David Randall, mantan Dubes AS, yang 15 tahun bekerja di Kedubes AS di Riyadh, berbicara tentang kebingungan dia kenapa selama lebih 60 tahun orang masih saja banyak yang memprediksi tentang akan runtuhnya Kerajaan Arab Saudi.
Dalam video lanjutannya yang sayangnya belum sempat kita simpan, dia mengemukakan beberapa argumen kenapa prediksi itu dia anggap salah, dasar yang dia kemukakan adalah :
Saudi telah sukses membangun kerajaan yang modern.
Saudi telah berhasil menyatukan berbagai suku dan klans di Saudi.
Selama ini Saudi telah teruji 6 kali mengalami suksesi kekuasaan yang selalu bisa berjalan dengan baik, meski kadang tidak mulus.
Ada hal yang dia sebut sebagai “Keseimbangan pembagian kekuasaan” diantara anggota keluarga Kerajaan.
Kelemahan Argumen David Randall
Berangkat dari kebingungan dia tentang kenapa selama puluhaan tahun masih saja banyak orang yang memprediksi bahwa KSA bakal runtuh, David Randall mengutarakan bantahannya.
Bagaimanapun, analisa dan argumen yang dia kemukakan adalah sangat lemah, hanya seperti analisa geopolitik pada umumnya, dan sepertinya juga dititipi sebuah kepentingan dari penguasa KSA sebagai sekutu dekat AS.
Lemahnya analisa itu adalah karena dia tidak memperhitungkan hal-hal berikut :
Dia menganggap bahwa ancaman bagi KSA hanya timbul dari dalam negeri, dia tidak memperhitungkan bahwa ancaman bisa datang dari luar negeri, karena kebijakan luar negeri yang salah.
Sebagai non muslim tentu saja dia tidak tahu bahwa Nabi Muhammad SAW sudah menubuatkan keruntuhan KSA. Tentu dia tidak tahu soal ‘Hadits Imam Mahdi’, atau hadits ‘Api yang keluar dari Yaman’. Artinya dia hanya menganalisa berdasar situasi yang ada dan sejarah yang dilalui dalam sistem Kerajaan Saudi.
Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah, bahwa ternyata didalam negeri Saudi sendiri banyak orang yang selama puluhan tahun ini juga memprediksi bahwa Kerajaan Saudi suatu saat bakal runtuh.
Hanya sebagai info ringan untuk memperluas wawasan kita.
