Ini adalah laporan lama dari tahun 2013, tapi bisa menjadi referensi tambahan untuk memahami isu perubahan iklim. Bahwa dihitung sejak 2088 sampai 2013 para ahli yang bekerja dibawah badan iklim PBB, IPCC, tidak menemukan terjadinya pemanasan global, dan saat itu mereka didesak untuk menutupi fakta itu.
Untuk menambah wawasan soal perubahan iklim, anda juga bisa membaca sebuah artikel menarik dimana ada 1.100 ilmuwan dari seluruh dunia yang pada akhir Agustus 2022 lalu yang menandatangani petisi, bahwa ‘darurat iklim’ itu tidak ada.
Para ilmuwan yang melakukan studi tentang perubahan iklim dibawah PBB, didesak untuk menutupi fakta bahwa suhu dunia sebenarnya tidak meningkat selama 15 tahun, antara 1988 sampai 2013.
Salinan bocoran laporan PBB, yang disusun oleh ratusan ilmuwan itu menunjukkan bahwa, para politisi di Belgia, Jerman, Hongaria, dan AS menyuarakan keprihatinan tentang rancangan akhir dari laporan itu.
Laporan ini merupakan hasil kerja enam tahun oleh ‘Panel antar-pemerintahan tentang Perubahan Iklim’ atau ‘Intergovernmental Panel on Climate Change’ (IPCC) dibawah PBB, yang dianggap sebagai otoritas dunia tentang tingkat perubahan iklim.
Namun bocoran dokumen yang dilihat oleh Associated Press, mengungkap keprihatinan mendalam di kalangan politisi, tentang fakta bahwa pemanasan global sebenarnya berkurang selama beberapa tahun terakhir.
Jerman menyerukan agar referensi tentang perlambatan pemanasan global dihapus, dengan mengatakan melihat rentang waktu hanya 10 atau 15 tahun adalah ‘menyesatkan’ dan mereka harus fokus pada kurun dekade atau abad.
Hungaria khawatir laporan itu akan memberikan “amunisi” bagi para penyangkal “perubahan iklim buatan manusia” itu.
Belgia keberatan menggunakan tahun 1998 sebagai tahun awal statistik, karena cuaca sangat hangat dan bisa membuat grafik terlihat datar, dan menyarankan untuk menggunakan tahun 1999 atau 2000 sebagai gantinya untuk “memberikan kurva yang lebih mengarah ke atas”.
‘Laporan penilaian’ IPCC yang terakhir diterbitkan pada tahun 2007, dan telah menjadi subyek kontroversi besar setelah harus mengoreksi klaim memalukan mereka, bahwa Himalaya akan mencair pada tahun 2035.
Meeka kemudian dilanda skandal ‘Climategate’ seputar email bocor yang diduga menunjukkan bahwa para ilmuwan yang terlibat di dalamnya mencoba memanipulasi data mereka agar terlihat lebih meyakinkan, meskipun beberapa penyelidikan tidak menemukan kesalahan.
Laporan terakhir itu mencapai 2.000 halaman, yang akan ditunjukkan kepada perwakilan dari 195 negara, pada pertemuan di Stockholm 2013, yang akan membahas perubahan yang ingin mereka buat.
Tetapi sejak dikeluarkan untuk para pemerintahan pada bulan Juni, mereka telah mengajukan ratusan keberatan tentang ringkasan 20 halaman untuk para pembuat kebijakan.
Apa yang tertulis itu akan dipakai sebagai “arah kebijakan energi terbarukan”, dan “berapa besar harga yang akan dibayar oleh para konsumen dan dunia usaha.”
Seorang ilmuwan iklim Jerman, Stefan Rahmstorf, yang meninjau bab tentang permukaan laut mengakui, bahwa mungkin para penulis laporan merasa di bawah tekanan untuk mengatasi perlambatan pemanasan, karena ramainya ‘debat publik’ seputar masalah ini.
kolaborasi dajjal dan iblis mengambil cara terumit untuk menguasai bumi seakan2 mereka takut manusia akan mengetahui rencana mereka maka harus sembunyi2, 2 makhluk abadi kok gitu amat ya..
min, apa ada hubungan gempa turki dengan agenda “climate change”, dimana mereka juga menyerukan bahwa dampaknya bakal lebih bahaya dari covid (konteks: senjata HAARP)??
di tikt*k udah ada yang ngasih tau ada semacam kilatan sebelum kejadian..
Sulit mengkaitkan HAARP dengan gempa bumi. HAARP adalah transfer energi gelombang electromagnet dengan daya super tinggi dan frequensi tinggi yang difokuskan pada area tertentu, sementara gempa adalah pergeseran lempeng bumi terhadap lempeng dibawahnya atau didekatnya. Dasarnya adalah teknik lama yg disebut scalar yg ditemukan Tesla sebelum ww2.
Kalau dikaitkan dengan cuaca itu masih masuk akal. Contoh dalam skala kecil adalah pengunaan “Cloud buster” yang bisa kita bikin sendiri untuk memanipulasi awan. atau digabung dengan “orgonite” untuk menarik perhatian burung walet berkumpul. Dulu kita pernah main” dng “Cloud buster” dan “Orgonite”, dan memang terbukti.
Artinya gelombang lectromagnet dalam daya dan frequensi tinggi bisa untuk:
1. Memanipulasi cuaca secara ekstrim. Misalnya mengkonsentrasikan awan, dan menurunkan/menaikkan suhu diarea yang ditarget secara drastis, perbedaan suhu ekstrim itu pada akhirnya bisa menciptakan badai.
2. Senjata pemusnah massal pada area tertentu yg luas.
3. Memanipulasi kerja otak. Itu dulu pernah kita buktikan sendiri dng “orgonite” yang bisa menarik burung walet. Jadi jika ada pendapat bahwa 5G bisa memanipulasi kemauan orang itu masih masuk akal.
Mungkin bisa baca tentang “tesla earthquake machine” yang memakai prinsip resonansi.
Samfa ref. Video yang katanya pakai haarp :
https://vt.tiktok.com/ZS8PaxkUo/
Sudah kita jelaskan prinsip kerjanya yaitu transfer energi lewat gelombang elecromagnet frewiensi tinggi, sangat tidak masuk akal jika dikaitkan gempa. Jika ada gelombang electromagnet besar yang sampai bisa mengguncang lapisan bumi, harusnya akan beterbangan benda” yg jauh lebih kecil dari lempeng bumi yang mengandung logam, seperti mobil misalnya.
Kita sdh lihat video itu beberapa saat setelah gempa, kita tidak tertarik karena hal itu sering terjadi pd gempa besar. Ada bbrp versi penjelasan soal ini, tapi analisa kita : Kilat terjadi krn perbedaan potensial listrik yang tinggi antara 2 benda. Bumi merupakan referensi 0 volt terhadap ionosfer dan awan hujan. Jika ada pergeseran lempeng bumi, maka terjadi perubahan potensial antara lempeng yg bergeser, dan terhadap ionosfer.