Sebuah fenomena besar yang luput dari perhatian dunia dalam 1 atau 2 dekade terakhir, dan makin intens dilakukan saat ini adalah, digiringnya manusia dalam jumlah besar menuju 2 lokasi yang akan hancur dalam WW3, yaitu Eropa barat dan Amerika utara.
Dinegara-negara Eropa barat sudah puluhan juta migran mengalir masuk dari Afrika dan Asia tengah dan barat, karena masih berlangsung sejak satu atau dua dekade ini.
Migrasi terbesar ke Eropa barat terjadi saat diserangnya Iraq, Libya, dan Suriah, Yaman, juga negara-negara Afrika seperti Ethiopia, Nigeria, Somalia dsb dengan mengacaukannya melalui pembentukan kelompok teroris, atau mengadu domba antar suku atau kelompok politik, agar masa dalam jumlah besar bergerak untuk mengungsi.
Sementara pintu perbatasan selatan Amerika kini sepertinya sengaja dibuka untuk imigran gelap dari Amerika selatan. Pada periode Oktober-Desember saja, dilaporkan lebih 500 ribu imigran gelap memasuki AS.
Bukan Fenomena Kebetulan
Dua hari lalu, pemerintahan Biden dilaporkan mempertimbangkan perluasan besar-besaran dari program ‘pemberian suaka politik’, yang awalnya hanya untuk warga Venezuela lewat perbatasan selatan, lalu diterbangkan ke AS.
Dan kini secara khusus, program ini akan diperluas agar bisa memfasilitasi para imigran dari negara Amerika selatan lain, seperti dari Kuba, Nikaragua, dan Haiti.
Dalih yang dikemukakan dari pelonggaran ini adalah ”untuk mengurangi lintas perbatasan selatan illegal”.
Pihak berwenang AS mencatat rekor tertinggi 2 juta orang imigran gelap yang ditangkap diperbatasan selatan AS selama setahun terakhir, dan jumlah itu dianggap membebani sumber daya pemerintah dan swasta di sepanjang perbatasan.
Sebagai gambaran betapa besarnya migrasi masal di AS itu, pada minggu 11/12 lalu, sekitar 1.500 migran membanjiri Rio Grande hanya dalam hitungan jam. Kerumunan besar itu berbaris di sisi wilayah AS untuk dicatat oleh otoritas perbatasan.
Agar tdak menimbulkan kekacauan diberbagai sektor terutama ekonomi, para pejabat AS kini merencanakan untuk hanya melayani 20.000 imigran per hari yang menyeberang ke negara itu lewat perbatasan Meksiko.
“Title 42” Tidak Akan Berlaku Lagi
Segalanya jelas seperti disengaja, dimana mulai 21 Desember 2022 ini, diberlakukan penghapusan peraturan pemerintah AS soal imigran yang disebut dengan ‘Title 42’. Ini salah satu pasal dalam undang-undang AS yang mengatur imigrasi dengan ancaman tegas deportasi.
Bisa diperkirakan, mulai 4 hari kedepan perbatasan selatan AS akan makin dibanjiri imigran dari berbagai negara Amerika selatan.
Agar tidak menimbulkan kekacauan diberbagai sektor terutama ekonomi, para pejabat AS kini merencanakan untuk hanya melayani 20.000 imigran per hari yang menyeberang ke negara itu lewat perbatasan Meksiko. Wow, jumlah yang fantastis.
Jelas ini fenomena yang luar biasa. Normalnya, sebuah negara apalagi AS dan Eropa barat sangatlah sulit untuk dimasuki apalagi untuk menjadi warga negara.
Tinggal lebih 3 bulan saja dinegara-negara maju itu normalnya diperlukan persyaratan ketat dan alasan yang masuk akal, seperti untuk studi, bisnis atau bekerja. Kini bebas dimasuki bahkan oleh imigran dalam jumlah masal, bahkan mereka belum tahu apa yang akan dilakukan dinegara tujuan.
Semut-semut itu berfikir mereka akan mendapatkan gula dinegara baru yang lebih menjanjikan, mereka tidak tahu rencana besar dibalik fenomena aneh ini.
Dunia sedang berubah dengan sangat cepat, tentu hanya dirasakan oleh mereka yang mau menggunakan akal fikiran dan perasaan karunia Allah untuk memahami setiap isyaratNya.