Sebuah video yang diunggah oleh kelompok jurnalis independen ‘Project Veritas’, baru saja menyebar sangat cepat dalam beberapa jam terakhir dimedos dan beberapa media AS, tentang wawancara dengan salah seorang pejabat Pfizer.
Video yang direkam secara diam-diam itu berisi wawancara dengan seseorang yang disebut sebagai direktur Riset dan strategi pengembangan Pfizer bernama Jordon Trishton Walker.
Yang menarik dalam video itu, direktur riset Pfizer itu mengungkapkan bahwa mereka sedang melakukan upaya menciptakan sendiri mutasi virus COVID baru, yang dianggap akan lebih baik jika mereka sendiri yang melakukan riset itu.
Percobaan menciptakan varian baru itu, dilakukan dengan memanfaatkan sekawanan monyet, guna menciptakan varian apa yang dia sebut sebagai “varian yang lebih kuat”, dengan tujuan akhir membuat lebih banyak varian vaksin, lewat metode yang dia sebut sebagai “directed evolution” (evolusi yang diarahkan).
Dalam unggahan video kedua dari ‘the Viretas’, pada akhirnya wawancara itu berubah menjadi kekacaun, dimana terlihat Walker marah-marah dan memanggil polisi ketika tahu bahwa pembicaraan mereka direkam dengan diam-diam. Artinya kecil kemungkinan bahwa video ini hasil rekayasa.
Video kekacauan paska interview kita sajikan dibagian bawah artikel.
Rangkuman wawancara.
Pada menit awal, direktur Riset Pfizer itu meminta kepada jurnalis ‘the Viretas’ untuk tidak memberi tahu siapapun soal ini, baru kemudian melanjutkan menjelaskan bagaimana eksperimen itu berjalan.
“Pada dasarnya ini bukan untuk konsumsi publik, jadi jangan bilang siapa-siapa ya. Berjanjilah anda tidak akan memberitahu siapa pun.”
“Anda tahu khan, bagaimana virus terus bermutasi ya, salah satu hal yang kami jangkau adalah seperti… mengapa kami tidak melakukan mutasi (virus) sendiri saja, agar kami dapat bekerja untuk mengembangkan vaksin baru, iya khan?”.
“Jadi benar, kita harus melakukan itu, kita melakukan itu meskipun ada risiko seperti yang dapat anda bayangkan. Tidak ada yang ingin agar perusahaan farmasi melakukan mutasi, tapi ini bisa dilakukan dengan sangat terkontrol.”
“Cara kerjanya adalah kami menyuntikkan virus pada monyet, dan kami secara berturut-turut membuat mereka terus menulari satu sama lain, kemudian kami mengambil sampel serial (rangkaian gen) dari mereka (virus).”
Walker menyebut bahwa rekayasa mutasi itu dilakukan melalui metode yang disebut “directed evolution” (evolusi terarah), yang ditujukan agar virus dapat menjadi “lebih kuat”, sesuai tujuan percobaan yang dilakukan.
“Dari apa yang saya dengar adalah, mereka mengoptimalkannya, tetapi prosesnya berjalan lambat, karena semua orang bekerja dengan sangat hati-hati, jelas mereka tidak ingin mempercepatnya menjadi terlalu banyak (varian),”
“Saya pikir mereka juga hanya mencoba melakukannya sebagai eksplorasi, karena anda jelas tidak akan ingin menyebarkannya, bahwa anda sedang bekerja untuk memutasi virus untuk masa depan.”
“Anda harus melakukannya dengan sangat terkontrol untuk memastikan bahwa virus yang anda mutasi ini tidak menciptakan sesuatu yang menyebar (secara liar) ke mana-mana” .
“Yang saya curigai, adalah bagaiman cara virus itu mulai muncul di Wuhan, jujur saja… itu tidak masuk akal bahwa virus ini bisa muncul (begitu saja) entah dari mana… (teori) itu bulls**t.”
Ditanya apakah ini semacam percobaan “gain of function” (meningkatkan kekuatan virus dengan rekayasa gen), dia menjawab:
“Anda tidak harus selalu melakukan penelitian ‘Gain of Function’ dengan virus. Kita bisa melakukan “mutasi struktur terpilih” untuk membuatnya lebih kuat. Ada penelitian yang sedang berlangsung tentang itu. Saya kurang tahu bagaimana cara kerjanya. Sebaiknya sih tidak ada lagi wabah, karena disana ada Yesus Kristus (ada Tuhan)”.
Sementara itu, dalam rekaman itu juga ditampilkan sekilas pendapat pakar imunologi DR. Robert Malone, yang berpendapat :
“Pria itu tampaknya sama sekali tidak memiliki pegangan moral. Jika kualitas individu didalam Pfizer seperti ini, membuat keputusan besar yang membahayakan kesehatan masyarakat global, dengan mengabaikan korban manusia, maka itu adalah sangat korup (merusak),”
Dalam video tersebut, Walker juga mengungkap tentang varian COVID yang berbeda, seperti Delta dan Omicron yang menurutnya telah menjadi ‘sapi perah‘ bagi perusahaan.
‘Bagian dari apa yang ingin mereka lakukan adalah, sampai batas tertentu untuk mencoba mencari tahu. Anda tahu, bagaimana semua jenis dan varian baru ini bisa muncul begitu saja’.
‘Jadi, (percobaan) ini seperti mencoba menangkap mereka sebelum mereka muncul, dan kita dapat mengembangkan vaksinnya sebagai profilaksis (pencegahan) seperti untuk varian baru. Jadi, itulah mengapa mereka menyukai melakukannya itu secara “terkontrol di laboratorium, di mana mereka bisa mengatakan ini adalah ‘epitop’ baru, dan jika nanti keluar ke publik, kami sudah memiliki vaksin yang berfungsi.’
‘Terkadang ada mutasi yang muncul yang tidak kita siapkan, seperti pada varian Delta dan Omicron. Dan hal-hal seperti itu… Siapa tahu lah?… Bagaimanapun, itu akan menjadi sapi perah. COVID akan menjadi sapi perah bagi kita untuk sementara waktu ke depan, sepertinya cukup jelas.’
Update: Vaksin Pfizer Juga Berdampak Pada Siklus menstruasi
Project Veritas merilis update video wawancara dengan Direktur Pfizer, Jordon Trishton Walker, di mana dia menceritakan tentang potensi dampak negatifnya terhadap kesehatan reproduksi wanita.
“Baik, Saya juga tahu memang ada sesuatu yang aneh, ada (dampak) yang (membuat) siklus menstruasi tidak teratur. Jadi, orang harus mencari tahu (menyelidikinya)”.
“Vaksin seharusnya tidak mengganggu itu (siklus menstruasi). Jadi, kami tidak tahu persis,”
“Saya harap kita tidak (sampai) tahu entah bagaimana (mekanisme) mRNA ini saat berada di dalam tubuh ataupun hal-hal seperti itu, karena itu harusnya memengaruhi sesuatu yang bersifat hormonal guna memengaruhi siklus menstruasi,” katanya.
“Saya harap kita tidak menemukan sesuatu yang sangat buruk di kemudian hari… Jika sesuatu terjadi di hilir dan itu, seperti sesuatu yang sangat buruk maksud saya, maka itu akan menjadi skandal yang berskala sangat besar.”
Video kekacauan paska penyamaran terbongkar.
Cerdas amat, kalo bikin varian sendiri nantinya vaksin dah siap sblm virus dirilis, hebat… hebat 🙂
Kalau betul sebuah korporasi besar ternyata demi menangguk untung besar dalam sebuah bisnisnya tidak segan melakukan kegiatan yang melanggar etika kemanusiaan,.. sungguh dunia ini diambang kehancuran fatal oleh sebab motif uang.
Uang sudah menjadi berhala baru, dan seperti sejarah yang sudah-sudah,.. azab akan ditimpakan kepada suatu kaum, ketika kerusakannya sudah diluar batas.
Kamu benar. Dunia ini ya memang sedang menunggu azabnya yaitu Nuklir & asap radiasi.
Sama seperti kaum2 dahulu yg menyembah berhala sampai lupa kalau azab Tuhan itu ada dan datangnya tiba².
Itu juga yg akan terjadi dizaman modern ini,..
Sebentar lagi globalisasi sekuler akan kehilangan seluruh kekuatannya, jangan mimpi akan menginvasi Cina karena kalian akan dihabisi oleh, (kekuatan Allah SWT lewat tangan-tangan umat Kristen ortodoks Rusia ).,, Dalam malhamah kubro atau PD3 , tunggu, saya juga bersama kalian ikut menunggu, dunia model sakral akan menang melawan dunia model sekuler ala barat (AS, Inggris, NATO, ) barat sedang mendiskriminasikan presiden Vladimir Putin dengan mental kertas daur ulang, mereka (BARAT) salah besar , Vladimir Putin (Dzulqarnain) bermental besi dan baja, karena mereka buta tidak bisa menembus hakikat Siapa Vladimir Putin sebenarnya??? Dan mereka ( BARAT) tidak tahu bahwa Vladimir Putin adalah (DZUlQARNAIN) zaman kedua sekaligus zaman terakhir.
Yang sy agak bingung kenapa orng pfizer itu mau cerita hal yg menurut sy sangat rahasia.
Video ke-2 yg bisa menjelaskan. Saat marah” direktur Riset itu menyebut pertemuan itu tadinya dijanjikan sebagai “kencan” disebuah resto, tapi lama” dia merasa aneh, kenapa yang ditanyakan masalah pekerjaan melulu. Karena dia sebut “kencan”, kemungkinannya dia adalah gay. Setelah orang pfizer itu sadar, jurnalis Veritas akhirnya membuka kedoknya dengan membawa mic khas jurnalis dan menunjukkan semua timnya.