Perwakilan Khusus AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad dan salah satu pendiri gerakan Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar, menandatangani perjanjian damai antara AS dan Taliban di ibukota Qatar Doha pada hari Sabtu 29/2.
Kesepakatan itu mengharuskan AS untuk mulai menarik tentaranya dari Afghanistan, sebagai imbalan Taliban harus memutuskan hubungannya dengan kelompok-kelompok teroris seperti al-Qaeda, yang ditampung Taliban sebelum serangan 11 September, yang memicu invasi AS ke Afghanistan dan perang selama lebih dari 18 tahun.
Dalam Kesepakatan itu AS akan segera menurunkan jumlah paukannya yang kini sekitar 13.000 orang menjadi 8.600 dan menutup lima pangkalan militer dalam 135 hari.
Para pejabat AS, termasuk Jenderal Scott Miller, komandan pasukan AS dan NATO di Afghanistan, mengatakan bahwa jumlah yang tersisa masih cukup untuk menjalankan misi mereka.
AS juga berkomitmen bahwa sebelum 1o maret, kedua fihak akan memfasilitasi pembebasan sebanyak 5.000 pejuang Taliban yang ditahan pemerintah Afghanistan dan hingga 1.000 orang tahanan yang ditahan oleh kelompok militant.
Perwakilan Rusia dan Turki bertemu di Angkara dan menyetujui kesepakatan soal Idlib untuk mengurangi ketegangan di Idlib sambil terus memerangi teroris, Kemenlu Rusia menyatakan pada hari Sabtu.
Delegasi Rusia termasuk Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Suriah Alexander Lavrentyev, Wamenlu Sergei Vershinin dan perwakilan dari Kemenhan Rusia. Delegasi Turki dipimpin oleh Wamenlu Sedat Onal..
“Kedua belah pihak terus membahas langkah-langkah spesifik untuk mencapai stabilisasi yang bisa bertahan lama atas situasi di zona eskalasi Idlib berdasarkan implementasi penuh dari memorandum 4 Mei 2017 dan memorandum 17 September 2018,” kata Kemenlu Rusia.
“Kedua belah pihak sepakat untuk mengurangi ketegangan sambil melanjutkan perang terhadap teroris yang diakui oleh DK PBB dan juga untuk melindungi warga sipil di dalam dan di luar zona de-eskalasi dan memberikan bantuan kemanusiaan darurat kepada semua orang. siapapun yang membutuhkannya, ” kata pernyataan itu.
Ketegangan di wilayah Idlib Suriah meningkat pada hari Kamis setelah militant yang didukung Turki melancarkan serangan besar-besaran.
Hari jum’at lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Erdogan melakukan pembicaraan telepon membahas situasi Idlib. Mereka menekankan perlunya mengambil langkah-langkah tambahan untuk menormalkan situasi di provinsi Idlib dan mempertimbangkan untuk mengadakan KTT.
Pesawat udara Suriah dan Rusia melanjutkan serangan udara mereka di atas provinsi Idlib pada hari Sabtu, menyusul kekacauan sebelumnya akibat serangan besar militer Turki terhadap pasukan pemerintah.
Menurut laporan terbaru dari provinsi Idlib, pasukan udara Suriah dan Rusia melakukan beberapa serangan di daerah Saraqib, dengan tujuan mempertahankan posisi pasukan darat mereka di dekat kota yang rentan terhadap serangan militan.
Situasi di sekitar kota Saraqib telah menjadi sangat sulit bagi Angkatan Bersenjata Suriah, karena serangan balasan yang mereka rencanakan untuk merebut kembali daerah itu terhenti setelah adanya serangan Turki yang menghancurkan pasukan mereka di sekitar front ini.
Sementara itu Turki masih melakukan serangan sporadis, dan tampaknya mereka telah menghentikan serangan besarnya terhadap Tentara Suriah.
Dalam pidato di depan partai politiknya pada hari Sabtu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk melakukan serangan lebih banyak terhadap militer Suriah.
Malam ini, Militan yang didukung Turki telah merebut kembali beberapa daerah di wilayah Jabal Al-Zawiya setelah militer Turki melakukan serangan besar-besaran terhadap pertahanan Tentara Arab Suriah (SAA).
Menurut laporan lapangan terbaru dari front ini, Front Pembebasan Nasional (NLF) yang didukung Turki, bersama Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) dan Partai Islam Turkestan (TIP), berhasil menguasai lebih dari lima kota di Jabal Al -Zawiya, dan menempatkan pasukan mereka di pinggiran Kafr Nabl.
Menurut laporan itu, Tentara Suriah hanya memberikan sedikit perlawanan di beberapa daerah, karena mereka kekurangan senjata berat yang diperlukan untuk membendung serangan militant di Idlib selatan.
Pasukan yang didukung Turki telah mendapat manfaat besar dari serangan besar-besaran militer Turki, karena militer Suriah tidak dapat melakukan banyak perlawanan terhadap musuh yang mengeroyok posisi mereka.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuat pernyataa yang ditujukan kepada presiden Rusia Vladimir Putin untuk “menyingkir” di Suriah, sehingga pasukannya dapat menyerang militer Suriah.
“Saya bertanya kepada Putin: Ada urusan apa anda di sana? Jika Anda membangun sebuah pangkalan lakukan saja itu, tetapi jangan menghalangi jalan kami dan biarkan kami berhadapan langsung dengan Suriah ”kata Erdogan, saat berbicara kepada wartawan di Istanbul, dikutip oleh AFP.
“Kami telah mengatakan sejak lama bahwa kami tidak wajib menerima sejumlah seperti Suriah itu. Anda menjanjikan bantuan kepada kami, tetapi tidak melakukan apa-apa, jadi kami membuka perbatasan kami kemarin. 18.000 pengungsi telah melewati, dan hari ini jumlah ini akan menjadi 25.000-30.000, dan kami tidak akan menutup pintu kami karena UE harus menepati janji, ”kata Erdogan, mungkin merujuk pada kesepakatan migran Turki-UE Maret 2016.
Kemarin 28/2 , Turki telah membuka perbatasannya sehingga sekarang pengungsi dari Idlib mengalir ke Eropa. Hal ini karena bantuan dana dari Eropa dianggap Erdogan belum juga dibayar sepenuhnya.
Erdogan mengusulkan Buffer Zone sedalam 30km
Dalam pidato kepresidenannya pada Sabtu pagi, Erdogan menyerukan dibentuknya zona penyangga sedalam 30 kilometer melintasi perbatasan utara Suriah.
Jika diterapkan, maka Zona penyangga yang diminta Erdogan ini, kemungkinan akan melintasi sebagian besar dari provinsi Latakia.
“Kami masih bekerja untuk menciptakan zona aman selebar 30 kilometer di sepanjang garis perbatasan kami di Suriah,” kata Erdogan.
Jika benar, ini dapat menyebabkan gesekan besar dengan Rusia, karena militer Rusia berada dalam di provinsi Latakia dan sangat tidak mungkin jika Turki menginginkan kelompok teroris yang didukungnya diposisikan mendekati basis militer Rusia di Hmeimim.
Pasukan Turki bergerak bersama dengan “unit-unit tempur” militan di provinsi Idlib saat mereka menjadi sasaran serangan udara pemerintah Suriah pada hari Kamis 27/2, kata Kemenhan Rusia.
Serangan udara Suriah itu dilakukan ketika Tentara Suriah membendung serangan besar-besaran kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebuah cabang Al-Qaeda di Suriah, di dalam zona de-eskalasi Idlib, ‘ kata militer Rusia kata pada hari Jumat.
Kemenhan Rusia mengatakan, bahwa Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah melakukan kontak terus-menerus dengan Turki, dan secara teratur meminta dan menerima informasi tentang keberadaan pasukan Turki. Dan, menurut data yang diajukan oleh Turki, tidak ada tentara Turki di dekat Behun ketika Tentara Suriah memerangi teroris di sana.
Ini bukan pertama kalinya Rusia menuduh Turki tidak memberi tahu Rusia dan pemerintah Suriah tentang pergerakan militernya di dalam “zona de-eskalasi” Idlib.
Awal bulan ini, enam tentara Turki terbunuh ketika konvoi mereka diserang di barat Saraqib setelah mereka pindah ke sana “tanpa memberi tahu pihak Rusia,” kata Moskow saat itu.
Sebuah serangan pasukan pemerintah Suriah telah menyebabkan tewasnya seorang tentara Turki dan melukai dua lainnya di provinsi Idlib Suriah, kata Kemenhan Turki.
Korban pasukan Turki terakhir ini terjadi kurang dari sehari setelah 33 tentara Turki tewas dalam apa yang dilaporkan akibat serangan udara atau pemboman artileri di Idlib.
Turki telah mengirim ribuan tentara dan kendaraan militer keIdlib yang merupakan benteng terakhir militan yang tersisa, beberapa kelompok militan itu berafiliasi dengan Al-Qaeda yang pernah ikut berusaha menggulingkan pemerintah di Damaskus.
Serangan udara yang menewaskan seorang tentara Turki itu terjadi ketika militert Suriah sedang membendung serangan besar-besaran kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di dekat kota Behun.
Para prajurit Turki itu berbaur dengan para teroris, kata Kemenhan Rusia pada hari Jumat.
Pasukan Suriah telah mendesak maju kearah posisi militan dalam beberapa minggu terakhir, sering terjadi bentrok dengan pasukan Turki pada berbagai kesempatan.
Seorang pejabat senior di Departemen kesehatan AS mengatakan didepan para anggota parlemen AS, bahwa coronavirus yang menyebar secara global ini tidak mungkin hilang tahun depan, dan akan lebih banyak kasus yang diperkirakan terjadi di AS, kata sumber yang menghadiri briefing itu pada hari Jumat 28/2.
Anthony Fauci, yang Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular juga mengatakan kepada anggota dewan AS dalam briefing tertutup, bahwa AS saat ini tidak memiliki fasilitas pengujian virus corona yang memadai.
Seorang penasehat ahli Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengisyaratkan bahwa Ankara siap berperang dengan Rusia setelah meningkatnya ketegangan di Idlib dalam 24 jam terakhir.
“Diwaktu lalu Kami pernah 16 kali berperang melawan Rusia, dan kami siap untuk berperang lagi.”
“Pejabat itu menunjuk pada populasi Muslim Rusia yang cukup besar dan mengancam bahwa negara itu (Rusia) “akan dihancurkan dari dalam” jika terjadi konflik bersenjata antara Moskow dan Ankara.”
NATO telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas situasi di Idlib pada hari ini Jumat 28/2, menyusul adanya permintaan dari Turki yang merupakan anggota NATO. Para pejabat di Ankara berjanji untuk membalas terhadap serangan yang dilakukan Damaskus.
Sementara itu, Moskow mengatakan bahwa Militer Suriah menangkis serangan dari kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebuah cabang Al-Qaeda di Suriah, dan mengecam Turki karena Pasukannya berada diarea yang dikuasai para teroris.
Rusia dan Turki pernah melakukan beberapa kali perang besar sejak abad ke-16. Terakhir kali kedua negara berperang saat Perang Dunia pertama (1914-1918).
Damaskus memiliki hak untuk melawan ketika diserang oleh teroris dan Moskow tidak dalam posisi untuk menghentikan Suriah untuk melakukan apa yang dudukung DK PBB (melawan teroris), Menlu Rusia mengatakan setelah insiden tewasnya 33 orang pasukan Turki di Idlib.
Mengomentari tragedi tewasnya 33 tentara Turki pada hari Jumat itu, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan, kematian adalah sebuah tragedi, dan Moskow menyatakan belasungkawa. Namun Turki juga harus ikut bertanggung jawab atas apa yang terjadi, baik karena tidak memberi tahu Rusia tentang lokasi pasukannya, dan karena juga gagal untuk mengurangi kekerasan di Idlib.
Persetujuan antara Rusia dan Turki yang disepakati sebelumnya, adalah “Bahwa Turki harus memisahkan antara pasukan oposisi dengan para teroris, untuk mendemiliterisasi zona deeskalasi guna mencegah serangan yang datang dari Turki terhadap pasukan Suriah dan Rusia, dan untuk membuat jalur darat yang bebas melalui zona ini. “
(Rusia) tidak dapat melarang Tentara Suriah untuk melaksanakan mandat yang tertulis dalam resolusi DK PBB, yang menyerukan perang tanpa kompromi melawan terorisme dalam segala bentuknya.
Idlib adalah benteng besar terakhir kelompok anti-pemerintah di Suriah, yang sebagian besar didominasi oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), reinkarnasi terakhir dari Al-Qaeda di Suriah.
Pada tahun 2018, Turki keberatan dengan rencana serangan militer oleh Tentara Suriah, dengan alasan itu akan mengakibatkan hilangnya banyak nyawa warga sipil dan eksodus pengungsi dari Idlib, yang akan memicu krisis besar di Turki.
Sebaliknya, Turki setuju untuk menggunakan pengaruh yang dimilikinya di antara beberapa kelompok teroris di Idlib untuk memadamkan kekerasan dan akhirnya membuat gencatan senjata abadi, dimana Rusia berusaha melakukan hal yang sama dengan Suriah dan pasukannya. Namun implementasinya tidak berjalan, dan Tentara Suriah mulai merebut desa-desa dan kota-kota di Idlib selatan untuk menangkis serangan para Militan.
Rusia mengirim dua kapal perang yang dilengkapi dengan rudal jelajah ke Laut Mediterania menuju pantai Suriah di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia, Turki dan Suriah di provinsi Idlib, kata Angkatan Laut Rusia, Jumat.
Armada Laut Hitam Rusia telah mengirim Kapal perang laksamana Makarov dan Laksamana Grigorovich ke Mediteranean, kata juru bicaranya Alexei Rulev. Fregat ketiga, Laksamana Essen, telah berada di Mediterania sejak Desember 2019, tambah Rulev.
Kementerian Pertahanan Rusia, Jumat, mengatakan bahwa pasukan Turki yang ditembaki tidak seharusnya berada di wilayah Suriah di mana mereka berada dan bahwa Ankara tidak memberi tahu Moskow sebelumnya mengenai lokasi mereka.
Direktur komunikasi Turki mengumumkan bahwa pasukan mereka telah menetapkan semua posisi militer Suriah sebagai target serangan dari udara dan darat, dengan merujuk serangan ini sebagai pembalasan atas serangan udara yang menargetkan tentara Turki.
“Turki telah menetapkan semua target rezim Suriah yang diidentifikasi yang akan diserang dengan serangan udara dengan didukung elemen-elemen pendukung kekuatan darat,” kata direktur komunikasi Turki dikutip oleh Anadolu Agency.
“Darah para pahlawan kami tidak akan sia-sia, gerakan kami di Suriah akan terus berlanjut hingga tangan kami yang menggapai bendera kami telah patah.” lanjutnya.
“Turki mendesak komunitas internasional, terutama para pemangku kepentingan proses Astana, untuk memenuhi tanggung jawab mereka.” dia menambahkan
#BREAKING: Strike bombers of #Russia Air Force (Su-24M & Su-34) flying from #Hmeimim AB bombed a large convoy of #Turkish Army in #Balyun village, Jabal al-Zawiya region, #Idlib 45 minutes ago. 30 Turkish soldiers are killed & tens of others are injured. This is the first video! pic.twitter.com/UWBjFhws0K
— Babak Taghvaee (@BabakTaghvaee) February 27, 2020
Beberapa laporan dari Suriah barat laut mengklaim bahwa lusinan tentara Turki telah terbunuh malam ini setelah serangan udara yang menyerang konvoi mereka di dalam provinsi Idlib.
Menurut Step News Agency, lebih dari 30 tentara Turki terbunuh dan banyak lainnya terluka oleh serangan udara itu.
“Di Idlib tentara Turki telah menjadi sasaran serangan unsur-unsur rezim Suriah dalam serangan udara,” kata Gubernur Provinsi Hatay Rahmi Dogan kepada media Kamis malam.
Sebelumnya dia mengatakan bahwa ada sembilan tentara telah tewas, beberapa menit kemudian korban tewas direvisi menjadi 22, Badan Anadolu Turki (AA) melaporkan, mengutip gubernur Hatay, Turki.
Update terakhir
Sedikitnya 33 prajurit Turki tewas dalam serangan udara di provinsi Idlib Suriah, sementara sejumlah tentara Turki cedera , tapi belum diketahui jumlah pastinya.
Tentara Arab Suriah (SAA), bekerjasama dengan Brigade Liwaa Al-Quds Palestina, berhasil mencetak kemajuan besar di Idlib selatan pada hari Rabu, ketika pasukan mereka berhasil merebut puluhan kota dan desa dari militan.
Kemajuan besar-besaran militer Suriah melintasi pedesaan selatan provinsi Idlib membuat direbutnya secara penuh Gunung Shashabo, yang merupakan bagian dari wilayah Gunung Al-Zawiya.
Selain itu, kemajuan militer Suriah ini menempatkan pasukan-pasukan mereka saling mendekat (dari 2 axis) guna merebut seluruh wilayah Gunung Al-Zawiya, yang jika bisa direbut total dari militan, akan menjadi pukulan besar bagi para militan di provinsi Idlib.
Videoa di diatas diambil saat Tentara Arab Suriah dan dan Briagade Liwaa Al-Quds Palestina setelah mereka merebut kota Deir Sonbol di Idlib selatan.
Pertemuan antara delegasi militer Rusia dan Turki telah berakhir tanpa kesepakatan, sumber dari Angkatan Bersenjata Suriah menginformasikan kepada AMN.
Menurut sumber itu, angkatan bersenjata Rusia dan Turki membahas kemungkinan agar Turki boleh menggunakan wilayah udara Suriah; Namun proposisi itu dikesampingkan oleh Moskow, meskipun Turki menuntut hal itu.
Selain itu, Fihak angkatan bersenjata Rusia dan Turki juga tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai zona demiliterisasi yang baru, karena Turki menuntut tentara Arab Suriah (SAA) menarik diri dari semua daerah yang mereka rebut pada tahun ini.
Dengan tidak terjadinya kesepakatan, maka Tentara Arab Suriah akan melanjutkan serangan mereka di pedesaan selatan provinsi Idlib, yang sempat dihentikan pada hari Kamis 27/2 karena adanya pertemuan ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin saat ini tidak memiliki rencana untuk berkunjung ke Istanbul pada 5 Maret dan mengadakan pembicaraan dengan Erdogan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari ini Kamis 27/2.
“Agenda Putin saat ini tidak termasuk melakukan pertemuan (dengan Erdogan)”, kata Peskov kepada wartawan. “Presiden memiliki agenda kerja lain untuk 5 Maret,” kata jubir Kremlin menambahkan.
Sementara itu, Peskov menekankan bahwa Rusia dan Turki masih melanjutkan komunikasi tingkat ahli mereka pada Idlib.
Sebelumnya, pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki belum puas dengan hasil pembicaraan dengan Rusia tentang Idlib dan siap untuk memulai operasi militer di wilayah tersebut.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut rencaba Erdogan itu sebagai skenario terburuk, dimana Erdogan ingin agar Idlib tetap menjadi benteng terakhir militan dan teroris di Suriah.
Pemerintah kota Qian Jiang di provinsi Hubei China, pusat penyebaran virus coronavirus mengumumkan kebijakan baru pada hari ini Kamis 27/2, yang akan memberikan hadiah hingga 10.000 yuan atau $ 1.425 (sekitar Rp.20juta) , kepada setiap orang yang melaporkan diri dan positif terkena coronavirus kepada pihak berwenang.
Dalam peraturan itu, hadiah 1.000 yuan (sekitar $ 142=Rp2jt)) akan diberikan kepada orang yang melaporkan diri terkena gejala demam (tidak positif Corona) , sementara 2.000 yuan ($ 284) akan diberikan kepada mereka yang melaporkan diri sendiri sakit dan diklasifikasikan sebagai kasus yang diduga.
Jika diagnosis mengkonfirmasi orang itu menderita Coronavirus, maka orang tersebut berhak atas pembayaran hadiah penuh sebesar 10.000 Yuan (Rp.20juta).
Tentara Arab Suriah (SAA) telah melancarkan serangan balasan di bagian timur Saraqib setelah sebelumnya kehilangan kota itu oleh militan dukungan Turki.
Menurut sumber militer di dekat garis depan, Tentara Arab Suriah melancarkan serangan balasan untuk kembali memasuki kota Saraqib dari arah timur, sementara pasukan Suriah yang ada di pedesaan barat kota Saraqib sedang berupaya membalas serangan militant di kota-kota Dadikh dan Jawbas .
Sumber itu mengatakan Tentara Arab Suriah telah berhasil memasuki kembali bagian timur kota itu, dan mengamankan beberapa lingkungan yang tidak dikuasai militan.
Awal pekan ini, Front Pembebasan Nasional (NLF) yang didukung Turki, bersama sekutu militannya melancarkan serangan besar-besaran untuk merebut kota Nayrab dan sekitarnya dari Tentara Arab Suriah.
Pasukan Suriah mencapai terobosan besar pada hari Rabu ketika mereka merebut kota bertetangga Nayrab dan Afis, ini akan menjadi titik kulminasi BAGI masuknya pasukan NLF ke Saraqib.
Sore ini , Pasukan udara Rusia dan Suriah telah mulai melakukan beberapa serangan udara terhadap kota Saraqib , menyusul direbutnya daerah itu oleh militan yang didukung Turki.
Menurut sumber lapangan di provinsi Idlib, pesawat tempur Rusia dan Suriah melakukan beberapa serangan selama satu jam terakhir, ketika Front Pembebasan Nasional (NLF) yang didukung Turki dan militant sekutu mereka berusaha untuk memutus jalur pasokan terakhir bagi Tentara Suriah diarea tersebut.
Sumber itu mengatakan, militant yang didukung Turki berusaha untuk merebut kota Dadikh dan Jawbas untuk mencegah tentara Arab Suriah bisa memasok logistic ke pasukan mereka dari kota Aleppo ke utara.
Sebelumnya hari ini, pasukan yang didukung Turki mengumumkan telah merebut kota Saraqib setelah pertempuran selama tiga hari di pedesaan timur provinsi Idlib.
Saraqib dianggap sebagai kota penting karena lokasinya di sepanjang dua jalan raya utama di barat laut Suriah, dan direbutnya kota itu oleh militan yang didukung Turki pada hari Kamis berarti bahwa jalan Raya Aleppo-Damascus (M-5) telah terputus.
Idlib pic.twitter.com/VVDN9BILkh
— ZOKA (@200_zoka) February 26, 2020
Sebuah video menunjukkan pasukan khusus Rusia sedang beraksi melawan militan di Idlib yang baru dirilis minggu ini.
Dalam video singkat itu, pasukan khusus Rusia terlihat melakukan beberapa penyergapan terhadap militan di malam hari, yang mengakibatkan tewasnya beberapa orang militan.
Pertempuran untuk merebut wilayah Gunung Al-Zawiya hampir berakhir ketika Tentara Suriah (SAA) mulai mendekati beberapa kota terakhir yang dikuasai militan.
Tentara Arab Suriah dilaporkan telah mencapai pinggiran kota Kansafra, yang merupakan kota yang terletak di sepanjang lereng utara Gunung Al-Zawiya.
Menurut sumber militer di dekat garis depan, Tentara Arab Suriah mengharapkan untuk bias menguasai kota Kansafra dan titik-titik sekitarnya dalam beberapa jam mendatang, karena para militan yang tersisa sebagian besar sudah ditarik ke utara.
Tentara Arab Suriah belum mengendalikan wilayah Gunung Al-Zawiya sejak dimulainya perang di Suriah, kerugiannya bisa sangat menghancurkan bagi para militan, karena akan memberikan akses ke Idlib pusat untuk pertama kalinya bagi Pasukan Suriah sejak 2015.
Sementara Militer Suriah saat ini juga fokus untuk merebut kembali Jalan Raya Aleppo-Latakia (M-4), dan keseluruhan wilayah Gunung Al-Zawiya , selain juga akan membuka front baru jika mereka memilih untuk maju dari arah yang berbeda dari provinsi Idlib.
Arab Saudi melakukan penangguhan sementara bagi individu yang ingin melakukan ibadah umrah atau mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah, serta wisatawan yang datang dari negara-negara di mana coronavirus sedang merebak, sebagaimana ditentukan oleh otoritas kesehatan Kerajaan Saudi.
Tindakan pencegahan ini “didasarkan rekomendasi dari otoritas kesehatan Saudi yang kompeten untuk menerapkan standar kehati-hatian tertinggi dan mengambil langkah-langkah pencegahan proaktif untuk mencegah munculnya virus corona dan penyebarannya,” kata Kemenlu dalam pernyataan ditwitternya.
Arab Saudi juga menangguhkan sementara penggunaan kartu identitas nasional bagi warga negara Saudi dan warga negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang akan melakukan perjalanan dari dan keluar kewilayah Kerajaan Saudi.
Namun, ada pengecualian: Yaitu bagi warga Saudi yang berada di luar negeri dan ingin kembali ke rumah yang tadinya mereka pergi dengan kartu identitas nasional, dan warga negara-negara GCC yang saat ini ada di dalam wilayah Saudi yang ingin kembali ke negaranya jika masuk dengan kartu identitas nasional.
Hal ini agar memungkinkan pihak berwenang Saudi untuk “memverifikasi dari negara mana mereka datang dan menerapkan tindakan pencegahan kesehatan untuk menangani mereka yang datang dari negara-negara itu.”
“Kerajaan menegaskan bahwa prosedur ini bersifat sementara, dan harus terus dievaluasi oleh pihak berwenang,” kata Kemenlu Saudi.
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, hari ini Kamis27/2 memerintahkan unutuk mengevakuasi warga Qatar dan Kuwait dari Iran karena kekhawatiran penyebaran virus corona.
“Emir telah memberin pengarahan untuk mengevakuasi warga Negara Qatar dan warga negara Kuwait, yang saat ini berada di Iran, karena merebaknya novel Coronavirus (COVID-19),” kantor berita negara QNA melaporkan di Twitter.
Rabu 26/2 kemarin, korban virus corona di Iran meningkat menjadi 19 orang, yang merupakan angka tertinggi di luar China. Ini mendorong beberapa negara untuk menunda penerbangan dan sebagian besar negara tetangganya menutup perbatasan mereka dengan Iran, terutama setelah beberapa negara tetangga mulai mencatat kasus coronavirus.
Tengah malam ini, Tentara Arab Suriah (SAA) terus bergerak maju dengan cepat ke arah Idlib tengah, dimana pasukan mereka berhasil merebut lebih banyak area di wilayah Jabal Al-Zawiya dibarat laut Suriah.
Menurut laporan terbaru dari front ini, Tentara Arab Suriah merebut kota Hawrat dan titik-titik di sekitarnya setelah militan Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) hanya melakukan sedikit perlawanan untuk mempertahankan daerah tersebut.
Tentara Arab Suriah sekarang mendorong lebih dalam ke pusat Idlib, dalam upaya untuk mencapai bagian selatan Jalan Raya Aleppo-Latakia (M-4).
Pada saat yang sama, pasukan Suriah di Idlib timur sedang berusaha untuk menangkis serangan dari para militan dan sekutu mereka yang didukung Turki, para militan berusaha untuk merebut kota strategis Saraqib di sepanjang Aleppo-Damascus Highway (M-5) ).
Pesawat tempur Angkatan Udara Rusia bersama dengan angkatan udara Suriah melakukan serangan bersama malam ini dalam upaya untuk menghentikan serangan militan yang didukung Turki di Idlib timur malam ini.
Menurut laporan lapangan terakhir dari provinsi Idlib, pesawat-pesawat tempur Rusia dan Suriah melepaskan serangan-serangan ke Idlib timur, yang sebagian besar menargetkan para militan yang didukung Turki dan militan sekutu mereka di dalam dan sekitar kota Afis dan Nayrab.
Pesawat tempur Rusia sebagian besar memusatkan serangan mereka pada militan yang berkumpul di dekat Saraqib, ketika mereka bersiap untuk melancarkan serangan untuk merebut kota strategis yang terletak di sepanjang Jalan Raya Aleppo-Damascus (M-5).
Sebelum pesawat Rusia memasuki medan pertempuran, pesawat militer Suriah berusaha dijatuhkan oleh militan yang didukung Turki dengan menggunakan rudal anti-pesawat.
Dalam video, jet Suriah itu bermanuver sambil mengeluarkan umpan palsu untuk mengelabuhi rudal anti pesawat. Meski serangan militan itu tidak mengenai target, tapi akhirnya pesawat tempur Suriah memutuskan menghentikan sementara serangan mereka.
AlQaeda Terrorists from Malaysia and China fighting in #Idlib preparing for “Jihad” against the Syrian people. NATO’s allies. pic.twitter.com/DPMhl8oOyx
— Syrian Girl 🇸🇾 (@Partisangirl) February 25, 2020
Hadits menyebut tentang perang yang kedua fihak berteriak Allahuakbar, artinya mereka adalah muslim, tapi yang diperangi adalah muslim lain. Mereka adalah muslim, tapi bahkan mereka tidak tahu siapa musuh Islam.
Adakah saat ini militan yang didatangkan ke Timteng untuk menyerang Israel?. Kita percaya anda sudah tahu jawabannya.
#Syria #Idlib #IdlibNews #IdlibBattle
A TIP / Turkistan Islamic Party in Syria Terrorist captured by the Syrian Arab Army Tiger Forces Haidar Regimant today.#Tiger_Forces #Tigers_Men #SAA
Haider Regiment pic.twitter.com/RxXaIvJBkV— /sg/ SOURIA GENERAL (@SyriaGeneral) February 25, 2020
Ini adalah video yang diklaim sebagai seorang militan Uighur yang bergabung dalam kelompok Turkistan Islamic Party (TIP) yang didukung Turki, yang hari ini tertangkap oleh pasukan Suriah.
Jelas dari wajahnya dia bukan orang timur tengah, dan dia sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan dalam bahasa Arab.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, bahwa waktu yang diberikan ke Suriah untuk menarik pasukannya dari pos pengamatan Turki di Idlib Suriah akan segera berakhir, dia menambahkan bahwa Turki tidak akan mengambil “langkah mundur sedikitpun” di provinsi itu.
Sebaliknya Erdogan bersumpah bahwa pada akhir Februari nanti , pasukannya akan mendorong mundur pasukan Suriah sampai melewati batas pos-pos pengamatan Turki.
“Kami ingin mengingatkan mereka yang mencoba memojokkan Turki dengan memaksakan agendanya sendiri, bahwa kami bukan tamu di kawasan ini, tetapi tuannya”, kata Erdogan.
Erdogan menambahkan, bagaimanapun dia akan meminta Vladimir Putin untuk mencoba dan meyakinkan Presiden Suriah Bashar Assad untuk menghentikan serangan Idlib.
Erdogan juga mengklaim bahwa Ankara akan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk mengembalikan Suriah ke situasi yang aman bagi penduduk di provinsi tersebut (Idlib).
Dalam komentar terpisah, presiden Turki juga mengindikasikan bahwa negaranya telah meminta untuk membeli sistem pertahanan udara rudal Patriot AS, tetapi Washington menyebut tidak memiliki stock lebih untuk dijual , karenanya saat ini tidak dapat memasok ke Turki. Erdogan menekankan bahwa Turki saat ini memiliki Patriot buatan Spanyol yang sudah dikerahkan di negara itu.
Presiden Turki itu mengatakan bahwa negaranya belum mendapat dukungan dari AS soal situasi di Idlib, tetapi dia akan mengangkat masalah ini dalam pembicaraan mendatang dengan Presiden AS Donald Trump.
Tentara Arab Suriah (SAA) menembak jatuh sebuah drone militer Turki yang sedang terbang di atas wilayah Dadekh di pedesaan tenggara provinsi Idlib pada hari Selasa 25/2.
“Satuan tentara (Suriah) menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak milik rezim Turki di wilayah Dadekh di pedesaan tenggara Idlib,” lapor Kantor Berita Arab Suriah (SANA).
Tentara Suriah telah memperingatkan dalam sebuah pernyataan Sabtu lalu bahwa mereka akan menembak jatuh pesawat illegal yang memasuki wilayah udara mereka.
Ditambahkan bahwa setiap pesawat asing yang melanggar wilayah udara Suriah akan diperlakukan sebagai “target militer” dan akan diburu dan dihancurkan segera setelah menembus wilayah udara Suriah.
Unit-unit Tentara Arab Suriah (SAA) melanjutkan gerak maju mereka di pedesaan selatan Idlib pada hari Selasa 25/2, mereka bisa merebut setidaknya tiga desa, Kantor Berita resmi Suriah SANA menyatakan.
Ma’ar Tamater dan Ma’artasin adalah dua desa yang berhasil dibebaskan oleh tentara Suriah, setelah terjadi bentrokan dengan kelompok-kelompok militan. Menurut SANA, pasukan SAA juga merebut kembali desa Ba’arbo.
Kemajuan pasukan Suriah ino terjadi di tengah kehadiran militer Ankara yang meningkat di Idlib setelah Militer Suriah mengumumkan telah menguasai sepenuhnya kota-kota dan desa-desa di sekitar Aleppo.
Militer Turki melakukan pertaruhan besar minggu ini ketika mereka mendukung militan untuk melakukan serangan besar di pedesaan timur provinsi Idlib.
Dengan dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) dan Pasukan Pembebasan Nasional (NLF), para militan memusatkan sebagian besar pasukan mereka di poros Nayrab di Idlib timur, dan mereka berusaha untuk maju menuju kota penting Saraqib.
Sementar militant bisa mencapai beberapa keberhasilan di poros Idlib timur, militan malah harus meninggalkan sayap selatan dari wilayah Jabal Al-Zawiya yang strategis, yang sepenuhnya terdampak oleh serangan Tentara Arab Suriah (SAA) pada hari Selasa.
Sebagai hasilnya, Divisi Pasukan Misi Khusus ke-25 Angkatan Darat mampu menguasai sebagian besar wilayah Jabal Al-Zawiya, termasuk kota-kota Kafr Nabl dan Hass.
Yang membuat keadaan menjadi lebih buruk bagi para militant adalah karena Tentara Suriah tampaknya terus merangsek secara besar-besaran kearah utara menuju Jalan Raya Aleppo-Latakia (M-4) dari posisi mereka di lereng selatan Jabal Al-Zawiya.
Jika pasukan Suriah berhasil mencapai Jalan Raya Aleppo-Latakia , maka serangan militan di Idlib timur hanya akan menjadi masalah kecil, karena pada akhirnya militan akan kehilangan seluruh wilayah Jabal Al-Zawiya.
Kantor Berita Turki Demirören melaporkan, bahwa tank-tank Turki telah dikerahkan dari seluruh Turki menuju provinsi Hatay yang terletak di dekat perbatasan Turki dengan Suriah.
Tank-tank tersebut nantinya akan dipindahkan ke pos-pos pemantauan Turki di provinsi Idlib Suriah, yang sebagaimana dinyatakan Ankara, dalam beberapa pecan terakhit mendapat kecaman dari militer Suriah.
Turki mengklaim bahwa mereka kehilangan beberapa anggota pasukannya dalam serangan beberapa pekan terakhir, dan Turi “membual” telah membunuh puluhan tentara Suriah dan mengklaim menghancurkan peralatan militer Suriah ketika melakukan serangan balasan.
Ankara menuduh Damaskus dan Moskow melanggar perjanjian Sochi yang dirancang untuk menciptakan zona demiliterisasi di Idlib dengan melakukan serangan terhadap zona itu.
Sementara Moskow mengecam Ankara karena meningkatkan eskalasi di Idlib dan juga gagal memenuhi kewajiban dalam perjanjian Sochi, yaitu untuk memisahkan kelompok-kelompok teroris dari apa yang disebut oposisi moderat.
Rusia juga mengkritik Turki karena terus mendukung militan Idlib dan dengan demikian melanggengkan konflik di wilayah tersebut.
Kemenhan Rusia mengindikasikan bahwa serangan Militan Idlib terhadap posisi tentara Suriah di dekat desa-desa Qmenas dan Nerab pada 20 Februari, dilakukan dengan dukungan tembakan artileri pasukan Turki.
Ketakutan terhadap mewabahnya virus korona COVID-19 yang menyebar secara global mendorong anjloknya pasar saham AS, dimana Dow Jones Industrial Average merosot lebih dari 800 poin sebelum akhirnya sedikit pulih. Komposit Nasdaq turun lebih dari 232 poin pada Selasa sore, sementara S&P 500 turun hampir 89 poin.
Penurunan Selasa 25/2 kemarin mengikuti anjloknya pasar pada Senin lalu, ketika Dow Jones anjlok lebih dari 1.000 poin, S&P anjlok 500 dan Nasdaq turun lebih dari 3 persen yang melenyapkan sebagian besar keuntungan sejak awal tahun.
Epidemi coronavirus di Cina telah mengganggu rantai pasokan global, tetapi ketika virus itu menyebar ke Timur Tengah dan Eropa, dampak ekonominya membesar dan mendorong investor untuk aksi jual.
Dibutuhkan “jiwa yang pemberani untuk membeli saham pada saat ini,” Chris Weston, kepala peneliti di broker valas Australia Pepperstone, mengatakan kepada MarketWatch. ” Bagaimana kita bisa memetakan risiko ketika kita tidak bisa lagi memetakan ekonomi dengan keyakinan?”
Sementara ini baru ada 14 kasus coronavirus telah secara resmi tercatat di AS, dan Selasa kemarin Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperingatkan bahwa penyebaran Corona (di AS) hanya masalah waktu, dan orang Amerika harus bersiap untuk menerima kesengsaraan “berat” setiap hari dalam beberapa minggu mendatang.
Virus corona akhir-akhir ini menyebar dengan cepat di Timur Tengah, dengan kasus tercatat di setidaknya sembilan negara di wilayah tersebut , enam Negara melaporkan adanya infeksi pertama dalam seminggu terakhir.
Virus ini secara resmi dikenal sebagai COVID-19, penyakit ini telah menyebar di 34 negara dan menewaskan lebih dari 2.600 orang secara global per hari ini 24/2, sebagian besar di China tempat virus pertama kali muncul pada akhir Desember 2019.
Di luar China, Iran memiliki jumlah kematian terbesar, dengan setidaknya 15 meninggal akibat virus dalam seminggu, sebuah perkembangan yang disebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “sangat memprihatinkan”.
Informasi terkini bahkan wakil Menteri kesehatan Iran dinyatakan positif terinfeksi.
Virus – yang belum ada vaksinnya itu menyebabkan penyakit ringan pada empat dari lima orang yang terinfeksi. Namun, ini bisa berakibat fatal bagi lansia dan mereka yang memiliki gangguan kesehatan mendasar seperti penyakit jantung dan diabetes.
Ketika pemerintah di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) sedang sibuk untuk menahan penyebaran virus ini, para ahli menyatakan keprihatinan atas kemampuan kawasan itu untuk menangani wabah ini, juga karena perang, dan sistem kesehatan yang buruk di beberapa Negara itu.
Rusia memandang pernyataan AS tentang kemungkinan akan mencapai kesepakatan dengan teroris di Suriah tidak dapat diterima, kata Menlu Rusia Sergey Lavrov, Senin.
“Baik Front Nusra atau Hayat Tahrir al-Sham secara resmi telah masuk dalam daftar organisasi teroris DK PBB. Mereka juga masuk dalam daftar organisasi teroris di AS. Namun demikian, ini bukan pertama kalinya para pejabat Washington, termasuk Perwakilan Khusus AS untuk intervensi Suriah James Jeffrey membuat pernyataan yang menyatakan bahwa mereka memandang Hayt Tahrir al-Sham bukan sebagai organisasi teroris. Bahkan dalam beberapa situasi AS akan mengadakan dialog dengan mereka ” kata Lavrov pada konferensi pers.
“Ini bukan pertama kalinya kami mendengar pernyataan yang cukup jelas seperti itu, dan kami menganggap hal itu sama sekali tidak dapat diterima,” tambah menlu Rusia itu.
“Sekarang serangkaian pembicaraan antara Ruis and Turki sedang dipersiapkan, dan kami harap akan dapat membawa kami (Rusia dan Turki) ke sebuah kesepakatan tentang bagaimana memastikan bahwa (Idlib) ini benar-benar menjadi zona de-eskalasi dan bahwa teroris tidak menguasai provinsi itu, “kata Lavrov pada konferensi pers bersama dengan Menlu Tajikistant Sirojiddin Muhriddin.
Menteri luar negeri Rusia juga menambahkan bahwa Moskow akan terus menghadapi para gerilyawan di Idlib.
“Oleh karena itu, saya berharap bahwa kontak yang sedang berlangsung antara kami (Rusia) dan militer Turki yang melibatkan para diplomat dan petugas keamanan akan berakhir secara positif dan kami masih dapat memastikan bahwa para teroris tidak mengendalikan bagian Suriah ini (Idlib), sebagaimana seharusnya mereka juga tidak boleh menguasai bagian manapun dari negara itu, “kata Lavrov.
Lavrov menambahkan bahwa per perjanjian antara Rusia-Turki soal Idlib harus bisa memisahkan antara mana pejuang Oposisi dan para teroris.
“Dari perjanjian yang dicapai pada September 2018 yang telah dikonfirmasi ulang setahun kemudian, jelas bahwa zona de-eskalasi itu telah berubah menjadi zona eskalasi, karena dari sana para militan, yang tidak ingin memisahkan diri dari kelompoknya, terus menyerang sasaran di luar zona. Dalam kerangka kesepakatan antar Rusia dan Turki, tentu tidak ada yang setuju bahwa jika teroris mulai menyerang maka mereka tidak boleh dibalas,itu tidak diharapkan oleh sispapaun. “Saya yakin bahwa militer Turki, yang bekerja di lapangan, telah melihat dan memahami semuanya dengan sempurna,” kata Lavrov.
Sebelumnya pada bulan Februari lalu, Sergei Lavrov mengatakan bahwa Turki belum memenuhi beberapa komitmen utama dalam perjanjian Idlib, termasuk kegagalannya untuk memisahkan antara oposisi bersenjata yang siap untuk dialog dengan pemerintah dan para teroris.
Pada gilirannya, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengklaim bahwa Ankara telah memenuhi kewajibannya di Idlib.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan minggu ini, bahwa operasi militer di Idlib hanya masalah waktu dan memberi waktu bagi pemerintah Suriah hingga Maret untuk menarik pasukannya dari pos pengamatan yang didirikan Turki di Suriah dekat dengan perbatasan Turki.
Rusia, Turki, dan Iran adalah para penjamin gencatan senjata di Suriah yang terkena dampak konflik.Rusia secara teratur melakukan operasi kemanusiaan di seluruh negeri dan membantu Damaskus dalam menyediakan jalan yang aman bagi kembalinya para pengungsi Suriah.
https://www.youtube.com/watch?v=usfLvPiUTn4
Malam ini akan menjadi malam yang sulit bagi para militan di Idlib selatan, karena mereka terus kehilangan beberapa daerah diwilayah Jabal Al-Zawiya.
Menurut laporan terbaru dari front Idlib, Tentara Arab Suriah telah merebut lebih banyak kota dan desa di dekat Kafr Sijnah ketika pertahanan mereka runtuh di bagian selatan provinsi Idlib.
Di antara daerah yang direbut oleh Tentara Arab Suriah malam ini adalah, kota Ma’ar Taseen, yang direbut oleh militer Suriah sekitar dua jam yang lalu. Selain Ma’ar Taseen, Tentara Suriah juga telah merebut Jabla dan Ma’ar Tamatar terdekat di jantung wilayah Jabal Al-Zawiya.
Tentara Arab Suriah sekarang terus maju menuju kota Kafr Nabl, yang merupakan salah satu benteng militan terakhir di Jabal Al-Zawiya.
Jika militan kehilangan seluruh wilayah di Jabal Al-Zawiya, ini akan menjadi pukulan besar bagi pasukan mereka di Idlib, karena Tentara Suriah artinya akan menguasai sebagian besar jalan raya Aleppo-Latakia (M-4).
Tentara Arab Suriah (SAA) mencatat kemajuan baru di pedesaan tenggara provinsi Idlib, ketika pasukan mereka berhasil merebut salah satu benteng terakhir militan diarea ini.
Menurut laporan lapangan dari provinsi Idlib pada hari Senin, Tentara Arab Suriah merebut basis militan di Kafr Sijnah tadi malam setelah merangsek perahanan Hayat Tahrir Al-Sham di garis depan kota.
Penguasaan Kafr Sijnah oleh Tentara Arab Suriah ini menyebabkan kubu militan runtuh di selatan kota, karena militer mampu merebut beberapa kota lain selama 12 jam terakhir.
Dengan direbutnya Kafr Sijnah , Tentara Arab Suriah kini akan berusaha untuk merebut seluruh wilayah Jabal Al-Zawiya di Idlib selatan; daerah ini telah menjadi benteng pertahanan besar bagi militan di area ini.
Pasukan Suriah (SAA) terus melanjutkan operasi skala besar mereka di Provinsi Idlib sore ini, hasilnya pasukan mereka telah merebut lebih banyak area di wilayah Jabal Al-Zawiya.
Menurut laporan lapangan terbaru, Tentara Suriah berhasil merebut kota Warmiyah setelah pertempuran singkat dengan militan pada Senin sore.
Dengan direbutnya Warmiyah, Tentara Arab Suriah kini telah menguasai selusin kota dan desa di tenggara provinsi Governorat Idlib dalam 24 jam terakhir.
Tentara Suriah berusaha untuk merebuta banyak area di wilayah Jabal Al-Zawiya di Idlib selatan, mereka berusaha untuk menguasai wilayah terakhir di bawah penguasaan militant di sepanjang Jalan Raya Aleppo-Latakia (M-4).
Pasukan khusus militan (yang didukung Turki) berusaha untuk menyerbu posisi Tentara Arab Suriah (SAA) diprovinsi Idlib, tapi malah berakibat kerugian besar bagi kubu militan.
Dalam sebuah video yang dirilis pada hari Sabtu melalui Telegram, terlihat beberapa mayat militan direkam oleh wartawan Militer Suriah di dalam Provinsi Idlib.
Para Militan itu sekarang menggunakan peralatan tempur baru dan seragam tempur baru, yang membuat bingung yang melihat, apakah mereka sebenarnya personil militer Turki atau bukan.
#Turkish soldiers dying in #Libya and dying in #Syria , and for what ?
To fulfill a stupid man’s fantasy.
And dragging his country’s name to the gutter in the process.
The Hitler of the 21 century #Erdogan #Turkey
pic.twitter.com/leLwrIUP6i— M.LNA (@LNA2019M) February 23, 2020
Di waktu-waktu sebelumnya, pasukan khusus militan sering melakukan serangan dari belakang garis pertahanan Tentara Suriah, namun untuk pertama kalinya operasi mereka berakhir dengan bencana total bagi mereka, yang membuat banyak dari mereka terbunuh atau terluka.
Armada Laut Hitam Rusia memonitor adanya pergerakan kapal perusak berpeluru kendali AS USS Ross yang memasuki Laut Hitam, Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Kemenhan Rusia mengatakan pada hari Minggu 23/2.
“Pasukan Armada Laut Hitam telah melacak pergerakan kapal perusak berpeluru kendali USS Ross setelah dia melakukan transit ke Laut Hitam pada pukul 18.30 Waktu Moskow pada 23 Februari 2020,” kata Kemnhan Rusia.
Kapal angkatan laut AS secara teratur berlayar memasuki Laut Hitam, jadi itu bukan kejadian langka.
Desember lalu, USS Ross memasuki wilayah selatan Laut Hitam, sehingga Armada Laut Hitam Rusia juga mulai mengawalnya.
November lalu, Kapal Frigate Rusia, Laksamana Essen bersama kapal-kapal kecil Vyshny Volochek dan Orekhovo-Zuyevo melacak pergerakan kapal perusak berpeluru kendali AS USS Porter (DDG-78) yang memasuki Laut Hitam.
All kind of air defence guns have been activated all over the
capital and surroundings against #Israel air raids. pic.twitter.com/dblwbpZb9s
— Majd Fahd 🇸🇾 (@Syria_Protector) February 23, 2020
Pertahanan udara Suriah kembali mencegat beberapa rudal musuh diatas wilayah Damaskus, kantor berita SANA melaporkan pada hari Minggu.
Menurut seorang wartawan SANA, pertahanan Suriah berhasil mencegat “sejumlah rudal bermusuhan yang diluncurkan dari Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki oleh Israel”.
Laporan media sebelumnya mengatakan beberapa ledakan terdengar di langit di atas ibukota Suriah.
Pada 13 Februari lalu , pertahanan udara Suriah juga melaporkan adanya rudal-rudal yang ditembakkan ke daerah Damaskus dari arah Dataran Tinggi Golan.
Informasi lain melaporkan selain menyerang Damaskus, Israel juga menyerang Jalur Gaza.
Video presentation of new Houthis Air Defense systems named Saqib 1, Saqib 2, Saqib 3 and Saqr 1. pic.twitter.com/Y2RDDI1axk
— Aldin 🇧🇦 (@aldin_ww) February 23, 2020
Angkatan bersenjata Yaman telah merilis empat jenis sistem pertahanan rudal jarak jauh yang dibuat sendiri, yang akan dapat mengubah peta permainan dan mengubah arah pertempuran dalam menghadapi serangan brutal dari Koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Presiden Dewan Politik Tertinggi dan panglima angkatan bersenjata Yaman Mahdi al-Mashat, yang berbicara pada hari minggu pada sebuah upacara pengenalan senjata baru itu di ibukota Sana’a mengidentifikasi system senjata itu sebagai Fater-1 (Innovator-1) , Thaqib-1 (Piercer-1), Thaqib-2 dan Thaqib-3.
Sistem senjata itu telah memasuki layanan operasional setelah melalui uji coba yang sukses, kata pejabat itu mengumumkan.
Menhan Yaman Mayor Jenderal Mohamed al-Atefy, Ketua Staf Umum Mayor Jenderal Mohamed al-Ghammari dan Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata, juga hadir dalam acara tersebut.
Mashat memuji upaya Kemenhan Yaman sehubungan dengan pengembangan dan modernisasi sistem militer untuk mencegah atau jika perlu untuk menghadapi musuh.
“Sistem pertahanan udara baru ini akan mengubah peta pertempuran melawan koalisi agresor, dan membuka jalan bagi pengenalan sistem yang lebih canggih untuk menyasar target musuh,” kata Mashat.
Tentara Arab Suriah (SAA) dilaporkan mulai melanjutkan serangan mereka di Idlib tenggara, ditandai dengan dimulainya serangan baru di daerah itu pada hari Jumat.
Menurut laporan awal dari Idlib tenggara, Tentara Arab Suriah dan milisi sekutunya telah merebut dua kota dari militan setelah pertempuran sengit pada hari Minggu. Dua kota itu adalah kota Al-Sheikh Dimas dan kota Hantutin yang terletak di dekat kubu Militan di Jihad Kafr Sijnah.
Kemajuan terbaru ini terjadi hanya dua hari setelah Tentara Arab Suriah melancarkan serangan di Idlib tenggara untuk merebut daerah-daerah yang dikuasai militan di wilayah Jabal Al-Zawiya.
Update terbaru
Menurut laporan lapangan terbaru dari Idlib, Tentara Arab Suriahbersama dengan Pasukan Pertahanan Nasional (NDF), telah merebut kota Ma’arat Tira setelah pertempuran sengit dengan militan Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) dan Front Pembebasan Nasional (NLF) yang didukung Turki.
Dengan direbutnya kota Ma’arat Tira malam ini, maka Tentara Arab Suriah sekarang telah merebut setidaknya tiga kota dari para pemberontak jihad dalam 24 jam terakhir.
Operasi baru di Idlib tenggara diperkirakan akan terus meningkat selama beberapa hari ke depan, karena Tentara Arab Suriah terlihat berupaya untuk merebut daerah yang tersisa masih dikuasai militan di wilayah Jabal Al-Zawiya.
“Peralatan militer yang sangat berbahaya telah dipasok ke tangan miltan di Idlib (dari Turki), tapi sayangnya semua itu tidak membantu menormalkan situasi,” kata Jubir Presiden Rusia Dmitri Peskov, pada program saluran TV Rossiya-1.
Kelompok militan yang dimaksud merujuk pada kelompok-kelompok militan yang beroperasi di provinsi Idlib Suriah yang sedang menghadapi pasukan pemerintah Bashar al Assad.
Peskov memperingatkan bahwa kelompok-kelompok militan ini sekarang dipersenjatai dengan senjata yang sangat baik dan terus-menerus menerima pasokan amunisi, proyektil, dan peralatan militer.
Di sisi lain, juru bicara itu mengatakan bahwa Ankara belum memenuhi ketentuan perjanjian Sochi di Suriah, yang ditandatangani lebih dari setahun yang lalu.
Pada saat yang sama, ia menegaskan kembali kesediaan Rusia untuk berdialog dan mengkonfirmasi persiapan Rusia untuk pertemuan puncak membahas Idlib dengan para pemimpin Turki, Jerman dan Prancis.
Dalam Video adalah pengiriman terbaru senjata Turki ke Idlib selatan yang melewati Jalan Raya M4.
Enam belas anggota Militer Turki dan lebih dari 100 Militan bayaran (yang dikirim Tuki) dari Suriah tewas dalam pertempuran di ibukota Libya Tripoli, saluran TV Sky News Arabia melaporkan, Minggu, mengutip sumber di Tentara Nasional Libya (LNA).
Menurut Twitter saluran itu, 16 tentara Turki dan lebih dari 100 tentara bayaran Suriah tewas dalam bentrokan di Tripoli.
Awal pekan ini, komandan LNA, Khalifa Haftar, mengatakan bahwa saingannya Kelompok Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) telah menggunakan gencatan senjata untuk mengerahkan Militan bayaran dari Suriah ke Libya.
Sementara itu, sejak awal tahun ini Turki telah mengirim pasukannya di Libya atas kesepakatan dengan kelompok GNA.
Pada bulan Januari lalu, telah berlangsung konferensi internasional tentang Libya di ibukota Jerman, yang diikuti Rusia, AS, Uni Eropa, Turki dan Mesir .
Kedua pihak yang berseteru LNA dan GNA sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan tidak melibatkan pihak ketiga dalam konflik mereka.
Setelah penggulingan dan pembunuhan pemimpin Libya Muammar Gaddafi pada 2011, negara itu terjerumus ke dalam perang saudara yang brutal.
Sampai hari ini Libya terbagi antara dua pusat kekuatan, LNA dan GNA. Pada tanggal 12 Desember, Haftar mengumumkan dimulainya pertempuran yang menentukan dalam upayanya untuk merebut ibukota Tripoli, yang telah berlangsung sejak April lalu dan telah menylut pertempuran sengit di pinggiran kota.
Kelompok miltan dari Partai Islam Turkestan (TIP) (didominasi etnis Uighur dari China) telah mengeluarkan seruan dilakukan mobilisasi umum dalam pasukan mereka di wilayah Jabal Al-Zawiya di Idlib, kata sebuah sumber kepada Sputnik arabic, Minggu.
Sumber itu menegaskan bahwa “seruan ini dilapangan diterjemahkan oleh militan sebagai gerakan memasok senjata, amunisi, dan kendaraan militer dalam segala jenis ke arah garis pertahanan di desa-desa dan distrik di Jabal Al-Zawiyah, serta memperkuat front sekitar Jisr Al-Shughour. “
Mereka menambahkan bahwa “jumlah miltan dari China (Uighur) di wilayah Jisr al-Shughour dan pedesaan timur laut Latakia adalah sekitar 4.000 orang, termasuk gerilyawan lain dari negara Chechnya dan Turki.”
Partai Islam Turkestan telah terbukti menjadi salah satu kelompok jihad paling tangguh di Suriah, karena pasukan mereka berkali-kali bisa menahan serangan Tentara Arab Suriah di kota penting Kabani di timur laut Latakia.
Bentrokan berlanjut antara Tentara Suriah (SAA) dan militan yang didukung Turki di dekat kota Nayrab, Sabtu.
Menurut laporan dari front Idlib, militan dan sekutu mereka yang didukung Turki dari Front Pembebasan Nasional (NLF) menembaki posisi Tentara Arab Suriah di sekitar Nayrab.
Serangan baru militant terhadap Nayrab ini memicu jual-beli serangan artileri dan rudal yang sengit antara Tentara Suriah dan militan yang didukung Turki.
Pada hari Kamis, militan yang didukung Turki berusaha untuk merebut Nayrab selama operasi besar-besaran di Idlib timur.
Serangan itu militan itu malah berakhir sangat buruk bagi kubu militan, karena pasukan Suriah dan Rusia hampir menghancurkan seluruh pasukan militan.
Kemenhan Turki mengatakan bahwa salah satu tentaranya tewas pada hari Sabtu 22/2 setelah peluru artileri pasukan (SAA) mengenai posisi mereka, mereka merespon serangan itu dengan membom pasukan Suriah, yang mengakibatkan penghancuran 21 sasaran.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kemenhan Turki menyatakan bahwa “sebagai akibat dari serangan pasukan Suriah, seorang prajurit Turki terluka, dan dia meninggal ketika dia dibawa ke rumah sakit.”
“Respons terhadap serangan itu adalah dengan tembakan artileri dan pembonan 21 target rezim Suriah,” menurut Anatolia.
Pihak berwenang provinsi Turki di Gaziantep telah mengumumkan, sebelumnya tentang tewasnya seorang prajurit Turki di provinsi Idlib Suriah, setelah serangan pasukan tentara Suriah di provinsi itu.
Jumat lalu Pemerintah Suriah menuduh rezim Turki telah membuat informasi palsu (menaikkan) jumlah korban difihak Tentara Arab Suriah dan penghancuran peralatan mereka.
Tentara Arab Suriah (SAA) telah memperingatkan bahwa pertahanan udaranya akan menembak jatuh setiap pesawat yang melanggar wilayah udara negara itu, menyusul ancaman dari militer Turki tentang penargetan pasukan mereka di Idlib.
“Setiap pesawat yang melanggar wilayah udara Suriah akan diperlakukan sebagai target militer musuh … Mereka akan dilacak segera setelah deteksi dan dihancurkan segera setelah melanggar wilayah udara kami,” kata Komando Angkatan Bersenjata Suriah dalam sebuah pernyataan pers pada hari Sabtu.
Menurut militer, pasukan pertahanan udara telah menerima perintah untuk mempertahankan wilayah udara negara itu “dengan segala cara yang tersedia.”
Tentara Arab Suriah telah menembak jatuh jet tempur Turki selama perang; Namun, ini lebih dari lima tahun yang lalu dan mendahului jatuhnya jet Suriah di kemudian hari dalam perang.
Karena Turki dan Suriah tidak memiliki hubungan diplomatik, mereka berdua mengandalkan Rusia untuk menengahi antara kedua negara, yang dapat menyebabkan lebih banyak gesekan antara Ankara dan Moskow karena yang terakhir memberikan dukungan kepada Damaskus.
.@OIRSpox Colonel Myles Caggins says the #Idlib province is a “magnet” for terrorist groups who are a “nuisance, a menace and a threat” to the hundreds of thousands of civilians in Syria, who are just “trying to make it through the winter.”
Read more 👉 https://t.co/7IltJzi7Od pic.twitter.com/cS9Tc5TC7r
— Sky News (@SkyNews) February 20, 2020
Sebuah wawancara yang dilakukan Sky News dengan Juru bicara Koalisi AS di Suriah Col. Myles Caggins menjadi perbincangan.
Tidak seperti biasanya, koalisi AS dan sekutunya yang selalu menuduh bahwa penyebab kesengsaraan warga sipil di ldlib adalah serangan militer Suriah dan Rusia, tapi dia malah menyebut penyebab kesengsaraan mereka adalah karena adanya puluhan kelompok militan di Idlib.
Dalam wawancara ini, entah sengaja atau tidak dia malah menyebut fakta yang sebenarnya :
“Ada berbagai kelompok teroris di sana, semuanya adalah merupakan gangguan dan ancaman bagi ratusan ribu warga sipil yang sedang berjuang melawan musim dingin.”
#Syria sends more military convoys to #Idlib
Russia transports more equipment to Syria as Putin decides to rid the area of AlQaeda for ever. pic.twitter.com/zTBIPeNRnB
— Nardeep Pujji (@AWAKEALERT) February 22, 2020
Malam ini Tentara Arab Suriah (SAA) telah memulai operasi baru di Idlib tenggara, ini menandai serangan darat mereka untuk pertama kalinya sejak awal minggu ini.
Menurut laporan awal dari garis depan, Tentara Arab Suriah menyerbu posisi militan di puncak bukit besar Tal Al-Nar di dekat kota Kafr Sijnah di Idlib tenggara.
Unit-unit Militer Suriah pada serangan ini didukung oleh artileri berat dan serangan udara Rusia, yang menghujani pertahanan militan di bagian tenggara provinsi Idlib.
Sejauh ini, belum ada kemajuan yang dilaporkan oleh Tentara Arab Suriah.
Operasi militer terbaru di Idlib ini menargetkan lereng tenggara Gunung Al-Zawiya, yang merupakan upaya Militaer Suriah untuk merebut kendali atas bagian dari Idlib dari arah Jalan Raya Aleppo-Latakia (M-4).
Video diatas adalah konvoi pasukan Suriah yang dikirim untuk memperkuat militer mereka di Idlib
Angkatan Bersenjata Turki telah mengerahkan setidaknya dua peluncur roket berat (MRL) T-300 Kasırga di sepanjang perbatasan dengan Suriah.
Sebuah video memperlihatkan MRL berat yang sedang bergerak di provinsi Hatay, Turki selatan, dirilis pada 21 Februari oleh Ihlas News Agency (IHA).
T-300 dikembangkan oleh raksasa pertahanan Kalkun ROKETSAN, yang didasarkan pada rudal WS-1B buatan China dengan beberapa modifikasi. Roket T-300 dimaksudkan untuk memberdukungan ke militer Turki dengan tembakan jarak jauh.
Setiap MRL T-300 dapat dipersenjatai hingga empat roket 302 mm, dengan jangkauan melebihi 100 km.
Dari posisi mereka di sepanjang perbatasan, MRL Turki T-300 dapat mencapai target di wilayah Suriah dari Idlib Raya atau di sekitarnya.
Penempatan roket jarak jauh di sepanjang perbatasan dengan Suriah itu menunjukkan bahwa Turki masih bertekad untuk mendukung militant proxy-nya diIdlib. Hal ini tentu saja akan menyebabkan eskalasi lebih lanjut dan memicu respons serius dari militer Suriah dan sekutunya Rusia.
Turki menutup wilayah udaranya untuk dilintasi pesawat militer Rusia (yang keluar-masuk wilayah Suriah) menyusul ketegangan keduanya di Idlib Suriah, Nezavisimaya Gazeta Rusia melaporkan pada 21 Februari.
Menurut surat kabar itu, empat pesawat, termasuk Tu-154 dan dua Su-24M dari Pasukan Aerospace Rusia (VKS), telah dilarang melewati wilayah udara Turki.
Keempat pesawat Rusia itu dipaksa melakukan perjalanan melalui Iran, kemudian Irak. Menurut para pengamat penerbangan, Ini adalah rute yang tidak biasa.
Pada tahun-tahun pertama operasinya di Suriah, Rusia menggunakan wilayah udara Iran dan Irak untuk mengirim peralatan dan pasukan ke Suriah.
Kemudian, setelah ada peningkatan kedekatan hubungan Rusia-Turki , pesawat militer Rusia mulai mengambil rute yang lebih pendek melalui wilayah udara Turki.
Keputusan Turki untuk menutup wilayah udaranya tidak akan mempengaruhi operasi Rusia di Suriah. Namun, itu dapat merusak hubungan Rusia-Turki.
Pemerintah Suriah menyangkal pernyataan Turki pada hari Jumat bahwa tank Suriah telah dihancurkan atau bahwa Tentara Arab Suriah (SAA) telah tewas selama pertempuran Nayrab diprovinsi Idlib.
“Semua yang media Turki laporkan tentang penghancuran tank-tank Suriah atau terjadinya korban di jajaran Tentara Arab Suriah itu hanyalah dugaan yang jauh dari fakta, dan bertujuan menutupi kegagalan serangan teroris pada serangan di poros Nayrab,” yang didukung oleh tentara pendudukan Turki, “ pemerintah Suriah menyatakan dalam dikutip oleh SANA.
Pada hari Jumat, Presiden Turki Erdogan mengklaim militernya telah menyebabkan banyak korban dalam jajaran tentara Arab Suriah setelah dua tentara Turki terbunuh di dekat Nayrab.
Erdogan pada juma’t itu mengklaim : “ada 150 anggota pasukan rezim Suriah dinetralkan sesuai dengan informasi terbaru yang diterima, dan 12 tank, 3 kendaraan lapis baja, 14 meriam dan dua kendaraan Dushka dihancurkan di Idlib.”
Foto-foto diatas menunjukkan kendaraan militer dan tank milik militan dan pasukan Turki yang berhasil dihancurkan oleh pasukan Suriah dan serangan udara Rusia saat miltan dukungan Turki berusaha mendesak ke Nayrab.
Full video of failed Syrian Rebels attack on Government forces at village of Nayrab, west of Saraqib. The attack resulted in humiliating defeat, intense Russian airstrikes destroyed most of the rebel forces and their vehicle, including 4 TAF M60 Sabra MBTs that supported the op. pic.twitter.com/l0RMjJMyMz
— Aldin 🇧🇦 (@aldin_ww) February 21, 2020
Rekaman video terbaru yang dirilis pada hari Jumat 21/2 yang menunjukkan pesawat tempur Rusia yang sedang beraksi melawan militan yang didukung Turki di Idlib timur kemarin.
Dalam video itu, Angkatan Udara Rusia terlihat menarget para militan yang didukung Turki dan menghancurkan kendaraan tempur mereka dan menewaskan personilnya diarea dekat kota Nayrab.
Serangan Rusia ini terbukti efektif menghancurkan para militan yang didukung Turki, dan para militan akhirnya dipaksa untuk menghentikan serangan mereka dan mundur ke garis depan mereka sebelumnya.
Menurut pengamat, serangan udara Rusia itu menghancurkan sebagian besar peralatan tempur militan, termasuk empat tank militer Turki M-60 Sabra MBT.
Presiden Turki Erdogan telah menggarisbawahi pentingnya untuk menghentikan serangan Tentara Arab Suriah (ke teroris) di provinsi Idlib untuk mencegah bencana kemanusiaan, Kantor kepresidenan Turki mengatakan Jumat setelah adanya percakapan telepon antara Erdogan dengan Vladimir Putin.
Presiden Rusia menyatakan keprihatinannya yang serius atas langkah-langkah agresif yang diambil oleh kelompok-kelompok ekstremis di Idlib.
“Pembicaraan difokuskan lagi pada situasi di zona eskalasi Idlib. Vladimir Putin menyatakan keprihatinan yang mendalam atas agresi berkelanjutan kelompok-kelompok ekstremis. Dan Perlunya (Turki) menghormati tanpa syarat kedaulatan integritas wilayah Suriah , ” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.
Kedua kepala negara mengkonfirmasi komitmennya atas semua perjanjian sebelumnya tentang Idlib. Secara khusus, Erdogan menekankan bahwa implementasi perjanjian Sochi adalah syarat utama bagi penyelesaian krisis di Suriah barat laut.
Sebelumnya pada hari yang sama, Erdogan mengatakan bahwa Turki tidak akan mundur dari Provinsi Idlib selama pasukan pemerintah Suriah terus melanjutkan ‘serangan gencar’ mereka (ke terroris).
“Menurut data terbaru, kami telah menetralkan 150 ‘elemen rezim’ Suriah, menghancurkan 12 tank, tiga kendaraan lapis baja, 14 howitzer dan dua truk pickup. Kami tidak akan menarik diri dari Idlib sampai Suriah menghentikan terhadap Idlib. Ini adalah satu-satunya syarat penghentian permusuhan ini, ”kata Erdogan.
Mengenai masalah sistem pertahanan udara Patriot, Erdogan mengatakan bahwa Ankara telah meminta bantuan sistem senjata itu dari pemerintahan Trump, tetapi tidak akan meninggalkan pembelian S-400 dari Rusia.
Menurut presiden Turki, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel telah mengusulkan diadakan pertemuan empat fihak di Istanbul pada 5 Maret, dengan menghandirkan Rusia, untuk menyelesaikan situasi di Idlib.
Menhan AS Mark Esper ikut bergabung dalam latihan untuk mempersiapkan bagaimana jika AS merespon serangan nuklir Rusia di Eropa, kata seorang pejabat senior Dephan, Jumat.
“Kami hanya melakukan latihan kecil” kata pejabat itu. “Skenarionya termasuk kontingensi Eropa di mana Anda melakukan perang dengan Rusia, dan jika Rusia memutuskan untuk menggunakan senjata nuklir berskala kecil (nuklir taktis) terhadap era-area di wilayah NATO, maka anda kemudian harus segera menelepon menteri pertahanan dan kemudian Menhan dengan presiden, yang akhirnya presiden akan memutuskan bagaimana meresponnya. “
Sebelumnya, pada hari itu seorang pejabat senior Dephan AS mengatakan bahwa AS tidak punya rencana untuk mengerahkan rudal nuklir skala kecil yang baru di Eropa dalam menanggapi Rusia, seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat.
“Kami tidak punya niat untuk menerapkan sistem nuklir skala kecil yang baru di Eropa. Respons kami terhadap serangan Rusia adalah dengan respons konvensional,” kata pejabat itu. “Kami akan merespons dengan rudal jelajah konvensional dan rudal balistik konvensional sesuai jangkauan yang ditetapkan oleh INF (Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak sedang).”
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Rabu 19/2 bahwa Amerika Serikat, “yang dikendalikan oleh individu-individu dan pemilik perusahaan pengikut zionis,” akan tenggelam seperti Titanic.
“Para penguasag Amerika menghiasi fasad (kejahatan) untuk menipu dan menakut-nakuti orang lain. Tapi sama seperti kemegahan Titanic yang tidak bisa mencegahnya tenggelam, maka AS juga tidak akan bisa dicegahnya dari tenggelam. Dan pasti akan tenggelam, ”katanya.
Pemimpin Iran itu juga menggaungkan retorika kampanye calon presiden dari Partai Demokrat Bernie Sanders, yang menyatakan: “Yang benar adalah bahwa dengan utang $22.000 miliar, AS kini adalah salah satu Negara dengan hutang terbesar di duniai, dan kesenjangan sosialnya semakin melebar dari sebelumnya. “
“Ini bukan kata-kata saya tapi kata-kata anggota badan yang berkuasa di AS,” tambahnya.
“Dia mengatakan kekayaan lima orang terkaya di AS dalam tiga tahun masa kepresidenan Trump telah bertambah lebih dari $100 miliar. Tiga dari mereka bahkan memiliki kekayaan yang sama dengan setengah populasi penduduk AS. Lihatlah kesenjangan sosial ini! ”
“Presiden saat ini (Trump) mengklaim bahwa dia telah memperbaiki situasi ekonomi di sana. Yang lain mengatakan ya situasi menjadi lebih baik, tetapi itu hanya untuk para miliarder, bukan untuk rakyat AS.
Militer Turki terekam sedang menyerang Tentara Arab Suriah (SAA) ketika tentara Suriah sedang menyerang militan di Idlib timur pada hari Kamis.
Sebuah drone pengintai Rusia itu merekam Tank T-155 milik Tentara Turki yang sedang memberikan perisai artileri kepada kelompok Front Pembebasan Nasional (NLF) dan kelompok Hayat at Tahrir Al-Sham (HTS) di dekat kota Nayrab.
Russian drone filming a Turkish T-155 Firtina providing artillery cover for a jihadist attack on Nayrab, Idlib today.
2 Turkish soldiers were killed, 5 wounded by retaliatory airstrike by Russia today. pic.twitter.com/bSKHka3hoc
— Serge (@Zinvor) February 20, 2020
Tidak lama setelah militan melancarkan serangan ke pasukan Suriah pada Kamis kemarin, Angkatan Udara Rusia kemudian melakukan serangkaian serangan udara sengit diatas Idlib timur, yang mengakibatkan penghancuran selusin kendaraan tempur, termasuk sebuah tank.
خطوات صنع الكباب التركي في إدلب على الطريقة السورية.
المواد الأولية: قطعان جهادية أردوغانية, مدرعات تركية كرتونية, طيران حربي سوري, منكهات روسية.
مشاهدة ممتعة 🍿🍿😋✈️#الكباب #إدلب #سورية #تركيا #TurkishArmy #turkey #Idlib #SyrianArmy #Syria pic.twitter.com/WsBsGLwDbA— هاشتاغ سوري 🇸🇾 (@syria_hashtag) February 20, 2020
Tak lama setelah serangan Rusia itu, Kemenhan Turki menuduh pemerintah Suriah telah menewaskan dua prajurit mereka dalam serangan udara di provinsi Idlib.
Kemenhan Turki kemudian mengklaim bahwa mereka merespons dengan membunuh “50 tentara rezim Suriah”, sesuatu klaim yang dibantah sumber oleh Tentara Arab Suriah.
Meski dalam kondisi cuaca buruk di pedesaan Latakia pada tahun ini, Tentara Arab Suriah (SAA) tetap berupaya untuk mengendalikan situasi di dekat garis depan militan.
Unit pengintai Angkatan Darat Suriah mulai mengintensifkan operasi mereka di sepanjang jalur kontak di pedesaan timur laut Latakia, yang membentang dari perbatasan Turki di utara, hingga perbatasan barat laut wilayah gurun Al-Ghaab, melewati daerah-daerah yang menghadap ke Bukit strategis Kabani yang berbatasan dengan kota Jisr al-Shughour, benteng pertahanan Partai Islam Turkestan (TIP).
Di wilayah vital ini, terdapat jalan Raya M4 yang menghubungkan Aleppo-Latakia, yang membentang beberapa kilometer melintasi Suriah barat laut.
Menurut koresponden Sputnik arabic, Angkatan Darat Suriah tetap mengintensifkan operasi pengintaian di timur laut Latakia, meskipun kondisi cuaca buruk. Koresponden Arab Sputnik mengatakan, Tentara Suriah secara khusus berkonsentrasi pada front Partai Islam Turkestan, yang dikuasai oleh beberapa kelompok militan asing.
Karena Turki telah mendukung serangan militan di Suriah, maka Turki telah melanggar perjanjian dengan Rusia untuk memisahkan pemberontak/oposisi bersenjata dengan teroris di Idlib, dan langkah ini dapat memicu eskalasi lebih lanjut di Idlib, jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengatakan Kamis 19/2.
“Kami menyatakan keprihatinan atas dukungan Turki kepada kelompok-kelompok militan seperti itu,” kata Zakharova.
Menurutnya, sikap itu dipandang sebagai “pelanggaran perjanjian Rusia-Turki tentang pemisahan antara kelompok oposisi bersenjata dari teroris, dan menciptakan daerah demiliterisasi, dan itu dapat memicu eskalasi lebih lanjut dalam konflik di bagian Suriah ini.
Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada awal Februari lalu bahwa Turki tidak melaksanakan beberapa kewajiban utamanya untuk menyelesaikan krisis Idlib, dan menuduhnya gagal memisahkan oposisi bersenjata dari teroris.
Sementara itu, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay menyebut bahwa Turki telah memenuhi semua komitmennya di Idlib. sesuai perjanjian yang dicapai oleh Rusia, Iran, dan Turki pada Mei 2017. Dan menyebut empat zona de-eskalasi telah dibuat di Suriah.
Tiga wilayah itu telah dikuasai oleh pasukan Suriah sejak 2018, sementara zona de-eskalasi keempat, yang terletak di Idlib dan beberapa provinsi tetangga, Latakia, Hama, dan Aleppo, masih belum dalam penguasaan pemerintah Suriah.
Sebagian besar zona de-eskalasi kini masih dikuasai oleh kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham (Al Nusra).
Pada September 2018, Rusia dan Turki mencapai kesepakatan di Sochi untuk menciptakan zona demiliterisasi di Idlib, yang menjadi basis operasi bagi lebih dari 10 kelompok militan.
Tentara Suriah membuat rekaman drone diseputar Jalan raya M4 yang menghubungkan Provinsi Latakia dan Aleppo dan kota Ariha yang sebagian besar telah ditinggalkan penduduknya di provinsi Idlib pada hari Rabu lalu.
Bangunan2 kosong terlihat di kota yang akan menjadi target pasukan pemerintah Suriah berikutnya untuk direbut kembali, yang telah mengalami kerusakan yang luas selama perang.
Tentara Suriah dengan cepat mendapatkan kembali kendali atas beberapa kota provinsi di Idlib, selama perebutan melawan kelompok-kelompok militan oposisi, termasuk HTS.
Menurut Sekjend PBB Antonio Guterres Sekitar 900.000 orang telah meninggalkan wilayah itu sejak awal Desember setelah terjadi pertempuran sengit.
Pemerintah Suriah telah mendesak warga sipil untuk mengungsi melalui koridor kemanusiaan yang diselenggarakan di daerah tersebut.
Ankara meningkatkan kehadiran militernya di Idlib setelah Angkatan Darat Suriah mengumumkan telah merebut kembali kota-kota dan desa-desa di sekitar Aleppo setelah serangan ekstensif terhadap gerilyawan.
Pasukan pemerintah juga telah merebut kembali penguasaan penuh atas jalan raya M5 strategis yang menghubungkan Aleppo-Damaskus.
Militan dan sekutu mereka yang didukung pasukan Turki sekali lagi tidak berhasil dalam upaya mereka untuk merebut kota Nayrab di pedesaan timur Governorat Idlib.
Serangan, yang dipimpin oleh militan yang didukung Turki dan sekutu mereka kelompok HTS, dimaksudkan untuk menyusup ke pertahanan Tentara Arab Suriah diaksis Nayrab barat dan barat laut; Namun, mereka tidak dapat membuat kemajuan yang berarti.
Kelompok teroris HTS dan militan yang didukung Turki diperkirakan akan melancarkan serangan baru terhadap Tentara Arab Suriah dalam beberapa jam mendatang, mereka berusaha untuk merebut Nayrab dan seluruh wilayah yang hilang dalam dua bulan terakhir.
Sebelumnya pada hari itu, pemberontak militan merilis rekaman dari peternakan unggas setelah mereka merebut beberapa daerah, tetapi sebuah sumber kemudian mengatakan kepada Al-Masdar bahwa para militan dipaksa untuk mundur setelah mengalami kekalahan besar.
Militan yang didukung Turki melancarkan serangan baru di pedesaan timur dari provinsi Idlib pada hari Kamis, pasukan mereka berusaha untuk merebut kota Nayrab dekat kota Saraqib.
Menurut laporan terbaru dari front ini, Front Pembebasan Nasional (NLF) yang didukung Turki dan sekutu mereka dari kelompokteroris Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) melancarkan serangan besar-besaran terhadap posisi Angkatan Darat Arab Suriah (SAA) di peternakan yang berdekatan ke Nayrab.
Militan yang didukung Turki dan kelompok teroris HTS saat ini berusaha untuk menguasai area pertanian ini sebelum mencoba untuk merebut kembali Nayrab dari Pasukan Suriah dan sekutu mereka.
Sebelumnya, Tentara Arab Suriah merebut Nayrab selama operasi ke kota Saraqib; sejak itu area itu telah menjadi tempat bentrokan intens antara pasukan Suriah dan militan di Idlib timur.
Militan yang didukung Turki berusaha untuk merebut Nayrab untuk selanjutnya memposisikan diri mereka untuk menyerang posisi Tentara Arab Suriah dikota Saraqib.
Menurut Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah, militan pro-Turki , dengan dukungan artileri Turki menerobos pertahanan tentara Suriah di wilayah Qminas dan Nayrab.
Pesawat Su-24 Rusia telah melakukan serangan udara terhadap teroris pro-Turki itu, yang memungkinkan pasukan Suriah untuk menghalau semua serangan dengan sukses.
“Pasukan Suriah menghancurkan satu tank, enam kendaraan tempur infanteri dan lima truk pickup yang berisi senjata kaliber besar”. Ditambahkan bahwa empat prajurit Suriah terluka oleh artileri Turki.
Selanjutnya mdikatakan bahwa Turki telah menghentikan serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah segera setelah Rusia memberi tahu Ankara bahwa mereka telah mendeteksi adanya tembakan artileri Turki.
“Ini bukan pertama kalinya angkatan bersenjata Turki mendukung militan. Untuk mencegah insiden, kami mendesak pihak Turki untuk berhenti mendukung aksi teroris dan berhenti memasok senjata kepada mereka,” tegas pusat tersebut.
Sementara itu, Kemnhan Turki melaporkan bahwa dua prajurit Turki tewas, sementara lima lainnya terluka dalam serangan udara di Idlib Suriah.
Kemenhan Turki menambahkan bahwa lebih dari 50 pasukan Suriah dihancurkan, termasuk lima tank, dua pengangkut personel lapis baja, dua pickup bersenjata dan Howitzer.
Turki Minta Bantuan AS Untuk memasok Rudal Patriot
Bloomberg melaporkan mengutip seorang pejabat senior Turki yang tidak disebutkan namanya bahwa Ankara telah meminta dua baterai rudal Patriot dari AS untuk mengusir pasukan Suriah, yang didukung oleh pasukan udara Rusia, di Idlib.
Menurut Bloomberg, Turki telah meminta AS untuk menyebarkan baterai di perbatasan selatannya didekat Suriah, untuk “menghukum” setiap serangan di masa depan oleh pasukan Suriah yang didukung oleh kekuatan udara Rusia.
Hari ini Akun resmi NATO di Youtube merilis sebuah video berjudul “Turkey is NATO, we are NATO”, yang sepertinya sengaja dibuat sebagai awal propaganda bahwa NATO akan berada dibelakang Turki jika Turki menyerang Idlib. Perlu diketahui Turki adalah anggota resmi NATO.
MENLU AS KUNJUNGI ARAB SAUDI, BISIKAN MASIH SAMA : IRAN ADALAH MUSUHMU
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tiba pada hari Rabu di Riyadh untuk kunjungan tiga hari di mana ia akan membahas keamanan regional setelah AS membunuh seorang jenderal senior Iran bulan lalu yang mendorong wilayah penghasil minyak lebih dekat ke perang habis-habisan.
Pompeo diterima di Bandara Internasional King Khalid oleh Putri Reema Bint Bandar bin Sultan al-Saud, Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, John Abizaid, Duta Besar AS untuk Arab Saudi dan Wakil Menteri Negara untuk Urusan ProtokolArab Saudi Azzam bin Abdul Karim Al-Qain.
Putri Rima Bint Bandar, ketika menerima Pompeo, menyatakan bahwa kerja sama Arab Saudi-AS sangat kuat dan Penting bagi stabilitas kawasan dan dalam menghadapi tantangan bersama.
Pompeo sebelumnya telah mengumumkan kesiapan Washington untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran kapan saja, “tetapi Teheran harus secara fundamental mengubah perilakunya.
“Pompeo menambahkan, selama tur Afrikanya sebelum melakukan akhirnya mengunjungi Arab Saudi, bahwa “penahanan Iran terhadap warga Eropa dan Amerika adalah ilegal dan tidak dapat diterima.”
Menlu AS itu mengatakan bahwa tekanan maksimum pada Iran akan terus berlanjut, “sebagaimana juga upaya isolasi melalui diplomasi.”
“Kami tidak terburu-buru, kampanye tekanan akan terus dilakukan. Ini bukan hanya kampanye tekanan ekonomi … tapi juga isolasi melalui diplomasi, “kata Pompeo sebelum penerbangannya ke Riyadh.
“Di Riyadh kita akan menghabiskan banyak waktu berbicara tentang masalah keamanan – ancaman dari Republik Islam Iran pada khususnya, tetapi kita akan berbicara tentang berbagai hal.“
AS MEYAKINI KONFLIK ANTARA SURIAH Vs TURKI DI IDLIB SUDAH SANGAT DEKAT
Amerika Serikat percaya bahwa Konflik yang lebih luasa antara Rusia dan Turki sudah “sangat dekat” di Idlib Suriah dan berharap mereka akan dapat menghindarinya, kata juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman kepada wartawan, Rabu.
“Kami melihat Rusia dan Turki mendekati konflik yang lebih luas di wilayah itu. Kami berharap mereka akan menemukan solusi untuk menghindari itu,” kata Hoffman pada konferensi pers.
Dia meminta komunitas internasional untuk memberikan “tekanan ekstra pada pemerintah Suriah” untuk membuat mereka menghentikan serangan mereka ke teroris di Idlib. Hoffman menolak untuk mengatakan apakah AS telah melakukan kontak dengan pihak-pihak yang terkait dengan kedua belah fihak.
Pada bulan Desember 2019 lalu, pasukan pemerintah Suriah melancarkan serangan untuk merebut kembali daerah-daerah di provinsi Idlib, benteng militan terakhir yang tersisa di negara itu.
Ketegangan di wilayah itu semakin meningkat setelah pasukan Suriah menembaki titik pengamatan Turki pada 3 Februari, yang menewaskan delapan orang dan memicu serangkaian serangan balasan.
Berbicara sebelumnya pada hari Rabu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa “sebentar lagi” Turki akan melancarkan operasi militer di Idlib pada.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, hampir 900.000 warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka karena meningkatnya eskalasi militer di barat laut Suriah sejak 1 Desember 2019 lalu.
Menlu Arab Saudi memberikan komentar ketika konferensi pers bersama dengan Menlu Norwegia Ine Marie Eriksen Soreide, setelah mereka mengadakan pertemuan untuk membahas hubungan bilateral dan masalah-masalah regional, termasuk konflik Palestina-Israel, Libanon, Suriah, dan Irak.
“Soal Iran saya yakin kita telah jelaskan, Kami telah membicarakan program nuklir Iran , program rudalnya, dan dukungannya terhadap terorisme.”
“Saya sudah jelaskan kepada yang mulia (Menlu Norwegia), jadi soal posisi Saudi, saya sudah jelaskan tentang bahaya Iran di wilayah ini, bagaimana Iran mengirim dan mendukung terorisme, dan memasok rudal balistik kepada kekelompok-kelompok teroris.”
“Dan semua isu ini menunjukkan betapa pentingnya untuk memberikan tekanan maksimum kepada Iran agar merubah tingkah lakunya.”
Pak Menlu, kenapa gak pernah dijelaskan berapa uang Saudi yang telah dihabiskan untuk mendanai lebih 40 kelompok bersenjata sejak awal perang Suriah untuk melengserkan Bashar Al Assad?
Dalam beberapa hari mendatang Washington akan mengintensifkan tekanan ekonomi dan politik pada Presiden Suriah Bashar Assad untuk memberikan kelonggaran kepada (teroris) di provinsi Idlib, kata Dubes AS untuk PBB Kelly Craft dalam pertemuan DK PBB pada hari Rabu 18/2.
“Biarkan saya menutup (pernyataan saya) dengan meluangkan waktu untuk berbicara soal para pria, wanita dan anak-anak di provinsi Idlib”, kata Craft.
“Di hari-hari mendatang, Amerika Serikat tidak akan mengampuni upaya apa pun, termasuk akan bekerja dengan sekutu kami untuk mengisolasi rezim Assad secara diplomatis dan ekonomis guna memberikan bantuan, sumber daya dan, pada akhirnya mewujudkan perdamaian yang terlalu lama tidak terwujud. “
Rusia memperingatkan Turki untuk tidak menyerang pasukan Suriah setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengancam akan melancarkan operasi di wilayah Idlib Suriah.
“Jika kita berbicara tentang operasi terhadap otoritas sah Republik Suriah dan angkatan bersenjata Republik Suriah, ini tentu saja akan menjadi skenario terburuk,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada Rabu 19 Februari.
Namun dia menambahkan bahwa Moskow tidak akan keberatan jika Turki bertindak untuk melawan “kelompok-kelompok teroris di Idlib” sesuai dengan perjanjian yang ada. “Kontak dengan Turki masih terus berlanjut,” tambah Peskov.
Sebelumnya Erdogan mengancam akan melancarkan operasi di Idlib pada akhir bulan jika Damaskus tidak mau menarik pasukannya di belakang posisi militer Turki. “Operasi di Idlib sudah dekat,” katanya kepada anggota parlemen di parlemen.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Rusia dan Turki telah gagal mencapai kesepakatan mengenai Idlib selama pembicaraan di Moskow.
Pasukan Rusia dan Suriah masih terus mendapat serangan dari Provinsi Idlib, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari ini Rabu 19/2. Menlu Rusia menambahkan bahwa Rusia memberikan dukungannya kepada Tentara Arab Suriah, yang hanya menanggapi adanya provokasi.
“Zona demiliterisasi di seluruh zona Idlib belum pernah dibuat. Selain itu, kami melihat berlanjutnya serangan dari zona de-eskalasi terhadap posisi Tentara Suriah, aset sipil serta upaya untuk menyerang pangkalan Rysia, Hmeymim”, kata Lavrov .
Dia menambahkan bahwa teroris tidak dijamin aman di zona Idlib.
“Tidak ada yang memberi janji kepada teroris bahwa mereka akan aman di zona Idlib, cukup baca perjanjian antara presiden Rusia dan Turki dan semuanya akan sesuai jatuh pada tempatnya”, kata Lavrov.
Menlu Rusia menggarisbawahi bahwa Rusia bersedia untuk terus bekerja dengan Ankara soal Idlib, termasuk di tingkat tertinggi. Pada saat yang sama, Lavrov mencatat bahwa belum ada informasi mengenai ususlan pertemuan antara Putin dan Erdogan.
Sementara itu, Kremlin mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia tidak puas dengan implementasi perjanjian Sochi dengan Turki untuk menciptakan zona demiliterisasi di Idlib.
Menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Rusia akan terus bekerja sama dengan Turki untuk mencegah meningkatnya ketegangan di Idlib.
“Kami dulu puas dengan perjanjian yang dicapai di Sochi lebih dari setahun yang lalu dan kepuasan ini saling menguntungkan. Namun, kami benar-benar tidak puas sekarang karena gerilyawan dan teroris telah mulai bergerak maju dari Idlib dan menyerang pasukan Suriah dan instalasi militer Rusia”, Peskov dinyatakan.
Serangan militer Turki yang baru ke provinsi Idlib Suriah telah direncanakan dan siap dimulai kapan saja, Presiden Recep Tayyip Erdogan memperingatkan, .
“Seperti semua operasi kami (sebelumnya), kami kaatakan bahwa operasi ‘kami itu bisa dimulai secara tiba-tiba , bisa saja dalam satu malam.’ Dengan kata lain, operasi Turki ke Idlib hanyalah soal waktu,” kata Erdogan, merujuk pada serangan Turki ke Suriah yang pernah dilakukan pada 2016, 2018 dan pada 2019 lalu. .
Ankara tidak akan “membiarkan Idlib dikuasai kembali oleh pemerintahan Assad dan pendukungnya,” Erdogan bersumpah, merujuk pada pemerintah Suriah, dan tampaknya juga ke Rusia dan Iran.
Saat berbicara kepada anggota parlemen pada hari ini Rabu 19/2, Erdog an mengatakan bahwa kata-katanya ini adalah sebagai “peringatan terakhir.”
Presiden Turki itu juga mengatakan bahwa pembicaraan dengan Rusia mengenai Idlib sejauh ini gagal memenuhi tuntutan Ankara, dan bahwa kedua pihak berada jarak bebeberapa mil jauhnya dari penyelesaian krisis yang sedang berlangsung.
Dia mengatakan dia bertekad untuk menjaga Idlib “tidak peduli berapa biayanya,” karena Turki akan menghadapi gelombang baru pengungsi. “Kami bertekad dengan segala cara untuk mengubah Idlib menjadi tempat yang aman bagi Turki dan orang-orang di kawasan itu,” katanya.
Provinsi Suriah barat laut yang berbatasan dengan Turki adalah benteng besar terakhir pasukan anti-pemerintah dalam perang saudara yang berkepanjangan.
Ankara mendukung beberapa kelompok bersenjata di daerah itu, tetapi ada juga keberadaan militan dalam jumah besar, yang tidak mau menerima tawaran penyelesaian konflik secara damai.
Di bawah kesepakatan dengan Rusia, Turki seharusnya menggunakan pengaruhnya di Idlib untuk mengekang kekerasan dan mencegah serangan terhadap daerah-daerah lain di Suriah.
Lapangan Saadallah Al-Jabri di Aleppo menjadi saksi pertemuan massal perayakan kemenangan Tentara Arab Suriah selama beberapa hari terakhir, termasuk perebutan kembali daerah-daerah terakhir yang dikuasai miltan di bagian barat laut kota.
Ulama terkenal di distrik Al- Hamdaniyah Sheikh Ahmad Wais mengatakan kepada Sputnik Arabic, bahwa kemenangan Aleppo adalah awal dari kemenangan besar yang akan dicapai atas semua wilayah Suriah yang diduduki.
Puluhan ribu orang diperkirakan hadir dalam perayaan kemenangan Tentara Arab Suriah yang terjadi pada 16 Februar itu.
Pedesaan barat kota Aleppo adalah basis yang digunakan organisasi militan untuk menargetkan kota dengan puluhan ribu roket selama sembilan tahun terakhir.
Perebutan kembali yang berlangsung selama seminggu terakhir dirayakan oleh rakyat, karena itu berarti akhir dari serangan tanpa henti terhadap kota ini.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengecam AS karena menduduki ladang minyak Suriah, dan menyebutnya sebagai hambatan utama bagi upaya rekonstruksi negara itu paska perang.
Pada saat yang sama, Washington menjatuhkan sanksi terhadap Damaskus dengan melarang pasokan impor ke Suriah, yang menempatkan negara itu dalam posisi sulit.
Washington telah menduduki ladang minyak di timur laut Suriah sejak Oktober 2019, setelah mundurnya teroris ISIS (dari kawasan itu). Mereka berdalih langkah itu diperlukan untuk mencegah para teroris menguasai kembali ke daerah-daerah itu.
Para pejabat AS telah mengakui bahwa minyak itu milik rakyat Suriah. Namun, Rusia mengatakan bahwa Amerika telah menyelundupkan hidrokarbon itu ke negara lain, dengan konvoi yang dilindungi oleh perusahaan Tentara bayaran swasta AS.
Pusat rekonsiliasi Suriah di Suriah mengatakan pasukan AS di bagian timur laut negara itu memasok senjata dan amunisi dalam jumlah besar kepada kelompok-kelompok militant lokal yang digunakan menyerang warga sipil dan pasukan Turki.
Zhuravlev menekankan bahwa pasokan senjata itu digunakan baik selama bentrokan antar sejumlah kelompok gerilyawan di wilayah timur Sungai Efrat dan untuk menyerang pasukan Turki di Suriah utara.
Menurut Zhuravlev, karena situasi kemanusiaan yang parah dan serangan terus-menerus oleh militan, warga sipil meninggalkan wilayah timur laut negara itu dan pindah ke wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah.
Sebelumnya, penyiar radio Sham FM melaporkan bahwa lebih dari 50 kendaraan militer AS telah tiba di provinsi Hasakah (di timur laut Suriah) dari Irak.
Pasukan AS yang ditempatkan di Suriah juga dilaporkan memulai pembangunan pangkalan militer baru di provinsi al-Hasakah yang kaya minyak, dengan tujuan mencegah pasukan Rusia mencapai ladang minyak Rmelan.
https://www.youtube.com/watch?time_continue=176&v=cBcUpTNUmh0&feature=emb_logo
Kantor Berita ANNA News (Rusia) merilis video berdurasi 48 menit pada hari Selasa 18/2, yang merekam seluruh operasi Tentara Arab Suriah (SAA) untuk merebut sisa-sisa area yang dikuasai militan di sepanjang Aleppo-Damascus Highway (M-5).
Dalam video tersebut, Divisi Pasukan elit Misi Khusus ke-25 militer Suriah terlihat bergerak maju di beberapa daerah setelah merebut kota strategis Ma’arat Al-Nu’man di Idlib timur bulan lalu.
Selain itu, rekaman video menunjukkan Tentara Arab Suriah merebut daerah-daerah baru dari militant dan juga saat militer Suriah dalam keadaan bertahan bisa menggagalkan semua serangan balasan dari militan di provinsi Aleppo dan Idlib selama beberapa minggu terakhir.
Dalam Video ini juga ada cuplikan serangan pesawat tempur Rusia yang memburu pasukan militant di Idlib dan Aleppo, dalam sudut pandang dari cockpit pilot Rusia.
Presiden Suriah Bashar Al-Assad pada hari Senin 17/2 kemarin menyatakan bahwa kemenangan Militer Suriah di kota Aleppo tidak berarti telah berakhirnya perang di Suriah dan tidak berarti telah runtuhnya agenda musuh, dia menegaskan bahwa itu berarti sebagai langkah awal dari kekalahan mereka.
Assad mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Senin kemarin: “Kami sepenuhnya menyadari bahwa pembebasan Aleppo ini bukan berarti akhir dari perang, juga tidak berarti telah runtuhnya rencana musuh atau runtuhnya terorisme, juga tidak berarti musuh telah menyerah… , tetapi itu tentu saja itu berarti (kita) telah “menggosokkan hidung” mereka ke tanah sebagai awal dari kekalahan total meraka, cepat atau lambat.
Presiden Suriah menambahkan: “Pertempuran untuk membebaskan pedesaan Aleppo dan Idlib masih berlanjut, meski ada suara-suara kosong yang datang dari utara (Turki), pertempuran masih berlanjut untuk membebaskan semua wilayah Suriah, menghancurkan terorisme, dan mencapai stabilitas.”
Moskow berjanji untuk tetap melanjutkan perjuangannya bersama Damaskus untuk melawan terorisme di provinsi Idlib Suriah, meskipun ini tidak sejalan dengan keinginan Washington.
Baik Militer Rusia dan para penasihat negara itu akan tetap “mendukung militer Suriah Suriah dalam perang mereka melawan terorisme,” kata jubir Kremlin Dmitry Peskov dalam sebuah briefing pada 17 Februari.
Mengacu pada meningkatnya serangan teroris di provinsi Idlib, Suriah barat laut, dia mengatakan bahwa pemerintah Rusia “menyesalkan tindakan para teroris yang masih melakukan revitalisasi kekuatan di Idlib.”
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Presiden AS Donald Trump menelpon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di mana Trump “menyatakan keprihatinannya atas situasi di Idlib.”
Trump juga memuji upaya Turki untuk mencegah “krisis kemanusiaan” di provinsi itu, dan berharap Rusia akan berhenti mendukung pemerintah Assad, kata Wakil Jubir Gedung Putih Judd Deere.
“Negara-negara NATO tidak akan mendukung permintaan article (Pasal) 5 atas terbunuhnya pasukan Turki di Idlib pada awal Februari lalu,” sumber diplomatik NATO mengatakan kepada TASS pada hari Senin 17/2.
Diplomat NATO itu mengatakan bahwa kematian pasukan Turki di Idlib adalah tragedi tetapi, hal itu terjadi dalam operasi militer unilateral diwilayah negara lain, yang tidak tercakup dalam Pasal 5 dari perjanjian pendiri NATO.
Dia menambahkan bahwa fakta itu juga sudah juga jelas bagi Turki, karena itulah Ankara belum mencoba meminta konsultasi ke NATO mengenai masalah ini.
Adapun kemungkinan operasi militer Turki yang bertujuan menghentikan kemajuan pasukan pemerintah Suriah di Idlib dan membantu kelompok-kelompok bersenjata ilegal dalam mempertahankan penguasaan atas bagian-bagian tertentu dari provinsi tersebut, sumber tersebut mencatat bahwa sebagai anggota NATO, Turki mendapat dukungan politik dari negara-negara anggota lainnya tetapi tidak ada rencana untuk memberikan bantuan militer kepada Ankara.
Diplomat NATO itu menekankan bahwa tidak semua anggota NATO mempunyai visi yang sama di Turki di Suriah dan Libya, dan masalah pemberian dukungan militer ke Turki juga tidak diangkat pada pertemuan para Menan NATO pada 12-13 Februari lalu.
Tentara Arab Suriah (SAA) terus mendekati bagian selatan wilayah kota Afrin setelah membuat kemajuan besar-besaran di pedesaan barat dari provinsi Aleppo. Menurut sumber lapangan di Kegubernuran Aleppo,
Militer Suriah telah merebut beberapa titik yang terletak di sebelah tenggara Jabal Semaan (Gunung Simeon), selain juga mendorong lebih jauh ke barat menuju kubu militan di Darret ‘Izza.
Sumber itu mengatakan, Tentara Suriah telah menembaki posisi militan di sekitar Jabal Semaan, tetapi masih belum jelas apakah mereka akan melakukan serangan darat ke wilayah selatan Afrin.
Wilayah Afrin direbut oleh militan yang didukung Turki pada Maret 2018 setelah operasi selama dua bulan melawan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).
Sejumlah besar personel Tentara Arab Suriah (SAA) pada hari ini Senin 17/2 terlihat dikirim menuju Provinsi Idlib, ini dilakukan bersamaan waktunya dengan peningkatan intensifitas serangan mereka di sebelah barat Jalan Raya Aleppo-Damascus (M-5).
Menurut laporan, Tentara Arab Suriah mengirim sejumlah besar tentaranya ke garis depan di wilayah timur Idlib, yang sebagian besar dikonsentrasikan di dekat kota Sarmin dan Ariha.
Pada hari ini Senin, Tentara Arab Suriah mencetak kemajuan baru di pedesaan barat provinsi Aleppo, sementara pasukan mereka terus merangsek maju kearah perbatasan Turki.
Kemajuan Tentara Suriah di Aleppo barat bersamaan waktunya dengan keberhasilan mereka merebut area di Dataran Anadan setelah pertempuran singkat dengan militan.
Militer Rusia telah mulai digelar di sepanjang Jalan Raya Aleppo-Damascus (M-5) untuk pertama kalinya sejak mereka memulai intervensi mereka di Suriah.
Polisi militer Rusia dilaporkan mendirikan pos-pos pemeriksaan baru di daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai militan, sehingga diharapkan akan mengamankan Jalan Raya Aleppo-Damaskus untuk rakyat sipil diwaktu mendatang.
Ini adalah perkembangan yang sangat penting, karena Turki sebelumnya mengancam akan melakukan serangan besar-besaran terhadap Tentara Suriah jika mereka tidak mundur dari daerah yang mereka kuasai di Idlib. Namun, dengan penempatan militer Rusia di Jalan Raya Aleppo-Damascus, maka tidak mungkin bagi Tentara Turki akan menyerang posisi mereka di sepanjang jalan itu.
Pemerintah Suriah diperkirakan akan mengirim kru perbaikan ke jalur Idlib Jalan Raya Aleppo-Damaskus dalam beberapa hari mendatang, begitu Tentara Suriah menyelesaikan operasi pembersihan ranjau.
It is past midnight in the city of Aleppo and the streets are still crowded with celebrating people.
For the first time in 8 years Aleppeans won’t have to worry about Jihadist terrorist attacks targeting their neighborhoods, schools and hospitals.
Not a word from CNN or BBC. pic.twitter.com/iB4WlnCSH5
— هادي نصرالله (@HadiNasrallah) February 17, 2020
Soldiers and citizens 💃 #Aleppo #Syria pic.twitter.com/FjzYZbgQui
— G (@SyrianLionesss) February 16, 2020
CELEBRATIONS BREAK OUT IN SYRIA
Viva la Siria di #Assad 🇸🇾
Journalist Shadi Halwi in #Aleppo
After the Syrian Army advanced defeating NATO Turkey terrorists in northwest province of #Aleppo, Syrians began celebrations
Soon #Idlib will be free #Syria pic.twitter.com/ASVwjdGzPn— Nardeep Pujji (@AWAKEALERT) February 16, 2020
Watch residents of #Aleppo expressing their happiness and support for #Syrian_Arab_Army after the liberation of #Western_Aleppo from terrorism 🇸🇾✌️✌️#Aleppo_Celebrating#Every_inch 🇸🇾✌️ pic.twitter.com/FZl3DApzeo
— Wissam Sliman (@WissamSlimanSy) February 16, 2020
Tentara Arab Suriah (SAA) telah secara resmi merebut wilayah Aleppo Raya setelah militan yang tersisa melarikan diri ke barat lewat jalan terakhir yang masih terbuka.
Menurut sumber lapangan di Aleppo, wilayah Dataran Anadan sepenuhnya telah lepas dari penguasaan militan, etelah mereka menguasai daerah ini selama lebih dari enam tahun.
Direbutnya wilayah Dataran Anadan oleh imiliter Suriah terjadi tak lama setelah Tentara Arab Suriah mengumumkan penguasaan penuh atas semua wilayah yang sebelumnya di bawah kendali militan di kota Aleppo.
Masihkah ada yang percaya dengan fitnah-fitnah bahwa Bashar Al Assad adalah diktator yang sangat dibenci rakyatnya ?
Konvoi kendaraan militer AS telah dipindahkan dari Irak ke provinsi Al-Hasakah di Suriah timur laut, kata penyiar Sham FM.
Menurut postingnya di Facebook, setidaknya ada 55 kendaraan, termasuk tank dan peralatan teknik, memasuki provinsi itu dari Irak.
Tahun lalu, Washington mengumumkan jatuhnya apa yang disebut “kekhalifahan ISIS”, tetapi mereka akan tetap di Suriah dengan dalih untuk mencegah kebangkitan jaringan teroris.
Untuk membenarkan pasukannya tetap lama di Suriah, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk “menjaga minyak” dan mencegahnya diambil oleh para teroris.
Pada Maret 2018 pekerja Suriah sedang memperbaiki pipa sumur minyak di ladang minyak yang dikuasai oleh kelompok Kurdi yang dulunya didukung AS, di Rmeilan, provinsi Hassakeh, Suriah.
Awal bulan ini, pasukan AS yang ditempatkan di Suriah dilaporkan memulai pembangunan sebuah pangkalan militer baru di provinsi Al-Hasakah yang kaya minyak.
Menurut kantor berita Turki Anadolu, peralatan dan material untuk pembangunan tiba dari Irak melalui penyeberangan perbatasan al-Waleed.
Disebutkan pangkalan baru AS itu dibangun untuk mencegah pasukan Rusia, yang dikerahkan secara sah di Suriah agar tidak mencapai ladang minyak Rmelan.
Sebuah video yang direkam pada hari Minggu menunjukkan tentara Tentara Arab Suriah (SAA) bergerak maju menuju Pangkalan udara yang dikuasai Turki, dimana kendaraan militer berbendera Turki terlihat di dekat Pangkalan Udara Taftanaz, provinsi Idlib.
Lima tentara Turki tewas dalam penembakan oleh SAA di pangkalan udara yang sama pada hari Senin.
“Ini adalah titik terdekat ke bandara di Taftanaz di mana rezim Turki berada, seperti yang Anda lihat kendaraan, perangkat pemantauan dan komunikasi, serta artileri yang mendukung para militan melawan kami selama dua hari terakhir,” kata salah seorang Perwira militer Suriah di salah satu pos pemeriksaan di kota Taoum, kurang dari 5 kilometer dari pangkalan udara Taftanaz.
Perwira SAA lainnya mengatakan bahwa pasukan Turki belum lama ini menyerang mereka tanpa ada korban yang dilaporkan dari pihak SAA.
“Kami di sini di tanah air kami, untuk melawan serangan Turki atau orang lain , sampai kami membebaskanan setiap jengkal tanah dari Republik Arab Suriah,” tambahnya.
Militer Turki telah melakukan serangkaian serangan yang menargetkan posisi Tentara Arab Suriah (SAA) dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) di pedesaan utara provinsi Aleppo, malam ini.
Menurut sebuah sumber di kota Aleppo, militer Turki menargetkan posisi mereka di sekitar kota Tal Rifa’at, yang merupakan tempat tinggal bagi beberapa warga sipil yang kehilangan tempat tinggal di bagian utara provinsi Aleppo.
Sumber itu mengatakan, serangan artileri Turki didaerah Tal Rifaat di Aleppo itu lebih intens dari biasanya.
Militer Turki telah beberapa kali melakukan serangan serupa sebelumnya, tetapi dengan meningkatnya ketegangan di Suriah utara atas kemajuan Angkatan Darat Suriah di Provinsi Idlib dan Aleppo, tampaknya intensitas dan frekuensi serangan ini akan makin meningkat.
Video menunjukkan ketika pasukan Turki dan militan bergabung untuk bersiap menyerang pasukan Suriah.
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan kepada Televisi NTV pada hari Sabtu 15/2 bahwa Ankara “telah memenuhi tanggung jawabnya” di provinsi Idlib, Suriah barat laut, sesuai dengan kesepakatan zona de-eskalasi dengan Moskow dan Teheran.
“Beberapa pos pengamatan (militer) kami sekarang telah menjadi daerah-daerah yang dikusai oleh pemerintah Suriah”, Oktay menyebut pos-pos yang didirikan Turki di provinsi tersebut atas kesepakatan trilateral.
Dia juga memperingatkan bahwa Ankara akan menggunakan kekuatan militer untuk mengusir Tentara Suriah keluar dari Idlib kecuali jika pasukan Suriah menarik diri dari provinsi itu pada akhir Februari.
“Pemerintah (Bashar Assad) harus mengetahui hal ini, jika serangan terhadap militer kita berlanjut, Turki tidak akan mengenal batas (dalam pembalasannya). Pesan ini telah jelas disampaikan ke Rusia, ”kata Oktay
Dia berbicara hal itu setelah Kemenhan Rusia menyalahkan Turki bahwa, eskalasi situasi di Idlib adalh karena kegagalan Turki untuk memenuhi kewajibannya diSuriah Suriah. “Alasan sebenarnya dari krisis di zona eskalasi Idlib adalah, skarena kegagalan Turki kami untuk mematuhi komitmen mereka untuk memisahkan pejuang oposisi moderat dari teroris Jabhat al-Nusra dan Hurras ad-Din (kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda).
Ini menunjuk pada “provokasi di zona eskalasi Idlib oleh kelompok-kelompok teroris yang menggunakan ‘perisai hidup’ guna melawan pasukan pemerintah Suriah”.
Kemenhan Rusia juga mengatakan bahwa situasi di Idlib “diperburuk oleh pasokan senjata dan amunisi (Turki) di zona de-eskalasi melalui perbatasan Suriah-Turki, serta pasokan kendaraan lapis baja dan pasukan Turki” di daerah tersebut.
Awal pekan ini, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengomentari situasi di Idlib dengan menekankan bahwa Damaskus memiliki hak untuk melakukan operasi anti-teroris di wilayahnya sendiri.
“Ini adalah masalah pemenuhan perjanjian Sochi (tentang zona de-eskalasi Idlib) dan kewajiban yang diasumsikan oleh para pihak sesuai dengan dokumen ini. Juga, mungkin yang pertama dan paling penting adalah, kita berbicara tentang perang melawan terorisme yang dilakukan Angkatan Bersenjata Suriah di wilayah negara mereka ”, kata Peskov.
Pasukan Suriah kini menguasai penuh atas jalan raya strategis yang menghubungkan kota Aleppo – Damaskus.
Video diatas direkam pada hari Jumat di dekat Aleppo menunjukkan sejumlah kendaraan yang melintasi koridor yang telah direbut kembali, serta tentara yang berpatroli di daerah tersebut.
“Kami maju dari tiga aksis untuk mencapai sektor Rashiddeen 4, di mana kami secara langsung berhasil mengambil kendali,” kata seorang tentara Suriah. “Apalagi, jumlah militan tidak banyak terima kasih kepada Tuhan, Kami melancarkan serangan udara serta artileri terhadap mereka, ” jelasnya.
The bodies of al-Qaeda and Erdogan militia in the western countryside of Aleppo pic.twitter.com/nt3mS1xbzj
— maytham (@maytham956) February 14, 2020
Sebuah video yang menunjukkan Kendaraan pengangkut personel buatan Turki ACV-15 yang dipasok ke militan Al Qaeda terlihat hancur oleh serangan militer Suriah di Aleppo barat.
Tentara Arab Suriah (SAA) telah berhasil merebut sektor lain di pinggiran Aleppo barat setelah mendesak maju di dekat Distrik Aleppo Baru.
Menurut laporan, Divisi Pasukan Misi Khusus ke-25 Angkatan Darat Suriah (sebelumnya Pasukan Macan) berhasil merebut sektor Rashiddeen 1 di Aleppo barat, ini membuat pasukan Suriah makin dekat ke kota Al-Mansoura.
Kemajuan oleh Tentara Suriah ini terjadi tak lama setelah pasukan mereka merebut Gedung Riset Ilmiah strategis, yang telah diperebutkan degngan militan selama hampir lima tahun.
Kini Tentara Suriah sedang berusaha untuk membersihkan sis-sisa daerah terakhir di Aleppo barat yang yang masih berada di bawah penguasaan militan. kedatangan bala bantuan militer Turki baru-baru ini keprovinsi Aleppo tidak banyak mengganggu operasi militer Suriah.
Kantor Berita Saudi mengutip juru bicara Koalisi Arab Turki Al-Malki mengatakan pada hari ini Sabtu bahwa salah satu jet tempur Tornado mereka ditembak jatuh di Yaman utara malam tadi .
“Pada pukul 23.45 M 14 Februari 2020, sebuah pesawat tempur Tornado dari Royal Saudi Air Force jatuh ketika sedang dalam misi dukungan udara didekat Unit Tentara Nasional,” kata Malki.
Pasukan Ansarallah (Houthi) mengumumkan pada Jumat malam bahwa pasukan pertahanan udara mereka menembak jatuh jet tempur itu di atas provinsi Al-Jawf setelah melakukan serangan udara di beberapa lokasi di Yaman utara.
“Pertahanan udara kami menembak jatuh pesawat tempur koalisi Saudi dengan rudal permukaan-ke-udara canggih yang didukung oleh teknologi modern. Langit Yaman bukan untuk berjalan-jalan dan musuh harus menghitung seribu kali untuk melakukan itu, ” kata jubir Angkatan Darat Yaman yang berafiliasi dengan Ansarallah, BrigJend Yahya Sare’a.
Koalisi dan pasukan militer yang setia kepada Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi berusaha memulihkan daerah-daerah yang belum lama ini lepas dari penguasaan mereka di Marib, Sanaa, dan Provinsi Al-Jawf, menyusul serangan besar-besaran kelompok Ansarallah.
Serangan balik militan kearea yang telah direbut pasukan Suriah di Aleppo barat pada hari Jumat 14/2 kemarin tampaknya malah berakhir dengan bencana bagi militan.
Foto dan video terbaru menunjukkan beberapa militan tewas dan kerusakan parah pada peralatan mereka.
Reporter Anna News mengabadikan beberapa kendaraan militan yang dihancurkan oleh Tentara Arab Suriah (SAA), termasuk beberapa kenadaraan ACV-15 yang dipasok oleh Turki.
Anna News juga merilis foto-foto beberapa militan yang tewas dalam bentrokan berat di dekat Pangkalan Resimen 46 di Aleppo barat.
The Syrian army destroys three Turkish armored vehicles while the militants ’attack on army points in south #Aleppo
video shows one of the burned #Turkish armored vehicles, after its use by the Al-Nusra Front militants pic.twitter.com/1AkEmFiYE6
— Yusha Yuseef (@MIG29_) February 14, 2020
Sementara di front Aleppo selatan, dilaporkan 3 kendaraan militer yang dipasok Turki juga dihancurkan oleh pasukan Suriah. Tiga kendaran perang buatan Turki itu dikendarai oleh miltan dari kelompok Al Nusra.
Today another US patrol tried to cross an SAA checkpoint but was stopped & turned around.
US commander tells the Syrian officer “we are here to bring peace just like the Russians” , Syrian officer replied ” Wherever US goes it brings death& destruction, u are not welcomed here” pic.twitter.com/l8axOtZw8X
— Ali (@CoolHuh_) February 14, 2020
Sang Komandan pasukan AS mengatakan kepada perwira Suriah : “kami di sini membawa misi yang sama dengan Rusia, untuk membawa perdamaian”, Perwira Suriah menjawab : “Kemana pun pasukan AS pergi, hanya membawa bencana dan kematian, Anda tidak diterima disini”
Sesorang tentara Suriah yang dibelakang berteriak : “Kamu pencaplok wilayah kami, enyahlah dari sini.”
Patroli pasukan AS itu akhirnya memutar balik.
PM Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa dia tidak tahu menahu tentang serangan udara Kamis malam ke ibukota Suriah Damaskus.
“Saya tidak tahu apa yang terjadi semalam,” kata PM israel itu saat berbicara kepada Radio Haifa pada hari Jumat. “Mungkin itu dilakukan oleh Angkatan Udara Belgia,” dia mengelak dengan gurauan.
“Saya tidak mau mengomentari suatu operasi militer,” Netanyahu menambahkan.
Pada Kamis malam lalu pukul 11:45 waktu setempat, beberapa rudal yang diyakini oleh sumber militer Suriah diluncurkan dari sekitar Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel ditembakkan ke Damaskus,
Media Suriah mengatakan pasukan pertahanan udaranya berhasil mencegat dan menjatuhkan sejumlah rudal sebelum mencapai target.
Sebuah helikopter militer Suriah ditembak jatuh oleh militan yang didukung Turki di Aleppo barat disaat militan menyerang balik untuk merebut kembali daerah-daerah yang lepas ketangan Pasukan Suriah.
Menurut laporan dari lapangan, helikopter militer Suriah itu terbang di atas daerah yang baru saja direbut ketika dihantam oleh rudal yang ditembakkan oleh militan yang didukung Turki di pedesaan barat provinsi Aleppo.
Sebuah video dirilis tak lama setelah insiden itu menunjukkan momen ketika rudal anti-pesawat militan mengenai helikopter militer Suriah itu.
Ini adalah untuk yang kedua kalinya dalam tiga hari terakhir Militer Suriah kehilangan helikopter di Suriah barat laut, setelah sebelumnya ditembak jatuh diIdlib oleh militer Turki.
Pada saat yang sama, para militan menyerbu posisi Tentara Arab Suriah di sekitar Talat Qurtuba dalam upaya untuk merebut kembali bukit-bukit penting di pinggiran Aleppo barat.
Militan melaporkan teleah merebut kembali Talat Qurtaba; Namun, hal itu belum dikonfirmasi oleh Tentara Arab Suriah.
Tentara Arab Suriah (SAA) berhasil membuat kemajuan baru di bagian barat daya Aleppo tadi malam, meskipun ada serangan artileri dari militer Turki yang berusaha untuk menahan gerakan mereka.
Dengan didukung oleh Liwaa Al-Quds (paramiliter Palestina) dan Pasukan Pertahanan Lokal (LDF), Tentara Arab Suriah berhasil menguasai beberapa wilayah di Aleppo barat daya, yang membuka jalan bagi pasukan mereka untuk memperluas penguasaan mereka diprovinsi Aleppo.
Menurut laporan dari lapangan, Angkatan Darat Suriah berhasil merebut daerah-daerah Sheikh Rahilah, area Pertanian Monte Carlo, Kafr Joum Timur, Al-Mughayr, Asosiasi Pengacara Distrik, Talat Qurtabah, Area pembangkit Listrik, lingkungan Al-Rahal, Sekolah Polisi, dan Khan Touman Silos.
Kemajuan terakhir Tentara Suriah ini terjadi pada saat yang sama ketika mereka mendesak untuk menguasai Pangkalan Resimen 46 yang strategis, yang selama ini berada di bawah kendali militan dan sekutu mereka.
Pada saat yang sama, laporan baru dari provinsi Aleppo mengklaim bahwa Tentara Suriah telah membuka front baru di Dataran Anadan. Menurut beberapa laporan dari front Anadan, pasukan Tentara Suriah melancarkan serangan terhadap pertahanan militan dari arah area yang dikuasai Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
Jika benar, maka hal ini menandai untuk pertama kalinya selama perang Suriah bahwa Tentara Suriah telah melancarkan serangan dari daerah yang dikuasai YPG di Aleppo.
Update terbaru
Menurut sumber lapangan di provinsi Aleppo, Tentara Arab Suriah, bersama Brigade Palestina Liwaa Al-Quds dan Pasukan Pertahanan Lokal (LDF), berhasil merebut Pangkalan Resimen ke-46 dan kota terdekat setelah militan mundur dari daerah tersebut.
Sumber itu mengatakan, Tentara Suriah dan sekutu mereka hampir tidak menghadapi perlawanan dari militan, yang mundur dari pangkalan itu setelah kehilangan beberapa titik di dekatnya.
Dia menambahkan bahwa Tentara Suriah sekarang mendesak maju ke arah kota strategis Al-Atareb, yang terletak di dekat perbatasan Turki.
Runtuhnya pertahanan militan di barat daya Aleppo dan Idlib timur menjadi kejutan besar bagi Tentara Suriah, karena meski ada intervensi dari militer Turki, tapi tidak banyak membantu para militan mempertahankan area yang mereka kuasai.
#Damascus pic.twitter.com/k5P4xg8W7J
— maytham (@maytham956) February 13, 2020
Ledakan besar dilaporkan terjadi di Damaskus barat daya malam ini, setelah diduga adanya serangan dari pesawat-pesawat tempur Israel yang menyerang Al-Kisweh di luar ibu kota Damaskus.
Menurut sebuah sumber di dekat tempat kejadian, pertahanan udara Suriah menghadapi rudal musuh, yang dikatakan telah ditembakkan dari pesawat di sepanjang perbatasan Suriah-Lebanon-Israel.
Sementara beberapa rudal berhasil dicegat, yang lain berhasil mengenai target di dalam wilayah Al-Kisweh, sumber itu menambahkan.
Media pemerintah Suriah menuduh Israel yang melakukan serangan ini , karena yang terakhir kali Israel pernah menargetkan wilayah Al-Kisweh dan daerah-daerah sekitarnya pada waktu yang lalu.
Jika itu memang serangan udara dari Israel, maka ini adalah serangan Israel untuk kedua kalinya ke Suriah dalam bulan ini.
Video menunjukkan saat-saat pelucuran rudal anti serangan udara dari militer Suriah
Juru bicara Kemenlu Iran Seyyed Abbas Mousavi telah menanggapi peringatan dari Menhan Israel Naftali Bennett yang mendesak Iran agar keluar dari Suriah.
Mousavi mengatakan kepada wartawan bahwa Iran akan terus mempertahankan kepentingannya baik di Suriah dan di seluruh Timur Tengah, dan memperingatkan Israel terhadap perilaku (bermusuhannya) yang makin meningkat.
Jubir Kemenli Iran itu memperingatkan bahwa Teheran “tidak akan ragu sejenakpun untuk menjaga keberadaannya di Suriah dan membela keamanan nasional dan kepentingan regionalnya.”
Sebelumnya Menhan Israel Naftali Bennett mengatakan :
Bennet menuduh Iran “berusaha membangun pangkalan-pangkalan teroris” di Suriah, Bennett memperingatkan bahwa Israel “hanya akan menambah kerusakan Anda.”
Dalam tanggapannya Mousavi mengklaim bahwa Negara Israel didirikan berdasarkan atas pencaplokan wilayah, pembantaian, perampasan aset negara lain, serta teror dan agresi selama 70 tahun terakhir.“.
Angkatan Bersenjata Turki mengklaim “menetralisir” sejumlah 55 prajurit Suriah lainnya di Idlib, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan hari ini Kamis 13/2.
Pada hari Selasa, Kemenhan Turki menyatakan bahwa 51 unit peralatan militer milik milik Suriah, termasuk dua tank, instalasi anti-pesawat terbang dan depot amunisi, telah dihancurkan.
Pada hari Senin lalu , kemenhan Turki telah melaporkan bahwa ada lima tentara Turki telah tewas dan lima lainnya terluka dalam penembakan pos pengamatan Idlib oleh tentara Suriah. Sebagai tanggapan, Angkatan Bersenjata Turki menyerang115 sasaran milik tentara Suriah dan menetralisir 101 prajurit Suriah.
Ketegangan di Suriah Utara mulai meningkat pekan lalu setelah delapan warga Turki tewas dalam penembakan yang dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah di pos pengamatan Turki di Idlib.
#Turkish Army Kirpi MRAPs & ACV-15 Armoured Personnel Carriers all around the #Syria–#Turkey border few hours ago! pic.twitter.com/XdJWfLnldc
— Babak Taghvaee (@BabakTaghvaee) February 13, 2020
Beberapa video yang diklaim sebagai rekaman konvoi tambahan kendaraan perang milter Turki yang sedang menuju Suriah utara beberapa jam lalu, yang beredar diMedsos Timteng.
Saluran TV Suriah menampilkan cuplikan video dari desa Kherbat Amo Suriah , dimana terlihat warga desa mencegat knvoi pasukan AS dan meminta untuk meninggalkan desa mereka .
Insiden itu berakhir dengan saling tembak dengan tentara AS.
Kantor berita negara Suriah SANA mengatakan satu warga sipil tewas dan satu lainnya cedera ketika pasukan AS menembaki orang-orang setelah kendaraan mereka dihentikan di pos pemeriksaan timur Qamishli, Suriah pada hari Rabu.
Tentara AS mengatakan pasukannya melepaskan tembakan setelah mereka mendapat tembakan senjata ringan.
(Exclusive) #Syrian civilian carrying #USA flag is fed up with foreign intervention in his country as villagers gather around an #American convoy and confront the troops asking them why are they in #Syria ? they were not invited as tensions flare
(MUST WATCH)🎥 #Syria🇸🇾 pic.twitter.com/OuKBBx3f1r— Seek light not darkness✨ (@truestory24) February 13, 2020
Seorang petugas kebersihan di kota Qamsili di Suriah bernama Fathi Barho , dengan berani menghentikan konvoi pasukan AS sambil meremas bendera AS, dan menanyakan kenapa kamu ada disini? untuk apa kamu ada disini? Tentu saja para tentara AS itu pada bingung untuk memberi jawaban yang paling tepat.
Tampaknya ancaman Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang akan menyerang balik psukan Suriah di Suriah barat laut telah diabaikan oleh Tentara Arab Suriah (SAA), karena sore kemarin pasukan Suriah telah merebut lahan baru di provinsi Aleppo.
Dengan dipimpin oleh Divisi misi khusus ke- 25 Khusus, Tentara Arab Suriah berhasil merebut dua kota lagi, setelah pertempuran singkat dengan militan Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) dan kelompok Front Pembebasan Nasional (NLF) yang didukung Turki.
Menurut sebuah laporan lapangan dari pedesaan barat daya Kegubernuran Aleppo, Divisi ke-25 Angkatan Darat Suriah merebut kota-kota Arbikh dan Arnaz, yang keduanya terletak persis di sebelah barat dari Jalan Raya Aleppo-Damascus M-5 yang strategis.
Militer Turki telah menyerang posisi Tentara Arab Suriah (SAA) di Aleppo barat daya siang ini, menyusul keberhasilan tentara Suriah merebut area baru di barat Jalan Raya Aleppo-Damaskus (M-5).
Menurut laporan, militer Turki melakukan serangan artileri berat terhadap posisi Tentara Suriah di kota Kafr Halab yang baru saja direbut, dan mendorong pasukan Suriah SAA mencari perlindungan dari serangan itui. Belum ada korban yang dilaporkan.
Pada saat yang sama, bentrokan baru antara Tentara Arab Suriah dan para militan dilaporkan terjadi di sebelah barat kota Kafr Halab, sebagai upaya terakhir untuk merebut kembali wilayah yang lepas ke tangan pasukan Suriah.
Serangan terakhir militan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Tentara Arab Suriah merebut tiga kota di pedesaan barat daya Aleppo.
Serangan militan di barat daya Aleppo malam tadi tetap tidak berhasil meskipun didukung bantuan dari militer Turki.
Menurut sebuah laporan lapangan dari kota Aleppo, militan dari Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) dan Front Pembebasan Nasional (NLF) yang didukung Turki berusaha untuk maju di poros barat Kafr Halab, setelah mereka mengalami ada sejumlah kemunduran di barat daya Aleppo pada hari Rabu.
Namun, serangan itu hanya berlangsug tidak lama, karena Tentara Arab Suriah (SAA) mampu mengalahkan serangan mereka itu dan memastikan penguasaab penuh atas semua area yang diserang.
Sebuah sumber dari Tentara Suriah mengatakan beberapa militan tewas dalam serangan itu, sementara pasukan Suriah menderita korban minimal.
Serangan militan pada hari Rabu kemarin didahului dengan bom bunuh diri dari anggota kelompok Hayat Tahrir Al-Sham dan dilanjut serangan artileri dari militer Turki.
WATCH RUSSIA!
US special envoy to Syria James Jeffrey landed yesterday night in Turkey.
He announced the US readiness to give Turkey support against the Syrian regime attacks on Idlib.
Symbolic: James Jeffrey talked in Turkish. pic.twitter.com/NfOXlTPHcu
— Ali Özkök (@Ozkok_A) February 12, 2020
Utusan khusus AS untuk Suriah James Jeffrey, tiba di Ankara Turki Selasa malam untuk mengevaluasi kembali perkembangan terakhir di kawasan itu, khususnya soal Suriah.
Berbicara kepada wartawan di Bandara Internasional Ankara, Jeffrey mengatakan bahwa Turki sebagai sekutu NATO, menghadapi ancaman besar di Idlib di Suriah barat laut dari Pemerintahan Bashar Al Assad dan Rusia.
Jeffrey mengatakan dia datang ke Turki untuk mengevaluasi kembali situasi (diSuriah) dengan pemerintah Turki, dia menambahkan bahwa AS akan memberikan dukungan sebanyak mungkin kepada Turki.
Dia juga menyampaikan belasungkawa ke negara itu atas pasukan Turki yang terbunuh oleh serangan Suriah di Idlib, Senin pagi. Menekankan pentingnya solidaritas, Outzen mengatakan negaranya akan terus melakukan kontak dekat dengan Turki.
“Di Ankara, Duta Besar Jeffrey akan bertemu dengan para pejabat senior Turki untuk membahas serangan militer Suriah (terhadap teroris) yang didukung Rusia, dan bagaimana AS dapat bekerja sama menuju solusi politik untuk Konflik Suriah,” Kedubes AS di Turki mengatakan pada Twitter.
“Tindakan destabilisasi oleh Rusia, Iran, Hizbullah & pemerintah Assad telah menghalangi gencatan senjata nasional di Suriah seperti yang diserukan UNSCR No. 2254 & pengembalian ratusan ribu pengungsi di Suriah utara ke rumah mereka, “ tambahnya.
“Militer Turki terus mengirim bala bantuan ke perbatasan, karena pasukan Turki berada di Idlib sebagai bagian dari misi anti-teror dan perdamaian.”
Pasukan Suriah telah membersihkan sekitar 15 persen ranjau di kota Maarat Al-Numan, karena telah direbut kembali dari militan di provinsi Idlib barat laut awal pekan ini, Zein al-Abedin, wakil komandan unit militer spesialis pembersih ranjau mengatakan, Rabu.
“Komandan kami mengirim kami ke sini segera setelah kota itu dibebaskan. Kami bekerja di sini sudah 2 hari, kami memeriksa setiap rumah dan setiap jalan. Kami sedang melanjutkan pekerjaan kami,” kata al-Abedin kepada wartawan.
Dia menambahkan bahwa unitnya ditarget untuk membersihkan ranjau dikota ini dalam satu bulan. Dia menyebut 75 alat peledak telah ditemukan di kota itu, termasuk bom-bom asal Turki dan Israel.
Angkatan bersenjata Suriah merebut koya Maarat Al-Numan awal pekan ini dalam serangan balasan terhadap gerilyawan di Idlib.
Kota Maarat Al-Numan dibebaskan dalam operasi oleh militer Suriah guna sepenuhnya merebut kembali jalan raya Damaskus-Aleppo, dan tujuan itu dicapai pada hari Selasa lalu.
Sementara itu, pasukan pemerintah terus bentrok dengan militan yang didukung Turki di bagian utara negara itu. Pada saat yang sama, Ankara telah melakukan beberapa serangan terhadap pasukan Suriah, menuduh Damaskus melanggar gencatan senjata di kawasan itu setelah delapan warga Turki tewas dalam penembakan di sebuah pos pengamatan Turki di Idlib.
Pasukan pemerintah Suriah merebut kembali kota flashpoint Khan al-Asal di barat Aleppo pada hari Selasa 11/2, kata sumber militer Suriah.
“Tentara Suriah telah membebaskan kota strategis Khan al-Asal di bagian barat provinsi Aleppo setelah pertempuran sengit dengan kelompok teroris Front Nusra,” kata sumber itu.
Pemerintah Suriah sekarang menguasai jalan raya M5 yang menghubungkan Damaskus dengan kota dibarat laut Aleppo, dan berjuang untuk mendorong gerilyawan keluar dari pinggiran kota untuk menghentikan mereka menembaki daerah pemukiman.
Kemajuan militer Suriah itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dengan militer Turki di provinsi Idlib, dimana Kemenhan Turki sebelumnya menyatakan bahwa 51 target milik Tentara Suriah telah dihancurkan.
Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah kemenhan Turki mengkonfirmasi bahwa militannya di Suriah telah menjatuhkan helikopter pemerintah Suriah kota di al-Nayrab, provinsi Idlib.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, bahwa “negaranya akan melakukan cara apa pun yang diperlukan, termasuk penggunaan sarana darat dan udara untuk mendesak mundur Tentara Arab Suriah (SAA) yang mendekati pos pengamatan Turki di Idlib, pada akhir bulan ini.”
Erdogan juga menyatakan bahwa sedikitnya 14 tentara Turki telah terbunuh di Suriah, dan pemberontak yang didukung Turki di Idlib sekarang dikerahkan untuk melawan Damaskus.
Selain itu, Erdogan juga menuduh Suriah dan Rusia melakukan serangan terhadap warga sipil di Idlib, daia mengancam akan menyerang pasukan Suriah di luar Provinsi Idlib jika terjadi serangan (terhadap pasukannya).
Fihak Rusia menyatakan, bahwa “Kami telah berulang kali dengan tegas menyatakan, bahwa baik Rusia maupun angkatan bersenjata Suriah tidak melakukan serangan terhadap warga sipil. Semua serangan ditargetkan secara eksklusif terhadap kelompok-kelompok teror, orang-orang bersenjata dan yang terlibat dalam perang melawan pemerintah yang sah”, Kata pejabat di Deplu Rusia, Vladimir Tarabrin.
Menyikapi situasi di Suriah ini, Rusia menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengadakan pembicaraan telepon dengan presiden Turki, mereka menyetujui untuk mengimplementasikan sebuah memorandum yang telah mereka capai di Sochi dan menghentikan eskalasi di wilayah tersebut. Mereka juga telah menyetujui kontak tambahan antara badan-badan pertahanan negara.
Tentara Suriah memulai serangan (ke Idlib) pada Januari lalu, setelah dilaporkan adanya beberapa pelanggaran gencatan senjata oleh berbagai faksi militan di Idlib, yang sebagian masih di bawah kendali militan seperti organisasi teroris Hayat Tahrir Al-Sham (HTS).
Turkey is transporting tanks by train to the Syrian border as tensions rise in Idlib, Syria’s last rebel stronghold, between Turkish and Syrian regime forces Tuesday.
👉Turkish Soldiers Killed in Syria as Tensions with Damascus Escalatehttps://t.co/QrVycp1NQN pic.twitter.com/PBNpdZZvnQ
— The Voice of America (@VOANews) February 11, 2020
Sebuah video dalam sebuah tweet yang diunggah oleh media AS VOA , memperlihatkan militer Turki yang mengirim puluhan Kendaraan lapis baja ACV-15 ke Suriah utara yang dikirim lewat jalur kereta api.
Belum ada konfirmasi dari fihak pemerintah Turki maupun dari pemerintah Suriah.
Ketegangan di Suriah utara meningkat ketika pasukan Turki dan Suriah terus bentrok di provinsi Idlib , Provinsi yang merupakan benteng terakhir militan di Suriah.
Saksi mata melihat benda terbakar jatuh di atas desa Dadikh yang terletak tidak jauh dari kota Maarat al-Numan di Idlib Suriah, di mana Turki mengatakan sebuah helikopter militer Suriah ditembak jatuh pada hari Selasa 11/2. Menurut koresponden Sputnik, asap hitam terlihat meengepul dari benda yang jatuh itu.
Kementerian Pertahanan Turki mengatakan pada hari ini Selasa bahwa 11/2 , bahwa helikopter Militer Suriah telah ditembak jatuh dan pasukan Suriah harus meninggalkan desa al-Nayrab di provinsi Idlib.
Tentara Suriah kemudian mengkonfirmasi bahwa mereka meninggalkan desa itu untuk waktu yang singkat karena adanya serangan mendadak; Namun, menurut laporan terakhir , pasukan pemerintah telah merebut kembali desa al-Nayrab, dan mendorong mundur militan yang terkait dengan organisasi teroris Jabhat al-Nusra *.
Ketegangan di Suriah utara mulai meningkat awal bulan ini setelah delapan warga Turki tewas dalam penembakan yang dilakukan oleh pasukan Suriah di salah satu pos pengamatan Turki di Idlib.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam konferensi pers pada hari ini Selasa 11/2 , bahwa pemerintah Suriah akan “membayar harga yang mahal” atas serangannya terhadap tentara Turki di Idlib.
Erdogan mengatakan, “Kami telah merespon serangan fihak Suriah dengan tingkat tertinggi.” “Kami melakukan hal yang sama di Idlib, dan kami tidak akan puas dengan itu, kami akan terus merespon” .
“Saya akan mengumumkan besok (Rabu) langkah-langkah yang akan kami ambil (mengenai Idlib),” tambah Presiden Turki Erdogan.
Turki mengklaim pada hari Senin bahwa angkatan bersenjata mereka menghancurkan ” 101 target militer Suriah” di provinsi Idlib, setelah beberapa prajurit mereka tewas dalam serangan oleh Tentara Arab Suriah (SAA) di dekat Taftanaz Airbase.
Sebuah sumber dari Tentara Suriah kemudian membantah ada kerugian atau kerusakan apa pun di Idlib, terlepas dari klaim Erdogan itu.
Militan yang didukung Turki dan Tentara Arab Suriah (SAA) terus bertempur di sekitar Saraqib, Senin kemarin.
Kota ini belum lama ini direbut kembali oleh pasukan pemerintah Suriah setelah lebih dari tujuh tahun di tangan militan.
Awan asap terlihat naik di kejauhan. Salah satu perwira SAA mengatakan pasukan Turki “mencoba menargetkan beberapa titik yang dikuasai SAA, tetapi di lapangan, faktanya tidak ada militan atau tentara turki yang melanjutkan operasinya.”
Petugas itu menambahkan bahwa ” Erdogan yang jahat itu sedang mencoba untuk memompa semangat kelompok-kelompok teroris itu.”
Tentara Arab Suriah (SAA) mengklaim mereka telah menngepung pos pengamatan Turki di kota Saraqib dekat Idlib, kubu besar yang dikuasai militan di negara itu.
Cuplikan yang difilmkan pada hari Minggu menunjukkan slah satu pos pengamatan dengan bendera Turki melambai di atas.
“Semua pos pengamatan Turki sepenuhnya telah deikepung oleh Tentara Arab Suriah,” kata seorang tentara Suriah.
“Pasukan Turki mencoba menarik diri dari Tell Toqan menuju Tavtanaz dan Bab Al-hawa”. Pos pengamatan itu dilaporkan dibangun pada 1 Februari, bersama dengan lima lainnya di dekat kota Saraqib.
Berdasarkan perjanjian Astana 2017 dan perjanjian Sochi 2018, Turki dapat membangun dan memelihara 12 pos pengamatan di wilayah yang dikuasai oposisi sebagai bagian dari proses demiliterisasi Idlib, tapi area sekitar pos itu sdh dikuasai kembali oleh pasukan Suriah.
SAA telah mengepung pos-pos pengamatan Turki itu sejak Agustus 2019 saat merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai militan.
Senin kemarin. Kemenhan Turki mengumumkan bahwa pasukannya telah menyerang 115 target militer pemerintah Suriah, dan menghancurkan sejumlah 101 target.
“Menurut data awal, 115 target tentara pemerintah Suriah ditembakkan, dan 101 target terkena, termasuk tiga tank hancur dan satu helikopter jatuh. Operasi masih berlanjut,” kata kemenhan Turki itu.
Lebih lanjut dikatakan bahwa mereka akan membalas setiap serangan terhadap pasukannya, yang memiliki pos pengamatan di Suriah utara.
Perkembangan itu terjadi beberapa jam setelah Kemenhan Turki mengeluarkan pernyataan, yang mengatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah diduga menyerang salah satu pos militernya di Idlib, menewaskan lima tentara dan melukai lima lainnya.
Sebuah sumber dii militer Suriah telah membantah klaim Kementerian Pertahanan Turki itu, dan mengatakan bahwa info “101 target telah hancur” tidak benar.
Foto-foto menunjukkan kehancuran peralatan tempur Turki oleh serangan militer Suriah
Sebuah pesawat Su-35 Rusia mencegat jet F-16 Turki di atas langit Suriah utara beberapa hari yang lalu, publikasi China SOHU melaporkan minggu ini.
Menurut publikasi itu, pesawat Turki itu sedang berusaha mengawal pasukan daratnya mmenuju Suriah utara atau mereka mungkin akan menyerang pasukan Suriah SAA yang bergerak maju ke Idlib dan Aleppo.
Artikel SOHO mengatakan pesawat Turki itu “mencoba untuk menyeberangi perbatasan Suriah dengan F-16” sebelum mereka dicegat oleh Su-35 Rusia di dekat provinsi Aleppo.
Diduga bahwa Angkatan Udara Rusia segera mengerahkan Su-35 dari Hmeimim Airbase selama insiden singkat itu.
“Su-35S Rusia memblokir masuknya F-16 Turki ke wilayah udara Suriah, dan tidak membiarkan mereka melintasi perbatasan udara. Pilot Turki itu akhirnya dipaksa untuk pensiun,” tambah mereka.
Baik kemenhan Rusia maupun Kemenhan Turki tidak mengemontari laporan ini.
Pemerintah AS meminta dana lebih dari $ 700 juta untuk melawan pengaruh Rusia di seluruh dunia dalam sebuah proposal anggaran 2021 yang dirilis pada hari Senin.
“Pada tahun anggaran 2021 … untuk melawan pengaruh Rusia dengan Memperkuat sekutu AS, akan dialokasikan Anggaran $ 0,7 miliar untuk memberi bantuan ke Eropa, Eurasia, dan Asia Tengah guna memajukan keamanan bersama; menjaga integritas teritorial sekutu AS; mendukung upaya negara-negara mitra untuk beralih dari peralatan militer Rusia, dan mengatasi kelemahan dalam ekonomi makro lingkungan yang ingin dieksploitasi oleh pemerintah Rusia, seperti ketergantungan pada energi dan perdagangan. “
Proposal anggaran itu juga mengalokasikan dana $ 24 juta untuk Pusat Keterlibatan Global gunak melawan dugaan propaganda dan disinformasi dari Rusia.
Pemerintahan Trump meminta $ 4,8 triliun dalam rancangan anggarannya untuk tahun fiskal 2021, Trump mengalokasikan $740,5 miliar sendiri untuk anggaran pertahanan nasional. Sejumlah $ 20,3 miliar akan dialokasikan untuk memperkuat program rudal dan program pertahanan AS.
“Untuk melanjutkan pengembangan varian senjata Angkatan Darat, dialokasikan anggaran $ 3,2 miliar, ini $ 459 juta lebih besar dari yang ditetapkan tahun 2020, bagi Angkatan Laut, dan Angkatan Udara,” kata pernyataan itu.
$ 205M untuk menuntaskan penggantian Kekuasaan di Venezuela
Pemerintahan Trump meminta $ 205 juta pada tahun fiskal 2021 untuk memfasilitasi penggantian penguasa di Venezuela.
“Guna mendukung Mitra AS dari belahan Barat: dialokasikan $ 205 juta untuk mempercepat pergantian penguasa di Venezuela, termasuk pembangunan kembali lembaga-lembaga demokrasi, dan menangani kebutuhan kesehatan dan pertanian yang mendesak,” kata dokumen itu.
Tentara Arab Suriah (SAA) terus bergerak maju di pedesaan barat daya provinsi Aleppo, setalh pasukan Suriah merebut lebih banyak lagi wilayah dari militan.
Dengan dipimpin oleh Divisi Khusus ke25 , Tentara Suriah telah merebut kubu militant di Kafr Halab setelah pertempuran sengit dengan militan Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) dan Front Pembebasan Nasional (NLF) yang didukung Turki.
Kemajuan pasukan Suriah di Kafr Halab ini terjadi hanya beberapa jam setelah Tentara Arab Suriah merebut dua kota di timur Kafr Halab.
Sebelumnya hari ini, militan mengumumkan dimulainya operasi militer baru untuk merebut kota strategis Saraqib di Idlib timur laut. Namun sebuah sumber dari Tentara Suriah mengatakan para jihadis hanya melakukan penembakan senjata berat dari jarak jauh , dan anggota militan tidak menyerbu pertahanan mereka.
Kemenhan Turki mengeluarkan pernyataan pada hari ini Senin 10/2, yang mengatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah diduga menyerang pos militernya di daerah Taftanaz di Provinsi Idlib Suriah, dan menewaskan lima tentara, sementara juga melukai lima lainnya.
Seorang perwakilan kepresidenan Turki Fahrettin Altun telah mengkonfirmasi bahwa Turki telah membalas serangan itu.
“Turki telah membalas serangan itu, dengan menyasar target musuh dan membalas pasukan kami yang tewas. Penjahat perangnya yang memerintahkan serangan keji hari ini, yang tidak hanya menarget Turki tapi juga seluruh komunitas internasional. Angkatan Bersenjata Turki yang tanpa lelah melayani tujuan perdamaian dan stabilitas di seluruh dunia, akan terus menghancurkan siapa pun yang berani menyerang bendera kita, ini untuk meyakinkan sekutu-sekutu kita, dan untuk menakut-nakuti musuh kita, ” kata Altun menulis di Twitternya.
Insiden ini pertama kali dilaporkan oleh kantor berita Reuters yang mengutip pejabat Turki yang tidak disebutkan namanya. Namun, pemerintah Suriah belum mengomentari klaim tersebut.
Seminggu yang lalu, delapan warga negara Turki tewas setelah pasukan pemerintah Suriah menembaki sebuah pos pengamatan Turki di Idlib.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa 76 prajurit Suriah telah menjadi korban pembalasan Turki. Kepala negara Turki itu juga mengatakan bahwa dia telah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjelaskan kepada Damaskus bahwa Tentara Suriah harus menghentikan ofensifnya di Idlib dan menarik diri dari pos pengamatan Turki.
Beberapa hari setelah insiden itu, media melaporkan bahwa Turki sedang memperkuat pasukannya di wilayah Idlib, dimana konvoi sebanyak 150 truk yang membawa pasukan pasukan khusus Turki, peralatan militer dan amunisi terlihat di perbatasan Turki-Suriah di provinsi Hatay.
Duta Besar Rusia untuk Suriah Alexander Yevimov, mengatakan pada hari Senin bahwa kehadiran pasukan AS di tepi timur Sungai Eufrat dan wilayah Al-Tanf menghalangi dialog antara Damaskus dan Dewan Demokratik Suriah (SDC), dan karenanya ini menyebabkan dialog tidak bisa menuju ke arah positif.
Yevimov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sputnik Arab: bahwa “Mengenai Kurdi secara khusus, hanya ada perbedaan tipis, bahwa gagasan dialog dengan mereka, sejauh yang kita bisa mengerti, tidak ditolak oleh pemerintahan Suriah, bahwa akhirnya mereka akan menjadi warga Suriah.
Namun, ada pengaruh faktor eksternal. Pertama dan terutama adalah dari AS, yang terlepas dari semua pernyataan sebelumnya dari Washington, dan aturan dan prinsip-prinsip hukum internasional, tapi AS masih mempertahankan keberadaannya pasukannya yang ilegal di tepi timur Sungai Eufrat, serta wilayah Al-Tanf.
Duta Besar Rusia itu menekankan bahwa “dialog antara Damaskus dan Kurdi berlanjut dengan satu atau cara yang lain, tetapi belum mengarah pada hasil positif karena situasi yang ada saat ini.
Kami berangkat dari keyakinan bahwa keadaan akan membaik jika kedaulatan Suriah atas timur laut Suriah dan Eufrat dipulihkan, dan semua pasukan asing harus ditarik dari sana.
“Dalam konteks terkait, sumber informasi Suriah menyangkal kemungkinan dilakuakan tindakan bersama terhadap” Unit Perlindungan Rakyat Kurdi ” YPG, dan menekankan bahwa pembicaraan tripartit (Rusia-Suriah-Turki) baru-baru ini masih terbatas pada penarikan pasukan Turki dari semua wilayah Suriah.
#Breaking: #Turkish helicopters entered the northern #Syrian airspace to evacuate the wounded Turkish soldiers from (SYRIAN) #Taftanaz Military Airport east of #Idlib
They were targeted by #Syrianarmy pic.twitter.com/lEWEGl9Kyh— ayham marjeh أيهم بني المرجة (@Ayhammarjeh) February 10, 2020
Sebuah dugaan adanya serangan oleh Tentara Arab Suriah (SAA) di kota Taftanaz di Idlib utara menewaskan sedikitnya lima personil militer Turki dan melukai beberapa orang lainnya.
Menurut laporan oposisi , Tentara Suriah kemungkinan menewaskan personil militer Turki ini dengan serangan udara atau artileri.
Laporan itu mengatakan serangan militer Suriah diduga menyasar Pangkalan udara Taftanaz , di mana beberapa personil militer Turki saat ini dikerahkan disana.
Sejak adanya laporan serangan ini, helikopter militer Turki terlihat terbang di atas Taftanaz Airbase. Helikopter diduga membawa korban tentara Turki.
Klaim adanya serangan ini muncul seminggu setelah Presiden Erdogan mengumumkan bahwa militernya telah menyerang setidaknya 40 target Tentara Arab Suriah di Idlib, ‘menetralkan’ (menewaskan) 30 hingga 35 tentara Arab Suriah SAA.
The militia rats received #Turkish military equipment in #Idlib and announced they begin an attack on #SAA.
You lose, goatfckers. pic.twitter.com/LXCA5laiIS
— Nadia Abid (@NadiaAbidd) February 10, 2020
Sebuah video yang beredar diMedsos timteng menampilkan apa yang mereka sebut militan di Idlib yang sedang bersiap menyerang tentara Suriah dengan latar belakang kendaraan militer yang baru saja didapat dari Turki.
Iran akan mengkaji ulang keikutsertaannya dalam Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) jika Barat (AS) melanjutkan tekanannya kepada Iran, duta besar Iran untuk Rusia, Kazem Jalali mengatakan dalam konferensi pers , Senin .
“Seperti yang Anda tahu, parlemen Iran baru-baru ini telah membahas soal kemungkinan Iran meninggalkan perjanjian NPT. Itulah sebabnya, tentu saja jika Iran, Parlemen Iran, dan pemerintah melihat bahwa tekanan barat terus berlanjut, maka Parlemen iran harus membuat keputusan yang berbeda”, kata Jalali.
Namun, Dubes Iran itu menambahkan bahwa Teheran tetap berkomitmen kepada perjanjian NPT dan juga tidak memiliki rencana untuk keluar dari JCPOA. “Sejauh menyangkut JCPOA, Iran masih menjadi peserta dalam perjanjian ini, dan memiliki kepatuhan dalam kesepakatan ini … Lima langkah yang telah kami buat, kami selalu mengatakan bahwa kesepakatan itu bisa dibalik … sampai hari ini, kami tidak memiliki niat untuk keluar dari JCPOA “, kata Jalali.
Bulan lalu, Parlemen Iran mengajukan mosi agar negara itu keluar dari NPT, menyusul pengumuman Menlu Iran Mohammad Javad Zarif bahwa Iran akan meninggalkan perjanjian itu jika masalah nuklirnya dirujuk ke Dewan Keamanan PBB.
Pernyataan Zarif itu dikeluarkan sebagai tanggapan terhadap keputusan dibuat oleh Jerman, Perancis dan Inggris untuk meluncurkan Mekanisme Penyelesaian Sengketa dalam Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Perkembangan tersebut mengikuti pengumuman Iran yang akan menurunkan tingkat kepatuhannya kepada perjanjian JCPOA, di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS terkait pembunuhan komandan militer Iran Qasem Soleimani pada awal Januari lalu.
Turki mengatakan, jika kesepakatan dengan Rusia dilanggar maka Turki akan mengubah taktiknya di provinsi Idlib di Suriah barat laut, dimana operasi anti-teror yang intensif sedang dilakukan oleh tentara Suriah terhadap militan yang didukung asing.
Menhan Turki Hulusi Akar mengatakan, dalam sebuah wawancara dengan harian Hurriyet bahwa Ankara telah membuat rencana alternatif lain untuk provinsi Idlib jika kesepakatan yang dicapai dengan Rusia terus dilanggar.
Berdasarkan kesepakatan 2018 dengan Rusia, Turki akan mendirikan 12 pos pengamatan di Idlib, tetapi sumber-sumber keamanan Turki mengatakan minggu ini bahwa tiga dari pos itu sekarang dikepung oleh pasukan pemerintah Suriah.
“Jika perjanjian itu terus dilanggar, maka kami memiliki Rencana B dan Rencana C,”. “Kami pada setiap kesempatan kami mengatakan bahwa jangan memaksa kami, jika tidak maka kami sudah punya rencana B dan Rencana C”. Kata Hulusi Akar.
Menhan Turki memperingatkan bahwa “Jika pasukan Suriah tidak ditarik pada akhir Februari, maka kami akan mengambil tindakan.” Akar mengklaim bahwa “Tujuan utama kami adalah untuk mencegah migrasi dan tragedi kemanusiaan.
Kami sedang berupaya untuk membuat gencatan senjata sesegera mungkin dan menghentikan pertumpahan darah.”
Sejak Jumat lalu, Ankara telah mengirim ratusan kendaraan militer ke provinsi Idlib, setelah pasukan pemerintah Suriah mengambil alih sebuah kota strategis yang dekat dengan ibukota provinsi Idlib.
Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan 1.240 kendaraan militer Turki telah menyeberang ke Idlib pada pekan lalu, bersama dengan 5.000 tentara. Idlib adalah kantong terakhir teroris yang didukung asing yang berjuang menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Konvoi Kendaraan tempur militer Turki dilaporkan melintasi perbatasan dengan Suriah pada hari Minggu dan memasuki provinsi Idlib, Sky News Arabia melaporkan.
Kemajuan cepat tentara Suriah di wilayah selatan Idlib telah membuat marah Turki, yang mendukung militan yang berperang melawan pasukan pemerintah.
Menurut laporan itu, konvoi itu terdiri dari tank, kendaraan lapis baja dan kendaraan yang membawa amunisi.
Saluran TV Al Mayadeen melaporkan bahwa para anggota militan bersenjata di Idlib dan Aleppo mulai memindahkan anggota keluarga mereka ke Afrin, yang terletak di utara provinsi Aleppo di dekat perbatasan dengan Turki.
Mingu lalu, TV Al Mayadeen melaporkan bahwa 195 buah peralatan militer Turki, termasuk kendaraan lapis baja dan tank serta truk yang mengangkut amunisi telah melintasi perbatasan dengan Suriah pada 2 Februari. Pada hari Senin, konvoi militer Turki lain dikerahkan menuju ke Idlib.
Sore ini, Tentara Arab Suriah (SAA) telah merebut lebih banyak area di provinsi Aleppo, setelah kelompok-kelompok militan menarik diri dari beberapa daerah dekat Aleppo-Damascus Highway (M-5).
Menurut sumber militer, Divisi Pasukan Misi Khusus ke-25 Angkatan Darat Suriah merebut setidaknya tiga kota dari militan setelah pertempuran singkat di sepanjang poros provinsi Aleppo-Idlib.
Sumber itu mengatakan Tentara Suriah berhasil merebut kota-kota Al-Zurbah, Al-Barqoum, dan Al-Salihiyah dari para militan, dan membuat pasukan Suriah bisa menempati posisi baru di sepanjang Aleppo-Damascus Highway.
Ditambahkan bahwa Tentara Suriah masih bergerak di Aleppo selatan dan harus merebut lebih banyak wilayah dari militant Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) dan sekutu mereka dalam beberapa jam mendatang.
Para militan telah mundur secara maraton dari provinsi Idlib dan Aleppo dalam tiga minggu terakhir, hal ini mengakibatkan militan kehilangan beberapa area penting seperti kota Ma’arat Al-Nu’man dan Saraqib.
Lebih dari 2.500 tentara Rusia terlibat dalam latihan taktis yang melibatkan sistem rudal balistik antar benua mobile (ICBM) Yars dalam formasi Novosibirsk, Kemehan Rusia menyatakan.
“Sistem rudal mobile-road Yars melakukan patroli tempur, sebagai bagian dari latihan taktis. Perhatian khusus diberikan untuk melawan serangan udara dan memukul mundur kelompok-kelompok penyusup dan pengintai,” kata kemenhan Rusia.
RS-24 Yars adalah sistem rudal antar benua strategis yang terdiri dari rudal balistik antar benua dengan pengangkut berbasis mobile atau silo dengan hulu ledak MIRVed (beberapa Target bisa disasar secara terpisah).
Rudal balistik antar benua Yars generasi ke-5 ini diklaim tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan rudal yang ada saat ini,
ICBM ini dikembangkan oleh Institut Teknologi Termal Moskow di bawah pengawasan beberapa Aademi Ilmu Pengetahuan Rusia. Rudal Yars adalah hasil modifikasi dari sistem rudal Topol-M.
Delegasi Rusia mengadakan pembicaraan dengan Turki di Ankara pada hari Sabtu, TV Turki Haberturk mengatakan pada hari Sabtu.
Menurut saluran itu, pembicaraan berfokus pada situasi di zona eskalasi Idlib Suriah, dan dilakukan secara tertutup diKantor Kemenlu Turki selama tiga jam. Menurut channel NTV, Wamenlu Turki Sedat Onal memimpin delegasi Turki dan Wamenlu Rusia Sergei Vershinin memimpin delegasi Rusia.
Turki sekali lagi “menyuarakan harapan bahwa gencatan senjata akan dicapai di kawasan itu dan bahwa tentara Suriah akan mundur ke perbatasan yang diisyaratkan dalam perjanjian Sochi”, dan Turki memperingatkan bahwa jika tidak, pasukannya “akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan. “
Selain itu, Ankara menyatakan bahwa pihaknya bertekad untuk menanggapi segala bentuk serangan terhadap pos-pos pengamatan dan pasukannya.
Situasi yang memburuk di Idlib telah mendorong dilakukan pembicaraan antara Rusia dan Turki. Kemenlu Rusia sebelumnya mengatakan, bahwa militer Rusia dan Turki sekali lagi berusaha melakukan gencatan senjata, tetapi para teroris malah meningkatkan serangan mereka. Akibatnya, ada komandan militer Rusia dan Turki yang terbunuh.
Idlib adalah satu-satunya wilayah Suriah yang masih dikuasai oleh kelompok-kelompok bersenjata ilegal sejak 2012. Zona de-eskalasi didirikan di Idlib utara pada tahun 2017 untuk memberikan perlindungan kepada para militan yang menolak menyerahkan senjata di Ghouta Timur dan wilayah selatan Suriah.
Militer Turki di Suriah kembali tidak bergabung dalam misi patrol bersama dengan militer Rusia untuk kedua kalinya minggu ini. Akhirnya patrol itu hanya dilakukan oleh polisi militer Rusia, MayJend. Yuri Borenkov, kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah mengatakan pada hari Kamis.
“Ketika pihak Turki tidak datang untuk melakukan patroli bersama, maka unit-unit polisi militer Rusia melakukan patrol sendiri diprovinsi Al-Hasakah,” katanya.
Patroli itu harusnya dilakukan “sesuai dengan rencana yang disetujui, tanpa insiden,” kata jenderal itu. Selain itu, helikopter Rusia melakukan misi patroli udara di sepanjang dua rute.
Dalam 24 jam terakhir, militant telah melanggar gencatan senjata di zona eskalasi Idlib sebanyak 31 kali, mereka menembaki wilayah Latakia, Idlib dan Hama.
Sebelum itu pada 3 feb lalu, militer Turki juga tidak datang untuk bergabung dalam misi patroli bersama dengan alasan adanya insiden didengan tentara Suriah di Idlib, ketika posisi pasukan Turki di daerah Saraqib mendapat serangan dari tentara Suriah yang menewaskan lima orang, yang kemudian dibalas oleh Turki dengan serangan jet dan artileri terhadap 40 sasaran di Idlib.
Tentara Arab Suriah (SAA) mulai memasuki kota strategis Saraqib sejak hari Kamis minggu lalu, setelah dilakukan beberapa hari serangan militer yang panjang di pedesaan timur Idlib.
Rekaman menunjukkan konvoi pasukan, tank dan kendaraan lain yang berpatroli di daerah tersebut. Pasukan SAA mengepung kota itu setelah pasukan militan dilaporkan mundur melalui jalan terakhir yang masih dibiarkan terbuka.
“Kami terus menuju kota Sarmin dan menuju pembebasan semua wilayah Republik Arab Suriah,” kata seorang perwira Angkatan Darat Suriah.
Dua video yang diupload pada hari yang sama ini kelihatannya kontradiksi, Video yang pertama diupload oleh MMS AS yaitu VOA News yang menunjukkan konvoi Militer Turki yang sedang mengirim peralatan tempur tambahan yang sedang memasuki provinsi Idlib.
Video kedua diUpload oleh Al-Debaran314 yang menunjukkan konvoi Militer Turki yang meninggalkan Pos pengawasan Turki di Al-Tourqan di provinsi Idlib.
Perbedaannya adalah, Saat memasuki Idlib, kendaraan-kendaraan pengangkut itu penuh dengan muatan peralatan tempur. Tapi saat meninggalkan Idlib, kendaraan-kendaraan pengangkut itu telah kosong.
Kemungkinan pertama adalah, Turki sedang sibuk menumpuk kekuatan tempur di Idlib, meski sampai sekarang pasukan Turki belum pernah mendahului serangan langsung ke Pasukan Suriah.
Kemungkinan kedua dan mungkin yang lebih besar adalah, peralatan tempur itu telah diserahkan kepada para militan dukungan Turki.
Tentara Arab Suriah (SAA) tetap maju masuk ke dalam wilayah selatan provinsi Aleppo setelah sebelumnya sukses di timur laut kota Saraqib.
Menurut laporan terbaru dari front Aleppo, Tentara Arab Suriah telah merebut sejumlah titik malam ini, termasuk beberapa situs di sepanjang jalan Raya Aleppo-Damascus (M-5).
Kemajuan Tentara Arab Suriah menyebabkan pasukan mereka bisa menyeberangi Jalan Raya Aleppo-Damaskus dan mulai memasuki pedesaan barat daya provinsi Aleppo untuk pertama kalinya sejak 2013.
Dengan kemajuan ini, Tentara Arab Suriah kemungkinan akan segera bisa membersihkan titik-titik militan yang tersisa di sepanjang Jalan Raya Aleppo-Damaskus untuk membuka kembali jalan raya penting yang menghubungkan Suriah selatan dan utara itu.
Mantan komandan Angkatan Udara Rusia LetJend.Valery Gorbenko, mengatakan bahwa, Sudah biasa Israel melakukan serangan udara keSuriah dengan bersembunyi di belakang pesawat terbang sipil untuk mencegah militer Suriah melakukan pertahanan udara secara efektif.
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan mengenai serangan rudal Israel Kamis pagi yang menargetkan fasilitas militer di Damaskus dan barat daya Suriah, jubir Kemenhan Rusia Mayjen Igor Konashenkov memberikan perincian tentang serangan itu, dia mengkonfirmasikan bahwa serangan itu dilakukan oleh empat Pesawat F-16 Israel.
Menurut Konashenkov, pada saat serangan Israel, sebuah pesawat Airbus A320 dengan 172 penumpang sedang mendekati landasan untuk mendarat di Bandara Internasional Damaskus, dan kemudian harus dialihkan ke landasan militer Rusia Hmeymim Airbase di Latakia untuk mencegah kemungkinan tertembak secara tak sengaja oleh pertahanan udara Suriah.
Letjen Gorbenko menyebut, “Militer Israel telah mengadopsi taktik bersembunyi di balik pesawat sipil.”. “Taktik ini membuat serangan Israel terhadap target diSuriah menjadi lebih leluasa, karena dengan demikian akan sangat membatasi tindakan pertahanan udara Suriah, karena takut malah menembak jatuh pesawat penumpang sipil.
Menurut Gorbenko, aspek moral dari penggunaan taktik semacam itu dipertanyakan, Israel bisa memilih waktu untuk mengatur serangan itu, ini jelas bukan suatu kebetulan. “Israel mengetahui jadwal penerbangan reguler di wilayah tersebut, dan bisa menunda serangan” jika mereka mau, katanya.
Jumlah orang yang telah meninggal akibat virus corona novel di provinsi Hubei China telah mencapai 699, dan lebih dari 24.000 telah terinfeksi, kata komite kesehatan regional dalam sebuah pernyataan.
Sehingga, total kematian akibat coronavirus di China hari ini jumat 7/2 mencapai 719 orang, dimana ada 2.841 kasus baru telah dicatat hari Jumat, termasuk 1.985 kasus di Wuhan. Sementara lebih dari 1.100 orang dinyatakan sembuh dan dikeluarkan dari rumah sakit.
“Pada pukul 24:00 tanggal 7 Februari, di Provinsi Hubei telah melaporkan terjadinya 24.953 kasus baru infeksi coronavirus , termasuk 13.603 kasus di Wuhan.
Saat ini, ada 19.835 orang yang masih dirawat di rumah sakit, sementara ada 67.802 orang masih menjalani perawatan dan pengamatan medis “, kata pernyataan itu.
Sebelumnya, 618 kematian dilaporkan di provinsi Hubei dan 636 di seluruh daratan Cina. Di luar Cina, kasus coronavirus telah tercatat ada di lebih dari 20 negara, dengan setidaknya satu kasus meninggal di Filipina.
Tentara Arab Suriah (SAA) berusaha mengepung pos pengamatan Turki yang terletak di puncak bukit strategis Tal Al-‘Eis, sumber dari militer Suriah mengatakan kepada Al-Masdar News malam ini.
Menurut sumber militer itu, Tentara Arab Suriah berusaha untuk mengepung pos pengamatan Turki di Tal Al–Eis, ketika mereka telah merebut daerah yang tersisa yang masih dikuasai militan di timur jalan Raya Aleppo-Damascus Highway (M-5).
Ditambahkan bahwa Divisi Pasukan Misi Khusus ke-25 Tentara Arab Suriah telah merebut selusin kota dan desa dalam tiga jam terakhir, termasuk Universitas Ebla di utara Saraqib.
Militer Turki belum lama ini mengerahkan ratusan kendaraan militer dan personel ke provinsi Idlib untuk mencegah tentara Arab Suriah maju lebih jauh di barat laut Suriah.
Beberapa aktivis oposisi mengklaim Militer Turki bersiap untuk melancarkan serangan untuk mengusir Tentara Suriah dari daerah-daerah ini, Namun belum ada yang mengkonfirmasi info ini.
Divisi Pasukan Misi Khusus ke-25 Angkatan Darat Suriah telah merambah di pedesaan Idlib, merebut beberapa daerah yang sebelumnya di bawah penguasaan kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) dan sekutu mereka.
Baru-baru ini, Tentara Suriah telah bergerak memasuki provinsi Aleppo dari provinsi tetangganya Idlib setelah berhasil merebut kota strategis Saraqib.
Tentara Arab Suriah (SAA) telah mendekati bagian timur Jalan Raya Aleppo-Damaskus (M-5) setelah merebut lebih banyak area di Aleppo selatan malam ini.
Menurut laporan lapangan terbaru dari Aleppo selatan, Tentara Arab Suriah, bersama dengan Pengawal Republik dan Pasukan Pertahanan Lokal (LDF), merebut kota-kota Zeitan dan Burnah setelah pertempuran sengit dengan militan Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) dan Partai Islam Turkestan (TIP).
Mala ini Tentara Suriah akan berusaha merebut lima kota lain dari, setelah bergerak maju lebih dari satu aksis di pedesaan selatan dari provinsi Aleppo.
Tentara Suriah sedang berupaya merebut area terakhir yang masih dikuasai militan di timur Jalan Raya Aleppo-Damaskus. Jika mereka berhasil, mereka dapat mulai mendesak kearah barat jalan raya sehingga mereka akhirnya dapat membuka kembali jalan utama yang menghubungkan Suriah selatan dan utara itu.
Malam ini tidak lagi ditemukan militan diprovinsi Aleppo bagian selatan, ketika Tentara Arab Suriah (SAA) dilaporkan berhasil menguasai empat kota lagi.
Menurut laporan terbaru dari pedesaan timur Idlib, Tentara Suriah berhasil merebut kota Tal Al-Tabriz, Al-Ajaz, Al-Thuriyeh, dan Al-Daheriyeh setelah mendesak kearah timur laut kota Saraqib yang baru saja direbut.
Laporan itu menambahkan bahwa Divisi Pasukan Misi Khusus ke-25 Angkatan Darat Suriah bisa menguasai daerah-daerah ini dengan relatif mudah, karena hanya ada sedikit perlawanan dari para militan yang menguasai daerah ini.
Kemajuan terbaru ini terjadi hanya satu jam setelah Tentara Suriah merebut lima kota di sepanjang aksis Idlib-Aleppo di Suriah utara.
Dalam konferensi pers Menlu Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada hari Kamis, bahwa Turki akan memberikan respons yang keras terhadap bentrokan yang sedang berlangsung di Suriah (antara pasukan Suriah Vs Militan), yang disalahkan oleh Turki kepada Suriah.
“Kesabaran kami juga ada batasnya. Jika serangan oleh pemerintah Suriah berlanjut, kami tidak akan tinggal diam, respons kami akan keras, ” kata Menlu Turki itu.
Sebelumnya, Cavusoglu mencatat bahwa Turki terus menerapkan upaya bersama dengan Rusia untuk mengurangi ketegangan di Idlib Suriah. Dia menambahkan bahwa Ankara dan Moskow ingin membangun gencatan senjata permanen, dan memberikan peluang bagi regulasi politik yang stabil.
Pada 5 Februari lalu, pasukan pemerintah Suriah telah memasuki kota Saraqib, pos terdepan dari kelompok teroris Jabhat al-Nusra di provinsi Idlib.
Pasukan pemerintah Suriah sebelumnya mengepung pos musuh dari tiga sisi, untuk menghalangi jalur pasokannya. Komando militer Suriah mengeluarkan ultimatum kepada militan agar mereka meletakkan senjata atau meninggalkan kota demi kehidupan warga sipil.
Idlib adalah satu-satunya wilayah Suriah yang masih dikuasai oleh kelompok-kelompok bersenjata ilegal sejak 2012. Zona de-eskalasi utara dibentuk di Idlib pada tahun 2017 untuk para miltan yang menolak menyerahkan senjata di Ghouta Timur dan wilayah selatan Suriah. Tentara Turki memiliki 12 pos pengamatan di provinsi Idlib di Suriah.
Pada kamis malam tadi, Tentara Arab Suriah (SAA) berhasil merebut kota strategis Saraqib setelah para miltan yang tersisa menarik diri dari daerah itu melalui jalan terakhir yang masih terbuka.
Menurut laporan, para militant telah meninggalkan Saraqib sesaat sebelum pengepungan kota itu oleh Divisi Pasukan Misi Khusus ke-25 Angkatan Darat Suriah.
Gerak maju tentara Suriah menuju Saraqib hanya berlangsung seminggu setelah Tentara Arab Suriah merebut kota strategis Ma’arat Al-Nu’man, yang terletak di sepanjang Jalan Raya Aleppo-Damascus (M-5).
Saraqib adalah salah satu kota paling penting di wilayah barat laut Suriah, karena lokasinya berada disepanjang dua jalan raya utama: Aleppo-Damascus dan (M5) dan Jalan Raya Aleppo-Hasakah (M-4).
Dengan direbutnya kota Saraqib, Tentara Arab Suriah sekarang dapat mulai bekerja untuk merebut daerah yang masih dikuasai kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) dan sekutu mereka yang ada diantara provinsi Aleppo dan Idlib.
#BREAKING: 5 minutes ago #Israel Air Force targeted #IRGC-QF, #Hezbollah & #Syria Arab Army around #Damascus. Known targets are:
– 91st Brigade, 1st Division in Al Kiswah area
– 75th Brigade near Al-Muqaylabiyah village
– Scientific Research Center in Jamaria
– Mezzeh air base pic.twitter.com/ehl7MO2Lhk— Babak Taghvaee (Backup) (@BabakTaghvaee1) February 5, 2020
Kantor berita resmi Suriah SANA telah merilis rekaman yang menunjukkan pertahanan udara Suriah yang menghadang serangan rudal yang mengarah ke Damaskus.
Dalam video itu, terlihat ledakan dilangit saat anti rudal Suriah berhasil menembakkan rudal-rudal yang datang itu dengan menggunakan rudal darat ke udara 9М317 dari sistem pertahanan SAM Buk-M2E.
Menurut SANA, serangan itu dilakukan dari wilayah Dataran Tinggi Golan, dicatat bahwa militer Suriah berhasil mencegat “sejumlah target musuh.”
Info yang beredar di Medsos Timteng menyebut bahwa serangan itu seperti biasa dilakukan oleh Israel.untuk menarget Brigade ke 91, Division 1 di area Al Kiswah , Brigade ke 75 dekat desa Al-Muqaylabiyah, Pusat riset Ilmiah di Jamaria, dan Basis militer Mezzeh.
Delapan tentara terluka dan beberapa kerusakan material disebabkan oleh serangan udara Israel pada Kamis pagi di kota Damaskus dan kota-kota Suriah lainnya, kata sumber militer Suriah.
Media pemerintah mengatakan pertahanan udara berhasil menjatuhkan hampir semua rudal yang masuk sebelum mereka mencapai target.
Menurut sumber itu, pesawat tempur Israel melakukan dua gelombang serangan. Yang pertama terjadi pada pukul 1:12 kamis waktu setempat, dan menargetkan fasilitas militer di sekitar Damaskus. Gelombang kedua dilakukan pada jam 1:41 pagi, dan menargetkan posisi di Daraa dan Kuneitra di Suriah selatan.
Tentara Arab Suriah (SAA) hampir bisa merebut kota strategis Saraqib karena kini posisinya hampir mengelilingi seluruh wilayah kota itu.
Menurut sumber lapangan, Tentara Suriah telah menrebut beberapa daerah terakhir di sekitar sisi barat dan timur Saraqib, dan hanya menyisakan satu jalan dari kota sebagai jalan keluar bagi para miltan.
Tentara Arab Suriah sekarang menyerang posisi terakhir militan di dalam kota Saraqib untuk memaksa mereka keluar dari kota.
Tentara Suriah kehilangan penguasaan atas kota Saraqib ketika terjadi serangan besar dari Tentara pembebasan Suriah (FSA) pada 2012. Sejak itu, kota itu tetap menjadi benteng utama bagi militan yang didukung Turki dan sekutu mereka di provinsi Idlib.
Bagi Tentara Suriah, penguasaan kembali kota Saraqib sangat penting karena ada dua jalan raya utama yang melewati kota itu.
Tentara Arab Suriah (SAA) berhasil merebut beberapa kota di pedesaan timur Kegubernuran Idlib pada hari Rabu, menyusul penolakan militan untuk meletakkan senjata di wilayah tersebut.
Tentara Suriah yang dipimpin Korps ke-5 melanjutkan desakan mereka kearah barat menuju kota strategis Saraqib pada hari Rabu, mereka berhasil merebut setidaknya beberapa kota-kota dari kelompok Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) dan sekutunya kelompok Front pembebasan Nasional NLF yang didukungi Turki.
Menurut laporan dari Idlib, Pasukan Suriah berhasil merebut kota-kota Zamar, Jazraya, Uthmaniyah Al-Kabeerah, Islameen, dan Abu Al-Khashah yang ada di sebelah timur Saraqib.
Kemajuan Korps ke-5 ini terjadi hanya sehari setelah mereka melanjutkan serangan mereka di dekat kota penting Abu Jarif, yang berada di pedesaan timur provinsi Idlib.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari ini Rabu 5/1 bahwa perjanjian yang terkait dengan Idlib Suriah dan Timur Sungai Efrat sudah tidak berfungsi. Dia memperingatkan bahwa Turki akan menanggapi kemungkinan gagalnya Militer Suriah untuk menarik pasukannya yang ada disekitar pos pengamatan Turki.
“Saat ini, dua dari 12 pos pengamatan kami yang berada di belakang garis pertahanan pasukan Suriah. Kami berharap Suriah akan menarik diri dari pos pengamatan kami sebelum akhir bulan Februari. Jika pasukan mereka tidak mundur, maka Turki akan terpaksa untuk menangani dengan cara sendiri, ” Erdogan memperingatkan.
Erdogan menambahkan bahwa belum mana ini dia telah melakukan pembicaraan telepon ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan mereka telah sepakat bahwa pasukan militer Rusia dan Turki akan tetap saling kontak.
Pernyataan Erdogan itu dikeluarkan setelah Putin dan Erdogan berbicara melalui telepon pada hari Selasa untuk membahas adanya serangan baru-baru ini terhadap militer Turki di provinsi Idlib, serta situasi di Libya dan hubungan bilateral kedua negara.
Menurut presiden Turki itu, “pengerahan pasukan Turki ke wilayah Suriah tersebut adalah untuk mencegah konflik di Idlib”, yang situasinya membahayakan upaya bersama untuk menjaga perdamaian di Suriah.
“Presiden Turki menekankan bahwa Turki akan terus menggunakan haknya untuk melindungi diri dari serangan semacam itu, dengan cara yang paling tegas” kata pegawai kepresidenan Turki dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya Erdogan menyebut perkembangan di provinsi Idlib Suriah saat ini sudah “tidak terkendali”. Dia menyebut sekitar satu juta pengungsi dari Idlib mulai bergerak menuju perbatasan Turki – Suriah, dan dia mengklaim bahwa ini adalah akibatl dari serangan Damaskus di Idlib. Dia menambahkan bahwa akan sulit bagi Turki untuk menerima begitu banyak pengungsi
https://www.youtube.com/watch?time_continue=218&v=0IfuKkBCsnE&feature=emb_logo
Wabah flu burung yang sangat pathogen yang umumnya dikenal sebagai flu burung terdeteksi di Arab Saudi dan Vietnam, Organisasi kesehatan Kesehatan Hewan (OIE) mengatakan pada hari Selasa, mengutip Kementerian Lingkungan Hidup Saudi dan Kementerian Pertanian Vietnam.
Di Arab Saudi, berjangkitnya subtipe flu burung H5N8 telah dimulai pada 30 Januari lalu dan menginfeksi dan membunuh lebih dari 22.000 unggas di wilayah tengah negara itu. Selain itu, setidaknya 385.300 unggas dibunuh dan dibuang, kata OIE, mengutip Dr. Sanad Alharbi, direktur di Kementerian Lingkungan yang bertanggung jawab untuk pengawaan risiko ternak.
Di Vietnam, wabah subtipe flu burung H5N6 dimulai pada 18 Januari lalu dan menginfeksi dan membunuh lebih dari 2.000 unggas di utara negara itu. Selain itu, 300 ekor unggas telah dibunuh, kata OIE, mengutip Dr. Dong Pham Van, kepala departemen kesehatan hewan Departemen Pertanian.
Awal bulan ini, Kementerian Pertanian China juga melaporkan adanya wabah baru flu burung H5N1 di provinsi Hunan, Kementarian itu menyebut 7850 burung telah terinfeksi dan sekitar 4.500 spesies telah mati karena penyakit itu.
Menurut petugas medis, flu burung yang pertama kali ditemukan pada spesies unggas di Asia Tenggara adalah jenis virus influenza yang sangat menular yang dapat dengan mudah ditularkan antara manusia.
Berbeda dengan epidemi dari coronavirus Wuhan saat ini, apa yang disebut flu burung dapat disembuhkan karena WHO telah mengembangkan vaksin untuk melawan jenis infeksi ini.
AS menyatakan mendukung aksi militer Turki untuk melawan tentara Suriah di Idlib, AS melihat aksi itu sebagai tindakan membela diri, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Kami berdiri disisi Turki sebagai sekutu kita di NATO setelah serangan itu, yang mengakibatkan kematian beberapa personel Turki yang bertugas di pos pengamatan yang digunakan untuk koordinasi dan de-eskalasi, dan sepenuhnya mendukung tindakan pertahanan diri Turki yang dibenarkan sebagai respon”, Kata Pompeo.
Dia menyalahkan pasukan Suriah atas eskalasi kekerasan di provinsi Idlib, di barat laut negara itu. Menurut Pompeo, serangan bom mortir pada tanggal 3 Februari yang mengenai pos pengamatan Turki itu mengakibatkan banyak korban.
Pernyataan itu dikeluarka sehari setelah lima tentara Turki dan satu warga sipil tewas dalam serangan oleh pasukan pemerintah Suriah di Idlib.
Sebelumnya, Ankara berulang kali menuduh Damaskus melanggar kesepakatan Rusia-Turki tentang zona demiliterisasi di Idlib dan mengancam pasukan militer (Suriah), kecuali jika situasinya berubah (Suriah menghentikan serangan ke Idlib).
Disisi lain , Suriah merasa berhak untuk mempertahankan haknya , dan untuk membalas terhadap serangan militan yang berkelanjutan terhadap warga sipil dan pasukan pemerintah di Idlib.
Pada bulan September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk membentuk zona demiliterisasi di sepanjang garis kontak antara oposisi bersenjata dan pasukan pemerintah di Idlib. Namun tidak semua militan mau meletakkan senjata mereka, dan terus menjadikan provinsi Idlib menjadi benteng pertahanannya.
Staf Umum Militer Suriah mengatakan, pihaknya memberikan kesempatan terakhir kepada militan yang beroperasi di provinsi Idlib untuk meletakkan senjata mereka, kantor berita Ikhbariya melaporkan pada Selasa mengutip sumber militer Suriah,
Ditambahkan bahwa Tentara Suriah juga siap untuk mengusir agresi agresi Turki di provinsi tersebut.
“Angkatan bersenjata kami memberikan kesempatan terakhir kepada para militan dan guna menyelamatkan nyawa warga sipil yang terkepung. Unit-unit tentara (Suriah) yang beroperasi di wilayah itu telah diperintahkan untuk memberi kesempatan kepada orang-orang yang selama ini mendapat dukungan militer dari Turki, agar mau menyerahkan senjata mereka “, kata sumber itu.
Sumber itu menambahkan bahwa Tentara Suriah akan melanjutkan operasi militernya terhadap para militan, yang telah memerangi warga sipil dan menggunakannya sebagai “perisai” di Saraqib dan Tell Touqan di Idlib.
Pada 3 Februari lalu , Kemenhan Turki mengatakan bahwa enam prajurit Turki tewas dalam serangan oleh Tentara Suriah di Idlib. Kehadiran militer Turki di Suriah tidak pernah mendapat persetujuan baik oleh Damaskus maupun dari DK PBB. Tapi , Turki mengatakan pasukannya dikerahkan ke wilayah itu untuk mencegah konflik di Idlib.
Pertempuran telah meningkat di Idlib Suriah baru-baru ini, karena pemerintah Suriah tengah berjuang untuk merebut kembali penguasaan atas daerah itu, yang masih menjadi basis teroris utama di negara itu.
Idlib adalah basis bagi berbagai faksi militan, dimana sebagian besar dikendalikan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (sebelumnya dikenal sebagai Front Al-Nusra , yang merupakan cabang al-Qaeda di Suriah.
Kelompok White Helmets telah menyelesaikan pembuatan rekaman video palsu terbaru (seakan ada) ‘serangan kimia oleh pemerintah Assad’ di Idlib Suriah, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan. Film tersebut, diproduksi bersama oleh White Helmets dan diharapkan akan segera dirilis di media sosial.
Produksi film baru itu selesai pada hari Selasa 3/2/20 kemarin di desa Zerba, yang terletak diarea yang dikuasai militan di provinsi Idlib Suriah, kata Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah mengutip beberapa sumber independen.
Video itu direkam oleh kelompok White Helmets bekerja sama dengan teroris lokal, dimaksudkan untuk menunjukkan akibat dari “serangan kimia” terhadap warga sipil oleh pasukan pemerintah Suriah.
Rekaman itu, menurut Kemenhan Rusia menunjukkan para ‘penyelamat’ yang bergerak kesana kemari di dalam gumpalan tebal “gas mustard berwarna” dan mendatangi para ‘korban’ dari “serangan” itu.
Menurut militer Rusia, video itu akan segera dirilis di media sosial untuk diambil oleh outlet berita pro-militan dinegara2 Arab dan negara2 Barat.
Sejumlah “serangan kimia” di Suriah pernah beberapa kali dituduhkan kepada pemerintah Suriah oleh para militan selama perang yang telah berkecamuk di negara itu sejak 2011. Tuduhan “serangan” seperti itu biasanya terjadi disaat Tentara Suriah melakukan serangan besar terhadap militan dan teroris anti-pemerintah.
Dalam beberapa hari terakhir, militer Suriah telah berhasil menembus pertahanan militant di Idlib dan dengan cepat membebaskan wilayah yang berada di bawah penguasaan militan selama bertahun-tahun.
Kelompok White Helmets yang didanai AS dan Inggris itu, menyatakan dirinya sebagai organisasi kemanusiaan yang “tidak memihak” yang berusaha menyelamatkan warga sipil Suriah, dan menjadi ikon dimedia barat selama bertahun-tahun, bahkan juga diberi penghargaan Oscar pada 2016 atas sebuah film documenter tentang mereka.
Kelompok ini secar eksklusif telah beroperasi dihampir seluruh wilayah Suriah yang dikuasai militan, dan diyakini memiliki ikatan yang kuat dengan Al-Qaeda.
Militer Rusia sebelumnya juga pernah menuduh kelompok itu berpartisipasi dalam pembuatan video yang dipentaskan seakan sebagai serangan kimia.
Menlu Rusia Sergey Lavrov mendesak Turki untuk tetap mematuhi perjanjian yang ada dan mentaati kewajibannya di zona de-eskalasi di Idlib Suriah.
Saat berbicara kepada surat kabar Rossiyskaya Gazeta selasa kemarin, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengingatkan, “Pertama-tama, adalah soal kewajiban Turki untuk memisahkan antara fihak oposisi bersenjata, yang bekerja sama dengan Turki dan siap untuk terlibat dalam dialog politik dengan pemerintah Suriah, dari para teroris dari kelompok Jabhat Al-Nusra, yang kini bernama kelompok Hayyat Tahrir-Al-Sham, “kata Lavrov.
Menurut perjanjian yang dicapai pada tahun 2018 dan 2019 antara Rusia dan Turki, zona demiliterisasi dibentuk untuk memisahkan antara militan anti-pemerintah dengan pasukan Suriah, sementara kedua belah pihak diharapkan untuk tetap berpegang pada gencatan senjata, tetapi tidak satu pun dari tujuan ini sebenarnya telah tercapai.
Pada saat yang sama, kesepakatan itu tidak mempengaruhi kelompok-kelompok teroris yang disebutkan di atas (HTS), yang tetap menjadi target yang sah bagi pasukan pemerintah, kata Lavrov.
Moskow juga prihatin dengan transfer militan Idlib (oleh Turki), termasuk anggota kelompok teroris, ke zona perang lain diLibya.
“Mengingat semua faktor ini, Rusia tidak dapat menyelesaikan masalah di Idlib dengan sendirinya, tetapi hanya dapat menuntut semua fihak untuk memenuhi kewajibannya soal Idlib tanpa syarat dan penuh. Ini adalah apa yang kita bicarakan dengan Turki”, Menlu Rusia itu menambahkan.
https://www.youtube.com/watch?v=Xu-J3G1YmXw&feature=emb_logo
Tentara Arab Suriah (SAA) baru-baru ini membuat kemajuan besar-besaran di seluruh provinsi Idlib, yang mengakibatkan mereka bisa menguasai kemvali beberapa daerah yang sebelumnya dikuasai para militan.
Pasukan Angkatan Darat Suriah yang maju di Idlib mendapat banyak bantuan dari sekutu Rusia, yang melakukan serangan udara 24 jam untuk membantu gerak maju pasukan SAA melintasi bagian timur dari provinsi itu.
Kantor Berita ANNA menyuguhkan cuplikan kemajuan Tentara Suriah itu, termasuk cuplikan serangan udara dari pesawat-pesawat tempur Rusia yang sedang membombardir posisi-posisi militan di Idlib.
Video serangan udara akurat dengan bom berpemandu oleh angkatan udara Rusia itu dapat disaksikan mulai menit ke 13:40.
Kemenhan Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari sebelumnya bahwa empat tentara Turki tewas dan sembilan lainnya luka-luka oleh penembakan dari pasukan Suriah di wilayah Idlib. Beberapa jam kemudian, kementerian itu mengkonfirmasi bahwa jumlah korban telah meningkat menjadi enam orang.
Menurut kemenhan Turki, pasukan Turki telah membalas serangan itu dan menghancurkan target di wilayah tersebut. Pernyataan itu muncul setelah ada laporan tentang adanya senjata berat Turki yang dikirim ke Provinsi Hatay untuk “memperkuat unit militer yang ditempatkan di daerah perbatasan”.
“Satuan-satuan militer Turki melakukan pergerakan di dalam zona de-eskalasi Idlib pada malam hari dari 2 hingga 3 Februari tanpa memberi tahu militer Rusia. Mereka mendapat serangan dari pasukan pemerintah Suriah yang melakukan serangan terhadap teroris di wilayah barat pemukiman Seracab. “
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menyatakan bahwa Ankara tidak akan membiarkan serangan tentara Suriah terhadap militer Turki di Idlib, Turki akan membalas.
Menurut presiden Turki, militer Turki telah melakukan kontak dengan Rusia sejak tentara Turki tewas di utara Suriah.
Rusia rilis pernyataan yang meredam eskalasi
Sementara itu, militer Rusia telah menyatakan bahwa pesawat Turki tidak melanggar perbatasan Suriah, dan bahwa Rusia tidak melihat ada serangan pada posisi pasukan pemerintah Suriah.
DItambahkan bahwa militer Rusia dan Turki terus melakukan kontak secar terus-menerus untuk mengevakuasi pasukan yang terluka untuk dibawa ke Turki.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov , mengomentari serangan terhadap pasukan Turki itu dengan mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan belum mengadakan pembicaraan telepon, meskipun “militer Rusia dan Turki terus-menerus melakukan kontak”.
Pada akhir Januari lalu, Erdogan menuduh pasukan pemerintah Suriah melanggar kesepakatan Rusia-Turki di zona demiliterisasi di Idlib. Dia juga mengancam akan “mengambil semua langkah yang diperlukan, sampai menggunakan kekuatan militer”, kecuali situasi di Idlib kembali normal (pasukan Suriah menghentikan serangan ke militant diIdlib).
Pada tanggal 26 Januari lalu, Militer Suriah memulai serangan di barat Aleppo karena serinya terjadi penembakan setiap hari di daerah pemukiman kota oleh militan. Tiga hari kemudian, angkatan bersenjata Suriah mengumumkan bahwa mereka telah membebaskan kota Ma’arrat al-Nu’man yang strategis dan penting, yang telah dikuasai militan sejak 2012. Kota itu terletak di persimpangan jalan raya Hama-Aleppo, dan dulunya adalah markas teroris dan titik transit di sepanjang rute pasokan di selatan Provinsi Idlib.
Pada bulan September 2018, Moskow dan Ankara sepakat untuk membentuk zona demiliterisasi di sepanjang garis kontak antara oposisi bersenjata dan pasukan pemerintah di Idlib. Tapi tidak semua militan mau meletakkan senjata mereka, sehingga provinsi ini tetap menjadi kubu berbagai kelompok teroris.
Dalam operasi penyisiran Unit-unit Angkatan Darat Suriah (SAA) di kota Maarat al-Numan, mereka menemukan markas bawah tanah yang dibangun di bawah gedung museum arkeologi kota yang dibangun oleh kelompok Hayat Tahrir Al-Sham.
Menurut laporan, markas miliitan yang memiliki luas 1.000 meter persegi itu dilengkapi dengan terowongan dan pipa ventilasi yang digunakan oleh para pemimpin organisasi militan untuk mengelola operasi teroris mereka.
Sebuah sumber lapangan mengatakan kepada Kantor Berita Arab Suriah (SANA) bahwa “Markas itu dibangun dalam dua tingkat, Lantai bawah diperuntukkan bagi para pemimpin organisasi teroris yang didukung oleh beton yang sangat kuat yang terdiri dari beberapa kamar yang terhubung kebasement.
Dan lantai kedua terdiri dari sembilan kamar dengan jaringan ruang bawah tanah yang kompleks yang menghubungkan antara kamar-kamar dengan jaringan pipa ventilasi. ”
Seorang koresponden SANA menyatakan bahwa saat menyisir desa Babila yang telah dibebaskan, Tentara Suriah juga menemukan jaringan parit dan terowongan yang terhubung dengan markas para teroris dari kelompok Front Al-Nusra.”
Korban tewas wabah virus Corona diChina telah meningkat menjadi 426 , sebagian besar ada di provinsi Hubei, sementara jumlah yang terinfeksi di seluruh dunia mencapai 20.000, TV pemerintah China melaporkan.
Pada hari selasa ini, dikonfirmasi ada tambahan 2.345 kasus baru diprovinsi Hubei.
Dari 426 korban meninggal yang dikonfirmasi, sementara ini hanya ada 1 orang yang meninggal diluar China yaitu di Filipina yang merupakan warga negara China yang melakukan perjalanan dari Wuhan, kota tempat virus pertama kali terdeteksi.
Di luar China, hari ini dicatat ada sekitar 155 kasus telah dikonfirmasi yang tersebar di25 negara, banyak di Asia, termasuk Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Thailand, serta diAS, Prancis, Inggris, Rusia, dan di tempat lain.
China sesalkan sikap AS
Sementara itu Kemenlu China mengecam Washington terkait wabah koronavirus, dengan mengatakan bahwa AS telah menggunakan wabah ini untuk memicu kepanikan massal melawan Beijing, AS melakukan langkah-langkah yang lebih merugikan hak-hak sipil daripada ikut melawan wabah virus.
Jubir Kemenlu China Hua Chunying mengatakan bahwa AS malah bertindak yang bertentangan dengan saran dari WHO, pemerintah AS telah secara tidak tepat “bereaksi berlebihan,” terutama dengan melarang orang bepergian ke China dalam dua minggu terakhir ini.
“Pemerintah AS tidak memberikan bantuan substansial apapun kepada kami, yang mereka lakukan hanyalah mengevakuasi personel dari konsulatnya di Wuhan, dan merekalah yang pertama menyuarakan penarikan sebagian staf kedutaannya, dan yang pertama memberlakukan larangan perjalanan wisata keTiongkok . Semua yang telah dilakukan AS hanya menciptakan dan menyebarkan ketakutan, yang merupakan contoh buruk, ” tambahnya.
Asisten Menteri Pembangunan kota Iran Mahmoud Mahmoud Zada mengumumkan bahwa, berdasarkan nota kesepahaman bilateral dengan Suriah, akan membangun lebih dari 30.000 unit rumah di Suriah.
Dalam sebuah pernyataan pada upacara pembukaan Pameran Bangunan dan Konstruksi Internasional di Teheran, Zada mengatakan bahwa, sesuai dengan nota yang ditandatangani antara Menteri Pembangunan kota Iran dan Menteri Perumahan Suriah beberapa minggu yang lalu, diputuskan bahwa tiga perusahaan pemerintah dari kedua negara akan melakukan studi di bidang konstruksi, infrastruktur, pengiriman dan transportasi, di samping bantuan insinyur dan konsultan dalam proyek ini, IRNA melaporkan.
“Menurut nota kesepahaman bilateral itu, Iran akan membangun lebih dari 30.000 unit perumahan di Suriah,” katanya. Ditambahkan bahwa Iran tidak akan berinvestasi (mencari keuntungan) dalam proyek pembangunannya, tetapi hanya akan memberikan lapangan kerja bagi sektor swasta.
Sumber-sumber SOHR melaporkan bahwa ada lima konvoi militer Turki yang masuk dari persimpangan Kafr Lossin menuju pedesaan Aleppo dan Idlib.
Konvoi militer itu terdiri dari kendaraan lapis baja, pengangkut pasukan, dan truk, sementara salah satu Konvoi menuju ke daerah Ariha melalui jalan raya M4, dan salah satu konvoi berhenti di dalam kota Saraqeb.
Jumlah truk dan kendaraan militer dari tank, pengangkut personel dan kendaraan lapis baja Turki yang memasuki wilayah Suriah sejak pagi hari ini telah naik menjadi 320 unit.
Konvoi militer Turki yang menuju keprovinsi Idlib dan Aleppo itu merupakan eskalasi yang signifikan Turki terhadap Rusia.
Konvoi besar militer Turki itu masuk ke wilayah Suriah itu melewati penyeberangan Kafr Lusin. Konvoi yang terdiri dari 40 kendaraan militer termasuk tank, pengangkut personel, kendaraan lapis baja dan perlengkapan militer dan logistik, sedang menuju ke selatan (keSuriah) tetapi belum ada informasi yang dilaporkan tentang tujuannya.
Kemarin, sumber SOHR melaporkan bahwa pasukan Turki yang membawa pasokan logistik dan militer termasuk tank, kendaraan lapis baja dan sekitar 20 orang tentara telah masuk desa Kafr Amim, disebelah timur kota Saraqeb. Pasukan Turki membuat pos militer baru di persimpangan Kafr Amim diarea antara Abu Al-Duhur – Jalan Tol Saraqeb.
Dengan demikian, pasukan Turki mengepung kota Saraqeb dari sisi utara, selatan dan timur dengan memasang pos militer di setiap sisi. Tindakan ini menunjukkan tantangan yang jelas terhadap Rusia.
Sumber SOHR melaporkan kemarin bahwa pasukan Turki telah mendirikan pos militer baru di pabrik Farmasi di utara kota Saraqeb, setelah pos pertama dibangun di daerah Al Sawami’e di selatan Saraqeb.
Kedua titik ini terletak di jalan raya internasional Damaskus-Aleppo atau Jalan Raya M5. Tampaknya Turki akan menentang Rusia dan ada ketidaksephaman antara kedua belah pihak mengenai poin-poin tertentu di jalan raya internasional itu.
Twitter telah memblokir akun Situs Pasar Bursa Zero Hedge dari platform media sosial itu, setelah menerbitkan sebuah artikel yang menghubungkan keterlibatan seorang ilmuwan China dengan merebaknya coronavirus yang pekan lalu mulai menyebar dengan cepat.
Zero Hedge mengatakan telah menerima pemberitahuan dari Twitter pada hari Jumat, dan menuduh Zero hedge melanggar aturan Twitter tentang “penyalahgunaan dan pelecehan.”
Langkah Twitter terhadap situs web itu dilakukan ketika Wabah coronavirus telah memicu gelombang sentimen anti-China di seluruh dunia. Nformasi yang dianggap “hoax” itu telah menyebar luas secara online, dengan dipromosikan oleh para penganut teori konspirasi dan diperburuk oleh minimnya informasi dari zona tertutup di kota Wuhan di China, di mana penyebaran virus itu dimulai.
Artikel itu berjudul “Is This The Man Behind The Global Coronavirus Pandemic?” Tapi, BuzzFeed tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
BuzzFeed mengatakan bahwa Zero Hedge telah merilis informasi pribadi seorang ilmuwan dari Wuhan dalam sebuah artikel yang membuat tuduhan tentang Coronavirus yang telah diramu “sebagai senjata biologi.”
Pekan lalu, Twitter mengatakan “mereka yang terlibat dalam upaya terkoordinasi untuk menyebarkan disinformasi dengan skala besar tentang masalah Coronavirus akan dihapus akunnya.”
Facebook juga mengatakan akan menghapus informasi yang ‘salah’ tentang penyebaran virus tersebut.
Teheran menuduh Riyadh pada telah mencegah Iran untuk berpartisipasi dalam KTT Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang dijadwalkan besok untuk membahas rancangan perdamaian AS untuk penyelesaian Palestina – Israel.
“Kemenlu Iran telah mengirim surat protes resmi ke Sekretariat OKI, dan akan didistribusikan kepada para anggotanya,” kata Kemenlu Iaran dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.
“Pada jam-jam terakhir sebelum pertemuan, visa tidak diberikan kepada delegasi Iran, yang dipimpin oleh Wamenlu Iran Hossein Jabri Ansari, untuk berprtisipasi dalam pertemuan tersebut,” tambahnya.
Selasa lalu, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan rancangan penyelesaian masalah Palestina-Israel, yang dikenal sebagai “Kesepakatan Abad Ini, di hadapan pejabat senior pemerintahan Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan dihadiri dubesr Oman, UEA dan Bahrain.
Iran’s Zafar satellite construction. The launch is expected in the coming days. pic.twitter.com/aP5vaXVaEi
— Tal Inbar (@inbarspace) February 1, 2020
Dalam beberapa hari kedepan Iran berencana akan meluncurkan satelit mata-mata buatan dalam negeri yang dinamakan “Zafar” (kemenangan).
Satelit itu dijadwalkan akan diluncurkan keorbitnya antara tanggal 1-11 Februari 2020. Pembuatan satelit itu disebut melibatkan 80 orang ahli Iran.
https://www.youtube.com/watch?v=eVllCfx3iD4
Lebih dari 200 kendaraan militer Turki telah memasuki Suriah barat laut hari ini di tengah kemajuan besar Tentara Arab Suriah (SAA) di provinsi Idlib dan Aleppo.
Menurut sumber militer di Hama terdekat, militer Turki telah mengerahkan beberapa bala bantuan ini di seluruh provinsi Idlib, termasuk didaerah garis depan di mana pasukan Suriah saat ini sedang bergerak maju.
Sumber itu mengatakan, militer Turki berusaha untuk memblokir gerak maju pasukan Suriah yang saat ini menuju kota Saraqib, yang terletak di Jalan Tol Latakia-Aleppo (M-4) dan Jalan Raya Aleppo-Damaskus (M-5)
Jika Tentara Suriah akan merebut Saraqib, maka mereka akan memiliki kendali penuh atas Jalan Raya Aleppo-Damaskus untuk pertama kalinya sejak 2011.
Ini juga akan menjadi kemenangan besar bagi Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan kekalahan besar bagi oposisi, karena penguasaan atas bagian dari jalan raya Aleppo-Damaskus itu telah menjadi obyek tawar-menawar di meja perundingan.
https://www.youtube.com/watch?v=CBItkDbbRmw
Militan melancarkan serangan balasan besar-besaran di Aleppo barat pada hari Sabtu 1/2 kemarin, ketika pasukan militan berusaha untuk menghancurkan pertahanan Tentara Arab Suriah (SAA) di area markas Al-Zahra’a yang strategis.
dengan dipimpin oleh kelompok Hay’at Tahrir Al-Sham (Al Qaeda diSuriah), militan memulai serangan mereka dengan mengirim pembom bunuh diri ke arah pertahanan Tentara Suriah di sebelah timur Masjid Nabawi.
Setelah serangan bunuh diri yang gagal mencapai target itu, militan kemudian menyerbu posisi Tentara Arab Suriah dalam upaya untuk menembus pertahanan pasukan Suriah di sebelah barat markas Intelijen Angkatan Udara Suriah.
Pertempuran sengit terjadi selama beberapa jam, tetapi tidak ada kemajuan yang capai oleh militan karena mereka tidak dapat menembus garis pertahanan Divisi Lapis Baja ke-4.
Menurut laporandi dari ibukota provinsi Aleppo, Pasukan Suriah menderita selusin korban selama pertempuran itu, sementara para militan kehilangan lebih dari 15 orang.
Markas Al-Zahra’a telah mengalami beberapa pertempuran paling sengit di Aleppo selama bertahun-tahun ini, Namun, belum ada pihak yang dapat memecahkan kebuntuan.
Sementara masih kewalahan dengan wabah Virus Corona, kini pejabat kesehatan di China juga mengumumkan adanya wabah flu burung.
Kementerian Urusan Pertanian dan Pedesaan China pada Sabtu 1/1 kemarin mengumumkan merebaknya wabah flu burung H5N1 yang sangat patogen di sebuah peternakan di provinsi Hunan selatan.
Virus itu ditemukan di sebuah peternakan yang memiliki 8.000 ayam , dan lebih dari setengahnya telah mati karena wabah itu.
China bukan satu-satunya negara yang sedang berjuang melawan penyebaran virus ini. Awal pekan ini, pihak berwenang di India juga mulai memusnahkan ayam dan menghancurkan telur yang terinfeksi virus flu burung.
Virus yang menyebar itu memiliki strain yang berbeda , yaitu virus H5N8 yang telah menyebar ke seluruh Eropa timur dalam beberapa minggu terakhir.
Menurut para pakar AS, wabah flu burung yang terakhir di Tiongkok yang terjadi pada tahun 2013 , telah menyebabkan kerugian ekonomi sebesar $ 6,5 miliar.
Liga Arab telah menolak rancangan perdamaian Timur Tengah yang keluarkan Presiden AS Donald Trump, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak akan menghasilkan perdamaian yang adil antara Israel dan Palestina.
Sabtu 1/2 kemarin, Para Anggota liga Arab bertemu di Kairo untuk membahas kesepakatan tersebut, yang disebut-sebut oleh Trump sebagai “kesepakatan abad ini,” dan peta jalan realistis menuju perdamaian antara Israel dan Palestina.
Saat berbicara pada pertemuan itu, Presiden Palestina Mahmood Abbas meyatakan dia akan memutuskan semua hubungan dengan AS dan Israel atas rencana itu, dan tidak akan ikuta bagian dalam sejarah, sebagai orang yang telah “menjual Yerusalem.”
Setelah “mempelajari posisi AS dengan cermat,” Liga Arab berpihak pada Abbas dan mengeluarkan penolakan dengan suara bulat terhadap rangan Trump itu pada hari Sabtu.
Dalam komunike bersama itu, para pejabat dari 22 negara anggota Liga Arab menyatakan kesepakatan bahwa, rancangan itu tidak akan menghasilkan perdamaian yang adil antara kedua belah pihak, dan liga Arab tidak akan bekerja sama dengan AS untuk mengimplementasikannya.
Menurut ketentuan kesepakatan itu, permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki akan disahkan sebagai milik Israel, dan negara Yahudi itu akan mencaplok luas tanah Palestina yang subur itu.
Sementara rancangan itu menetapkan negara Palestina yang berdaulat dengan ibukotanya akan berlokasi di luar Yerusalem Timur, dimana masalah keamanan serta kebijakan perbatasannya akan ditentukan oleh Israel.
Rancangan tersebut juga menetapkan keseluruhan kota Yerusalem, termasuk situs-situs suci di Temple Mount, sebagai hak milik Israel. Yerusalem diklaim sebagai ibu kota bersama oleh Israel dan Palestina, tapi dengan menyerahkan pengelolaan kota itu ke Israel.
Pertemuan darurat itu dilakukan untuk menentukan posisi dunia Arab yang bersatu dalam menanggapi “kesepakatan abad ini,” kata wakil ketua Liga Arab Hossam Zaki, kepada RT Arabic.
Zaki percaya bahwa ketentuan dalam proposal perdamaian AS itu sama sekali tidak adil bagi Palestina.
Dalam rancangan ini, sekitar sepertiga dari wilayah Palestina akan menjadi milik Israel. Sebagai gantinya Israel akan memberi 14 persen dari tanah gurun kepada Palestina sebagai pengganti tanah subur dan sumber air di Tepi Barat. Tentu itu sangat tidak adil bagi pihak Palestina.
Militer AS telah berulang kali mengecam patroli udara Rusia di wilayah udara internasional didekat perbatasannya atau perbatasan Negara-negara sekutu-sekutunya diEropa.
Tapi pada saat yang sama, Washington secara teratur juga melakukan patroli udara yang sama di sepanjang perbatasan barat dan barat daya Rusia, dan mengabaikan protes dari Moskow.
Kemanhan Rusia melaporkan, bahwa dua pesawat pembom strategis berat Tu-160 (nama sandi NATO: Blackjack) Rusia telah melakukan penerbangan patroli rutin di atas perairan netral di Samudra Arktik, serta Laut Barents dan Laut Norwegia.
Kemenhan Rusia itu menyatakan bahwa penerbangan itu berlangsung dalam total waktu 16 jam, dengan pengisian bahan bakar di udara dan ditekankan bahwa mereka melakukan patrol udara itu dengan kepatuhan penuh terhadap hukum internasional.
Pada saat yang sama, gabungan Komando Pertahanan Aerospace AS-Kanada (NORAD) melaporkan melihat dua pembom Tu-160 Blackjack pada 31 Januari lalu memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Kanada.
Terlepas dari kenyataan bahwa kedua jet tetap berada di wilayah udara internasional, komandan NORAD, namun Jenderal AS Terrence O’Shaughnessy, mengutuk penerbangan rutin itu sebagai unjuk kekuatan “sistem senjata jarak jauh” dan menganggap tindakan Rusia itu sebagai “upaya yang semakin agresif”.
Angkatan Udara AS sendiri juga telah melakukan patroli reguler di sepanjang perbatasan barat Rusia di Baltik dan di sepanjang perbatasan barat daya di dekat Crimea sejak 2014, setelah ada krisis di Ukraina. Washington tidak menghentikan kegiatan militernya itu meskipun ada protes dari Rusia.
Perdana Menteri China Li Keqiang telah meminta Uni Eropa (EU) untuk membantu pasokan medis guna membantu memerangi wabah Corona.
Permintaan itu mulai dikeluarkan China ketika jumlah kematian akibat wabah koronavirus di China terus naik menjadi 259 (per 1 jan) , sementara AS dan negara-negara lain mengumumkan telah melakukan pembatasan bagi masuknya orang yang datang dari China.
Li Keqiang berbicara hal itu kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen lewat telepon, kata sebuah pernyataan.
PM China itu berharap untuk bisa membeli pasokan medis dari negara-negara anggota UE ‘melalui saluran komersial.’ “Dan kami bersedia untuk memperkuat pertukaran informasi, kebijakan dan teknis dan untuk bekerja sama dengan komunitas internasional termasuk UE (atas masalah Corona ini),” kata Li, menurut pernyataan itu.
Provinsi Hubei ,pusat pusat epidemic diberlakukan karantina virtual (pembatasan keluar masuk) , dimana jalan-jalan dan transportasi umum ditutup.
Di tempat lain di China, pihak berwenang telah membatasi perjalanan dan aktivitas bisnis dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus. Angka terakhir Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan ada 2.102 infeksi baru sehingga jumlah keseluruhan yang terapar menjadi 11.791 orang (per 31/1/20)
Sekitar dua lusin negara lain telah melaporkan adanya kasus ifeksi virus yang telah dikonfirmasi.
Perdana menteri Irak yang baru saja diangkat, Mohammed Tawfiq Allawi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu 1/2 bahwa dia akan melepaskan negaranya dari campur tangan asing.
Dia menambahkan bahwa ia tidak akan membiarkan Irak diubah menjadi arena bagi peperangan ‘tit-for-tat’, dan arena bagi penyelesaian pertikaian.
“Saya berjanji untuk melindungi Irak dari campur tangan asing dan tidak membiarkan negara itu menjadi arena penyelesaian perselisihan dalam berbagai konflik”, katanya.
Mantan Menteri Komunikasi Irak Mohammed Tawfiq Allawi itu pada hari sabtu 1/2 kemarin diangkat sebagai perdana menteri baru Irak.
Tentara Arab Suriah (SAA) membuat kemajuan besar dalam minggu ini setelah pasukan mereka mendesak maju kearah barat menuju ibukota provinsi Idlib.
Dengan dipimpin oleh Divisi Khusus ke-25, Tentara Arab Suriah memulai serang hari itu dengan menyerbu sebuah kota yang terletak di tenggara kota Saraqib.
Menurut sebuah laporan dari garis depan, Angkatan Darat Suriah berhasil merebut kota Lawf setelah terjadi pertempuran singkat dengan pemberontak jihad Hayat Tahrir Al-Sham (HTS).
Menyusul kemajuan ini, Tentara Suriah mulai mendorong ke arah barat menuju Jalan Tol Latakia-Aleppo (M-4), ketika pasukan mereka berhasil merebut dua kota dari para militant yang bergerak mundur.
Sebuah laporan yang dirilis sore ini mengatakan Divisi Misi Khusus ke-25 Angkatan Darat Suriah behasil merebut kota Armanya dan Ma’ar Hatat di pinggiran provinsi Idlib.
Kemajuan terakhir Tentara Arab Suriah ini terjadi hanya beberapa hari setelah mereka mengumumkan telah berhasil merebut kota strategis Ma’arat Al-Nu’man diIdlib di timur.
Tentara Arab Suriah (SAA) telah membuat kemajuan baru di pedesaan barat daya provinsi Aleppo setelah pertempuran sengit dengan pemberontak militan malam ini.
Menurut laporan lapangan dari front Aleppo, Tentara Arab Suriah berhasil merebut kota Al-Humayrah setelah bergerak lebih jauh kearah barat menuju Jalan Tol Aleppo-Damaskus yang strategis (M-5).
Kemajuan di Al-Humayrah ini terjadi hanya beberapa jam setelah Tentara Arab Suriah melancarkan serangan besar-besaran di daerah barat daya provinsi Aleppo.
Tentara Arab Suriah dan pasukan sekutunya dari Pengawal Republik dan Pasukan Pertahanan Nasional (NDF) telah melakukan serangan diprovinsi Aleppo sejak Minggu lalu.
Sejak itu, Tentara Suriah telah berhasil menangkap beberapa area di provinsi Aleppo, termasuk kota Khan Touman di timur Jalan Raya Aleppo-Damaskus.
Kalo liad status ACT di fb saya, banyak korban dr pengungsi Suriah yg membutuhkan bantuan. Admin melihat ini bagaimana? Sedangkan di halaman ini kayanya ga disinggung sama sekali ttg mslah ini. Saya di halaman ini melihat lbh banyak postingan ttg org2 yg bersuka cita dengan kepemimpinan Bashar Assad, tp np di postingan ACT bisa berbeda?
Biar lebih enak, pertanyaannya kita pindah kesini