Jika beberapa tahun lalu kita menginformasikan pengiriman minyak jarahan ISIS kewilayah Turki, kemudian beberapa waktu lalu ada konvoi besar truk militan dukungan Turki yang menjarah hasil panen Gandum rakyat Suriah menuju perbatasan Turki, kali ini kita infokan militan dukungan Turki yang secara sistematis menguasai kebun-kebun Minyak Zaitun atau juga merampas hasil panen milik penduduk Suriah di Afrin dan pedesaan provinsi Aleppo.
Tuduhan ini sebenarnya sudah lama ada, pada sejak Januari 1919 misalnya, seperti yang dimuat dalam jurnal Minyak Zaitun dunia Olive oil Times, tapi bau busuknya masih terus merebak karena sampai kini penjarahan itu tidak berhenti, dan makin menyengat baunya setelah Badan yang ditunjuk resmi oleh pemerintah Turki kembali memasarkan 90 ribu ton Minyak Zaitun jarahan itu ke AS.
Laporan ini tidak hanya dibenarkan oleh Pemerintah Suriah dan beberapa media barat, tapi juga dibenarkan oleh fihak Oposisi Turki.
Turki tanpa malu melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia yang memalukan dunia Islam, menghalalkan segala cara untuk memuaskan nafsu imperialisme Erdogan dengan kemasan indah akan memulihkan kekaisaran Ottoman.
Laporan media mengungkapkan bahwa rezim Turki dan tentara bayarannya dari organisasi teroris telah merampas hasil panen minyak Zaitun di Afrin dan di pedesaan utara Aleppo, kemudian mengekspornya ke pasar AS setelah mentransfernya ke Turki, untuk kemudian diolah dan diekspor oleh perusahaan milik pemerintah Turki.
Perwakilan otoritas pertanian Turki yang terdiri dari apa yang disebut Koperasi Kredit Pertanian Turki telah melakukan perjalanan ke AS untuk memasarkan 90 ribu ton minyak zaitun yang diklaim sebagai produk Turki, padahal minyak itu dicuri dari kebun buah Zaitun di Afrin di Suriah, yang diduduki oleh Turki sejak dua tahun lalu, sebuah surat kabar Turki, Zaman dan Ahval melaporkan, Jumat.
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada surat kabar itu, bahwa kelompok teroris, yang didukung oleh pasukan pendudukan Turki, menguasai ribuan pohon Zaitun di wilayah Afrin setelah mengusir para pemilik sahnya dari daerah tersebut, atau merampas secara paksa hasil panen yang telah dikumpulkan petani dari kebun mereka.
Sumber itu mengklarifikasi bahwa pada 2018, rezim Turki membuka perbatasan yang berdekatan dengan wilayah Afrin untuk mengangkut minyak zaitun curian dari tanah Suriah langsung ke wilayah Turki.
Dalam konteks yang sama, perwakilan Oposisi Partai Rakyat Republik Turki, Onal Cevikuz, mengatakan bahwa organisasi teroris yang setia kepada rezim Erdogan “merampas kebun zaitun dari pemiliknya di wilayah Afrin”, dan dia menunjukkan bahwa “minyak yang diekspor ke negara Barat oleh Turki berasal dari hasil dari invasi Turki ke tanah Suriah. “
Sementara itu, Hikmat Shenzhen, kepala Kamar Dagang Turki, mengakui bahwa “Buah Zaitun yang dicuri dari tanah Suriah memang masuk ke Turki untuk dijual ke pasar luar negeri saja“, dan Badan yang disebut sebagai “Koperasi kredit pertanian Turki” telah diberikan wewenang luar biasa untuk menampung Minyak Zaitun curian dari ladang Suriah di wilayah Afrin.
Kepala Sindikat Eksportir Minyak Zaitun di Kawasan Aegean Dawood Er menjelaskan, “Keputusan untuk menjarah minyak Zaitun curian dari Suriah ke Turki pada awalnya merupakan keputusan politik daripada ekonomi, tetapi kini produk tersebut telah menjadi bagian penting bagi Turki.”