MENGATASI INFLASI TANPA HARUS MENDORONG RIBA

 

 

Pembaca aaz mungkin tentu sudah tahu, dunia sedang menuju krisis ekonomi global, yang digambarkan oleh WEF “semakin gelap“, dimana puncaknya diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun 2023.

Sementara IMF menggambarkan situsi ekonomi dunia sebagai “suram dan tidak menentu“, dimana pada 2023 diproyeksikan pertumbuhan ekonomi global hanya 2.9%.


Meroketnya Inflasi yang sepertinya tidak jelas ujungnya sedang melanda seluruh belahan dunia. Sementara perang dagang dan perang mata uang antara dua sisi kekuatan super power sudah kita saksikan bersama dalam beberapa tahun ini.

Sistem ekonomi dan keuangan global buatan AS yang dianut seluruh dunia paska WW2 selalu sarat dengan kerentanan dalam soal “pangan dan energi“. Keduanya yang selalu menjadi senjata andalan para elit dunia untuk mengendalikan umat manusia, selain juga mata uang.

Dekade 2020-2030 (dimulai dari pandemi) dan mungkin beberapa tahun setelahnya adalah bagian dari masa-masa sulit akhirzaman, dimana elit dunia tertentu yang tidak ada yang bisa mengalahkan kecuali hanya Allah, sedang ingin merubah tatanan dunia menuju “tatanan global baru yang sama sekali berbeda” dan belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia.

Dunia sedang diarahkan menuju era sulit akhirzaman yang panjang, termasuk didalamnya akan terjadinya malhamah, dan menurut Hadits Nabi masih ada 3 tahun kesulitan paska malhamah.

 

Inflasi & Jebakan Ekonomi Dajjal


Menurut teori ekonomi buatan AS itu, inflasi terjadi karena uang yang beredar terlalu banyak, maka untuk mengurangi peredaran uang, harus dilakukan mekanisme menaikkan suku bunga acuan.

Dengan demikian orang dipacu untuk menyimpan uangnya di bank karena “bunga yang sedang tinggi”, artinya ini  mendorong orang mengambil “bunga ribawi”.

Disisi lain, ini adalah sebuah jebakan yang justru akan mengerem aktifitas ekonomi. Masalah lain itu muncul karena dunia usaha yang dijalankan dengan modal hutang dari bank akan menjadi makin tidak efisien, biaya produksi bertambah, dan akhirnya harga barang akan naik.

Jadi jelas hanya akan menjadi lingkaran setan yang tidak menyelesaikan masalah, justru membuat orang tidak melakukan aktifitas produktif, dan bisa menjerumuskan orang untuk mendapat bunga ribawi dengan menyimpan uangnya di Bank dan mengharapkan bunganya.

 

Belarusia Memberikan Contoh Solusi

Dalam delapan bulan terakhir sampai September 2022, inflasi di Belarusia sudah mencapai 13 persen. Pada akhir tahun, inflasi diprediksi akan menembus 19 persen. 

Presiden Belarusia, Aleksandr Lukashenko menyatakan diberlakukannya “larangan kenaikan harga” di Belarus mulai 6 Oktober. Setelah rapat kabinet Lukashenko mengumumkan :

“Mulai 6 Oktober kenaikan harga dilarang. Dilarang Mulai hari ini, bukan mulai besok, tetapi mulai hari ini. Agar mereka tidak terus menaikkan harga. Oleh karena itu, mulai hari ini, kenaikan harga dilarang. Tuhan melarang seseorang memutuskan untuk menaikkan harga atau melakukan indeksasi secara surut.”

Namun, Aleksandr Lukashenko mencatat bahwa mungkin ada pengecualian untuk komoditas tertentu, tapi harus dengan izin Menteri Peraturan dan Perdagangan Antimonopoli, gubernur, dan walikota Minsk.

 

Tidak Lengah Diakhirzaman

Agama memandu, bahwa tidak ada kekuatan manapun yang bisa mengalahkan Ya’juj & Ma’juj, kita hanya bisa menyikapinya agar iman tetap terjaga untuk tidak menjadi “pengikut Ya’juj Ma’juj”, dan sebisa mungkin tidak menjadi “korban” mereka. 

Jika kita lengah, kemungkinan untuk menjadi pengikutnya adalah sangat besar, seperti diisyaratkan dalam beberapa Hadits, termasuk hadits qudsi berikut, yang tidak menjadi pengikutnya hanya 1 diantara 1000 orang.

يقول الله تعالى: يا آدم –يعني: يوم القيامة– فيقول: لبيك وسعديك. فيقول: أخرج من ذريتك بعثاً إلى النار. قال: يا ربِّ وما بعث النار؟ قال: تسعمائة وتسعة وتسعون من كل ألف) يعني: تسعمائة وتسعة وتسعين من بني آدم كلهم في النار وواحد في الجنة، (فَكَبُر ذلك على الصحابة وعظم عليهم وقالوا: يا رسول الله! أين ذلك الواحد؟ قال: أبشروا فإنكم في أمتين ما كانتا في شيء إلا كثرتاه يأجوج ومأجوج

“Allah berfirman, “Wahai Adam. Diapun menjawab, “Ya, aku memenuhi panggilan-Mu”. Allah berfirman, “Keluarkanlah ba’tsun naar (utusan neraka)!” Ia bertanya, “Apakah ba’tsun nar itu?” Allah berfirman, “Dari setiap 1000 orang, 999 orang sebagai menghuni neraka. Para sahabatpun gempar dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang termasuk satu orang itu?” Beliau bersabda, “Bergembiralah! Sesungguhnya dari kalian satu orang dan dari Ya`juj dan Ma`juj seribu orang”. (HR. Bukhari).

 

Hadits Qudsi diatas menggambarkan betapa besar pengikut Ya’juj & Ma’juj, digambarkan hanya 1 diantara 1000 orang yang tidak menjadi pengikutnya. Lalu jebakan seperti apakah yang begitu dahsyat hingga bisa melalaikan sebagian besar manusia itu?

Tentu saja ujian dalam bidang ekonomi, karena tantangan yang mereka buat adalah kesulitan ekonomi, kekuatan ekonomi mereka yang tidak terkalahkan, bisa memperdaya siapapun agar bisa menjadi pengikutnya.

Bagi tataran elit diseluruh dunia, mereka menjanjikan “imbal balik” kedudukan dan kemewahan jika mau mengikuti arahannya, meski harus “menggadaikan” kedaulatan, dan mengorbankan kepentingan rakyatnya. Ditataran bawah, kita bisa menjadi pengikutnya jika kita mau masuk “jebakan” ekonomi ribawi yang mereka buat.

Terakhir kita ingatkan kembali ancaman Allah bagi para pelaku riba, yang digambarkan Allah sebagai “orang yang berani memerangi Allah dan Rasulnya” :

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَاإِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَفَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَوَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَن تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (berhenti), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Dan jika (yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 278-280)

Mudah-mudahan kita tetap kuat dan istiqomah, serta tidak lengah menghadapi kesulitan diera akhirzaman ini. 

This entry was posted in Islamic View and tagged , , , , . Bookmark the permalink.

15 Responses to MENGATASI INFLASI TANPA HARUS MENDORONG RIBA

  1. Tatank says:

    Biar faham menyeluruh tolong dijelaskan istilah ekonomi dajjal itu gmn min.

    • The admin says:

      Ciri Dajjal adalah kepalsuan/penipuan/fitnah/penyamaran dst, digambarkan Nabi yang sebenarnya air adalah api dan sebaliknya. Sepertinya jalan kesorga padahal keneraka dan sebaliknya.
      Begitu SAMARNYA tipuan itu sehingga sangat sulit bagi orang yang tidak “waspada”, dan “mau berfikir” untuk tidak tertipu. Nabi sangat tegas mengingatkan untuk waspada tipuan Dajjal ini, tapi sepertinya sebagian besar manusia mengabaikan.

      Jadi, ciri ekonomi Dajjal sarat unsur “penyamaran”, kebanyakan adalah yang Haram dibuat bermacam dalih agar terlihat halal. Jika anda jeli, ada beberapa kajian kita soal ekonomi yang merupakan contoh realita yang kita hadapi. Yang kasus mengatasi inflasi inipun ada unsur samarnya khan, coba dicermati lg.

  2. menuju says:

    Iya. Betul. Supaya jelas. Setahu saya, di masa lalu, saat Mansa Musa berhaji, Mesir pernah mengalami inflasi karena berlimpahnya uang (emas).

    • The admin says:

      Jika Mata uang dari emas/perak maka tidak akan ada yang namanya “inflasi”, karena merupakan “kekayaan nyata” yang memiliki nilai intrinsik. Beda dengan uang kertas yg misalnya tertulis $100, yang akan terus turun nilainya (mengalami inflasi) seiring waktu. Itu karena “bahan” dari uang itu sendiri tidak mewakili “kekayaan nyata”, mungkin lembaran kertas itu hanya bernilai 10sen.

      Allah sudah mentakdirkan emas sebagai mata uang, sebagai material yang tidak akan pernah menjadi barang tak bernilai, atau turun nilainya (mengalami inflasi) sampai kiamat, tidak rusak meski disimpan berabad-abad. Bukankah itu terbukti sampai akhirzaman ini? Simak harga emas selama lebih 2000thn ini.

  3. menuju says:

    Itu yg pertama.

    Yang kedua. Secara akal sehat pun, sebagai pedagang, mana mau kita melepas barang langka dengan harga murah? Atau melepas barang yang sangat dibutuhkan calon pembeli (mungkin karena kita agen tunggal) dengan harga rendah?

    Teori ekonomi modern memandang dua hal ini sebagai penyebab inflasi. Tolong dijelaskan bagaimana kejadiannya klo ekonomi Islam yang berlaku.

    Saya pernah baca, inflasi sekarang ini penyebab utamanya bukan karena kelebihan uang yang beredar, tapi karena kurangnya pasokan.

    • toni says:

      klo nabi isa a.s
      akan membagikan kekayaan ….bukan bentuk dollar atau rupiah,…tp koin emas
      jd nilai nya ada d emas tersebut
      tak ada istilah inflansi,karena semua sama sedunia pakai emas,…..penyebab inflansi karena mereka memainkan harga dollar (mata uang kertas)

  4. menuju says:

    Bahkan menurut imajinasi saya, mungkin di masa Imam Mahdi, akan terjadi hiper inflasi gila-gilaan, karena berlebihnya uang (emas)

    • abe says:

      menurut saya, inflasi itu sarat akan “kesusahan dan kesulitan”, kalau terjadi hyperinflasi apa sangat bertolak belakang dengan hadist di mana zaman imam al mahdi adalah zaman yang damai, tidak ada lagi kesusahan (dari segi ekonomi) karena pada zaman itu akan banyak ghanimah (harta rampasan perang) dan orang2 enggan menerima sedekah dari tetangga atau orang sekitarnya. dan menurut saya juga inflasi terjadi karena dominasi uang fiat yang masih dipakai di seluruh dunia, coba kalau hanya tunggal pakai emas atau perak (dinar & dirham) saya sih percaya ga bakalan ada apa itu yang namanya inflasi, lha yang bikin harga emas fluktuatif kan mata uang fiat itu sendiri

  5. menuju says:

    Klo usaha Belarus berhasil, maka usaha tersebut benar-benar harus menjadi bahan pelajaran yang sangat berharga bagi dunia.

    Sebab saya membayangkan, klo saya jadi tukang bakso dan saya tidak boleh menaikkan harga bakso saya, maka saya lama kelamaan akan kolaps dan bangkrut karena tidak mampu kulakan daging lagi.
    Kemudian saya akan menuduh pak Presiden dzalim karena ambisinya menekan (atau meniadakan) inflasi.

    Just my imagination.

    • Zn says:

      Jangam lupa, saat masa imam mahdi, jumlah manusia juga sangat sedikit karena 70% dunia sudah mati saat perang nuklir.

      Dan juga masa imam mahdi semua gk ada yg mau nerima sedekah dan pasokan kehidupan (pangan) berlimpah… Jadi semua akan bakal priceless

    • enceng says:

      Kenapa kolaps? khan semua bahan baku jg tidak naik.

      • saha says:

        bagaimana kalau terjadi kelangkaan bahan baku di negara tsb, lalu terjadi impor besar besaran yang mengakibatkan menurunnya kurs mata uang di negara tsb. otomatis harga bahan baku naik namun harga jual tetap, lama kelamaan bukankah ini menyebabkan kebangkrutan?

  6. Annisa says:

    Min, apa pendapat admin terhadap konten kreator indonesia yang seolah2 ingin membuka narasi baru untuk membolehkan penambahan nilai bayar dari pinjamam dengan dalih karena ada inflasi? Mumpung artikel ini topiknya sesuai https://youtu.be/LKQhaervZ0k

    Karena ane nggak bisa ngebayangin dosanya seperti apa udah menghasut secara nggak langsung ribuan orang yang awalnya bimbang mau Riba malah jadi merasa “lega” lagi. Liat komentar paling atasnya saja ane udah sedih ngliatnya.

    Apa mungkin ini alasannya hanya ada 1 golongan dari 1000 golongan yang bisa selamat? Mayoritasnya masuk neraka karena udah diingatkan secara gamblang bahaya riba tapi masih ngeles juga?

    • The admin says:

      يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لا يَبْقَى مِنَ الإِسْلامِ إِلا اسْمُهُ , وَلا يَبْقَى مِنَ الْقُرْآنِ إِلا رَسْمُهُ , مَسَاجِدُهُمْ يَوْمَئِذٍ عَامِرَةٌ , وَهِيَ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى , عُلَمَاؤُهُمْ شَرُّ مَنْ تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ , مِنْ عِنْدِهِمْ تَخْرُجُ الْفِتْنَةُ , وَفِيهِمْ تَعُودُ

      “Akan datang suatu Zaman pada manusia, di mana pada waktu itu tidak tinggal Islam kecuali namanya saja, Dan tidak tinggal Al-Quran melainkan tulisannya saja, Masjid-masjid dibangun megah namun kosong dari petunjuk, Dan ulama mereka adalah makhluk yang terburuk (tabiatnya) yang berada di kolong langit, dari mulut-mulut mereka keluar fitnah dan (fitnah) itu akan kembali kepada mereka.” (HR. Al-Baihaqi)

      Kita sedang berada diera yg dinubuatkan Nabi itu, era dimana “agama hanya tinggal nama”. Fitnah Dajjal yg langsung bersentuhan dengan setiap orang adalah apa yg kita istilahkan dengan “fitnah riba”. Dalam arti “penyamaran riba”, dimana yg sebenarnya “riba disamarkan seolah bukan riba”.
      Kalimat terakhir dari hadits (tentang mahkluk terburuk) itu sangat keras ya, tapi sangat akurat dengan situasi kita saat ini.
      Mudah”an kita selalu diberi kekuatan menghadapi dahsyatnya fitnah dajjal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *