Pada KTT luar biasa Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OIC) yang digelar dikota Riyadh Arab Saudi sejak 11/11/23 kemarin, semua negara peserta sepakat meminta untuk memberikan tekanan kepada Israel guna mengakhiri perang Gaza.
Usulan untuk memutuskan hubungan dengan Israel juga diangkat dalam pertemuan tersebut. Namun usulan ini gagal disahkan karena beberapa pemimpin negara Islam lebih suka untuk tetap “menjadi sekutu Israel”.
Negara-negara yang menolak adalah : Arab Saudi, UEA, Bahrain, Sudan, Maroko, Mauritania, Djibouti, Yordania dan Mesir.
Negara-negara yang saat ini menghadiri KTT Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh itu telah meminta untuk memasukkan beberapa item baru dalam proposal tersebut, diantaranya adalah :
- Menghentikan pengiriman peralatan militer ke Israel dari pangkalan AS yang ditempatkan dinegara-negara Islam.
- Memutuskan semua hubungan ekonomi dengan Israel,
- Melarang penerbangan ke Israel yang melewati wilayah udara negara-negara Arab.
- Mengirimkan delegasi gabungan ke AS, Eropa dan Rusia untuk memaksakan gencatan senjata.
Dari beberapa proposal itu, ada 2 hal yang mungkin tanpa disadari diungkap sendiri oleh para penguasa Arab teluk :
- Mereka selama ini ditempati oleh basis militer AS.
- Telah lama merelakan wilayah udaranya dilewati pesawat komersial dan militer Israel.
- Telah lama menjadi gudang senjata AS guna melindungi keamanan Israel.
Saudi malah menjadi Penyelamat Israel
Dalam KTT Negara-negara Islam itu, Arab Saudi sebagai pusat Islam dan penyelenggara KTT malah menjadi “inisiator” untuk menolak pemutusan hubungan diplomatik ataupun ekonomi dengan Israel, yang kemudian diikuti oleh 8 negara Islam lain.
Putra Mahkota Muhammad Bin Salman seperti kebanyakan pemimpin dunia Islam lain, hanya melakukan “respon standar” dengan “mengutuk dan meminta menghentikan” pembantaian Israel di Gaza.
Meski mereka juga sudah tahu, bahwa “mengutuk Israel” adalah sesuatu yang seperti biasa hanya dianggap “angin lalu”, bahkan seruan serupa dari Sekjen PBB-pun tidak digubris.
Mereka telah lama memfasilitasi kekajaman Israel
Tidak ada kekuatan Israel tanpa dukungan militer AS, dan keberadaan militer AS itu justru difasilitasi oleh beberapa negara Islam, yang telah puluhan tahun dilakukan dengan bersedia ditempati basis-basis militer AS, yang tujuan utamanya adalah melindungi Israel.
Adalah fakta nyata beberapa puluh tahun ini, bahwa AS memiliki hubungan militer, keamanan, intelijen, dan diplomatik yang kuat dengan beberapa negara Islam Timur Tengah, termasuk : Mesir, Yordania, dan enam anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC): Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Sudah lama AS memiliki basis-basis militer dinegara-negara Islam diTimur tengah, itu ada di Arab Saudi, Quwait, Iraq, Bahran, Qatar, Yordania, dan Oman, dan juga ada 2 basis militer ilegal di Suriah.
Instalasi militer AS terbesar di Timur Tengah adalah Pangkalan Udara Al Udeid yang terletak di sebelah barat Doha, Qatar. Didirikan pada tahun 1996, dan menampung sekitar 11.000 pasukan AS dan koalisinya. Basis seluas 60 hektar itu mampu menampung hampir 100 pesawat serta drone.
Kenapa mereka lebih memilih bersekutu dengan Israel?
Ini adalah fakta diakhir zaman ini, bahwa sebagian penguasa negara muslim lebih memilih mengorbankan saudara-saudara muslim di Palestina, daripada memutuskan hubungan dengan Israel.
Sudah sering kita ungkapkan, kita tidak perlu menyakan hal itu kepada para petinggi Islam itu, toh jawabannya pasti hanya akan bersifat normatif.
Karena ini merupakan fenomena aneh yang berdampak besar pada situasi dunia diakhir zaman, maka Allah telah menjelaskan alasan yang mereka sembunyikan dalam hati mereka, dalam beberapa ayatnya : “kami takut mendapat bencana.”
Mas admin mau nanya misal negara-negara teluk penghasil minyak atau emas hitam atau negara-negara OPEC, dikarenakan di wilayah-wilayah negara tersebut ditempati pangkalan-pangkalan militer NATO, walaupun misal skenario mossad Israel tidak berhasil mengadu domba sunni vs Syi’ah, tapi misal tentara Amerika yang membantu tentara Israel melakukan serangan atau agresi dari negara-negara teluk yang ditempati rudal-rudal NATO, gambaran saya pasti negara- negara teluk akan babak belur terkena serangan balik dari Iran dan kalau skenario ini terjadi pastilah konsekuensinya minyak- minyak negara-negara teluk akan terbakar habis. Apakah ini yang dimaksud penyebab gelembung inflasi (BALON PECAH) dan pastinya nanti akan terjadi kelangkaan minyak atau emas hitam dan harga minyak akan melambung setinggi langit dan akhirnya akan banyak kendaraan mogok ( tidak beroperasi ) akibat dari kelangkaan minyak dan kita sudah tidak mampu lagi beli minyak atau bensin. Dan kendaraan yang kita miliki akan menjadi rongsokan disebabkan suplai minyak atau bensin tidak ada, apa seperti itu analisanya kira-kira mas admin, Saya pernah mendengar investasi terbaik di akhir zaman bukan beli mobil atau sepeda motor baru tapi investasi terbaik di akhir zaman adalah beli tanah dan emas , apa mungkin nantinya kendaraan yang kita miliki akan menjadi barang yang sia-sia dan tidak berguna karena sudah tidak bisa beroperasi lagi tanpa bahan bakar. Minta tolong mungkin admin punya analisa yang lebih terang lagi , soalnya ini cuma dugaan saya saja.
Jika ww3 di 3 arena terjadi bersamaan, AS akan berfikir 2 kali untuk membantu negara Arab teluk dalam mendukung Israel memerangi Iran, karena Iran kemungkinan akan dibacking China dan Rusia. AS harus lebih konsentrasi ke 2 arena lain untuk memerangi daratan China dan daratan Rusia. Taruhlah ikut membantu mungkin dalam skala terbatas. Itu prediksi sementara kita.
Jika meletus perang besar yang melibatkan Iran, sudah pasti harga minyak akan meroket, karena pasokan minyak dari Timteng akan total terhenti. Fenomena hutang suatu negara yang terus membengkak sering diibaratkan dengan “balon yang terus ditiup yang akhirnya akan pecah” dan menimbulkan inflasi besar. Ini berbeda dengan kasus kelangkaan minyak akibat perang.
Investasi terbaik diakhirzaman adalah lahan pertanian, yg lebih bagus lagi bisa untuk perikanan dan pertenakan. Emas hanya bernilai terbatas sampai menjelang perang nuklir, jika masih menyimpan emas setelah masuk perang nuklir “akan menjadi barang tak berharga bahkan sampai akhir dunia“.
Kenapa sampai akhir dunia? Begitu masuk perang nuklir tidak ada orang yang mau melepas bahan pangan meski ditukar emas. Apalagi setelah masuk era khilafah Islam, semua orang tidak ada lagi yg tertarik emas, mau sedekahpun tidak bisa lagi karena semua orang berkecukupan. Orang beriman hanya fokus pada ibadah pribadi, karena sudah tahu akhir dunia sudah dekat. Nabi menggambarkan 2 fase diujung akahir zaman itu sbb:
Situasi ke-1 setelah masuk perang nuklir dan sesudahnya, bahan pangan yang dikejar orang, bukan emas:
“…Nabi Allah Isa dan para sahabatnya dikepung hingga kepala sapi milik salah seorang dari mereka lebih baik dari 100 dinar (100 koin emas) … (HR. Muslim))”.
Situasi ke-2 masuk era khilafah Islam (menjelang akhir dunia), harta melimpah shgg emas (harta) tdk ada harganya:
“Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga harta kamu melimpah. Sehingga orang yang mempunyai harta merasa bingung (mencari) siapakah yang mau menerima sedekahnya. Bahkan di saat dia menawarkan hartanya kepada orang lain, tawarannya itu dijawab dengan perkataan ‘Aku tidak memerlukan hartamu.’” (HR. Bukhari)
Min, semua memang masih abu-abu, menebak event apa lagi yang akan terjadi di masa depan meski arahnya jelas.
Salah satunya kalau investasi tanah, adanya plan pengikut DJ untuk menghilangkan kepemilikan pribadi entah tanah, mobil pribadi, digital currency untuk pengontrolan total manusia. Bagaimana menurut admin.