[ads_dropcap]A[/ads_dropcap]nggota parlemen Rusia Franks Klintsevich, yang baru-baru ini mengkritik ucapan Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon yang menyatakan bahwa PM Inggris Theresa May siap dan berkeinginan menggunakan senjata nuklir dalam serangan pertama terhadap Rusia dalam “keadaan yang paling ekstrim,” kali ini mengirim peringatan keras kepada AS jika akan melakukan agresi seperti itu.
[ads-pullquote-left]Peringatan keras semacam itu telah pernah dia sampaikan juga kepada Inggris april lalu, bahwa jika Inggris melakukan serangan awal dengan nuklir maka Inggris akan disapu bersih oleh serangan balasan Rusia dan hilang dari peta dunia.[/ads-pullquote-left]
Rusia akan dapat memberikan respon yang keras terhadap kemungkinan serangan nuklir AS. Anggota parlemen Rusia Franks Klintsevich yang juga wakil ketua komite pertahanan pertama di majelis tinggi parlemen Rusia di dewan Federasi, mengatakan hal itu di halaman Facebooknya
Pernyataan terakhirnya disampaikan dalam menindaklanjuti pernyataan wakil ketua pertama Staf umum dpartemen Operasional Utama Letnan Jenderal Viktor Poznikhir bahwa sistem pertahanan rudal AS di Eropa memungkinkan serangan rudal nuklir terselubung terhadap Rusia.
“Kehadiran basis pertahanan rudal AS di Eropa juga kapal-kapal AS dengan pertahanan rudal yang ada di laut dan samudra yang dekat dengan Rusia menciptakan komponen serangan rahasia yang kuat untuk melakukan serangan rudal nuklir mendadak terhadap Federasi Rusia,” kata Poznikhir pada hari Rabu.
Hasil simulasi komputer mengkonfirmasi bahwa pertahanan rudal AS ditujukan terhadap Rusia dan China, kata Poznikhir.
“Perwakilan Rusia sering mengajukan keberatan ke pihak AS, meminta perhatian mereka atas bahaya pengerahan sistem pertahanan rudal akan berdampak pada keseimbangan strategis global . Namun fakta itu diabaikan AS dengan mengklaim bahwa sistem pertahanan rudalnya tidak diarahkan terhadap Rusia dan China, Tapi … hasil simulasi komputer membuktikan sebaliknya, “katanya.
“Tidak ada keraguan bahwa pernyataan Poznikhir itu ditujukan kepada fihak2 tertentu, penerima pesan pertama adalah masyarakat internasional, kedua ini adalah sinyal yang jelas bagi pimpinan AS bahwa perkembangan selanjutnya tidak akan mengejutkan kami. Saya kira pernyataan seperti itu tidak berlebihan Biarkan mereka tahu kalau kita tahu (yang AS lakukan), “tulis Klintsevich pada komentar Facebooknya.
“Pada saat tertentu jaminan perdamaian yang paling dapat diandalkan adalah kemampuan kita untuk memberikan respon terhebat terhadap kemungkinan agresi apapun (dari AS). Inilah yang, menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Letnan Jenderal Viktor Poznikhir saat membuat pernyataan seperti itu, “kata Klintsevich.
“Fihak Terakhir penerima utama pesan itu adalah publik Rusia. mereka tidak perlu takut karena situasinya terkendali sepenuhnya,” kata Klintsevich pada tulisannya.
Mengomentari ucapan di atas, rekan seniornya di Pusat Studi Eropa Institut Ekonomi dan Hubungan Internasional (IMEMO) Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia Viktor Olenchenko mengatakan kepada Radio Sputnik bahwa mereka ditarik oleh eskalasi retorika agresif yang mengkhawatirkan dari militer AS dan beberapa sekutu NATOnya.
“Kemungkinan hal ini diantaranya disebabkan oleh pembentukan sebuah “blok militer” di dalam tim Donald Trump. Blok ini dibentuk oleh para pensiunan perwira dari apa yang disebut “eselon kedua “. Sekarang, ketika mereka mendapat akses terhadap proses pengambilan keputusan, mungkin membuat mereka pusing setelah menyadari peluang mereka sendiri, “ (komentarnya ini menunjukkan bahwa AS sebenarnya tahu bahwa NATO tidak bisa mengalahkan Rusia)
Pakar hubungan internasional itu juga mengungkapkan harapan bagi kebangkitan kembali dialog konstruktif antara militer Rusia dan Amerika.
“Ada sejumlah besar saran untuk menghidupkan kembali dialog tersebut, dan tidak hanya di lingkungan militer namun juga dalam hubungan Rusia-AS secara menyeluruh untuk dapat memecahkan kebuntuan . Blok militer (yang dibentuk) hanya jadi bagian dari masalah yang ada, “katanya.