Komisi Postur Strategis di kongres AS, Kamis 12/10 kemarin, merilis laporan asesmen setebal 160 halaman berjudul “America’s Strategic Posture”, yang mengindikasikan bahwa AS sepertinya sengaja dibuat untuk tidak siap menghadapi tantangan nuklir dari China dan Rusia, khususnya pada periode genting 2027-2035.
Laporan itu meragukan kesiapan AS dalam menghadapi tantangan global, mengingat AS tidak serius dalam mempersiapkan diri dalam konflik besar itu, tapi lebih memilih sibuk menjadi fihak yang paling menginginkan terjadinya perang dunia, dengan berbagai provokasi ke Rusia dan China.
Laporan yang dikumpulkan dari lebih dari 100 pertemuan dengan pakar keamanan dan intelijen ini lebih lanjut memperingatkan bahwa AS sedang berada dalam “lingkungan global baru yang secara fundamental berbeda dari apa pun yang dialami di masa lalu, bahkan di masa-masa tergelap era Dingin.
Komisi di kongres AS itu mengatakan, bahwa mereka memiliki laporan asesmen dari Komunitas Intelijen dan Badan Intelijen Pertahanan, yang menyimpulkan bahwa AS Serikat tidak akan siap menghadapi tantangan-tantangan ini, khususnya pada tahun 2027 hingga 2035 dan seterusnya.
Komisi mendesak pemerintah AS untuk segera mengatasi masalah ini dengan cepat dan tegas, termasuk mengerahkan kemampuan pencegahan yang kuat dan memperkuat basis industri serta inovasi.
Laporan tersebut juga menekankan bahwa presiden AS dan Kongres harus memastikan pendanaan yang tepat, konsisten, dan tepat waktu untuk mendukung postur strategis AS.
Panel di kongres itu menyarankan, diantara solusi potensialnya adalah peningkatan jumlah persediaan pesawat pembom B-21 dan kapal selam rudal balistik bersenjata nuklir kelas Columbia, serta persenjataan strategis lainnya.
Saat ini, AS sedang dalam proses mengganti kapal selam nuklir, rudal balistik antarbenua, dan pesawat pengebom siluman, yang menurut orang dalam akan menelan biaya besar sebesar $1 triliun.
Namun, proyek itu diragukan keseriusannya, karena diyakini bahwa prosesnya sendiri berjalan sangat lambat, dengan berbagai alasan seperti kekurangan rantai pasokan dan meroketnya biaya.
Kemungkinan kayaknya,Israel mencaplok Gaza tidak dalam waktu pendek mungkin lebih lama selama YM belum siap