Sen. Lindsey Graham, who criticized President Trump’s withdrawal of troops from the Middle East, says Trump today told him “some things I didn’t know that make me feel a lot better about where we’re headed in Syria” pic.twitter.com/HBbvzirDfO
— CBS News (@CBSNews) December 30, 2018
Presiden Donald Trump telah memerintahkan untu memperlambat penarikan pasukan Amerika Serikat dari Suriah, kata Senator partai Republik Lindsey Graham.
“Saya pikir kita berada dalam situasi jeda,” kata Senator partai Republik dari Carolina Selatan itu di luar Gedung Putih pada hari Minggu.
Pada 19 Desember lalu Trump mengumumkan penarikan semua sekitar 2.000 tentara dari Suriah dimana para pembantunya mengharapkan hal itu dilakukan dengan cepat.
Graham adalah seorang kritikus blak-blakan atas keputusan Trump itu yang telah menuai kritik bipartisan. Sebelumnya dia telah memperingatkan bahwa menarik pasukan AS dari Suriah akan merusak keamanan nasional yang akan membuat ISIS bangkit kembali, dan juga mengkhianati pejuang Kurdi yang didukung AS yang memerangi sisa-sisa ISIL, dan juga akan meningkatkan kemampuan Iran untuk mengancam Israel.
Presiden AS itu telah menyatakan telah mengalahkan ISIL di Suriah, meskipun kantong mereka masih tetap ada.
Sejak Trump mengumumkan penarikan itu , dua pejabat senior pemerintah mengundurkan diri, yaitu Menhan Jim Mattis dan utusan AS untuk Suriah Brett McGurk.
Para kritikus berpendapat bahwa penarikan pasukan AS itu akan membuat Iran dan Rusia semkakin kuat diSuiriah, dimana selama ini mereka mendukung pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Penasihat Keamanan Nasional John Bolton diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Israel dan Turki minggu depan untuk membahas rencana presiden dengan para sekutu Amerika.
Dalam penampilannya di CNN, Graham memberi saran untuk mempertimbangkan keputusan Trump dan Trump tampaknya setuju untuk mempertimbangkan keputusannya untuk memperlambat penarikan kembali pasukannya dari Suriah.
“Saya akan memintanya untuk duduk bersama jendral-jendralnya dan mempertimbangkan kembali bagaimana cara yang pas untu melakukan ini. Perlambat penarikan ini. dan memastikan kita melakukannya dengan benar. dan memastikan ISIS tidak pernah akan bangkit kembali,” kata Lindsey Graham.
Rabu lalu , para senator AS membuat pukulan bersejarah bagi hubungan AS dengan sekutu Arab Saudi, dengan memilih untuk mengajukan resolusi (RUU) yang akan mengakhiri semua dukungan militer AS untuk perang yang dipimpin Saudi di Yaman
Tetapi setidaknya ada lima Senator dari partai Republik yang menentang RUU itu yang telah menerima dana dari pelobi yang bekerja untuk Arab Saudi, sebuah fakta yang menggambarkan bagaimana kerajaan teluk itu menggunakan kekayaannya yang sangat besar untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri AS.
Menurut laporan Center for International Policy yang dirilis bulan lalu, Senator Republik Roy Blunt dari Missouri, John Boozman dari Arkansas, Richard Burr dari North Carolina, Mike Crapo dari Idaho, dan Tim Scott dari South Carolina menerima kontribusi keuangan dari perusahaan pelobi yang bekerja untuk Arab Saudi,
Laporan itu menyebut senator Roy Blunt sebagai salah satu dari 10 penerima dana kampanye dari perusahaan-perusahaan yang mewakili Arab Saudi pada 2017, bersama dengan anggota parlemen Demokrat seperti Heidi Heitkamp dari North Dakota, Joe Manchin dari West Virginia, dan Robert Menendez dari New Jersey. Tahun lalu Roy Blunt diduga telah menerima $19.250 sebagai dana kampanye dari perusahaan yang terkait dengan Kerajaan Saudi.
Menurut laporan itu , pada saat itu Senator Boozman dan Crapo menerima dana kontribusi $1.000 dari Squire Patton Boggs PAC, yang bekerja untuk Arab Saudi. Dan Boozman, Crapo, Burr dan Scott semuanya diduga menerima sumbangan sekitar $ 2.000 pada hari-hari ketika mereka dihubungi oleh pelobi Saudi.
Tidak ada satupun senator yang mau segera menanggapi permintaan komentar atas dugaan itu.
Diperkirakan pada 2017 Arab Saudi menghabiskan sekitar $27 juta untuk melobi (para senator AS). Departemen Kehakiman menunjukkan bahwa pemerintah Saudi telah menghabiskan hampir $7 juta untuk agen asing pada tahun 2018.
Pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Turki telah memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hubungan persahabatan antara kedua negara dan membantu meningkatkan upaya untuk menghentikan perang yang dipimpin Saudi, yang telah menyebabkan wabah kolera di Yaman dan salah satu kelaparan terbesar dalam beberapa dekade ini.
Saat pemungutan suara, para senator memilih 63 yang mendukung dan 37 menentang bagi pengajuan resolusi pada hari Selasa lalu. Pemungutan suara adalah langkah prosedural yang akan begi RUU itu untu bisa bergerak maju di Senat, tetapi House of representative (DPR AS) belum bertindak masalah Yaman ini.
“Saya memuji Senat yag telah mengajukan resolusi bipartisan guna mengakhiri dukungan AS untuk koalisi yang dipimpin Saudi di Yaman. Adalah hal yang gila jika Kongres yang telah menghabiskan waktu selama ini tapi tidak mengambil tindakan formal untuk menghentikan keterlibatan AS dalam kekejaman yang dilakukan (koalisi Saudi) di Yaman.
Terima kasih kepada 63 senator, yang hari ini telah mengambil langkah untuk “menghentikan itu’ kata “Ted Lieu, seorang anggota Kongres dari partai Demokrat dari California dalam sebuah pernyataan.
Presiden Donald Trump adalah sekutu setia Arab Saudi yang telah menggembar-gemborkan pembelian senjata yang menguntungkan AS dari negara itu dan koneksi keuangan pribadinya ke negara tersebut (Saudi) kini sedang dalam pengawasan, dimana Trump telah mengancam akan memveto RUU itu jika sudah sampai dimejanya.
Sistem rudal hipersonik baru Rusia, yang Presiden Vladimir Putin klaim “kebal” terhadap sistem pertahanan AS akan mulai beroperasi pada 2019, kata pemimpin Rusia itu setelah uji coba rudal itu Rabu lalu.
“Rusia adalah negara pertama di dunia yang memiliki senjata strategis jenis baru ini dan rudal ini akan memastikan keamanan negara kita dan rakyat kita untuk beberapa dekade mendatang,” kata Putin yang dikutip kantor berita Tass.
“Ini adalah hadiah tahun baru yang luar biasa bagi negara,” kata Tass mengutip Putin. Sistem rudal hipersonik “Avangard” diuji coba dari pangkalan udara militer Dombarovsky di Rusia barat daya.
Laporan sebelumnya mengatakan Avangard memiliki jangkauan antar benua dan kemampuan untuk terbang dengan kecepatan 20 Mach (20x kecepatan suara) atau lebih dari 15.000 mil/jam, dan material kompositnya mampu menahan suhu permukaan akibat gesekan udara yang mencapai 2000 derajat Celsius.
Saat mendekati targetnya, rudal dengan hulu ledak yang dapat bermanuver dapat menyesuaikan ketinggian dan arah untuk menghindari pertahanan udara target dan terbang cukup rendah untuk menghindari sebagian besar pencegat, Tass melaporkan.
“Praktis rudal ini akan kebal,” kata Putin ketika dia membanggakan Rudal Avangard dalam pidatonya didepan Parlemen Rusia maret lalu.
Sementara belum ada pernyataan dari Pentagon atau Departemen Luar Negeri AS yang mengomentari pernyataan Putin pada hari Rabu itu.
Pada maret lalu Jenderal John Hyten, Kepala Komando Strategis AS, memperingatkan bahwa satelit dan radar pendeteksi rudal AS saat ini tidak akan mampu melacak senjata seperti Avangard itu.
“Kita akan membutuhkan serangkaian sensor yang berbeda untuk melihat ancaman hipersonik,” kata Hyten kepada CNN pada saat itu.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Presiden Rusia Vladimir Putin, Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov, dan pejabat tinggi lainnya terlihat mengawasi uji coba peluncuran rudal hipersonik Avangard dari ruang kendali Kementerian Pertahanan di Moskow pada hari Rabu.
Dalam pengujian tersebut, Avangard diluncurkan dari pangkalan rudal Dombarovskiy di Pegunungan Ural selatan. Kremlin mengatakan itu berhasil mencapai target latihan yang ditunjuk pada rentang penembakan Kura di Kamchatka.
Selain Rusia, AS dan Cina juga sedang melakukan penelitian senjata hipersonik. Beijing mengatakan pihaknya berhasil menguji coba roket hipersonik pada Agustus lalu dengan menerbangkan Starry Sky 2 dengan kecepatan 6 Mach.
Awal tahun ini Angkatan Udara AS memberikan kontrak senilai $ 928 juta kepada Lockheed Martin untuk mengembangkan rudal hipersonik. Sementara itu pada bulan Desember ini, Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Riset dan Teknik Michael D. Griffin mengatakan kepada wartawan bahwa AS diharapkan dapat memiliki kemampuan pertahanan yang bisa diterapkan terhadap senjata hipersonik pada pertengahan dekade kedepan.
Pengumuman keberhasilan Rudal Avangard itu dikeluarkan kurang dari sebulan setelah Washington mengatakan bahwa dalam tempo 60hari AS akan keluar dari perjanjian nuklir INF kecuali jika Rusia kembali mematuhinya.
Perjanjian Pembatasan Nuklir jarak sedang (INF) 1987 mengatur kedua negara untuk menghilangkan rudal balistik dan rudal yang diluncurkan dengan peluncur darat yang berjarak jangkau antara 300 dan 3.400 mil.
Secara khusus AS menyebyt bahwa Rusia telah melanggar perjanjian INF ketika negara itu mengembangkan sistem rudal 9M729 pada 2017. Rusia membantah melanggar pakta tersebut. karena Avangard yang memiliki jangkauan antar benua tidak tercakup dalam perjanjian INF.
Pasukan pemerintah Suriah telah memasuki kota Manbij di utara Suriah untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir, kata seorang juru bicara militer Suiah.
Milisi Kurdi yang menguasai daerah itu mundur (dari Manbij) dan mempesilahkan pasukan Suriah untuk masuk dan merebut kembali kota itu atas kekhawatiran bahwa pasukan Turki akan melancarkan serangan baru. Karena Turki menganggap pasukan YPG Kurdi sebagai bagian dari kelompok teroris.
Konsekuensi dari pengumuman mendadak Presiden Trump untuk menarik semua pasukan AS dari Suriah itu sekarang mulai terlihat di lapangan. Manbij adalah kota penting yang strategis di Suriah utara yang hingga hari ini berada di bawah penguasaan pasukan Kurdi yang didukung AS.
Suku Kurdi yang melakukan perang perang melawan ISIS melihat keputusan Trump ini sebagai pengkhianatan.
#Manbij 🇸🇾🇸🇾🇸🇾😁 pic.twitter.com/D1VoD5ArJm
— maytham (@maytham956) December 28, 2018
Tanpa dukungan Amerika, para pemimpin Kurdi sekarang dipaksa untuk memilih apa yang mereka anggap sebagai pilihan yang paling buruk. Mereka berharap bahwa kehadiran tentara pemerintah Suriah yang didukung oleh Rusia dan Iran akan mencegah Turki melancarkan serangan terhadap pasukan Kurdi.
Turki telah mengintensifkan aktivitas militernya di dekat posisi yang dikuasai oleh para pejuang Kurdi sejak pengumuman penarikan Pasukan AS oleh Presiden Trump pada 19 Desember lalu.
Tentara AS telah bekerja sama secara erat dengan pasukan Kurdi yang membentuk aliansi Pasukan Demokrat Suriah (SDF) dalam pertempuran melawan IS. Tetapi kebijakan AS ini membuat marah Turki, yang kemudian memerangi milisi Kurdi di kota terdekat Afrin. Hal ini embuat frustrasi Turki karena merupakan penundaan atas perjanjian yang disepakati dengan AS pada februari lalu untuk membersihkan Manbij dari pejuang Kurdi.
Menanggapi penyebaran Pasukan Arab Suriah (SAA) yang dilaporkan telah memasuki Manbij, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pemerintah Damaskus sedang menjalankan “operasi psikologis” di kota utara Suriah itu.
“Tujuan Turki adalah untuk memeberi pelajaran kepada kelompok teror YPG (Unit Perlindungan Rakyat) / PKK (Partai Pekerja Kurdistan), dan kami bertekad untuk mewujudkannya,” kata Erdogan menurut menurut agen beritan Anadolu.
“Kami menentang pemisahan Suriah. Target kita adalah kelompok-kelompok teroris yang tinggal disana. Jika kelompok itu telah pergi, maka tidak ada lagi pekerjaan yang tersisa untuk kita, “tambah presiden Turki itu.
Beberapa jam yang lalu, YPG mengumumkan bahwa “pasukannya telah ditarik” dari Manbij karena ancaman Turki. Kemudian Kelompok bersenjata Kurdi itu meminta Pasukan Suriah SAA untuk memasuki kota strategis dan sekitarnya dan tentara Suriah menjawab permintaan itu dengan cara yang benar.
Delegasi Turki tingkat tinggi, termasuk Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, pembantu presiden Ibrahim Kalin, Menteri Pertahanan Nasional Hulusi Akar dan kepala intelijen Hakan Fidan dijadwalkan akan mengunjungi Moskow pada 29 Desember besok. Masalah Manbij kemungkinan akan menjadi inti pembicaraan antara Turk dan Rusia.
Beberapa saat yang lalu Pasukan Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) telah menyerahkan kota Manbij dan daerah-daerah lain yang selama ini dikuasai oleh Pasukan Kurdi itu wilayah di Suriah utara.
Kelompok itu menyatakan bahwa keputusan tersebut dimotivasi oleh adanya ancaman invasi Turki ke kota kota itu dan menekankan bahwa mereka kini akan fokus pada upaya memerangi ISIS.
Menurut sumber pro-pemerintah, pasukan tentara Suriah telah mulai mengambil alih posisi di dekat Manbij.
Menlu Arab Saudi yang baru Ibrahim Al-Assaf
Kerajaan Arab Saudi dalam sebuah dekritnya telah mengumumkan restrukturisasi Kabinet, Dimana Menlu Adel Al Jubeir yang selama ini gencar meneriakkan “Assad must go” sekarang malah justru dia yang dicopot jabatannya sebagai Menteri luar negeri.
Berikut adalah daftar Nama Pejabat dan beberapa Posisi baru dalam Kabinet Kerajaan Arab Saudi :
Ibrahim Al-Assaf (mantan Menteri keuangan yang pernah ditahan dihotel Ritz Carlton atas tuduhan korupsi ) diangkat sebagai Menteri Luar Negeri yang baru menggantikan Adel Al-Jubeir.
Abdullah bin Bandar bin Abdul Aziz diangkat sebagai Menteri Garda (Pertahanan) Nasional, dan Mohammed bin Saleh Al-Ghofeily dicopot jabatannya sebagai penasihat Garda Nasional.
Sementara , Khaled Al-Harbi diangkat sebagai kepala Direktorat Keamanan Publik menggantikan Saud bin Abdul Aziz Hilal. Musaed Al Aiban diangkat sebagai penasihat Keamanan Nasional Arab Saudi.
Pangeran Abdul Aziz bin Turki Al-Faisal diangkat sebagai ketua Otoritas Olahraga Umum menggantikan Turki Al Asheikh, yang ditunjuk sebagai ketua Otoritas Hiburan Umum.
Pangeran Sultan bin Salman dicopot dari jabatannya sebagai presiden Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional (SCTH), dan digantikan oleh Ahmad Al-Khateeb.
Sebuah pos baru yang disebut Komisi Umum untuk Pameran dan Konferensi akan dibentuk, dan CEOnya akan ditunjuk berdasarkan keputusan kerajaan.
Menteri Perdagangan dan Investasi Dr. Majed Al-Qassabi juga akan bertanggung jawab atas Komisi Umum untuk Pameran dan Konferensi
Pangeran Mohammed bin Nawaf bin Abdulaziz, dicopot jabatannya sebagai duta besar di London.
Turki Al-Shabana diangkat sebagai Menteri Media, dan Hamad Al-Sheikh diangkat sebagai Menteri Pendidikan.
Ahmed bin Mohammad Al-Issa, dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan, dan diangkat sebagai penasihat Pengadilan Kerajaan dan kepala Komisi Evaluasi Pendidikan Publik Saudi.
Awad bin Saleh Al Awad, yang dicopot dari jabatannnya Menteri Media, telah kembali ditunjuk sebagai penasihat Pengadilan Kerajaan.
Iman Al-Mutairi diangkat sebagai asisten Menteri Perdagangan. Dan Turki bin Talal menggantikan Faisal bin Khaled sebagai gubernur wilayah Asir.
Pangeran Badr bin Sultan dibebaskan dari jabatannya dan digantikan oleh Pangeran Faisal bin Nawaf sebagai gubernur wilayah Al-Jouf. Mansour bin Mohammad bin Saad Al Saud diangkat sebagai gubernur Hafr Al-Batin.
Badr bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud diangkat sebagai Wakil Gubernur Wilayah Makkah. Dan Pangeran Turki bin Saud bin Mohammed diangkat sebagai Penasihat Pengadilan Kerajaan.
Salah seorang pejabat Irak mengungkapkan bahwa AS akan membangun dua pangkalan militer baru didekat dengan perbatasan Suriah.
Farhan Al Dalimi seorang anggota dewan Al-Anbar, mengumumkan bahwa AS. akan membangun dua pangkalan militer baru di dekat perbatasan Irak. Satu pangkalan akan dibangun disebelah utara distrik Al Ramanah yang terletak di utara Al-Qaem, dan pangkalan lainnya aka nada di kawasan strategis Ar Rutbah di selatan provinsi Al-Anbar.
Dikatakan bahwa alasan untuk membangun dua pangkalan ini adalah untuk melawan ancaman ISIS dan untuk mencegah pengaruh teroris di wilayah-wilayah yang dibebaskan.
Perlu disebutkan bahwa berita ini dikeluarkan setelah minggu lalu presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan perintah penarikan pasukan AS dari wilayah Suriah.
Kedutaan Uni Emirat Arab (UEA) akan dibuka kembali di Damaskus pada hari Kamis setelah ditutup enam tahun terakhir. Hal ini akan menjadikannya sebagai kedutaan Negara Arab pertama yang mulai dibuka kembali di Suriah setelah ditutup sebagai akibat dari perang, sumber di Kementerian luar negeri Suriah mengatakan pada Sputnik.
“Kedutaan UEA di Damaskus akan dibuka kembali pada tengah hari (Kamis) itu,” kata sumber itu. Persiapan akhir untuk pembukaan misi diplomatik sedang berlangsung, seorang koresponden Sputnik melaporkan dari tempat kejadian. Sementara Gedung kedutaannya sendiri telah direnovasi pada awal minggu ini.
Selama konflik diSuriah yang dimulai pada 2011, lebih dari 30 negara telah menutup kedutaan mereka atau memindahkan staf diplomatiknya ke Beirut, termasuk Amerika Serikat, Arab Saudi, dan misi Uni Eropa.
Uni Emirat Arab menutup misi diplomatik dan memanggil duta besar dari Suriah pada 2012 karena krisis Suriah. UEA adalah negara Arab pertama yang memulihkan kedutaan besarnya di Suriah.
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mikdad sebelumnya mengatakan bahwa Damaskus menyambut baik dibukanya kembali Kantor kantor kedutaan negara-negara Arab di Suriah.
Dalam sebuah debat pengendalian senjata , Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahwa rudal nuklir Amerika itu tidak boleh ditempatkan di Jerman, atau di mana pun di Eropa, “Penempatan rudal jarak menengah (AS) itu akan mendapat perlawanan luas di Jerman,” kata Maas dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Jerman DPA.
AS berencana mundur dari perjanjian Pembatasan Rudal jarak sedang INF yang telah berusia 30 tahun itu yang telah mencegah Washington untuk menempatkan rudal sejenis itu di Eropa. Kedua negara (AS dan Rusia) saling menuduh telah melanggar perjanjian INF, tapi keduanya membantah telah melanggar perjanjian itu.
“Harusnya Eropa tidak menjadi menjadi tempat perdebatan tentang penumpukan senjata,” kata Maas.
Menyebarkan senjata nuklir sebagai tanggapan atas dugaan adanya pelanggaran perjanjian adalah logika era Perang Dingin, Menlu Jerman itu percaya bahwa “Penggunaan senjataan nuklir merupakan respon yang salah,” katanya. “Kebijakan era 80-an tidak akan bisa membantu menjawab tantangan hari ini.”
AS menuduh Rusia telah mebuat rudal yang dilarang dalam perjanjian INF, sementara Moskow mengatakan sistem pertahanan rudal Amerika yang sudah ditempatkan di Eropa Timur itu dapat dengan mudah diubah menjadi peluncur rudal balistik ofensif.
Pada bulan Oktober lalu, AS mengumumkan akan menarik diri dari perjanjian INF kecuali jika Rusia menghentikan adanya dugaan pelanggaran itu, dan pada bulan Desember ini AS memberi Rusia tenggat waktu 60 hari untuk mematuhi.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov, Moskow telah diberitahu oleh AS bahwa keputusan itu telah final, dan bukan saatnya membuat upaya untuk memulai dialog.
Rusia telah memperingatkan bahwa negaranya terpaksa harus merespons jika rudal rudal AS itu ditempatkan di Eropa, dan menjadikan lokasi rudal mereka tersebut menjadi sasaran potensialnya.
Mereka memelesetkannya sebagai persiapan Doomsday (hari kiamat atau hari kehancuran dunia) , tapi sebenarnya para elite dunia (Ya’juj Ma’juj dan pengikutnya) itu sangat tahu , mereka membangun bunker bunker super mewah itu untuk persiapan perang nuklir, karena memang merekalah panitianya.
Tapi Bunker super mewah itu tidak akan bisa menjamin keselamatan mereka, Quran Surat An Nisa 78 menyatakan, meski kamu berada didalam bangunan yang sangat kokoh sekalipun jika maut menjemput maka kamu tidak dapat menolaknya.
Untuk pertama kalinya kembali telihat sasana perayaan Natal pertama yang damai dijalan pinggiran Kota Damaskus sejak dihancurkannya teroris diarea itu.
Negara Multi etnis multi agama yang diberkahi Allah itu dipropagandakan barat dan Israel sebagai negara yang dipimpin diktator yang menekan minoritas sebelum dan selama mereka menyerang Suriah dengan berbagai macam kelompok proxinya.
Ehmm… betapa indahnya keberagaman di Suriah. Sebuah keindahan yang tidak bisa ditemui dinegara negara muslim yang lain.
Para penyerang yang didukung dana dan senjata dari ratusan negara pengikut Dajjal itu tidak bisa menembus Damaskus. Hadist menyebut Malaikat membentangkan sayapnya diatas Suriah.
Sistem pertahanan rudal Suriah telah menghadang rudal rudal yang menuju target di Damaskus selasa malam (25/12) kemarin, menurut Agen berita resmi Suriah.Ditambahkan bahwa rudal rudal itu datang dari wilayah udara Lebanon, dimana dilaporkan sebelumnya pesawat pesawat Israel telah menyusup kewilayah itu.
Serangan itu datang dalam beberapa gelombang dan dilaporkan berlangsung setidaknya satu setengah jam, namun kerusakan yang ditimbulkan sangat terbatas, karena mayoritas rudal berhasil dicegat sebelum mereka mencapai target.
Menurut sumber militer Suriah yang dikutip oleh SANA (kantor berita Suriah), ada depot amunisi yang rusak dalam serangan itu dan tiga prajurit Suriah mengalami luka-luka.
Close view of Syrian air defense units engaging the latest Israeli airstrike targeting a weapons cache west of #Damascus.pic.twitter.com/Q69HpCE8Ck
— Heshmat Alavi (@HeshmatAlavi) December 25, 2018
Laporan media menyatakan bahwa Israel berada di belakang serangan itu, dimana dikatakan menargetkan Posisi senjata Iran di sebelah barat ibukota Suriah.
Menurut Kantor Berita Nasional Libanon, Sebuah pesawat tempur Israel terlihat terbang di ketinggian rendah di atas Lebanon, Israel diketahui secara ilegal sering menggunakan wilayah udara negara itu yang perbatasannya lebih dekat ke Damaskus daripada wilayahnya untuk menghindari deteksi dan intersepsi.
Iran siap menanggapi tindakan bermusuhan apapun dari AS, tetapi tidak menganggap kedatangan kapal induk AS diperairan Teluk pekan lalu sebagai ancaman yang signifikan, kata seorang komandan angkatan laut Iran, Senin kemarin.
Kapal induk USS John C. Stennis memasuki Teluk pada hari Jumat lalu , yang mengakhiri ketidakhadiran yang lama kapal induk AS di wilayah tersebut saat ketegangan meningkat antara Teheran dan Washington.
“Kehadiran kapal perang AS ini bukan hal signifikan bagi kami,” Kata Laksamana Muda Habibollah Sayyari seperti dikutip oleh kantor berita semi-resmi ISNA. Tapi “Kami tidak akan membiarkan kapal perang ini mendekati perairan teritorial kami di Teluk Persia,” kata Sayyari.
Sayyari mengatakan angkatan laut AS diizinkan untuk berlayar di perairan internasional dekat Iran, seperti angkatan laut Iran dapat berlayar di Samudra Atlantik di dekat perairan AS.
Dia mengatakan , bagaimanapun Iran tetap waspada terhadap kemungkinan adanya ancaman. “Mereka tidak memiliki keberanian atau kemampuan untuk mengambil tindakan apa pun terhadap kita. Kami memiliki cukup kemampuan untuk melawan tindakan mereka dan kami telah sepenuhnya berlatih untuk itu. ”
Pasukan Pengawal Revolusi elit Iran sedang melakukan latihan perang di Teluk pada hari Sabtu di mana kapal angkatan laut, helikopter, drone, peluncur roket dan unit komando mengambil bagian.
Memuji “keberhasilan” latihan perang itu, juru bicara Garda Revolusi Iran Brigadir Jenderal Ramezan Sharif mengatakan pada hari Senin: “Teluk Persia dan Teluk Oman telah jauh lebih aman dalam 10 bulan terakhir tanpa adanya kapal induk AS. ”.
Perang kata-kata antar AS dan Iran telah meningkat sejak Presiden AS Donald Trump menyatakan keluara dari kesepakatan nuklir dengan Iran yang telah disepakati bersama dengan kekuatan nuklr lain pada Mei lalu , dan menerapkan kembali sanksi baru ke Iran pada sektor perbankan dan energi.
Hanya beberapa hari setelah mengumumkan niatnya untuk menunda serangan militer terhadap gerilyawan Kurdi. Militer Turki telah mengirim konvoi bala bantuan militer baru ke perbatasannya dengan Suriah,
Ankara telah mengirim sekitar 100 kendaraan, termasuk truk pick-up, yang dilengkapi dengan senapan mesin ke perbatasan dengan Suriah, menurut Reuters.
Agen berita tersebut mengatakan bahwa konvoi Turki itu bergerak menuju ke Kalis yang berbatasan dengan kota di provinsi Hatay di Turki selatan, termasuk diantaranya adalah tank, senjata, senapan mesin dan bus yang mengangkut anggota pasukan khusus.
“Sebagian dari peralatan militer dan tentara itu akan dikerahkan di titik-titik di perbatasan dan beberapa diantaranya akan menyeberang keseluruh wilayah Elbeyli diSuriah”. Daerah Elbeyli berjarak 45 km di kota Manbij utara, yang selama ini telah menjadi fokus ketegangan antara Ankara dan Washington.
Pada hari Rabu lalu Turki juga telah mengirim bala bantuan militer, termasuk pengangkut personel lapis baja, ke provinsi Hatay dan kemudian ke Suriah untuk memperkuat pasukan militernya di sana.
Belum lama ini Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa dia akan menunda operasi militer yang sudah direncanakan terhadap militan Kurdi di Suriah utara karena adanya keputusan AS untuk menarik pasukannya dari Suriah.
Berbicara pada KTT Israel-Yunani-Siprus kelima yang diadakan di kota Beersheba selatan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk mengintensifkan upayanya di Suriah.
“Kami akan terus bertindak di Suriah untuk mencegah upaya Iran secara militer membentengi dirinya dari kami. Kami tidak akan mengurangi upaya kami, kami akan meningkatkan upaya kami. Saya tahu kami melakukannya dengan dukungan penuh dari AS ”, kata Netanyahu.
PM Israel mengatakan bahwa sebelumnya ia telah diperingatkan tentang penarikan pasukan AS dari Suriah lewat percakapan telepon dengan Presiden Donald Trump pada hari Senin dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Selasa.
Tak lama setelah pidato (Netanyahu) itu, Dubes Israel untuk PBB Danny Dannon mengatakan bahwa Tel Aviv memiliki “keprihatinan” tentang Suriah.
“Kami prihatin tentang Suriah, dan kehadiran pasukan Iran di Suriah dan kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami, tak peduli apakah Anda memiliki pasukan AS, pasukan Rusia, atau negara lain. Kami akan terus tetap dengan kebijakan kami untuk tidak mengizinkan Iran membangun pangkalan mereka didekat perbatasan kami ”, kata Dannon.
Sejauh ini, Iran belum menanggapi pernyataan para pejabat Israel itu, tetapi telah berulang kali menekankan bahwa pasukannya mempertahankan kehadiran penasihat eksklusif di Suriah, dan membantah punya rencana untuk membangun basis militer permanen di negara itu.
Para prajurit dari Pasukan umum ke-49 Rusia berpartisipasi dalam latihan militer skala besar untuk mempraktikkan penonaktifan benda-benda yang terkontaminasi setelah terjadinya serangan nuklir besar-besaran, Layanan pers Distrik Militer Rusia selatan menyatakan, Sabtu.
“Di wilayah wilayah Stavropol dan Kuban, lebih dari 3.000 prajurit ikut serta dalam latihan pendeteksian radiasi nuklir, kimia dan bakteriologis, serta latihan menonaktifkan kontaminasi dari senjata nuklir , senjata dan peralatan militer lain ,” kata layanan pers itu.
Lebih dari 300 unit peralatan khusus digunakan dalam latihan itu, termasuk laboratorium bergerak mutakhir untuk analisis radiasi dan bahan kimia.
Sebuah video yang dirilis oleh portal berita Turki “Yeni Safak” menunjukkan konvoi Kendaraan militer AS yang ditarik dari wilayah Suriah dan dilaporkan sedang bergerak menuju perbatasan Iraq. Saat ini ada sekitar 2000 pasukan AS yang secara ilegal berada diSuriah dengan dalih membasmi ISIS.
Aleppo, Syria coming back to life ..
2nd anniversary of Aleppo liberation 🇸🇾❤🇸🇾❤🇸🇾❤🇸🇾❤🇸🇾❤🇸🇾❤🇸🇾 pic.twitter.com/AbZv14GlP7— Yasmeen El Sham (@Nisrin42625243) December 22, 2018
God I wish I was there now ❤🇸🇾 pic.twitter.com/ygvkh0LpWv
— Yasmeen El Sham (@Nisrin42625243) December 22, 2018
Kamis kemarin secara tiba yiba Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengumumkan pengunduran dirinya , ini hanya sehari setelah Presiden Donald Trump menolak sarannya untuk tidak menarik pasukan dari Suriah dan mendororong diskusi untuk menarik pasukan dari Afghanistan.
Mattis akan mengundurkan diri pada akhir Februari nanti setelah dua tahun penuh sebagai menhan AS,
Dalam surat pengunduran dirinya, Mattis mengatakan kepada Trump bahwa dia akan mengundurkan diri dengan alasan karena “Anda (Trump) memiliki hak untuk memiliki Menhan yang pandangannya lebih selaras dengan Anda”.
Dalam Twiternya Trump menulis bahwa Mattis mengundurkan diri, tetapi mantan Kepala Pentagon itu tidak mengatakan itu.
Keputusan Trump untuk menarik keluar pasukannya dari Suriah telah dikritik tajam karena meninggalkan sekutu Kurdinya, yang mungkin akan menghadapi serangan Turki begitu pasukan AS pergi, dan hal ini telah ditentang keras oleh Pentagon.
Dalam surat pengunduran dirinya Mattis menekankan pentingnya membela sekutu AS . ini merupakan kritik tidak langsusng atas keputusan Trump tentang masalah ini dan masalah lainnya.
“Ketika AS masih tetap menjadi bangsa yang sangat penting di dunia bebas, tapi kami tidak dapat melindungi kepentingan kita atau menjalankan peran itu secara efektif tanpa mempertahankan aliansi kuat dan menunjukkan rasa hormat kepada para sekutu-sekutu itu (Kurdi dan FSA),” tulis Mattis.
Mantan asisten Menlu AS dan pejabat senior didewan keamanan nasional Philip J Crowley mengatakan, di balik keputusan Trump untuk menarik pasukan dari Suriah dan desas-desus akanadanya penarikan sebagian dari Afghanistan “adalah mengurangi segala bentuk proses strategis dalam Sistem keamanan nasional Amerika “. “Ini adalah keputusan yang sangat beresiko ,” katanya kepada Al Jazeera.
Amerika Serikat menyatakan telah menyetujui penjualan Rudal Patriot seniai US$3.5 milyar keTurki di tengah ketegangan yang terjadi diantara para sekutu NATO atas rencana Ankara untuk membeli (S-400) dari Rusia.
Rabu lalu Deplu AS mengatakan telah memberitahu Kongres AS tentang rencana untuk penjualan paket Sistem pertahanan Patriot kepada Turki yang meliputi 80 rudal Patriot, 60 pencegat rudal PAC-3 dan peralatan lain yang terkait.
“Rencana Penjualan senjata ketUrki itu akan meningkatkan kemampuan pertahanan militer Turki menjaga terhadap agresi musuh dan melindungi sekutu NATO yang mungkin sedang melatih dan beroperasi di dalam wilayah Turki,” kata sebuah pernyataan.
Tahun lalu Ankara mengumumkan kesepakatan untuk membeli rudal S-400 dari Rusia, dan mengabaikan teguran dari sekutu-sekutunya di NATO, sebuah blok yang awalnya dibentuk sebagai benteng melawan bekas Uni Soviet.
Seorang pejabat Deplu AS yang berbicara dengan kantor berita AFP, mengatakan bahwa langkah Turki itu membahayakan partisipasinya dalam program2 militer AS lainnya seperti keinginan membali jet tempur F-35 yang didambakan jika negara itu masih akan meneruskan pembelian S-400 Rusia. Dibawah hokum AS , Turki juga dapat menghadapi sanksi atas pembelian system pertahanan Rusia itu, kata pejabat itu, yang tidak mau disebutkan namanya.
Pembelian senjata Turki dari Rusia “akan memiliki konsekuensi serius bagi kemampuan AS untuk melakukan bisnis dengan Turki di seluruh spektrum perdagangan pertahanan,” kata pejabat itu.
“Adalah penting bahwa negara-negara NATO harus memiliki peralatan militer yang dapat dioperasikan bersama dalam sistem NATO. Sistem Rusia tidak akan memenuhi standar itu,” tambahnya.
Pengumuman itu dikeluarkan beberapa jam setelah Presiden Donald Trump mengatakan AS telah mengalahkan kelompok ISIS di Suriah, yang menjadi alasan n penarikan pasukan AS, yang ada wilayah utara Suriah , daerah yang dikuasai militant Kurdi.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan keputusan Donald Trump untuk menarik militer AS dari Suriah sebagai sebagai langkah yang benar, tapi dia mengatakan tidak mengerti apa maksud (sebenarnya) dibalik ini.
Berbicara kepada para wartawan selama sesi tanya jawab tahunan, Presiden Rusia mengatakan bahwa pasukan Amerika tidak memiliki dasar hukum (Ilegal) dalam operasinya di Suriah, dan jika Washington serius untuk menarik pasukannya, itu akan menjadi keputusan yang tepat.
Putin mencatat bahwa AS telah sering mengumumkan “penarikan” dari Afghanistan pada berbagai kesempatan, namun masih tetap di negara itu setelah tujuh belas tahun.
“Kami tidak melihat ada tanda-tanda penarikan militer AS (dari Suriah), tetapi kami tidak menutup adanya kemungkinan itu . Apalagi kita kerana memang kita sedang mencari solusi politiknya , ”tambah Putin.
Perancis memutuskan akan tetap mempertahankan pasukannya di Suriah, meskipun AS memutuskan untuk menarik pasukannya keluar dari Suriah, Menteri Urusan Eropa Perancis Nathalie Loiseau mengatakan pada 20 Desember kemarin.
“Untuk saat ini, tentu saja kami akan tetap tinggal di Suriah karena perang melawan ISIS adalah sangat penting,” tulis Hurriyet Daily News mengutip menteri Perancis dii TV CNews.
Setelah pengumuman Loiseau itu , menteri pertahanan Prancis mengatakan bahwa ISIS belum dikalahkan. Pernyataan itu tampaknya merupakan tanggapan yang berlawanan terhadap Presiden AS Donald Trump, yang mengklaim sehari sebelumnya bahwa kelompok teroris itu dikalahkan.
“ISIS telah lebih melemah dari sebelumnya, tetapi belum dihapus dari peta tapi tidak lagi mengakar. Jadi secara definitive masih perlu mnegalahkan kantong terakhir organisasi teroris ini secara militer, ” Menhan Perancis Florence Parly, mengatakan di Twitter.
Paris yang dilaporkan terkejut oleh keputusan AS itu , akan mencoba untuk “memastikan keamanan” dari Kurdi Suriah yang bertempur dengan koalisi pimpinan AS melawan ISIS, menurut Agnes Von der Muhll, juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis.
“AS harus melindungi populasi diSuriah timur laut dan stabilitas daerah ini menjadi pertimbangan untuk menghindari tragedi kemanusiaan lebih lanjut dan menguatnya kembalinya para teroris,” kata Washington Examiner mengutip diplomat (Jubir kemenlu) Prancis itu.
Age berita Perancis (AFP) mengatakan bahwa dua komandan senior Pasukan Demokratis Suriah (SDF), Riad Darar dan Ilham Ahmed akan mengunjungi Paris pada 21 Desember dan mengadakan pembicaraan tentang penarikan AS dari Suriah.
Pengamat lokal percaya bahwa Perancis sedang mencoba untuk mengambil keuntungan dari situasi ini dengan menggantikan peran pasukan AS di Suriah timur laut. Sebuah tugas yang kemungkinan besar akan gagal dilakukan oleh Paris karena kompleksitas situasi di Suriah.
Dalam wawancara belum lama ini dengan Washington Post, Presiden AS Donald Trump secara terbuka menyatakan bahwa kebijakan2 Timur Tengahnya termasuk pendudukan ilegal militer AS di hampir sepertiga wilayah Suriah, penerapan sanksi keIran yang agresif, dan tanggapan Trump atas pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi , tidaklah dilandasi oleh kepentingan negaranya terhadahap kebutuhan minyak tetapi semata mata demi kepentingan Israel.
Ketika ditanya oleh wartawan Washington Post Josh Dawsey tentang apakah dia mendukung pemberian sanksi yang keras terhadap pemerintah Saudi karena diduga bertanggung jawab atas kematian Khashoggi pada awal Oktober lalu . Trump menanggapi bahwa dia akan “mendengarkan” mereka yang menyerukan peningkatan sanksi dan bahwa Timur Tengah adalah “bagian dunia yang berbahaya, dan keras.”
Trump melanjutkan bahwa selama ini Arab Saudi telah menjadi “sekutu hebat ” AS dan “tanpa mereka (Saudi) , maka Israel akan jauh lebih banyak mendapat masalah. Kita harus memiliki perimbangan terhadap Iran. ”
Pernyataan Trump ini tampaknya memperkuat klaim yang dibuat dalam laporan belum lama ini bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas keputusan Trump yang berdiri dibelakang Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) saat runtuhnya (kredibilitasnya ) atas kasus kematian Khashoggi, dimana beberapa orang dipemerintahan dan intelijen AS telah mengklaim bahwa kasus itu telah direncanakan sebelumnya dengan persetujuan MBS.
Netanyahu mengatakan kepada Gedung Putih bahwa MBS adalah “sekutu strategisnya” dan harus didukung terlepas dari tuduhan keterlibatannya dalam kematian mantan kolumnis Washington pos di konsulat Saudi di Istanbul itu.
Militer AS sedang mempersiapkan untuk menarik pasukannya dari Suriah, orang-orang yang tahu dengan masalah itu mengatakan Rabu kemarin. Ini adalah sebuah langkah yang menandai pembalikan tiba-tiba strategi militer Amerika di Timur Tengah.
AS telah memulai penarikan pasukannya dari Suriah, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan. Namun ditambahkan bahwa langkah itu tidak berarti akhir dari Serangan militer di negara yang diSuriah, tetapi menandai “fase baru” dalam perang melawan Negara Islam ISIS.
“Kemenangan atas ISIS di Suriah ini tidak menandakan akhir dari Koalisi Global atau perang ini. Kami mulai memulangkan pasukan Amerika Serikat , tapi kami sedang bertransisi ke fase berikutnya dari Perang ini, ”kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders.
Para pejabat AS mulai memberi tahu para mitranya di Suriah timur laut tentang rencana mereka untuk segera memulai penarikan pasukan Amerika dari wilayah di mana mereka berusaha untuk mengakhiri apa yang mereka sebut “Perang melawan ISIS, kata orang-orang dekat itu.
“Pentagon memeerintah untuk memindahkan pasukan dari Suriah secepat mungkin,” kata seorang pejabat AS. Langkah ini mengikuti seruan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang memeperingatkan Donald Trump akan melancarkan serangan terhadap mitra Kurdi Amerika di Suriah.
Presiden AS mengatakan di Twitternya bahwa Militer AS telah mengalahkan ISIS di Suriah, yang merupakan satu-satunya alasan AS berada di sana .
Dengan kemungkinan penghentian perjanjian perlucutan senjata nuklir, Moskow meningkatkan kehadirannya di dekat perbatasan AS.
Rusia sedang mempersiapkan kehadiran militer jangka panjang di Amerika Tengah. Dalam rangka inilah penerbangan ke Venezuela dari satuan udara Rusia yang dipimpin oleh pembom trategis Tu-160 dilakukan.
Latihan bersama yang melibatkan pilot dari kedua negara , tampaknya hanya satu langkah dari rencana jangka panjang yang telah direncanakan setelah kunjungan ke Presiden Venezuela Nicolas Maduro pekan lalu ke Moskow, Portal berita Rusia enovosty.com menginformasikan.
Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengomentari langkah Rusia ini dengan mengatakan bahwa pengiriman pembom strategis Tu-160 Rusia ke Venezuela adalah “menghambur-hamburkan dana publik oleh dua pemerintah yang korup.”
Menurut sumber militer , pimpinan Federasi Rusia memutuskan (dan Maduro tidak keberatan) untuk menyebarkan Pesawat strategis Rusia di salah satu pulau Venezuela di Karibia, di mana ada pangkalan angkatan laut dan lapangan udara militer.
Ada sebuah pulau kecil bernama Orchila yang terletak 200 km timur laut Caracas, yang para ahli Rusia dan komando Angkatan Bersenjata Rusia sudah mengunjungi 10 tahun yang lalu.
“Kami sekarang ingin tidak hanya bekerjasama teknis militer konvensional, tapi ingin memperdalam dan mengembangkan kerja sama di tingkat operasional,” kata menteri Venezuela dalam pertemuan dengan Shoigu pada April 2018.
Pekan lalu, Menhan Rusia Sergei Shoigu menyatakan bahwa penerbangan pesawat militer Rusia ke Venezuela akan terus berlanjut, dan kapal-kapal perang Angkatan Laut akan memasuki pelabuhan-pelabuhan di negara ini.
Nicholas Maduro tidak Diinginkan AS
Terpilihnya Nicolas Maduro menjadi presiden Venezuela memang tidak dikehendaki oleh AS sejak awal.
Pada September lalu Presiden Donald Trump menyatakan bahwa pemimpin Venezuela Nicolas Maduro dapat dengan mudah digulingkan oleh AS dengan cara kudeta militer dan dengan cara meningkatkan tekanan keuangan dengan cara menekan lingkaran dalam presiden Venezuela itu dengan sanksi2 baru.
Trump menolak untuk menanggapi pertanyaan tentang apakah intervensi militer yang dipimpin AS di negara yang dilanda krisis itu mungkin akan dilakukan, dengan mengatakan bahwa dia tidak bisa mengungkapkan strategi militer. “Ini adalah rezim yang, sejujurnya, dapat digulingkan dengan sangat cepat oleh militer jika militer memutuskan untuk melakukan itu,” kata Trump dalam komentar di sela-sela Majelis Umum PBB.
“Ini adalah tempat yang benar-benar buruk di dunia saat ini.” Sebelumnya pada hari itu, administrasi Trump menerapkan sanksi keuangan terhadap empat anggota lingkaran dalam Maduro, termasuk istri dan wakil presiden negara, atas tuduhan korupsi.
Rusia tidak ingin berperang melawan Ukraina tetapi akan menanggapi dengan cara yang sama, jika Kiev melakukan provokasi di perbatasan dengan Krimea, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada stasiun radio Komsomolskaya Pravda pada hari Senin.
“Kami tidak akan berperang melawan Ukraina, aku berjanji padamu,” dia bersumpah.
Republik Donbass
Dia menekankan bahwa masalah domestik Ukraina “jauh lebih luas dan lebih dalam” daripada yang diproklamasikan sendiri secara sefihak oleh Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk (DPR, LPR). Itu sebabnya Rusia tidak bisa begitu saja mengenali DPR dan LPR, karena itu sama saja dengan meninggalkan sisa Ukraina di tangan rezim Nazi.
“Jika Anda ingin mengakui LPR dan DPR lalu apa selanjutnya? Merebut sebagian wilayah Ukraina lalu menyerahkannya pada Nazi?” katanya, ketika ditanya mengapa Rusia menolak mengakui republik yang memproklamirkan diri itu.
Provokasi didekat Krimea
Dia melihat bahwa Kiev sedang merencanakan lebih banyak provokasi (militer) di perbatasan dengan Rusia. “Saya yakin akan ada lebih banyak provokasi,” dia memperingatkan. “” . Poroshenko (presiden Ukraina) merencanakan provokasi bersenjata di perbatasan dengan Rusia, di perbatasan dengan Krimea selama sepuluh hari terakhir dibulan Desember ini.
Menlu Rusia berjanji bahwa Rusia tidak akan membiarkan masalah yang belum terselesaikan. “Jawabannya adalah: mereka akan menyesalinya. Ini adalah negara kami, ini adalah perbatasan kami. Kami tidak akan membiarkan dia (Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko) untuk mencoba dengan bebagai cara untuk melindungi kepentingannya, cara dia melihatnya, dan melanggar hak-hak dengan cara yang Kriminal itu akan dihadang sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional, “Lavrov menekankan.
Diplomat utama Rusia itu menunjukkan bahwa rezim yang ada di Kiev saat ini mirip dengan neo-Nazi.
“Kami tidak sedang melawan rezim Ukraina. Yang ada adalah warga Ukraina yang tinggal di Donbass yang berjuang melawan rezim Ukraina, yang memiliki karakteristik Nazi dan neo-Nazi total,” Lavrov menunjukkan.
Menurut data Rusia, Poroshenko telah membahas tentang provokasi di perbatasan dengan Crimea ini dengan para sponsor Baratnya (AS). “Mereka menasihatinya untuk menahan aksi-aksi militer agar mereka tetap bisa melakukan propaganda bahwa Rusia telah melakukan serangan terhadap Ukraina dan itulah sebabnya Rusia perlu dihantam sanksi, tetapi tindakan militer diharapkan tidak akan berubah menjadi tindakan yang akan diikuti dengan respon (militer Rusia) skala penuh, “Lavrov menekankan.
Diplomat utama Rusia itu menekankan bahwa provokasi Kiev itu sedang berlangsung. “ Pasukan kami sedang membuat setiap upaya yang diperlukan untuk menggagalkan insiden ini.”
Perjanjian Minsk
Perjanjian Minsk adalah satu-satunya cara untuk mengatasi krisis di wilayah Donbass, katanya. “Tidak ada alternatif yang bisa menggatikan perjanjian Minsk,” menlu Rusia itu menekankan. “Saya juga pernah mengatakan hal yang sama tahun lalu.” Menanggapi pernyataan wartawan bahwa “perjanjian Minsk” diduga tidak berjalan, ia mengatakan, “Dalam beberapa hal Piagam PBB juga telah dilanggar , dan sering kali tidak berjalan. Namun kita tidak boleh menyerah dan menjadi panik.
Rezim Ukraina
Lavrov mengatakan rezim Ukraina saat ini mirip dengan neo-Nazi. “Kami tidak berjuang melawan rezim Ukraina. Yang ada adalah Rakyat Ukraina yang tinggal di Donbass, yang sedang berperang melawan rezim Ukraina, yang memiliki semua karakteristik Nazi dan neo-Nazi,” kata Lavrov.
Ketika ditanya mengapa Moskow tidak memutuskan hubungan dengan Kiev, Lavrov menekankan: “Kami memiliki hubungan dengan negara Ukraina, negara Ukraina jauh lebih penting bagi kami daripada rezim itu, yang saat ini berkuasa berkat pengkhianatan Barat atas semua norma-norma hukum internasional dan perilaku internasional. ”
“Rakyat Ukraina tidak ada hubungannya dengan mereka itu, dan saya yakin bahwa sebagian besar warga Ukraina menginginkan perdamaian ke negara mereka dan ingin mengganti rezim yang memalukan ini dan melanjutkan hubungan normal dengan Rusia,” katanya.
Untuk tujuan ini, masalah domestik Ukraina harus diselesaikan, yang “jauh lebih luas dan lebih dalam dari sekadar Republik Rakyat Lugansk dan Republik Rakyat Donetsk.”
Menurut foto foto yang dirilis secara online, Kapal pengintai Inggris HMS Echo dinfokan telah memasuki Laut Hitam. HMS Echo transit melewati selat Bosporus pada 18 Desember.
Ini adalah untuk pertama kalinya kapal Inggris mengunjungi Laut Hitam sejak insiden antara angkatan laut Ukraina dan penjaga pantai Rusisan di Laut Hitam, dekat Selat Kerch pada 25 November lalu .
HMS Echo adalah kapal mata mata hidrografi multi-fungsi dari Angkatan laut Inggris. Kapal ini a dirancang untuk melakukan operasi survei untuk mendukung operasi kapal selam atau operasi amfibi dan mampu untuk mengawali operasi pembersihan ranjau .
Langkah yang dilakukan kapal ini serta peningkatan operasi pengumpulan data intelijen AS akhir akhir ini di wilayah itu adalah bagian dari persiapan AS-NATO yang lebih luas untuk kemungkinan konflik di kawasan itu.
Pasukan Suriah dan polisi militer Rusia, bersama dengan kelompok warga sipil berhasil menyita senjata, roket dan peralatan militer, beberapa di antaranya adalah buatan AS dan Israel, dari sisa-sisa kelompok teroris bersenjata di provinsi Daraa.
Sejak awal bulan ini dinas keamanan Suriah telah merebut beberapa gudang besar di pertanian Daraa al-Balad dan di pinggiran kota perbatasan Naseeb. Beberapa terowongan itu berjarak antara 6 meter dan 15 meter, beberapa dari mereka hanya beberapa meter dari perbatasan Yordania.
Senjata yang disita termasuk diantaranya Senjata berat dan ringan, berbagai amunisi, termasuk senjata buatan AS dan Israel, rudal permukaan-ke-udara dengan peluncurnya, rudal TOW buatan AS dan rudal anti-tank (B9 dan RPG).
Di selatan Damaskus, pihak berwenang (suriah) dan polisi militer Rusia, dengan bantuan penduduk setempat juga menemukan tempat persembunyian, berbagai jenis senjata, amunisi dan peralatan untuk memproduksi bahan peledak.
Foto Citra satelit menunjukkan adanya ratusan Truk tangki milik militan yang didukung AS dari Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang penuh muatan dengan hasil jarahan minyak Suriah. Mereka terlihat sedang antri untuk kemudian dikirim ke wilayah Turki dan Irak.
Menurut gambar citra satelit , ini adalah daerah yang terletak di utara kota Raqqa, yang dikuasai oleh Pasukan Demokrat Suriah dan koalisi AS. Citra satelit diambil oleh angkatan udara Rusia.
Menurut sebuah sumber pribadi, jumlah truk truk tanki itu ada sekitar 1925, yang setiap hari mengirim minyak ke negara-negara tetangga “Irak dan Turki” melalui berbagai rute penyelundupan, dan hasil dari minyak curian itu kemudian serahkan untuk pembiayaan organisasi ISIS.
Pencurian minyak Suriah itu terjadi tepat didepan mata Pasukan koalisi pimpinan AS yang tidak mengambil tindakan atau posisi apa pun untuk menghentikan perdagangan ilegal ini, jadi ini adalah jelas merupakan pencurian minyak terbesar terkemuka.
Di sisi lain, sebagian dari keuntungan finansial itu juga diberikan kepada para pemimpin Kurdi.
Setahun setelah pembebasan Eufrat barat (Oleh pasukan Suriah), SDF (pemberontak Suriah dukungan AS) tidak melakukan perbaikan infrastruktur apapun, bahkan disana tidak ada rumah sakit ataupun sekolah meskipun melimpah (uang) dari hasil minyak curian.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif sekali lagi membantah tuduhan bahwa Iran telah memasok senjata kepada gerakan Houthi di Yaman untuk mendukung perjuangannya melawan pemerintah.
Zarif menekankan bahwa pemboman koalisi pimpinan Saudi terhadap rakyat Yaman adalah fakta yang jelas yang tidak membutuhkan bukti tambahan lagi.
“Saya tidak perlu menunjukkan bukti apapun tentang jet jet yang terbang di atas Yaman dan membom orang orang Yaman itu . Jelas Itu adalah jet buatan Amerika, dan diawaki oleh para pilot militer Saudi, Jadi asumsi saya … Ada fakta tentang senjata AS, ada fakta tentang Pemboman oleh Saudi “, katanya.
Arab Saudi berkeinginan untuk meningkatkan ketegangan di kawasan itu, dan contoh contohny adanya blokade dagang Saudi terhadap Qatar dan operasi militernya di Yaman telah membuktikan hal itu , menlu Iran menekankan.
“Sangat disayangkan, Arab Saudi tidak ingin mengurangi ketegangan (diYaman) itu. Sebenarnya Arab Saudi mempunyai kepentingan untuk selalu meningkatkan ketegangan . Lihatlah apa yang mereka lakukan dengan Qatar. Lihatlah bagaimana mereka Menahan perdana menteri negara lain (PM Lebanon). Lihat apa mereka lakukan di Yaman “, kata Zarif.
Yaman telah dilanda konflik bersenjata antara pasukan pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi dan pemberontak Houthi selama beberapa tahun. Koalisi pimpinan Saudi telah melakukan serangan udara terhadap Houthis atas permintaan Hadi sejak Maret 2015.
Akhir akhir ini pertempuran semakin intensif di dekat kota Hodeida yang dikuasai oleh Houthis, di mana pemberontak menerima supply kemanusiaan dan Kargo perdagangan. Tapi kemudian Pemerintah Yaman mengklaim bahwa kota pelabuhan (Hudaeda) itu telah mendapat pasokan senjata dari Iran.
Pada hari Kamis lalu , sebuah Pembicaraan yang dimediasi PBB tentang Yaman di Swedia antara pihak yang bertikai menghasilkan kesepakatan untuk menghentikan peertempuran dan menarik pasukan dari Hodeida.
Para pihak sepakat untuk membentuk komite pemantau yang diketuai oleh PBB sebagai tambahan untuk membangun koridor kemanusiaan ke kota Taiz. Kedua belah pihak juga sepakat untuk bertukar lebih dari 4.000 tahanan perang pada akhir Januari 2019.
Hari satu kemarin Australia mengumumkan bahwa mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, dan akan memindahkan kedutaan Tel Aviv setelah kesepakatan damai tercapai.
“Australia sekarang mengakui Yerusalem Barat, yang merupakan tempat kedudukan Knesset (Parlemen Israel) dan banyak lembaga pemerintahan lain, adalah ibu kota Israel,” kata Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
“Ini adalah hak setiap negara untuk menentukan ibukota nasionalnya,” kata Morrison dalam sebuah pidato di Sydney Institute, sebuah forum urusan publik. “Kami berharap akan memindahkan kedutaan kami ke Yerusalem Barat ketika secara praktis situasinya mendukung dan setelah penentuan status akhir (dari Yerusalem),” tambahnya.
Pengumuman ini membuat Australia menjadi salah satu dari segelintir negara yang mengakui Yerusalem (barat) sebagai ibu kota Israel, dan ini menandai perubahan kebijakan jangka panjang Australia mengenai negosiasi antara Israel dan Palestina.
Pada hari jumat lalu Departemen Luar Negeri Australia mengeluarkan peringatan bagi warga yang melakukan perjalanan ke Indonesia untuk menghindari unjuk rasa di kedutaan dan konsulatnya di Indonesia.
Para pejuang yang didukung Turki yang disebut Tentara Pembebasan Suriah (FSA) sedang mempersiapkan untuk melancarkan operasi militer ditepi timur Sungai Eufrat, dimana Turki akan mengumumkan dalam beberapa hari lagi.
Surat kabar Turki Yeni Shafak melaporkan Kamis (13/12) bahwa 14.000 pejuang dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA) telah dipersenjatai untuk melakukan operasi dengan peralatan lengkap, amunisi dan senjata.
Sementara itu, juru bicara “Tentara Nasional” (Turki) Yousef Hammoud, memastikan akan adanya pengerahan 14 ribu pejuang dari semua faksi tempur itu .
Dalam beberapa hari ini Turki telah mengumumkan untuk melancarkan operasi militer terhadap “Pasukan Demokratisk Suriah” (SDF) disisi timur sungai Eufrat.
“Turki akan memulai serangan untuk membersihkan Eufrat timur dari organisasi teroris separatis dalam beberapa hari,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada konferensi pers.
Menurut saluran “Trt Haber” Tentara Turki telah mengirim kendaraan militer dan tank ke perbatasan dengan Suriah, serta pasukan Khusus ke beberapa posisi di perbatasan.
Surat kabar Turki “STAR” juga melaporkan adanya kedatangan 30 kendaraan lapis baja menuju Afrin yang juga melewati wilayah Qirkhan.
Pemerintah Inggris kini telah mencapai kesepakatan dengan Kuwait untuk mendirikan pangkalan militer di negara Teluk , Middle East Monitor mengutip surat kabar Kuwaiti Al-Rai.
Media outlet menulis bahwa pejabat dari kedua negara (Inggris dan Kuwait( dijadwalkan bertemu Kamis untuk membahas kerja sama bilateral di berbagai bidang seperti militer, keamanan, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Baik Inggris, maupun otoritas Kuwait belum mengomentari laporan tersebut.
Gerai berita Kuwait lainnya, Al-Qabas mengacu pada sumber anonim yang mengatakan bahwa pangkalan Inggris akan terbatas dan akan mulai segera beroperasi.
Al-Rai mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Khalid Al-Jarallah yang mengatakan bahwa Pangkalan Militer Inggris tidak ada hubungannya dengan sengketa perbatasan yang sudah berlangsung lama dengan negara tetangganya Arab Saudi. Kuwait dan Arab Saudi sepakat untuk mendirikan Zona Netral Dipartisi (PNZ) pada tahun 1922 untuk menyelesaikan sengketa teritorial atas sumber daya minyak bersama.
Pada Oktober 2018, Dubes Inggris untuk Kuwait Michael Davenport menyatakan bahwa pertemuan yang dijadwalkan bulan Desember akan fokus pada aspek operasional dan logistik dari kehadiran pasukan Inggris di Kuwait. “Kami melihat semua kemungkinan. Kami tidak berbicara tentang pengerahan pasukan yang besar … saya rasa tidak, tetapi kami melihat apa yang mungkin bisa dilakukan oleh Inggris dan Kuwait. Seperti yang saya katakan, ini baru pada tahap permulaan, ”, katanya.
Pada awal November lalu, 5.500 Pasukan Inggris bergabung dalam Latihan perang terbesar mereka dalam hampir dua dekade terakhir dan saat itu Menhan Inggris Gavin Williamson mengumumkan bahwa Inggris akan membuka pangkalan Militer baru yang besar di negara Teluk untuk memperluas pengaruhnya di Tengah Timur. Pasukan Inggris akan dikerahkan ke pangkalan Oman pada Maret 2019, tambahnya.
Moskow dan Washington harus mengadakan dialog tentang kelanjutan nasib Perjanjian Rudal Nuklir Jarak sedang (INF), sehingga bisa disesuaikan dengan situasi saat ini dan terbatas hanya di Eropa, Ketua Komisi Pertahanan dan Keamanan Rusia Viktor Bondarev mengatakan kepada Sputnik pada hari Selasa.
“Kesalahpahaman saat ini terhadap Perjanjian INF dapat diselesaikan dengan negosiasi habis habisan antara Rusia dan Amerika Serikat. Yang hasilnya bisa merupakan penyesuaian2 atas Perjanjian itu,” kata Bondarev.
“Sebagai contoh, kita dapat membatasi zona operasinya di area Eropa, sementara mengizinkan penyebaran rudal jarak menengah dan pendek di wilayah lain dijika dipandang kebutuhan obyektif untuk itu,” tambah anggota parlemen Rusia itu.
“Kami masih menganggap perlu untuk mematuhi Perjanjian INF itu dan mengadvokasi pelestariannya. Ini adalah posisi resmi dari pemimpin Rusia. Namun, jika AS mengakhiri perjanjian, kami harus menanggapinya dengan serangkaian tindakan, termasuk mempercepat pengembangan jenis senjata yang unik, “kata Bondarev.
Pada bulan Oktober lalu Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginan negaranya untuk mundur dari Perjanjian INF atas dugaan pelanggaran perjanjian Rusia. Rusia sendiri telah berkali-kali menekankan bahwa negaranya secara ketat maish mematuhi kewajiban yang digariskan dalam perjanjian itu.
Perjanjian INF ditandatangani pada 1987 oleh pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev dan kemudian Presiden AS Ronald Reagan. Kedua pemimpin sepakat untuk menghancurkan semua rudal balistik atau rudal yang diluncurkan dari darat dengan jangkauan antara 500 dan 5.500 kilometer (310 dan 3.400 mil).
Menurut sebuah pengumuman belum lama ini, Angkatan Udara AS telah memastikan kepada Boeing untuk mulai memproduksi perangkat keras untuk bom gravitasi nuklir B61-12.
Bom nuklir B61-12 itu telah melewati fase “Milestone C”, salah satu langkah sebelum dimulainya fase konstruksi menjelang akhir Oktober, Pusat Senjata Nuklir Angkatan Udara di Pangkalan Angkatan Udara AS di Kirtland baru-baru ini mengungkapkan.
Dalam pengumuman 4 Desember itu , Basis militer yang bermarkas di New Mexico mengatakan bahwa selama tahap produksi, pengujian akan dilakukan dalam situasi yang mirip dengan dunia nyata. “Dalam uji coba penerbangan menunjukkan bahwa sistem ini bekerja dengan sangat baik di lingkungan yang diinginkan,” kata Kolonel Paul Rounsavall pemimpin senior divisi material untuk proyek bom Nuklir ini.
Menurut laporan, Boeing sudah dipastikan akan mulai memproduksi Kit ekor bom itu pada tahun 2020,
Fihak Angkatan Udara (AS) sedang membangun kit ekor untuk bom nuklir yang bisa dikendalikan, sementara Departemen Urusan Keamanan Nuklir Nasional semi-otonom (NNSA) ditugaskan untuk merakit bom nuklir itu, Angkatan Udara juga ditugaskan untuk memastikan bahwa bom nuklir itu bisa terintegrasi dengan pesawat B-2 dan F-15.
Militer berharap senjata itu akan menggantikan bom bom nuklir yang telah tua. Menurut Kantor keuangan Negara, NNSA memperkirakan program bom nuklir B61-12 ini akan menelan biaya $7,6 miliar, meskipun perkiraan independen memperkirakan akan menelan biaya sekitar $10 miliar.
Sumber media dan aktivis mengatakan bahwa pasukan UEA dan Arab Saudi bersama dengan pasukan koalisi pimpinan AS melakukan tur keliling daerah-daerah yang dikuasai Pasukan Demokrat Suriah SDF (Pemberontak Suriah) di Suriah utara.
Pasukan kedua Negara Arab itu mengunjungi beberapa posisi militer Koalisi AS di desa-desa Al-Atto, Zawar Maghar, dan Sheikh Tahtani, serta disekitar Manbj di pedesaan Aleppo timur laut.
Situs web oposisi mengatakan bahwa para pasukan itu bertemu dengan para pemimpin Arab setempat yang berafiliasi dengan SDF dalam upaya membentuk dan melatih kelompok-kelompok militant di daerah tersebut.
Delegasi Arab Saudi dan UEA itu telah bertemu akhir November lalu dengan para pejabat di (SDF) untuk membahas dukungan logistik, sementara Kedutaan Saudi di Turki membantah laporan tersebut.
Surat kabar Turki “Yeni Shafak”, mengungkapkan sebelumnya bahwa Arab Saudi dan UEA telah mengirim pasukan militer ke wilayah yang dikuasai SDF disisi timur sungai Euphrates, dan mencatat bahwa hal itu dilakukan di bawah perlindungan pasukan AS, yang bersamaan dengan persiapan pasukan Turki untuk melancarkan operasi militer yang diperluas bersama dengan pemberontak Suriah.
Situs Kurdi mengutip sumber di SDF yang mengatakan bahwa “Tentara dan kendaraan berat milik negara Arab teluk sedang berjuang bersama Pasukan Demokratik Suriah SDF (Pemberontak Suriah) di pedesaan Deir al-Zur disisi timur sungai Euphrates.”
Pasukan pemberontak Suriah SDF yang mendapat dukungan AS menguasai sebagian besar wilayah utara dan timur laut Suriah setelah kelompok Da’esh (ISIS) telah diusir dan sementara fihak Kurdi juga menjalankan urusan pemerintahannya sendiri.
Donald Trump : ISIS Akan Dibasmi Dalam Sebulan Lagi
Mereka yang mendanai dan mempersenjatai ISIS sekarang mengaku bahwa mereka yang menghancurkan. Tampaknya beberapa minggu mendatang akan ada gerakan baru dari para militan dan Pemberontak Suriah disekitar sungia Eufrat. Dan pendukungnya masih dari fihak2 yang sama, yaitu beberapa negara Arab Teluk, Turki dan AS.
Selasa kemarin Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dalam waktu satu bulan kedepan teroris Daesh (ISIS) akan dihancurkan dari daerah daerah yang mereka kuasai di Suriah.
“Kami telah melakukan pekerjaan yang sangat sangat besar terhadap ISIS. Diseluruh dunia hanya sedikit lagi yang tersisa di wilayah itu” kata Trump, “Dalam 30 hari lagi, tidak akan ada mereka yang tersisa.”
Trump mengeluarkan komentar itu ketika dia menandatangani RUU Pertanggungjawaban Genosida di Irak dan Suriah. RUU itu akan akan menggiring Daesh (ISIS) sebagai fihak yang bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan terhadap komunitas agama dan etnis di Irak dan Suriah dan memberikan bantuan kepada kelompok yang teraniaya.
Pasukan yang didukung AS saat ini “memerangi” Daesh (ISIS) di kantong terakhir yang dikuasai di Suriah timur.
Angkatan Udara AS melakukan latihan besar untuk mensimulasikan invasi ke wilayah asing di Nevada . Sebuah pesawat kargo C-17 dan C-130 yang membawa kargo terbang dalam “jalur conga” untuk sebuah latihan yang disebut Joint Forcible Entry 18, yang berlangsung di wilayah barat daya AS, TheDrive,com melaporkan.
Inti dari latihan ini adalah untuk melatih operasi di mana pasukan udara dan darat masuk ke wilayah asing secara massal dan menyiapkan serangan melawan musuh bersenjata kelas dunia.
Pelacak pesawat seperti CivMilAir memberikan beberapa jepretan foto tentang jenis pesawat yang sedang terbang dan posisi mereka selama latihan, yang diadakan 8 Desember itu.
Multiple #USAF C-17As with THUG callsigns are en route to March ARB from the Nevada desert as part of JFEX (Joint Forcible Entry Exercise) 18B. pic.twitter.com/jtNzXRnCOK
— Aircraft Spots (@AircraftSpots) December 9, 2018
Menurut Thedrive.com Latihan ini terutama melibatkan pesawat dari Komando Mobilitas Udara (AMC) , yang menunjukkan ini adalah latihan khusus untuk AMC Komando angkatan Udara AS yang dalam hal ini memang mereka mempunyai tugas khusus semacam itu.
Menurut doktrin pertahanan bersama AS, Latihan entri (invasi) bersama (Angkatan darat ,laut dan udara) secara paksa adalah penggabungan semua kekuatan dalam satu misi. Personil dan aset dari Marinir, Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, dalam Operasi Khusus seperti ini semuanya akan dikerahkan.
Tahun lalu, Komando Mobilitas Udara Angkatan Udara AS melakukan latihan yang serupa bersama dengan pasukan Inggris, Australia, Selandia Baru dan Kanada. Salah satu komandan AS yang mengawasi latihan itu mengatakan pada saat itu bahwa Pesawat 13 C-17 Globemasters dan 19 C-130 Hercules menurunkan peralatan dan 377 orang tentara ke sebuah lapangan terbang di negara bagian Washington. “Perencanaan dan kolaborasi bersama antara staf dan perintah sangat penting,” kata Letnan Kolonel AS Ricky Taylor dalam siaran pers pada saat itu.
Ratusan orang Yahudi ultra-Ortodoks memblokir lalu lintas dengan menggelar aksi besar-besaran di tengah Jalan Zhabotinsky di Bnei Brak, Israel.
Demonstrasi yang diselenggarakan oleh gerakan Fraksi Yerushalmi, yang diadakan di jalan di kota Bnei Brak pada 10 Desember kemarin adalah aksi solidaritas terhadap aksi serupa di Yerusalem yang memprotes penangkapan Yitzhak Aryeh yang ditahan dua minggu lalu karena tidak mau ikut wajib militer Israel (IDF).
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan yang telah menjadi tradisi dalam unjuk rasa seperti itu: “Kami memilih mati daripada ikut wajib militer,” menurut laporan.
Pasukan polisi yang diperkuat tiba di tempat unjuk rasa, dan para demonstran diminta untuk membebaskan jalan. Setelah mereka menolak mematuhi persyaratan ini, pasukan keamanan mulai menahan peserta yang paling aktif.
Sebelumnya, pada hari Kamis 1 November lalu, ratusan pengikut dan pendukung sayap Yerusalem memblokir lalu lintas di jalan-jalan Zhabotinsky dan Aronovich di Bnei Brak untuk memprotes penangkapan seorang pria muda religius yang menolak wajib militer.
Dua buah Pesawat pembom strategis Rusia TU-160 telah terbang dari Rusia selama 13 jam non stop menuju Venezuela. Even ini memberi sinyal tegas kepada AS , bahwa pesawat pembom nuklir strategis itu juga mampu terbang langsung dari Rusia ke kawasan AS dan menjadi ancaman nyata bagi AS. Kedua Pesawat telah menempuh jarak lebih 10.000km atau sekitar setengah keliling dunia.
Menhan AS Mike Pompeo langsung mengeluarkan kritik pedas dengan mengatakan “Rakyat Rusia dan Rakyat Venezuela harus melihat ini apa adanya, bagaimana dua pemerintah korup yang menghambur-hamburkan uang rakyat , dan mematikan kebebasan rakyat disaat rakyatnya menderita, ”tulisnya dalam tweetnya.
Bomber supersonik TU-160 Rusia memiliki spesifikasi sbb :
Top speed: 2,220 km/h
Range: 12,300 km
Length: 54 m
Wingspan: 56 m
Max load : 40 Ton
Senin kemarin dua Pesawat pembom strategis jarak jauh Rusia mendarat di Venezuela untuk apa yang dikatakan pemerintah (Rusia) sebagai latihan angkatan udara yang ditujukan untuk memperkuat pertahanan negara Amerika Selatan yang dikuasai sayap kiri itu.
Jenderal Vladimir Padrino, menteri pertahanan Venezuela menyambut langsung sekitar 100 pilot Rusia dan personel lainnya setelah dua TU-160 dan dua pesawat lainnya mendarat di bandara internasional di Caracas, Venezuela.
Padrino mengatakan bahwa even itu menunjukkan bahwa “kami juga sedang bersiap untuk mempertahankan Venezuela sampai keinci terakhir bila diperlukan.”
Presiden Nicolas Maduro sering menuduh Amerika Serikat berkomplot melawan pemerintahannya, yang telah mengtur jatuh miskinnya sebuah negara kaya minyak itu ke dalam krisis ekonomi yang parah.
Menurut pengumuman militer Rusia di Moskow.Selain kedua pembom itu, datang juga pesawat angkut AN-124 dan pesawat penumpang IL-62,
Padrino mencatat bahwa pesawat Rusia sebelumnya pernah berkunjung pada tahun 2013, tetapi kedatangan mereka saat ini adalah merupakan bagian dari pengalaman baru (berbeda).
Dia mengatakan latihan akan diadakan untuk “meningkatkan tingkat interoperabilitas dari sistem pertahanan aerospace” dari kedua negara.
Tidak jelas berapa lama kedatangan pasukan Rusia akan berlangsung, dan Padrino tidak memberikan rincian tentang latihan yang direncanakan itu. Dalam beberapa tahun terakhir, Venezuela telah membeli jutaan dolar peralatan militer dari Rusia, katanya.
Pada hari selasa kemarin , Komandan Garda Revokusi Iran (Islamic Revolutionary Guard Corps IRGC) Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari mengatakan bahkan para musuh Republik Islam (Iran) sendiri mengakui bahwa sanksi terhadap Iran tidak efektif.
Pada sebuah upacara lokal di Birjand Provinsi Khorasan Selatan Jafari, kepala Korps Garda Revolusi Islam itu mengatakan bahwa prestasi Iran tidak hanya diungkapkan oleh pejabat pemerintah tetapi kekuatan oposisi asing juga “kecewa dengan tekanan dan sanksi” yang telah diterapkan (keIran), IRNA melaporkan.
“Kekuatan AS menurun. Musuh tidak berani mengangkat isu menggulingkan Penguasa Republik Islam dan impian mereka tidak akan pernah terwujud, ”kata Jafari, menurut Mehr News Agency.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa aspirasi Presiden AS Donald Trump untuk mendiktekan keinginannya ke Iran tidak dapat dicapai karena momen Iran membungkuk ke AS tidak dapat ditemukan dalam sejarah.
Sebelumnya, pada Selasa Pejabat senior militer Iran itu menegaskan bahwa Teheran telah sukses melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah pada 1 Desember lalu , seperti dikutip kantor berita Fars.
Utusan Khusus AS untuk Iran Brian Hook mendesak Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi pada Republik Islam dalam menanggapi uji coba tersebut, namun Teheran bersikeras bahwa uji coba itu sepenuhnya sesuai dengan perjanjian nuklir 2015 dan bahwa (Iran) itu tidak pernah merencanakan untuk membuat rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir tetapi hanya bertujuan untuk memastikan pertahanan negara.
Kesepakatan nuklir Iran 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), membuat Iran menghentikan program nuklirnya sebagai ganti pencabutan sanksi. Namun mei 2018 lalu Washington memutuskan untuk mundur dari kesepakatan itu, dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran sejak Agustus dan September lalu.
Kapal-perang Rusia dan kapal selam yang meluncurkan rudal , akan mampu menyerang kapal musuh berjarak ratusan kilometer jauhnya dengan ketepatan yang luar biasa. Beberapa versi rudal Rusia bahkan mampu menembus pertahanan kapal musuh karena bisa mencapai kecepatan supersonik saat mendekati target.
Angkatan Laut Rusia telah melaporkan uji coba peluncuran yang sukses dari rudal jelajah caliber 3M-54 (Kode NATO : SS-N-27 Sizzler) yang dilakukan oleh kapal selam bertenaga nuklir Severodvinsk yang saat ini ditempatkan di Laut Barents. Peluncuran ini merupakan bagian dari latihan militer dan mencapai target yang terletak sekitar 700 kilometer jauhnya.
Latihan tempur itu dilakukan dari permukaan laut di salah perairan Barents. Misil yang diluncurkan itu menargetkan sasaran di Chizha di wilayah Arkhangelsk,” , mnurut laporan angkatan laut itu (Rusia).
Rudal caliber itu bisa digunakan pada kapal kapal permukaan dan kapal selam, yang mampu mencapai target hingga beberapa ratus kilometer (tergantung pada modifikasi) dan mampu membawa hingga 450 kilogram hulu ledak. Beberapa versinya bahkan dapat mencapai kecepatan supersonik ketika saat saat akhir mendekati target guna mencegahnya dijatuhkan oleh pertahanan anti-rudal dari kapal (musuh).
Merebaknya sikap dan propaganda anti ras Yahudi dan antisimetisme di AS dan diEropa khususnya Perancis sepertinya memang “by designed” untuk tujuan agar orang orang Yahudi dEropa dan AS mau pindah keIsrael, Kita semua tahu Pemukiman bagi mereka yang mau kembali keIsrael telah dan terus dibangun oleh pemerintah Israel.
Hari Minggu kemarin , Pemerintah Israel membahas kesiapannya untuk menerima gelombang baru imigran di tengah peningkatan antisemitisme di Prancis, Ynet melaporkan.
Menyusul hasil pertemuan dipemerintah (Israel), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan pembentukan program nasional untuk mendorong repatriasi pengungsi Yahudi dari Perancis ke Israel. Menurut media lokal, cetak biru program ini juga akan diperkenalkan ke komisi antar pemerintah tentang integrasi.
Ynet melaporkan bahwa Menteri Urusan Diaspora Israel Naftali Bennett, memperkirakan bahwa sekitar 200.000 orang Yahudi di Perancis dapat dipulangkan ke Israel dalam waktu dekat.
Menurut laporan, Eropa melihat meningkatnya tingkat “xenofobik” (kekhawatiran terhadap ras asing) dan orasi kebencian (terhadap Yahudi) di tengah krisis migrasi berkepanjangan di kawasan itu, seperti dilaporkan Komisi Eropa terhadap Rasisme dan Intoleransi (ECRI) yang dikeluarkan pada musim panas 2018.
ECRI memperingatkan bahwa di beberapa negara, ada “kecenderungan untuk menggambarkan multikulturalisme sebagai ide berbahaya dan untuk mengejar pola yang meniadakan dan menentang nilai hak asasi manusia dan universalitas mereka,” dikutip oleh Ynet.
Menurut ECRI, kecenderungan itu dapat menghambat kohesi sosial dan memicu tindakan permusuhan, diskriminasi, orasi kebencian, atau bahkan kekerasan fisik.
Pada bulan November 2017 lalu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui bahwa meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Riyadh, negara Yahudi itu memiliki “hubungan” dengan Arab Saudi yang “telah menjadi rahasia umum”.
Stasiun TV Israel Hadashot telah mengutip beberapa sumber yang mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tertarik untuk memformalkan hubungan antara Istael dan Arab Saudi menjelang pemilu Israel November 2019.
Sumber itu mengutip ucapan seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya dan Yossi Cohen kepala badan intelijen nasional Israel Mossad yang diduga berkaitan dengan masalah ini. Tapi Netanyahu belum mengomentari laporan TV Hadashot itu.
Sebelumnya, Times of Israel melaporkan bahwa negara Yahudi itu sedang dalam pembicaraan dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya guna mendorong mereka untuk membangun hubungan diplomatik formal dengan Israel.
Pada akhir Oktober lalu , media Israel mengutip situs berita Uni Emirat Arab Al-Khaleej yang mengatakan bahwa Arab Saudi dan Israel telah mengadakan pertemuan rahasia “di Washington dan London” yang menghasilkan kesepakatan senilai sekitar $250 juta.
Perjanjian tersebut secara khusus mengatur transfer teknologi spionase Israel ke kerajaan Saudi. Belum ada pihak yang terlibat kesepakatan yang telah mengkonfirmasi informasi tersebut.
Pada Maret lalu , Perdana Menteri Israel Netanyahu menegaskan bahwa pemerintah Saudi telah membuka wilayah udara negaranya untuk pesawat Air India yang terbang dari New Delhi ke Israel. Awal tahun ini, dia mengakui bahwa negara Yahudi itu memiliki “hubungan” dengan Arab Saudi yang telah menjadi rahasia umum”.
Pada bulan yang sama, Kepala Staf Pertahanan Israel Gadi Eisenkot mengungkapkan bahwa negaranya siap berbagi intelijen dengan Riyadh untuk “menghadapi Iran”, yang dianggap sebagai ancaman bersama oleh Israel dan Arab Saudi.
Rusia telah mengerahkan rudal-rudal pertahanan udara “S-300”, yang diserahkan kepada pemerintah Suriah, di Deir Ezzor Suriah timur, menurut situs web Israel “DEBKAfile” .
Situs itu mengutip sumber militer Israel yang mengatakan bahwa pada hari Senin kemarin (10/12) Kemenhan Rusia telah memerintahkan untuk memindahkan satu batalyon rudal anti-pesawat dengan operator Rusia dari daerah Misyaf di barat Hama ke Deir al-Zour.
Situs web Israel itu menunjukkan bahwa batalion itu dilengkapi dengan delapan peluncur roket yang masing masing punya 50 hingga 70 roket. Tidak ada pernyataan dari Kemenhan Rusia tentang penempatan S-300 itu , sementara Israel sejauh ini tidak secara resmi mengomentari langkah Rusia .
Pada bulan Oktober lalu surat kabar Israel Haaretz menerbitkan gambar yang menunjukkanadanya empat peluncur S300 di dekat Misyaf barat Hama diSuriah tengah. Situs web Israel itu mengatakan “Sumber militer kami mencatat bahwa ini adalah untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun intervensi militer Rusia di Suriah Moskow telah memberanikan diri untuk mengerahkan pasukannya sendiri di timur.”
“Batalyon rudal S-300 yang baru dikerahkan itu bertujuan untuk membatasi serangan Angkatan Udara AS atas Suriah timur”.
Pada bulan Februari lalu Kemenlu Rusia mengakui info tentang terbunuhnya “warga Rusia” di kota Deir al-Zour setelah ditargetkan oleh beberapa serangan udara yang dilakukan oleh pesawat udara Aliansi Internasional (Koalisi AS).
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan bahwa pada hari Senin 10 Desember mendatang dia akan menandatangani RUU tentang penghentian Perjanjian Persahabatan dengan Federasi Rusia, dan sejak April 2019 nanti resmi akan menjadi undang-undang.
“Ada makna simbolik tertentu dalam kenyataan bahwa Perjanjian persahabatan dengan Rusia itu akhirnya dihentikan. Saya teah menyerahkan RUU itu kepada Verkhovna Rada (Parelemen Ukraina) . RUU Itu juga sudah melalui voting dua hari lalu dan pada hari Senin (10/12) nanti saya akan menandatanganinya, “Poroshenko mengatakan hal itu pada hari Sabtu di Lviv dalam acara perayaan ulang tahun ke 150 dari terbentuknya masyarakat Prosvita.
Pada 6 desember 2018 lalu para wakil rakyat Ukraina telah menyetujui diakhirinya Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama, dan Kemitraan antara Ukraina dan Federasi Rusia. Ketua Verkhovna Rada, Andriy Parubiy, menandatangani RUU itu.
Setelah dua hari lalu Pentagon mengumumkan bahwa AS dan sekutunya (militan) di Suriah timur akan melatih 35.000 hingga 40.000 milisi lokal tambahan guna “menjamin stabilitas” di kawasan itu menyusul kekalahan teroris ISIS. Kini sebuah gugus satuan tempur yang dipimpin oleh Kapal induk kelas Nimitz USS John C. Stennis telah tiba di Timur Tengah, setelah selama delapan bulan tidak ada satupun Kapal induk AS yang berbasis di wilayah tersebut, Angkatan Laut AS melaporkan.
Kesatuan tempur itu berasal dari Armada Angkatan laut ke-5, yang bertanggung jawab atas kegiatan angkatan laut AS di Laut Arab dan Teluk Persia, dan akan ditempatkan di wilayah tersebut setidaknya selama dua bulan.
Menurut agen berita yang didanai pemerintah AS Voice of America, Satuan tempur itu akan dikerahkan untuk “membantu memerangi kelompok teror ISIS di Irak dan Suriah serta perang di Afghanistan.”
Selain itu, seorang pejabat Dephan AS telah mengkonfirmasi laporan sebelumnya bahwa AS sedang meningkatkan kehadirannya di wilayah itu sebagai “pesan” kepada Teheran, dia mengatakan kepada VOA bahwa mereka berada diteluk “hanya utuk unjuk kekuatan kepada Iran.”
Kehadiran Satuan kapal induk itu diharapkan memiliki efek yang sama terhadap pangkalan AS di at-Tanf, Suriah selatan, pejabat itu menambahkan.
AS membentuk garnisun ilegal di at-Tanf (Suriah) pada 2016, dengan alasan pemembenaran untuk memerangi ISIS. Tapi Damaskus dan sekutunya telah berulang kali menuduh AS telah menggunakan pangkalan itu untuk melatih dan mempersenjatai milisi ISIS agar tetap bisa melanjutkan perangnya melawan pemerintah Suriah.
Pada hari Kamis kemarin , Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford mengatakan bahwa AS harus melatih 35.000 hingga 40.000 lebih “pasukan lokal” untuk “memberikan stabilitas” di Suriah timur, dilokasi yang kini dikuasai Kurdi Suriah yang didukung AS setelah kekalahan ISIS diwilayah itu .
Washington, yang sejak awalnya membenarkan kehadirannya di Suriah dengan alasan perang melawan terorisme, telah mengubah alasannya untuk tetap di negara itu menyusul kemerosotan ISIS.
Pada bulan September lalu , penasihat keamanan nasional John Bolton mengatakan bahwa militer AS akan tetap di Suriah sampai milisi yang didukung Iran juga telah meninggalkan negara itu.
Ketegangan antara Washington dan Teheran meningkat pada bulan Mei, setelah AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklirnya dengan AS dan AS mulai menerapkan serangkaian sanksi keras.
Dengan alasan untuk “memberikan stabilitas” di Suriah, AS perlu melatih dan mempersenjatai lagi sekitar 40.000 pejuang lokal, tetapi jumlah mereka baru ada 20 persen sekarang ini, Ketua Kepala Staf Gabungan General Joseph Dunford mengatakan.
“Kehadiran kami di Suriah saat ini adalah berkelanjutan (tidak pasti kapan berakhirnya) dan dapat disesuaikan berdasarkan kondisi,” tambah Dunford dalam acara “Transformers : Defense” yang diselenggarakan oleh Washington Post pada hari Kamis.
Pada maret 2018 lalu Presiden Donald Trump pernah mengumumkan bahwa AS akan “segera” meninggalkan Suriah dan faktanya secara resmi hal itu tidak pernah dilakukan , tetapi komentar Dunford itu menunjukkan bahwa pendirian Washington adalah bertentangan dengan presiden AS, seperti halnya yang terjadi terhadap Afghanistan.
Sejak 2014, AS telah mengirim sekitar dua ribu pasukan operasi khusus ke Suriah, dengan alasan kebutuhan untuk mengalahkan teroris ISIS . tapi Damaskus telah mencela kehadiran mereka itu sebagai sebagai upaya pendudukan ilegal.
Faktanya , kehadiran Pasukan AS di Suriah secara resmi hanya membantu Pasukan Demokrat Suriah (pemberontak Suriah) , sebuah milisi proksi yang sebagian besar terdiri dari Kurdi dan beberapa pejuang Arab local yang kekuatan pasukannya diperkirakan sekitar 65.000-70.000.
Wilayah yang dibebaskan dari ISIS oleh SDF (pemberontak Suriah) belum dikembalikan kepenguasaan pemerintah; sebaliknya, para pejuang yang didukung AS itu telah membentuk struktur pemerintahan paralel di sana.
SDF tampaknya bernasib agak lebih baik daripada kekuatan lain dikembangkan AS di Suriah . Pada 2015, munculnya “pemberontak moderat” yang dilatih diTurki dan dipersenjatai oleh AS dengan mudah dikalahkan dan menyerah kepada kelompok Al-Nusra begitu mereka mulai memasuki Suriah.
Pada 2015 Pentagon telah memberikan dana $500 juta untuk program itu , dan pada 2016 kembali meminta lagi (kepemerintah AS) sejumlah $600 juta untuk tujuan melatih 15.000 militan selama tiga tahun.
Turki tidak suka dengan peran penting pejuang Kurdi sebagai kekuatan proxy (bentukan AS) itu , dan pada agustus 2016 menyerang Suriah dalam upaya untuk menjaga agar SDF tetap berada di tepi kiri Sungai Eufrat.
Sebuah Kapal perusak AS berlayar di lepas pantai Rusia, dekat pangkalan Armada Pasifik di Vladivostok, ini adalah aksi (provokasi) pertama mereka sejak Perang Dingin. Kapal AS lainnya juga diharapkan segera tiba di Laut Hitam di tengah ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Kapal USS MCCampbell (DDG-85) itu memasuki perairan dekat Pantai Peter the Great (Peter yg agung) untuk apa yg mereka sebut “Menantang klaim berlebihan maritim Rusia dan menjunjung tinggi hak, kebebasan, dan penggunaan sah dari laut” yang dinikmati oleh AS dan Negara lainnya, Letnan Rachel McMarr, seorang juru bicara Armada Pasifik AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Angkatan Laut AS menyebut aksi tersebut sebagai i “Freedom of Navigation Operation” (FONOP). Terakhir kali operasi FONOP seperti ini dilakukan di daerah ini pada 1987, saat puncak ketegangan Perang Dingin dengan Uni Soviet.
“Operasi-operasi ini menunjukkan AS akan terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan,” kata McMarr. “Itu adalah hal yang benar seprti yang kita lakukan di Laut Jepang, dan tempat2 lain di seluruh dunia.”
Nama Pantai “Peter the Great” adalah nama kaisar pertama Rusia, dan saat ini ditaburi dengan basis Armada Pasifik Rusia.
Washington tidak mengakui klaim teritorial Rusia di Laut Jepang, dimana seorang pejabat Angkatan Laut AS mengatakan kepada CNN bahwa mereka masih berada jauh dari batas 12 mil laut yang disebut dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Tapi sementara Rusia telah meratifikasi konvensi itu , tapi AS sendiri belum melukannya.
Itu belum apa apa, Angkatan Laut AS juga merencanakan untuk mengirim kapal perangnya ke Laut Hitam dalam waktu dekat. CNN melaporkan bahwa Departemen Luar Negeri telah memberi tahu Turki tentang niat untuk mengirim kapal perang melalui selat Bosporus dan Dardanelles, dimana berdasarkan ketentuan Konvensi Montreux tahun 1936, pemberitahuan harus dilakukan 15 hari sebelumnya.
Perjanjian Montreux 1936 itu juga membatasi kehadiran kapal dari negara-negara yang tidak berbatasan dengan Laut Hitam hingga maksimal 21 hari. Terakhir kali AS mengirim kapalnya di daerah itu pada bulan Oktober (2018) lalu.
Seorang Pejabat AS secara anonim mengatakan kepada CNN bahwa tindakan itu merupakan tanggapan atas insiden antara kapal penjaga pantai Rusia dan tiga kapal Ukraina di Selat Kerch yang menghubungkan Laut Azov ke Laut Hitam pada bulan lalu.
AS juga telah berulang kali mengirimkan kapal perangnya ke bagian Laut China Timur yang menimbulkan protes berulang dari China, dan yang terakhir terjadi pada pekan lalu, dimana ketika kapal penjelajah rudal USS Chancellorsville (CG-62) berlayar melintasi wilayah itu.
Jumat kemarin Kejaksaan Kanada mengatakan bahwa AS telah meminta ekstradisi Direktur Keuangan Huawei (CFO) Meng Wanzhou yang dicurigai terlibat dalam konspirasi untuk menipu beberapa lembaga keuangan dan melanggar larangan sanksi AS terhadap Iran.
Belum jelas berapa besar tuntutan yang akan dia hadapi, tetapi paling tidak dia akan menghadapi hukuman maksimal 30 tahun di balik jeruji besi.
Meng, Direktur Keuangan/ CFO (Cheaf Finance Officer) dari perusahaan raksasa Huaei dan ketua dewan telekomunikasi Cina, telah ditangkap di Vancouver (Kanada) pada hari Sabtu minggu lalu tetapi sampai hari rabu, Departemen Kehakiman AS tidak mengumumkan penangkapan itu.
Globe and Mail Kanada melaporkan, bahwa berdasarkan sumber dari penegak hukum, diungkapkan bahwa dia telah ditangkap karena dianggap melanggar sanksi AS terhadap Iran.
Perintah pembungkaman, atau di Kanada disebut sebagai larangan publikasi, dikenakan pada kasus Meng. Beberapa media telah menentang lelucon di pengadilan seperti ini. Tapi menurut laporan BBC larangan itu akhirnya dicabut oleh hakim di Vancouver,
Jaksa (diKanada) menuduh bahwa Meng telah menipu para pengacara diAS soal hubungan antara perusahaan SkyCom dan Huawei. Menggunakan SkyCom sebagai proxy rahasia, Huawei telah menjual produknya ke Iran , dan in dianggap melanggar penetapan sanksi AS kepada Iran dan telah berlangsung antara 2009 dan 2014.
Huawei adalah produsen peralatan telekomunikasi terbesar kedua di dunia,
AS telah menerapkan sejumlah langkah untuk menghambat transfer teknologi dari Huawei dan produsen telekomunikasi lain seperti ZTE Corp. Produk Huawei juga telah dilarang oleh Pentagon untuk dijual di pangkalan militer AS.
Kasus ditahannya Direktur keuangan Huawei diKanada ini adalah bukan kasus kriminal biasa , tapi lebih kepada soal politik antara AS, China dan Iran.
Rusia belum pernah melakukan uji coba sistem rudal balistik taktis Iskander-M seperti yang diklaim oleh AS, dan oleh karena itu kami tidak pernah melanggar Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), Ketua Parlemen Duma Rusia untuk Bidang Pertahanan Vladimir Shamanov mengatakan pada hari Kamis.
“Mereka mencela kami atas misil Iskander-M, yang diduga, menurut informasi rahasia dan bukti yang ada (pada mereka) kami telah melakukan uji coba. Saya katakan dengan sebenarnya bahwa belum pernah ada uji coba (yang telah dilakukan) , dan kami hanya menguji coba rudal lain “, Shamanov mengatakan pada sidang pleno di majelis rendah Rusia.
Komentar itu dikeluarkan menyusul adanya pernyataan Menlu AS Mike Pompeo, selasa lalu yang mengatakan bahwa Washington akan menghentikan kepatuhannya terhadap Perjanjian INF dalam 60 hari kecuali Rusia kembali ke kepatuhan penuh dengan perjanjian tersebut. Langkah ini sejalan dengan pernyataan yang dibuat sebelumnya oleh Presiden AS Donald Trump yang bersikeras bahwa Moskow telah melanggar perjanjian itu dan dengan demikian memaksa Washington untuk keluar dari perjanjian INF. Tapi Rusia beberapa kali membantah klaim bahwa mereka telah melanggar ketentuan2 dalam perjanjian itu.
Sementara Moskow sendiri telah berulang kali menuduh Washington melanggar Perjanjian INF. Rusia telah menyatakan bahwa AS telah mengerahkan peluncur rudal Tomahawk di Rumania dan Polandia, dan ini adalah sesuatu yang dilarang oleh perjanjian tersebut. Rusia juga menunjukkan fakta bahwa AS sedang mengembangkan Drone tempur dan membiayai penelitian pengembangan rudal jelajah berbasis darat.
Perjanjian INF ditandatangani antara Uni Soviet dan AS pada Desember 1987 dan meminta pihak-pihak untuk menghancurkan rudal balistik dan Rudal jelajah berbasis darat mereka dengan kisaran antara 500 dan 5.500 kilometer (dari 311 hingga 3.317 mil).
Kita tidak tahu yang dimaksud oleh ketua Parlemen Rusia bahwa mereka belum pernah menguji coba Rudal Balistik Iskander-M yang menjadi momok bagi AS itu, tapi paling tidak pada tahun 2016, Rusia telah beberapa kali melakukan “Firing test” (tanpa war head) atas rudal taktis yang punya akurasi tinggi dan mampu bermanuver menghindari anti serangan udara lawan itu. Jadi bisa dikatakan Rudal jarak sedang ini sebagai tidak bisa dijatuhkan. Sebuah kemampuan yang membuat keder AS karena belum dimiliki oleh Rudal rudal AS.
Selama tahun 2018 pasukan Suriah telah menewaskan 23.000 militan dan membebaskan 387 permukiman di Suriah, Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov mengatakan dalam satu briefing bagi militer asing pada 5 Desember kemarin.
Gerasimov menyebut pasukan Suriah yang telah memperoleh pengalaman tempur yang cukup di bawah kepemimpinan penasihat militer Rusia, berhasil melakukan operasi untuk mengambil alih kawasan Ghouta Timur, Homs dan area n de-eskalasi selatan.
Dia menambahkan bahwa lebih dari 40.000 anggota kelompok bersenjata oposisi “moderat” telah bergabung kembali dengan pasukan pemerintah. Selain itu para militan yang bergabung itu secara sukarela menyerahkan 650 senjata dan peralatan militer kepada Tentara Suriah.“Peran yang peting juga dimainkan oleh Pusat Rusia untuk rekonsiliasi atas fihak2 yang bertikai.
Selama operasi ini, lebih dari 230.000 orang berhasil dikeluarkan dari zona de-eskalasi melalui koridor kemanusiaan yang diciptakan secara khusus, ”Kepala Staf Umum menekankan.
Gerasimov juga menekan situasi di tepi timur sungai Eufrat di mana AS dilaporkan berusaha menciptakan formasi kuasi-negara Kurdi.
“Situasi di perbatasan timur sungai Eufrat memburuk. Amerika Serikat bergabung kembali dengan Kurdi Suriah dan sedang mencoba untuk membuat formasi kuasi-negara yang independen dari pemerintah pusat di sana.
Mereka sudah membentuk pemerintahan yang disebut Federasi Demokratis Suriah Utara. Amerika mendukung aspirasi separatis Kurdi dengan mengirimkan senjata dan peralatan militer kepada mereka, dan dengan demikian memungkinkan mereka untuk menindas suku2 Arab, ”katanya.
Jenderal itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa teroris ISIS di Suriah sebagian besar ada disisi timur Sungai Eufrat, di wilayah yang dikuasai AS.
“Pada bulan Desember tahun lalu, fase aktif operasi untuk menghancurkan Kelompok bersenjata di Suriah telah selesai. Hari ini, militan Daesh (ISIS) berada di sebelah timur Euphrates, di wilayah yang dikuasai oleh tentara AS, ”kata Gerasimov.
“AS selalu bilang bahwa mereka melakukan serangan melawan Daesh (ISIS) di timur Suriah. Tetapi yang kita lihat adalah sebaliknya. Kantung kantung ‘tidur’ teroris itu kini malah menjadi aktif dan sebagai hasilnya, kini Daesh (ISIS) telah mulai memperluas zona pengaruhnya di timur negara itu. ”
Selasa lalu Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mendesak Moskow untuk menunjukkan kepatuhannya terhadap Traktat Perjanjian nuklir Jarak sedang (INF) dalam waktu 60 hari seperti yang diusulkan oleh Amerika Serikat, tetapi dia juga mengancam bahwa aliansi (NATO) akan mempersiapkan opsi pemutusan (sefihak) perjanjian itu.
Berbicara di sebuah Konferensi pers di Brussels, Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia tidak boleh melewatkan “kesempatan terakhirnya” untuk mempertahankan perjanjian pengawasan senjata penting antara Moskow dan Washington itu.
Dalam konferensi pers di Brussels Menteri pagi sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa AS akan menangguhkan ketaatannya pada Perjanjian INF dalam 60 hari kecuali jika Rusia mau kembali memathuhi secara penuh perjanjian tersebut.
Para menteri luar negeri negara anggota NATO telah berkumpul di Brussels untuk membahas tantangan keamanan utama yang dihadapi aliansi itu, termasuk situasi di Timur Tengah dan Afrika Utara, serta Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF).
Karakteristik dari sistem laser canggih Rusia “Peresvet” masih tetap menjadi rahasia meskipun sudah dilucurkan kedalam dinas militer Rusia. Sementara beberapa ahli memperkirakan senjata ini akan berfungsi sebagai sistem pertahanan udara, yang mampu menjatuhkan jet dan rudal musuh, yang lain mennggambarkan alat ini bisa digunakan dalam peperangan elektronik yang dapat membutakan sistem senjata musuh yang canggih.
Kemenhan Rusia telah mengeluarkan sebuah video, yang menampilkan proses pengerahan dan persiapan senjata laser tempur Rusia “Peresvet”, yang telah memasuki layanan tempur eksperimental pada 1 Desember.
Setelah menjalani pengarahan khusus, para tentara (Rusia) itu mulai mengoperasikan “Peresvet” “, sekarang mereka mempraktekkan eksekusi dari semua tahapan penerapan sistem canggih itu secara tepat waktu .
Sangat sedikit info yang diketahui tentang sistem senjata laser ini, yang pertama kali terungkap dalam pidato Presiden Rusia Vladimir Putin didepan Majelis federal Rusia pada 1 Maret 2018.
Diharapkan ini akan menjadi sistem pertahanan udara yang dapat melacak dan menembak jatuh pesawat dan rudal yang musuh. Beberapa orang memperkirakan system ini akan bertugas sebagai sistem “pembuta” senjata lawan yang membuat mereka tidak bisa beroperasi. Penamaan senjata ini dengan “Peresvet” dipilih oleh warga Rusia melalui voting online.
Menurut komandan Armada Utara Rusia Admiral Nikolai Evmenov, negara-negara non-Arktik sedang berusaha untuk menguasai sumber daya di wilayah Arktik.
“Kita harus mencermati peningkatan kehadiran pasukan gabungan NATO dalam skala besar di wilayah Arktik dalam waktu dekat, dan sebagai konsekuensinya akan tumbuh potensi konflik di sana,” kata Evmenov Forum Internasional tentang “Arctic: Hari Ini dan Masa Depan ” di St. Petersburg.
Dia menambahkan bahwa daftar negara-negara non-Arktik yang berusaha untuk mendapatkan akses ke wilayah tersebut termasuk Brasil, Jepang, Cina, Korea Selatan, India, dan beberapa negara Eropa.
Menurut Evmenov, Arktik berubah menjadi “salah satu pusat produksi hidrokarbon dunia dan hub (Pusat aktivitas) tinggi untuk komunikasi transportasi internasional”, yang menarik berbagai aktor internasional yang dapat mengancam kepentingan nasional Rusia.
Pada awal musim gugur ini diwilayah ini kita menyaksikan latihan (militer NATO) Trident Juncture. Yang secara keseluruhan melibatkan 50.000 tentara dan peralatan dari 29 negara anggota NATO, serta mitra strategis mereka Swedia dan Finlandia juga ambil bagian.
Latihan itu, bagaimanapun telah memprovokasi oposisi beberapa politisi diNorwegia dan menyebabkan memburuknya hubungan antara AS dan Rusia, serta menempatkan Norwegia di antara sebuah batu dan posisi yang sulit.
Seorang pembangkang Arab Saudi yang tinggal di Kanada menggugat sebuah perusahaan spyware Israel dengan alasan bahwa perusahaan itu telah meretas ponselnya dan memantau komunikasinya dengan kolumnis Saudi yang sekarang terbunuh Jamal Khashoggi untuk kepentingan Riyadh.
Omar Abdulaziz telah mengajukan gugatan terhadap NSO Group di Israel di mana firma cyber itu bermarkas besar, New York Times melaporkan Senin.
Pembangkang Kerajaan Saudi itu menuduh bahwa orang yang sama dengan tertuduh pembunuh Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul Turki telah menghubungi dia dan mendesaknya untuk pulang kembali ke Arab Saudi. Dia menyimpan rekaman dari beberapa percakapan itu.
Menurut dokumen pengadilan, Abdulaziz kemudian menerima pesan sms yang seolah-olah berisi tautan untuk melacak parcel (paket). Tapi Abdulaziz tidak hal tahu bahwa tautan sms itu adalah penyamaran yang digunakan oleh spyware NSO Group.
Citizen Lab, pengawas internet Kanada akhirnya menginformasikan kepada Abdulaziz bahwa ponselnya telah dimonitor. Gugatan itu mengatakan bahwa setelah ponselnya menderita infeksi dari spyware Israel, pemerintah Saudi bisa mengakses komunikasi antara Abdulaziz dan Khashoggi yang “berkontribusi secara signifikan terhadap keputusan untuk membunuh Khashoggi,” seperti dikutip oleh Times of Israel.
Setelah ponselnya diretas, Petugas Saudi kemudian menyerbu rumah keluarga Abdulaziz di Jeddah dan menahan dua saudara laki-lakinya, menurut Times of Israel. Mereka sekarang masih berada di tahanan fihak keamanan Saudi.
NSO Group mengatakan bahwa gugatan itu “tidak berdasar” dan gagal menunjukkan bahwa perusahaan teknologi itu terlibat dalam apa yang terjadi pada Abdulaziz dan keluarganya.
Kelompok Amnesti hak asasi manusia International telah mempertimbangkan tindakan hukum terhadap NSO Group, dan menuduh bahwa perusahaan itu secara diam-diam menjual produk perangkat lunaknya ke “rezim yang melanggar hak asasi manusia,” dan kemudian menggunakan spyware itu terhadap target mereka, baik mereka yang dianggap pembangkang, aktivis atau bahkan Amnesty International sendiri, Sputnik melaporkan 29 November lalu.
Amnesti hak asasi juga telah meminta Kementerian Pertahanan Israel untuk melarang penjualan lisensi perangkat lunak NSO Group itu kepada prinsipal asing, tetapi kemenhan Israel menolak usulan ini.
Tahun lalu , sebuah Penyelidikan yang dilakukan surat kabar Israel Haaretz menemukan apa yang dikatakannya sebagai bukti bahwa NSO Group menawarkan untuk menjual program spyware yang disebut “Pegasus” kepada pemerintah Saudi.
Pegasus menginfiltrasi ponsel Anda dengan mengirimi Anda pesan teks dengan tautan sebagai umpan. Jika Anda mengeklik tautan tersebut, NSO Group dapat mengambil alih kontrol penuh atas ponsel Anda, termasuk akses tanpa henti ke sakelar on-off , kamera dan mikrofon diperangkat Anda.
Fihak Amnesty sendiri menemukan Pegasus telah digunakan dalam upaya untuk meretas ponsel milik karyawan Amnesty. Tapi NSO Group menanggapi hal itu dengan menyatakan bahwa Pegasus “ditujukan secara eksklusif untuk penyelidikan dan pencegahan kejahatan dan terorisme,” Sputnik melaporkan.
Bulan lalu, mantan kontraktor Keamanan Nasional AS Edward Snowden mengungkap i peran Kelompok NSO dalam pembunuhan Khashoggi saat berpidato di depan audiensi di Israel.
Pemerintah Jepang telah memberikan bantuan keuangan ke Pemerintah Suriah senilai $5juta untuk merehabilitasi kota “Harasta” di wilayah Ghouta timur Damaskus.
Selasa lalu , Kedutaan Jepang di Suriah mengumumkan di Twitternya bahwa “bantuan keuangan itu diberikan n oleh pemerintah Jepang melalui Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) di Suriah, untuk merehabilitasi infrastruktur di Ghouta timur termasuk Harasta city.
Dengan demikian, total bantuan kemanusiaan Jepang ke Suriah sejak 2012 telah mencapai $ 445 juta.
Proyek di Suriah ini akan fokus untuk mendukung ketahanan populasi lokal yang mengalami kehancuran parah yang diakibatkan oleh perang dan untuk menghidupkan kembali mata pencaharian mereka dalam kerangka Rencana Respons Kemanusiaan negara.
Daerah Ghouta Timur sangat menderita karena kegiatan para Terotis, namun belum lama ini telah dibebaskan dari teroris dan banyak warga Suriah yang mulai kembali ke rumah mereka di daerah tersebut.
Putra Mahkota Arab Saudi telah menyebar pasukan kerajaan dalam menanggapi desas-desus akan adanya anggota keluarga kerajaan yang berencana untuk menggulingkannya dengan kudeta, Media Emirat melaporkan.
Personil dan peralatan militer dilaporkan telah dikerahkan dari bagian timur dan barat Arab Saudi ke Riyadh disaat Putra Mahkota MBS sedang menghadiri KTT G20 di Argentina.
Perombakan militer apapun kemungkinan akan dijadikan langkah pre-emptive untuk mencegah setiap potensi pergerakan ketika sang sementara Putra Mahkota, MBS, berada di luar negeri.
Laporan yang dibuat di media Emirat itu dikeluarkan bertepatan dengan wawancara dengan seorang pangeran Saudi yang tidak sefaham 9dengan MBS) yang mengklaim akan adanya kudeta kerajaan sebentar lagi, dan fihak oposisi sedang memobilisasi kekuatan guna melawan Putra Mahkota.
Pangeran Khalid bin Farhan al-Saud, yang tinggal di pengasingan di Jerman, mengatakan bahwa kelompok oposisi telah terbentuk di Arab Saudi dengan satu tujuan: untuk menggulingkan Putra Mahkota MBS.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan al-Khaleej Online, Pangeran Khalid mengatakan bahwa gaya pemerintahan Putra Mahkota adalah “bodoh dan delusional’.
Dia mengatakan bahwa jika keluarga kerajaan dan negara lain memutuskan untuk beralih menentang Raja Salman dan Putra Mahkota ‘gelombang kekerasan kemungkinan akan terjadi karena penguasa kerajaan Saudi menggunakan metode yang “ bodoh dan barbar”’.
“Saya berharap akan ada kudeta lunak yang akan menggulingkan “pemerintahan dibalik layar” dan kemudian mengambil kendali lembaga keamanan penting , dan kemudian memecat Putera Mahkota dan raja.” Kata-katanya itu didukung laporan bahwa ada konspirasi yang berkembang di antara anggota-anggota “Dinasti Saud” untuk memastikan putra tersayang Raja itu tidak akan menjadi Raja ketika Raja Salman yang berusia 82 tahun itu meninggal.
Tidak seperti monarki Eropa, Dinasti Saud yang terdiri dari ratusan pangeran, dimana suksesi penggantian Raja diambil dari garis kesukuan, dan tidak secara otomatis jatuh ke putra tertua.
Konsultasi selalu diminta dari setiap garis keluarga sebelum Raja yang baru dipilih , tetapi karena Putra Mahkota sekarang (MBS) secara de facto adalah penguasa , maka upaya untuk menyingkirkannya dari kesetaraan (untuk menjadi Raja) mungkin akan punya konsekuensi terjadinya kekerasan.
Kandidat yang disukai dari fihak oposisi adalah Pangeran Ahmed bin Abdulaziz 76tahun, adik lelaki dari Raja Salman dan paman dari MBS. Pangeran Ahmed adalah satu dari hanya tiga orang anggota “Dewan Kesetiaan”, yang terdiri dari anggota senior keluarga yang berkuasa, yang pada 2017 menentang MBS untuk menjadi putra mahkota, dua sumber Saudi mengatakan pada saat itu.
Pangeran Ahmed bin Abdil aziz
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa Pejabat senior AS telah mengindikasikan bahwa mereka akan mendukung Pangeran Ahmed, yang telah menjadi deputi menteri dalam negeri selama hampir 40 tahun ini, Kata sumber di Saudi dengan pengetahuan langsung tentang masalah ini.
“Pasukan Pertahanan Antariksa (Aerospace Forces) berhasil melakukan uji peluncuran rudal yang ditingkatkan kemampuannya dari sistem pertahanan anti-rudal Rusia di tempat pengujian Sary Shagan (Republik Kazakhstan),” kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Menurut Kolonel Sergei Grabchuk petugas pada departemen yang mengoperasikan sistem pertahanan anti-rudal Angkatan Udara Rusia, setelah serangkaian uji coba sistem pertahanan anti rudal yang baru itu menegaskan bahwa “Rudal itu sukses mencapai karakteristik yang ditetapkan dan berhasil menyelesaikan tugasnya menghancurkanl target konvensional dengan akurasi yang telah ditetapkan”.
Sistem pertahanan udara baru berada dalam pelayanan Angkatan Udara Rusia dan dirancang untuk melindungi terhadap serangan udara.
Menurut Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, sistem pertahanan udara S-400 yang dibeli dari Rusia jauh lebih unggul daripada sistem pertahanan udara Patriot yang dibuat oleh AS dan inilah mengapa Turki memilih S-400.
Menlu Turki menjelaskan bahwa selama sekitar satu dekade Turki berusaha untuk membeli sistem pertahanan udara, termasuk MIM-104 Patriot dari AS, namun apa yang disebut sistem rudal pencegat yang “high-end” itu “tidak berfungsi” ketika diuji coba .
Mengingat Patriot gagal memenuhi persyaratan pertahanan udara militer Turki, Turki kemudian memeilih opsi dari negara lain.
Cavusoglu mengklaim bahwa pada saat Turki berhasil melakukan kontrak dengan Rusia untuk pembelian S-400, kebutuhan militer untuk sistem pertahanan udara modern yang sangat efektif adalah sangat “mendesak”.
Cavusoglu menegaskan kembali. “Rusia memberikan kesepakatan (jual beli) yang terbaik dan transaksi itu telah dilakukan, dan mari kita lihat di masa mendatang siapa yang akan membuat proposal terbaik”.
Menurut sumber itu , militer Turki akan membeli empat batalion S-400 ( 32 peluncur individual, masing-masing memliki empat rudal tembak) dari Rusia, senilai 2,5 miliar dolar.
Pasukan AS yang ditempatkan diperbatasan pangkalan militer Al-Tanaf telah menyerang posisi Tentara Suriah di jantung gurun Al-Badiyah Suriah.
Beberapa saat lalu Sumber militer mengumumkan u bahwa pasukan AS telah menembakkan 14 rudal ke lokasi pasukan pemerintah yang terletak di dekat daerah Al-Sukhnah di timur Palmyra.
Sumber itu membantah ada korban tentara (Suriah) dan hanya menderita kerugian dalam material. AlTanaf dikenal sebagai nama area “55 km”, di mana ratusan pemberontak Suriah yang didukung AS beroperasi di sana, dan mendapat pelatihan oleh penasehat militer dari AS.
“Al-Tanf” terletak di jalan raya Damaskus-Baghdad di perbatasan dengan Irak dan tidak jauh dari perbatasan Yordania. Washington membenarkan pasukannya kehadirannya di daerah Al-Tanf dengan alasan guna memerangi “Daesh” atau “ISIS”.
Patut dicatat bahwa dalam dua hari ini wilayah selatan Suriah telah mengalami serangan dari Israel, di mana pertahanan udara Suriah berhasil mencegat semua rudal yang datang dan menghancurkan seluruhnya.