Dulu Ketika ancaman Turki terhadap suku Kurdi diAfrin Suriah berada pada tingkat tertingginya, pemerintah Suriah dan Rusia memberi suatu tawaran kepada suku Kurdi Suriah, isi tawaran itu adalah : Pemerintah Suriah akan menghalau serangan tentara Turki terhadap Afrin dengan imbalan membiarkan pasukan Suriah (SAA) memasuki Afrin.
Tetapi suku Kurdi telah membuat kesalahan besar dengan mempercayai omongan AS sepenuhnya, dan mereka menolak tawaran yang diberikan pemerintah Suriah dan Rusia itu. Hasilnya seperti yang bisa diduga, mereka dikalahkan dengan total dan cepat oleh pasukan Turki, dan wilayah Afrin sekarang berada di bawah pendudukan Turki.
Sekarang kita telah mendengar bahwa suku Kurdi Suriah telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah Suriah yang sebelumnya mereka tolak. Dalam perjanjian baru ini lebih banyak keuntungan bagi Damaskus, sayangnya ini dilakukan setelah mereka kehilangan kendali atas Afrin dan Manbij dan kota-kota mereka yang sekarang berada di bawah penguasaan pasukanTurki.
Tetapi perubahan apa yang didapat fihak Kurdi Suriah setelah membuat kesepakatan dengan Damaskus?
Pendudukan Afrin oleh Tentara Turki berhasil karena Amerika & Turki membuat kesepakatan (sehingga AS tidak mencegah serangan Tuki ke Afrin), dan juga (kesalahan) Kurdi sendiri yang mempercayakan nasib mereka ke Washington. Dan hanya dalam beberapa bulan AS telah membuat kesepakatan atas wilayah penting Manbij, dan ini membuat i pasukan Turki berhasil memasuki wilayah ini.
Dan sekarang, dengan akan adanya pertemuan Putin-Trump (8 juli nanti) , dan pembicaraan tentang operasi militer di Suriah selatan (diDaraa( , ada berita tentang perjanjian baru antara Rusia & Amerika tentang Suriah, yang justru dapat menghancurkan Kurdi. Meskipun rincian tentang perjanjian ini tidak pasti, Namun, salah satu poinnya adalah bahwa AS akan menarik pasukan mereka dari al-Tanf dan pangkalan militer sementaranya di wilayah yang berpenduduk Kurdi.
Kini AS melihat bahwa Turki bisa sepenuhnya menundukan pasukan Kurdi yang menguasai wilayah yang berada di perbatasannya, Sementara itu Amerika juga melihat keseriuasan Irak dan pasukannya dalam melawan separatis “Kurdistan Irak” dan juga wilayah seperti Tanf di Suriah, ini makin membuat tidak ada lagi wilayah yang aman dan permanen bagi suku kurdi untuk tinggal,
Labih lebih mereka (Suku Kurdi) melihat bahkan daerah-daerah yang berpenduduk Arab yang berada di bawah kendali suku Kurdi dari hari kehari menunjukkan kecenderungan makin banyak yang dikuasai kembali pemerintah Suriah, termasuk Raqqah, Tabqah, dan bahkan Hasakah dan DeirEzzor selatan. .
Hasil Kesepakatan Suku Kurdi dengan pemerintah Suriah:
Meskipun perjanjian ini belum final, tetapi setelah beberapa putaran negosiasi di Damaskus dan Qamishli antara pemerintah Suriah dan DFNS (Federasi Demokratik Suriah Utara), sekarang kita bisa menyaksikan kunjungan yang dilakukan oleh utusan2 Damaskus di provinsi Raqqa, yang menunjukkan bahwa negosiasi ini adalah serius. Sebelumnya, pasukan AS di Raqqa & DeirEzzor tidak akan membiarkan kunjungan seperti ini terjadi.
Poin poin dalam perjanjian Kurdi Suriah dengan pemerintah Suriah :
- Tentara Suriah akan masuk keprovinsi Hasakah dan mendukung keamanan perbatasan Suriah dengan Irak, dan Trukey. Termasuk pendirian Kantor2 cabang Militer Suriah (SAA) guna perekrutan anggota militer, dan pos pemeriksaan gabungan dengan pasukan Kurdi.
- Pasukan Kurdi akan bergabung dengan Tentara Suriah, Pemerintah Suriah akan memberikan gaji dan tunjangan bagi keluarga mereka yang tewas ketika bertempur melawan ISIS, waktu yang mereka telah habiskan untuk melawan ISIS akan dihitung sebagai “Layanan Wajib Militer”.
- Pengibaran bendera Pemerintah Suriah di semua wilayah dan menurunkan semua bendera dan simbol Kurdi, termasuk gambar-gambar “Abdullah Öcalan” (Pemimpin Kurdi).
- Menyerahkan semua kilang minyak & gas kepada Kementerian perminyakan Suriah.
- Menempatkan bahasa Kurdi dalam kurikulum pendidikan resmi.
- Mengajukan orang Kurdi sebagai menteri perminyakan.
Jelas bahwa kondisi dalam perjanjian ini menguntungkan bagi pemerintah Suriah, dan itu akan dapat memulihkan kekuasaan penuh Damaskus atas seluruh wilayah Suriah. Kita akan melihat seberapa jauh poin poin perjanjian ini akan bisa dilaksanakan, khususnya dengan menimbang bahwa AS masih akan menjadi hambatan utama bagi perjanjian ini.