AS RILIS UPDATE STRATEGI PENGGUNAAN SENJATA NUKLIR

US Minuteman III intercontinental ballistic missile

 

Pentagon, Jumat 15/11/24 kemarin, merilis strategi terbaru penggunaan senjata nuklir oleh militer AS.

Panduan nuklir yang baru itu mengharuskan AS untuk mampu menghadapai ancaman nuklir dari Korea Utara, China, dan Rusia “secara bersamaan”, baik selama masa damai, krisis, dan dimasa perang.

Menhan AS, Lloyd Austin, Kamis, telah menyerahkan “Laporan No.491” yang berjudul “Report on the Nuclear Employment Strategy of the United States”, yang menjelaskan strategi penggunaan nuklir AS kepada Kongres, sebagai panduan penggunaan nuklir yang tidak dirahasiakan.

Update panduan penggunaan nuklir AS adalah hal yang “rutin dan penting untuk memastikan bahwa kekuatan, rencana, dan postur nuklir AS selalu berkembang dalam menghalangi musuh, guna meyakinkan negara sekutu dan mitra, dan mencapai tujuan nasional jika pencegahan nuklir mengalami kegagalan,” kata Pentagon.

Elemen-elemen terbaru dari Panduan ini diantaranya menegaskan soal:

  • Bahwa perencanaan memperhitungkan tantangan pencegahan baru yang ditimbulkan oleh pertumbuhan, modernisasi, dan meningkatnya keragaman persenjataan nuklir musuh yang potensial.
  • Mengarahkan agar AS mampu menghadapi ancaman Rusia, China, dan Kore utara “secara bersamaan“, baik dalam masa damai, krisis, dan perang.
  • Melaksanakan keputusan NPR 2022 untuk mengandalkan keunggulan non-nuklir guna mencegah agresi regional oleh Iran selama Iran tidak memiliki senjata nuklir.
  • Mengintegrasikan kemampuan non-nuklir ke dalam perencanaan nuklir AS jika kemampuan non-nuklir dapat mendukung misi pencegahan nuklir.
  • Menekankan pentingnya mengelola eskalasi dalam perencanaan AS untuk menanggapi serangan strategis terbatas.
  • Memungkinkan konsultasi, koordinasi, dan perencanaan gabungan yang lebih mendalam dengan NATO dan sekutu serta mitra AS di Indo-Pasifik, guna memperkuat komitmen pencegahan AS yang diperluas.

 

“AS menghadapi banyak pesaing nuklir, yang masing-masing musuh menghadirkan tantangan unik bagi para ahli strategi AS untuk dihadapi, menekankan stabilitas strategis dengan berbagai cara, dan mempersulit tantangan pencegahan di seluruh dunia,” bunyi laporan itu.

Dalam panduan nuklir AS yang baru itu, Rusia digambarkan sebagai ancaman nuklir yang “akut”, China terus memperluas persenjataan nuklirnya yang sebagian besar dirahasiakan. Sementara Korea Utara disebut terus memperluas dan mendiversifikasi senjata nuklir dan sistem penyebarannya.

Sementara itu, Iran digambarkan menghadirkan tantangan bagi stabilitas strategis, meski belum memiliki senjata nuklir.

“Salah satu dari tantangan nuklir ini akan sangat berat, tetapi bukti adanya kolaborasi dan kolusi yang semakin besar antara Rusia, China, Korea utara, dan Iran membuat situasi menjadi lebih menantang,” kata laporan itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin dianggap ancaman, karena beberapa kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir terhadap Barat, sebagai tanggapan atas dukungan militernya terhadap Ukraina.

Modernisasi nuklir Rusia mencakup pembuatan senjata strategis baru dan unik seperti rudal jelajah bertenaga nuklir, senjata serang hipersonik, dan Drone bawah air yang dipersenjatai dengan hulu ledak kelas megaton.

Peningkatan persenjataan nuklir China mencakup perluasan cepat hulu ledak yang diperkirakan Pentagon dapat mencapai 1.000 hulu ledak dalam beberapa tahun mendatang.

Sementara Korea Utara digambarkan telah memperluas persenjataan nuklir dan sistem rudal jarak jauhnya.

“Ada kemungkinan serangan terkoordinasi atau yang bersifat oportunistik, oleh gabungan musuh baik dalam krisis ataupun perang, yang mengharuskan para ahli strategi AS untuk berpikir hati-hati tentang dinamika eskalasi yang kompleks itu, dan menghadapi banyak musuh itu secara bersamaan, termasuk dalam krisis atau konflik yang berkepanjangan,” kata laporan itu.

Panduan nuklir AS yang baru itu menyatakan, bahwa para perencana perang nuklir harus mempertimbangkan front persatuan kekuatan nuklir musuh.

Menyangkut Iran, pedoman nuklir itu menyatakan, bahwa “kekuatan non-nuklir yang sangat besar” akan digunakan untuk menghalangi agresi regional Iran, selama Teheran tidak melanjutkan pengembangan senjata nuklir.

Pemantau PBB mengatakan, Iran dalam beberapa tahun terakhir mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan stok uranium yang diperkaya untuk membuat senjata nuklir.

Teheran juga telah melakukan uji coba roket luar angkasa yang menurut pejabat pertahanan AS dapat digunakan untuk mengirimkan hulu ledak nuklir.

This entry was posted in Analisa Geopolitik and tagged , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

1 Response to AS RILIS UPDATE STRATEGI PENGGUNAAN SENJATA NUKLIR

  1. Enceng says:

    Mencari cari musuh dilanjut mau diperangi semua, itulah yg dilakukan amerika.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *