ADrtikel pendek kita kali ini akan menyampaikan update lanjutan, yang akan makin mengagetkan kita sebagai umat muslim, karena setelah bulan lalu penguasa UEA memutuskan untuk bersekutu secara secara resmi dan terang-terangan dengan musuh Islam Israel, kini mereka mulai mempreteli norma hukum Islam yang selama berabad-abad mereka patuhi, dan mulai menggunakan aturan kebebasan total ala Dajjal.
Di UEA kini orang yang berusia diatas 21 tahun bebas minum minuman beralkohol, dan membolehkan pasangan untuk hidup bersama tanpa nikah. UEA kini telah menjadi sorga bagi para pengikut Dajjal.
Aturan Agama Itu Kini Telah Dibuang
Anda mungkin tidak akan percaya dengan keputusan dari penguasa Uni Emirat Arab ini, tapi itulah yang diumumkan oleh media resmi pemerintah UEA, wam.ae yang dilansir dari media UEA thenationalnews.ae pada hari sabtu 7/11/20.
Atas nama “kebebasan pribadi” dan ‘Toleransi”, maka beberapa aturan harus direformasi, tapi aturan baru itu membuat UEA bukan lagi seperti Negara Arab Muslim yang seperti kita kenal, dua diantaranya adalah :
- Aturan baru itu membolehkan membeli, menyimpan dan mengkonsumsi minuman ber-alkohol bagi yang berusia diatas 21 tahun.
- Amandemen hukum itu juga membolehkan “Cohabitation of unmarried couples”, atau hidup bersama diluar nikah.
Kenapa Secepat Itu?
Ada target duniawi yang akan mereka kejar, yaitu pertumbuhan ekonomi dan menjadikan UEA negara yang paling ramah dan toleran untuk dikunjungi oleh wisatawan dari penjuru dunia manapun, dari latar-belakang dan perilaku seperti apapun, mereka harus dibuat nyaman untuk tinggal di UEA dengan jaminan hukum atas kebebasan pribadi.
Dalam jangka pendeknya, Dubai juga menjadi tuan rumah World Expo pada 2021-22. Diharapkan, akan ada sekitar 25 juta orang yang akan mengunjungi negara itu untuk acara internasional besar-besaran itu, yang targetnya akan sangat meningkatkan aktivitas ekonomi di UEA.
Pameran itu awalnya dijadwalkan berlangsung tahun ini, tetapi diundur karena pandemi Covid-19. Mereka juga meningkatkan frekuensi penerbangan baru Dubai-Tel Aviv, dari sejak dibuka beberapa hari lalu hanya 1 kali penerbangan menjadi 2 kali penerbangan per hari.
Tapi kenapa bisa berbalik 180 derajad secepat ini, dari negara Arab Muslim menjadi negara negara yang sangat dekat dengan musuh Islam Israel, dan menjadi sangat liberal meninggalkan norma agama hanya dalam hitungan minggu?
Nabi sudah mengisyaratkan, jika mereka bersekutu dengan musuh Islam, maka mereka akan keluar dari Islam secepat anak panah keluar dari busurnya.
Siapakah Penguasa UEA
Di Uni Emirat Arab, meski penguasanya disebut Presiden, tapi Presiden itu ditunjuk oleh Mahkamah tinggi Negara (Federal Supreme Council/ FSC), dan bukan dipilih lewat Pemilu. FSC bisa disebut sebagai bentuk kekuasaan kolektif tertinggi. Tapi anehnya Presiden itu sendiri yang memimpin sidang-sidang di FSC yang anggotanya hanya beberapa orang yang nota bene para anggota keluarga.
Presiden UEA sejak tahun 2004 sampai sekarang adalah Sheikh Khalifa bin Zayed bin Sultan Al Nahayan. Tapi kepemimpinannya sudah tidak efektif lagi sejak sang Presiden terkena stroke pada 2014. Dan secara defacto kekuasaan dipegang oleh Putra Mahkota Muhammad bin Zayed (MBZ). Sangat aneh memang, penguasanya Presiden tapi ada posisi Putra Mahkota.
Putra Mahkota MBZ inilah yang sangat lincah menjalin hubungan dengan AS dan Israel. Meski UEA adalah Negara yang sangat kecil dibanding Arab Saudi, tapi MBZ sering kali disebut sangat mempengaruhi cara berfikir Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad Bin Salman (MBS).
Ancaman Allah Bersekutu Dengan Zionis
Dalam kajian kita “Generasi terakhir itu kini telah bersama Dajjal’ kita telah mengutip sebuah Hadits Nabi yang menyebut, bagaimana orang-orang yang membaca Qur’an hanya sampai kerongkongan, dan Nabi menyebut mereka “telah keluar dari Islam secepat anak panah”, dan mereka adalah “seburuk-buruk mahkluk”.
Sementara, pada kajian kita tentang Surat “Al-Maidah 51-52”, kita mengutip ayat itu yang melarang kita untuk bersekutu dengan musuh Islam Zionis.
Kita akan mengutip ayat lain yang juga jelas melarang kita bersekutu dengan Zionis, karena tidak kita dekatipun mereka tidak akan pernah berhenti mempengaruhi kita, sampai kita mengikuti faham mereka.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah adalah panduan (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120)
Sebenarnya, mereka bukan mengajak kita mengikuti agama mereka, yang lebih tepat adalah mereka tanpa henti menggiring kita untuk mengikuti faham (zionisme) mereka, karena tidak ada umat Yahudi yang menginginkan ras lain mengikuti agama mereka Yudaisme.
Diantara Hadits-hadist Nabi dan 2 ayat kita itu, ancaman Allah sama saja, mereka dianggap “telah keluar dari Islam”, bahkan Nabi menyebut mereka adalah “seburuk-buruk mahkluk”.
Selamat datang diakhirzaman….mudah-mudahan bermanfaat.
Sebenarnya, mereka bukan mengajak kita mengikuti agama mereka, yang lebih tepat adalah mereka tanpa henti menggiring kita untuk mengikuti faham (zionisme) mereka, karena tidak ada umat Yahudi yang menginginkan ras lain mengikuti agama mereka Yudaisme.
kalimat “tidak ada umat Yahudi yang menginginkan ras lain mengikuti agama mereka Yudaisme.
” ini bisa admin buktikan dengan sebuah artikel ? menarik buat saya orang awam
Tidak perlu dibahas dalam sebuah artikel, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa : Umat yahudi menganggap dirinya “umat pilihan”, konsekuensinya mereka “tidak akan mau non Yahudi menganut agamanya”, “tidak mau menikah dengan non Yahudi”, bahkan anak-anak merekapun juga masuk sekolah khusus Yahudi. Mereka akan selalu menjaga ras dan agama mereka. Video berikut bisa memberi gambaran.
Larangan menikah dengan Non Yahudi berarti : 1. Upaya menjaga kemurnian ras mereka. 2.Menjaga anak mereka tidak keluar dari agama Yahudi,3.Menghalangi Non Yahudi memeluk agama Yahudi. Jika mereka membolehkan Non Yahudi masuk agama mereka, maka selesailah eksklusifitas mereka sebagai “umat pilihan itu”
Memang sudah takdir Allah bahwa mereka selalu diberikan Nabi tersendiri, dan Allah sudah mentakdiran Bani Israel dan Bani Ismail tidak akan pernah disatukan dalam satu agama (Al-Maidah:48). tapi tentu saja kita tidak sependapat bahwa mereka adalah “umat pilihan”.