CERITA SEDIH PENEMU OBAT KANKER DARI AS – SELALU BEGITU

 

Kenapa metode pengobatan kanker dalam beberapa dekade ini sepertinya jalan ditempat, dan sulit berkembang? Cerita tentang penemu obat kanker AS ini mungkin bisa memberi gambaran.

Sejak lama, banyak ahli telah mengembangkan obat kanker yang tidak memiliki efek samping yang sangat dahsyat seperti Chemotherapy atau dengan radiasi sinar-X intensitas tinggi, yang sebenarnya hanya memperlambat sementara penyebaran, dan seringkali bisa kembali mengganas karena bibit kanker masih ada.

Salah satu obat kanker yang terbukti ampuh adalah yang ditemukan oleh seorang ahli AS, DR. Burzinski, Phd pada 46 tahun lalu (1976), tapi sama dengan ahli yang lain, pada akhirnya dia mendapat tekanan agar penemuannya tidak dikembangkan dan diproduksi.

Di Indonesia-pun pernah ada DR. Warsito yang menemukan pengobatan dengan metode yang dinamakan Electro Capacitance Cancer Theraphy (ECCT), yang bisa dibilang tanpa efek samping, dan sudah pasti nasibnya seperti para penemu obat kanker lain, selalu ditenggelamkan.

Pada tahun 1976, Dr. Burzinski menemukan adanya jenis “petitde” tertentu yang belum pernah teramati sebelumnya. Dia mengamati, bahwa pada setiap penderita kanker selalu ditemukan kekurangan “peptide” tertentu pada darah dan urine-nya.

Dr. Burzinski berpendapat, jika dia bisa mengekstrak jenis peptide itu dari darah orang sehat dan memberikannya pada penderita kanker, kemungkinan akan bisa menyembuhkan penyakit ini.

Dr. Burzinski mulai dengan memberikan terapi ”peptide” yang dinamakan “antineoplaston” pada para pasien kanker.

Pada tahun 1986, Dr. Burzinski mempresentasikan penemuannya itu didepan “Dewan kesehatan Texas”, guna menjelaskan bahwa metodenya terbukti bisa menyembuhkan 40 orang pasien kanker.

Tapi 2 tahun kemudian “Dewan kesehatan Texas” berupaya untuk membatalkan lisensi atas obat tersebut, yang kemudian diprotes oleh 60 orang pasien yang telah disembuhkan oleh Dr. Burzinski.

Dr. Burzinski kemudian diadili, tapi pengadilan memutuskan Dr. Burzinski tidak bersalah telah melakukan kejahatan, karena hukum federal, menyatakan boleh menerapkan obat baru jika belum ada opsi obat lain, dan selama bukan untuk komersialisasi.

Pasien kemudian berdatangan dari seluruh penjuru AS, yang membuat penemuan itu sepertinya dianggap mengganggu kepentingan “the big pharma” yang mengandalkan pengobatan dengan chemotherapy yang sarat efek samping itu.

Badan pengawas obat dan makanan AS (FDA), kemudian membawa kasus Dr. Burzinski ketingkat pengadilan Federal. Tapi didepan sidang pengadilan, lusinan pasien yang sudah sembuh memberikan kesaksian yang melemahkan tuduhan itu.

Salah seorang pasien yang telah disembuhkan oleh Dr. Burzinski memberikan kesaksian dengan mengatakan : Saya sembuh dengan tidak mendapat Chemotherapy, dan saya tidak mendapat terapi radiasi sinar-x, saya hanya mendapat terapi dari Dr. Burzinski setelah risetnya yang panjang.

Sejumlah 30 orang anggota konggres AS kemudian menuliskan saran agar kepada FDA agar Dr. Burzinski diberi kesempatan untuk melakukan uji klinis.

Hakim kemudian memutuskan untuk menghentikan sidang pengadilan tehadap Dr. Burzinski, dan FDA akhirnya membatalkan seluruh tuduhan.

FDA kemudian memberi kesempatan kepada Dr. Burzinski untuk melakukan uji klinis kedua, akan tetapi pengadilan terus memproses kasusnya sampai selama 20 tahun. Dan setelah mengalami berbagai hambatan, akhirnya FDA hanya menyetujui salah satu obat yang ditemukan Dr. Burzinski, dan pada akhirnya ada 2 obat yang disetujui.

Untuk mendukung penemuannya, Dr. Burzinski menunjukkan beberapa pasien dengan kasus kanker yang berhasil disembuhkannya, diantaranya : Kasus tumor otak yang mengecil setelah terapi 4 minggu, Tumor hati yang menghilang setelah terapi 6 bulan, dan kanker ovarium yang sembuh setelah terapi 9 bulan.

This entry was posted in Info Lain and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

6 Responses to CERITA SEDIH PENEMU OBAT KANKER DARI AS – SELALU BEGITU

  1. fida'i says:

    Saya pernah bertanya pada diri sendiri, kenapa tidak ada dokter yang punya rumah sakit tapi bekerja di rumah sakit dengan gaji tinggi, jawaban yang muncul adalah bisnis, sama seperti asuransi.

    Sama seperti vaksin kemarin. Entah bagaimana mereka akan diadili di akhirat kelak.

  2. KUNTOBIMO says:

    Kang Khalid udah divaksin blom. Moga2 gak takut jarum suntik. Hehehehe….

    • The admin says:

      Mas Bimo, maaf yang dimaksud kang Khalid siapa ya? soalnya ditim kita ga ada yg namanya itu ataupun pakai nickname itu.
      Info jg kpd seluruh pembaca aaz, kita tdk pernah membuka forum diskusi dimedsos manapun.

  3. KUNTOBIMO says:

    Gpp kang khalid, toh analisa d situs ini nyaris
    tipikal sm pndkatan kajian eskatologi mullah Sadra.

    • Annisa says:

      “Moga moga nggak takut jarum suntik. hehehe”-

      Saya belum pernah di PCR, belum pernah di Swab, belum pernah divaksin dan nggak pernah make masker dan selalu bertemu cakap dengan Kerabat kantor.

      maksud statement ini apa, ya?

    • Fandy says:

      komen yg mengkaitkan dng org yg ga jelas mending dihapus sj min, drpd merusak nama aaz.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *