90% LADANG MINYAK SURIAH DIKUASAI AS DAN MILITAN SEKUTUNYA

Pasukan AS berpatroli difasilitas Minyak Suriah di Al-Malikyah, provinsi Hasakah.

 

Menteri Perminyakan Suriah mengatakan AS dan sekutunya kelompok teroris menguasai dan menjarah mayoritas sumber daya minyak di negara itu, dimana AS menguasai (secara illegal) 90 persen dari cadangan minyak mentah di timur laut Suriah yang kaya minyak.

“AS dan militan sekutunya menargetkan kekayaan minyak Suriah dan kapal tankernya bagaikan bajak laut,”  kata Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Suriah, Bassam Tomeh kepada televisi pemerintah Suriah al-Ikhbariyah Kamis malam 18/3.

Dia mencatat bahwa biaya kerusakan langsung dan tidak langsung pada sektor minyak Suriah mencapai lebih dari $92 miliar.

 

“Apa yang terjadi selama perang Suriah belum pernah terjadi di negara mana pun, AS mencegah kita memanfaatkan sumber kekayaan kita sendiri,dan pada saat yang sama melarang negara lain memasok kebutuhan dasar BBM itu mencapai negara kita,” kata Tomeh.

 

Menteri Perminyakan Suriah itu juga mengutip laporan terbaru yang diterbitkan oleh Wall Street Journal bahwa Israel telah menyerang setidaknya selusin kapal yang sedang menuju Suriah, dimana sebagian besar membawa minyak dari Iran.

 

Laporan yang diterbitkan pada 11 Maret 2021 itu mengatakan, sejak akhir 2019 rezim Israel telah menggunakan senjata termasuk ranjau air, untuk menyerang kapal-kapal yang akan berlabuh di Suriah, baik kapal milik Iran, atau kapal lain yang membawa kargo Iran, di Laut Merah dan lainnya.

 

“Sektor minyak Suriah menjadi target utama karena merupakan sumber pendapatan utama bagi perekonomian Suriah. Kami mengharapkan ada eksploitasi baru atas cadangan minyak di perairan teritorial kami, tetapi biaya eksplorasi baru minyak mahal dan memakan waktu,” kata menteri perminyakan Suriah.

“Kami memiliki masa depan minyak yang cerah di perairan ini, namun eksploitasi cadangan minyak membutuhkan kondisi logistik yang tenang dan stabil,” kata Tomeh.

 

Militer AS menempatkan pasukan dan peralatannya di timur laut Suriah, dengan dalih bahwa pengerahan itu ditujukan untuk mencegah ladang minyak di daerah itu jatuh ke tangan teroris ISIS
.

 

Damaskus mengatakan, pengerahan pasukan AS dimaksudkan untuk menjarah sumber daya Suriah. AS pertama kali mengkonfirmasi penjarahan minyak Suriah itu selama dengar pendapat diSenat AS antara Senator Republik Carolina Selatan Lindsey Graham dan mantan menlu AS Mike Pompeo pada Juli tahun lalu.

Selama kesaksiannya didepan Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, Pompeo mengkonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa sebuah perusahaan minyak AS akan mulai bekerja di timur laut Suriah, yang dikendalikan oleh militan yang didukung AS yang berafiliasi dengan apa yang disebut Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Pemerintah Suriah mengecam keras perjanjian itu, dengan mengatakan bahwa kesepakatan itu dibuat untuk menjarah sumber daya alam negara itu, termasuk minyak dan gas.

Pada tanggal 20 Februari 2021 lalu, gubernur Hasakah diprovinsi timur laut Suriah Ghassan Halim Khalil mengatakan kepada Media Lebanon berbahasa Arab al-Akhbar,  bahwa militan SDF mencuri 140.000 barel minyak mentah per hari dari ladang minyak di wilayah tersebut.

Ditambahkan bahwa minyak Suriah dijarah oleh teroris dengan berbagai cara, semua dengan partisipasi dan dukungan pasukan AS yang dikerahkan ke wilayah tersebut.

Khalil menekankan bahwa data intelijen yang dikumpulkan menunjukkan bahwa militan yang didukung AS menggunakan truk tangki dari daerah Taramish di sekitar Tigris dan di kota al-Malikiyah untuk menyelundupkan minyak Suriah ke negara tetangga Irak.

This entry was posted in Info Lain and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to 90% LADANG MINYAK SURIAH DIKUASAI AS DAN MILITAN SEKUTUNYA

  1. erik says:

    nyerah ajalah.. toh S300 juga gak pernah di pake..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *