasi dari 33 juta perangkat seluler untuk memantau pergerakan orang selama penguncian, ungkap badan itu minggu ini.

“Karena urgensi pandemi, (PHAC) telah mengumpulkan dan menggunakan data mobilitas, seperti data lokasi menara seluler, selama respons COVID-19,” kata seorang juru bicaranya kepada National Post.

PHAC menggunakan data lokasi untuk mengevaluasi efektivitas tindakan penguncian publik dan memungkinkan Badan kesehatan itu untuk “memahami kemungkinan hubungan antara pergerakan populasi di Kanada dan penyebaran COVID-19,” kata juru bicara itu.

Pada bulan Maret, Badan kesehatan itu memberikan kontrak kepada program ‘Telus Data For Good’, untuk menyediakan “data yang tidak teridentifikasi dan teragregasi” dari tren pergerakan orangdi Kanada. Kontrak berakhir pada Oktober, dan PHAC tidak lagi memiliki akses ke data lokasi, kata juru bicara itu.

 

Badan tersebut mengakui berencana untuk melacak pergerakan penduduk selama kira-kira lima tahun ke depan, termasuk untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat lainnya, seperti “penyakit menular lainnya, pencegahan penyakit kronis dan kesehatan mental,” tambah juru bicara itu.

 

Saya pikir masyarakat Kanada akan mengetahui tentang banyak inisiatif pengawasan tidak sah lainnya sebelum pandemi berakhir, dan setelahnya,” kata David Lyon, penulis ‘Pandemic Surveillance’ dan mantan direktur Surveillance Studies Center, di Queen’s University.

Lyon memperingatkan bahwa PHAC “menggunakan jenis bahasa yang ‘meyakinkan’ yang sama seperti yang digunakan badan keamanan nasional, misalnya tidak menyebutkan kemungkinan untuk mengidentifikasi ulang data yang telah ‘di-deidentifikasi’.”

“Pada prinsipnya, tentu saja, data seluler dapat digunakan untuk pelacakan.”

Analisis data mobilitas “membantu memajukan tujuan kesehatan masyarakat,” kilah juru bicara PHAC.

Jubir PHAc mengaku datanya telah dibagikan secara teratur dengan otoritas provinsi dan wilayah melalui komite penasihat khusus untuk “menginformasikan pesan kesehatan masyarakat, perencanaan dan pengembangan kebijakan,” 

Data tersebut juga digunakan untuk portal COVID Trends, sebuah platform yang menyediakan data ringkasan tren pergerakan.

Lyon mendesak perlunya informasi yang lebih besar “mengenai apa yang telah dilakukan, apa yang dicapai dan apakah itu benar-benar melayani kepentingan warga Kanada atau tidak.”

 

 

Pengendalian total atas umat manusia

Jika anda sudah membaca pemaparan Profesor. Yuval Noah Harari dari Israel pada forum WEF di Davos 2020, yang kita angkat dalam artikel kita terdahulu, maka video diatas adalah penegasannya saat interview dikesempatan lain. 

Untuk memuluskan tujuan pembentukan pemerintahan global, maka semua orang harus dibuat patuh tanpa bisa membantah, dimana teknologi saat ini bisa menjadikan manusia sebagai “binatang yang bisa diprogram”, kita simak ulang kata-kata Prof. Harari itu.

“Manusia, sekarang merupakan “binatang” yang dapat diprogram (“hackable animal”). Ide bahwa manusia memiliki jiwa atau roh atau punya kehendak bebas dan tidak ada yang tahu apa yang ada didalam dirinya… sehingga apapun pilihan saya saat pemilu, atau memilih barang di supermarket, maka itu sudah tidak ada lagi.”

“Hari ini, kita memiliki teknologi yang bisa untuk meng’hack’ manusia dalam skala besar, Semuanya sudah dalam bentuk digital, semuanya bisa dimonitor, disaat krisis (pandemi) seperti ini, anda harus mengikuti “scince”. Vaksin akan membantu kita agar semuanya bisa dikendalikan.”

 

This entry was posted in Info Lain and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to “NO PLACE TO HIDE”, BARU KANADA YANG AKHIRNYA MENGAKU

  1. Siti Sumarni says:

    Ide gila, mbah yakjuj makjuj, manusia dengan penyakit genetika psikopat kronis

  2. Zn says:

    https://www.instagram.com/p/CZqoo1WvFwQ/?utm_medium=copy_link

    Lockdown level 3 bukan karena kenaikan kasus, melainkan “no place to hide”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *