Menlu AS yang baru saja dilantik Mike Pompeo yang menggantikan Rex Tillerson memulai kunjungan pertamanya ke 3 negara sekutu dekatnya Arab Saudi, Israel dan Yordania. Menlu baru yang mantan dirut CIA dan dijuluki oleh menlu lama Rex Tillerson sebagai “penjelmaan setan” itu nampaknya jauh lebih agresif daripada Rex Tillerson , ungkapan2nya mengisyaratkan rencana yang agresif terhadap Suriah dan Iran yang diamini oleh Menlu Saudi Adel Al Juber.
[ads_hr hr_style=”hr-solid”]
Sebelum memulai kunjungan Pompeo (keTimteng), para pejabat AS mengatakan kepada wartawan bahwa menteri luar negeri AS yang baru ini akan mendesak Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dan Raja Salman untuk menyelesaikan krisis Teluk dalam serangkaian pertemuan pada Sabtu dan Minggu.
Pada awalnya Presiden AS Donald Trump mendukung inisiatif yang dipimpin Saudi, sementara pendahulu Pompeo mantan menlu Rex Tillerson yang baru saja dicopot menyalahkan Arab Saudi dan sekutu-sekutunya atas kebuntuan dalam menyelesaikan krisis diteluk.
Para pejabat (AS) mengatakan Pompeo akan menyerukan diakhirinya blokade (ke Yaman) karena AS yakin hal itu dianggap makin memungkinkan Iran mengeksploitasi perpecahan di Teluk dengan meningkatkan pengaruhnya di Yaman dan Suriah, kantor berita Associated Press melaporkan.
Berbicara pada konferensi pers, Menlu Saudi Jubeir menyebut pertemuan itu membuahkan hasil. Dia mengatakan AS dan Arab Saudi memiliki “pandangan yang sama” pada “tantangan” regional (timteng), termasuk terhadap “perilaku Iran” di kawasan itu.
Dia (Juber) juga menyerukan pemeriksaan ekstra ketat atas situs nuklir Iran dan menjatuhkan sanksi baru pada negara itu karena dianggap “melanggar hukum internasional”.
Pompeo tiba di Riyadh pada hari sabtu 28/4 saat terjadi serangan rudal oleh pemberontak Houthi yang menewaskan satu orang di Jizan, selatan Arab Saudi. Para pejabat senior AS mengatakan mereka menyalahkan Iran karena (dituduh) menyelundupkan rudal ke Yaman.
Jelas , Iran akan jadi target berikutnya.
Seorang pejabat (AS) yang tidak mau disebut namanya mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah AS sedang berusaha untuk melawan program nuklir Iran sebagai bagian dari pengetatan kesepakatan nuklir Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Pompeo pada hari Minggu menyebut Iran sebagai sponsor terorisme terbesar di dunia”. “Iran sudah mengguncang seluruh wilayah ini. Iran mendukung milisi proksi dan kelompok-kelompok teroris. Iran adalah juga penyalur senjata kepada pemberontak Houthi di Yaman dan Iran melakukan kampanye peretasan dunia maya. Dan Iran juga pendukung rezim “pembunuh” Assad, katanya.
Mantan direktur CIA yang baru saja dilantik sebagai Menlu AS itu memulai tur Timtengnya pada hari Sabtu, Pompeo meninggalkan Arab Saudi pada hari minggu kemarin untuk selanjutnya menuju Israel pada untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan selanjutnya akan mengunjungi Yordania.
Tentara Arab Suriah (SAA) dan sekutunya pasukan Palestina hari ini membuat kemajuan besar di distrik Damaskus selatan dengan berhasil membebaskan beberapa daerah yang berada di bawah kendali ISIS.
Dengan dipimpin oleh Brigade ke-105 dari Garda Republik Tentara Arab Suriah dan sekutu Palestinanya berhasil membebaskan beberapa titik di dalam Distrik Al-Qadam setelah pertempuran singkat pagi ini.
Menurut sumber militer di Damaskus Tentara Suriah dan pejuang Palestina mampu membebaskan selusin area peternakan dan membangun kompleks di Al-Qadam setelah melakukan desakan besar dari dua arah di dalam distrik ini.
Sementara itu, di Distrik Yalda ISIS melancarkan serangan mendadak terhadap pasukan pemberontak yang tersisa di daerah tersebut. ISIS dilaporkan menyita beberapa situs dari para pemberontak di Yalda, termasuk Rumah Sakit Al-Yabani dan sekitarnya.
Serangan ISIS terhadap pasukan pemberontak di Yalda terjadi hanya 24 jam setelah adanya kesepakatan yang akan memberikan akses Tentara Suriah ke garis depan Jaysh Al-Islam di daerah tersebut.
Pemerintahan Donald Trump sedang berupaya untuk mengganti pasukan AS di Suriah dengan pasukan Arab, tetapi proposal itu menghadapi rintangan besar dan berpotensi memperburuk konflik.
Menteri luar negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir, mengatakan bahwa pemerintahnya sedang berbicara dengan Washington tentang rencana pengerahan kekuatan (negara2 Arab keSuriah) itu, dia mengkonfirmasi sebuah laporan di Wall Street Journal yang mengatakan penasihat keamanan nasional AS yang baru, John Bolton, telah memanggil kepala intelijen Mesir, Abbas Kamel, meminta Kairo untuk memainkan peran dalam membangun kekuatan diSuriah itu.
Saat ini ada sekitar 2.000 pasukan AS di Suriah yang (dikatakan) memerangi ISIS, tetapi Donald Trump telah berulang kali menyatakan keinginan untuk menarik pasukan mereka.
Gagasan agar pasukan koalisi Arab memainkan peran diwilayah Suriah (yang dikatakan) untuk memerangi kelompok-kelompok ekstremis dan mengurangi pengaruh Iran telah muncul beberapa kali sejak 2015, tetapi menghadapi masalah besar. Seperti buntunya perang yang dilakukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam perang brutal di Yaman, dan juga karena minimnya pasukan dan sedikit sumber daya cdangan militernya.
Mereka juga sedang terbelenggu dalam perselisihan dengan Qatar, salah satu penyumbang kekuatan yan potensial, sementara Mesir lebih dekat dengan rezim Bashar al-Assad di Suriah daripada menjadi mitra negara2 Teluk.
Para ahli Timur Tengah mengatakan bahwa lebih layak jika negara-negara Arab bisa mendanai pasukan yang dikelola oleh kontraktor swasta yang bisa membantu merekrut tentara (bayaran) dari negara-negara berkembang seperti Sudan.
Erik Prince teman dekat Trump yang mendirikan kontraktor militer Blackwater USA dan sekarang sedang mendukung UAE, sedang melobi untuk memainkan peran itu, menurut Wall Street Journal.
Tawaran serupa yang dia (Trump) buat tahun lalu untuk mengganti pasukan AS diAfghanistan dengan kontraktor swasta ditolak oleh Pentagon. Tetapi Pangeran mungkin memiliki lebih banyak daya tarik di Gedung Putih atas Suriah. Bolton berpendapat bahwa AS telah mengambil terlalu banyak beban militer di Suriah dan negara-negara Arab harus menyediakan pasukan dan bantuan material dalam perang melawan Isis.
Sementara itu, kerajaan Arab Saudi dan sekutu regionalnya gelisah bahwa situasi di Suriah terlalu didikte oleh kekuatan eksternal , dan bukan oleh kekuatan regional Arab.
Perang di Suriah nampaknya mulai bergeser ke penggunaan teknologi tinggi yang mengerahkan rudal dan sistem anti rudal presisi tinggi setelah serangan rudal2 AS dan sekutunya keSuriah. Setelah Rusia memutuskan untuk memberikan sistem pertahanan udara s-300 secara gratis kepada Suriah, kini Rusia juga mulai mengerahkan sistem pertahanan udara jarak dekat canggih TOR-M2.
[ads_hr hr_style=”hr-solid”]
Rusia telah menyebarkan sistem rudal pertahanan udara canggih jarak dekat Tor-M2 di Suriah setelah adanya serangan rudal yang dipimpin AS dan para sekutunya kesasaran sasaran diSuriah.
Sebuah sumber di kementerian pertahanan Rusia menegaskan adanya pengerahan sistem Tor-M2 di markas Hmeimim di provinsi barat laut Latakia di Suriah, yang adalah fasilitas militer Rusia terbesar di negara itu.
Sistem rudal pertahanan udara jarak dekat dapat menghadang berbagai target termasuk kendaraan udara tanpa awak (UAV), peluru kendali, rudal jelajah, pesawat terbang, helikopter dan senjata presisi tinggi yang terbang pada ketinggian yang sangat rendah sampai sedang.
Ini adalah salah satu sistem rudal pertahanan udara Rusia terbaru yang mobil dengan kendaraan tempur yang dirancang untuk menyediakan pertahanan udara ats fasilitas militer dan fasilitas umum terhadap serangan rudal jelajah dan target lainnya yang terbang di ketinggian sedang, rendah dan sangat rendah dan juga untuk penanggulangan serangan elektronik.
Tor-M2 dapat mendeteksi lebih dari 40 target secara bersamaan, melacak dan menyerang empat dari mereka sekaligus di kisaran ketinggian hingga 23.000 kaki dan pada ketinggian hingga 19.700 kaki.
Menurut anggota majelis tinggi Parlemen Inggrus Baroness Caroline Cox yang berbicara kepada “Rusia today”, sebagian besar rakyat Suriah mendukung Presiden Bashar al-Assad dan militer Suriah.
Pernyataan Baroness Cox itu dikeluarkan setelah dia melakukan perjalanan pencarian fakta ke Suriah, selama waktu itu dia mengunjungi beberapa kota di seluruh republik Arab (Suriah).
Baroness mengklaim bahwa untuk menyimpulkan pendapatnya ini dia telah berbicara dengan berbagai macam orang selama kunjungannya ke Suriah, termasuk diantaranya seniman, intelektual, penulis, warga sipil yang lewat secara acak, pejabat pemerintah dan bahkan anggota oposisi.
Baroness Cox juga berkomentar mengenai buruknya liputan BBC tentang konflik Suriah, dia mengatakan bahwa ada sentimen kuat bahwa media sejauh ini telah melakukan pekerjaannya dengan akurasi yang buruk dalam melaporkan realitas di lapangan.
Pertahanan Udara S-300 Rusia
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan bahwa Israel mungkin saja Israel menyerang sistem pertahanan anti-pesawat S-300 buatan Rusia di Suriah jika senjata itu digunakan untuk melawan Israel.
“Satu hal yang harus perjelas , jika ada yang menyerang pesawat kami, maka kami akan menghancurkannya,” kata Lieberman dalam wawancara dengan situs berita Israel Ynet. “Yang penting bagi kami adalah bahwa sistem pertahanan senjata yang ditransfer Rusia ke Suriah tidak digunakan untuk melawan kami. Jika mereka digunakan untuk melawan kami, kami akan bertindak melawan mereka.”
Komentar Lieberman itu dikeluarkan sehari setelah pejabat senior Rusia mengatakan kepada surat kabar Kommersant bahwa Rusia diperkirakan akan segera memberikan sistem pertahanan anti-pesawat S-300 kepada Suriah. Jika Israel menyerang sistem pertahanan udara baru Suriah tersebut, maka dia akan menerima “konsekuensi bencana,” kata pejabat senior Rusia itu.
Versi S-300 PMU-2 “Favorit” dari sistem anti-pesawat akan segera diberikan kepada warga Suriah secara gratis, Kommersant melaporkan.
Lieberman mengatakan bahwa S-300 (sebenarnya) sudah dioperasikan (Rusia) di Suriah, meskipun mereka hanya digunakan oleh pasukan Rusia dan tidak digunakan untuk melawan Israel. Lieberman menambahkan bahwa Israel tidak akan membiarkan Suriah menjadi pijakan bagi Iran, bahwa ini adalah prinsip yang dipakai Israel. “Jika seseorang menyerang kita, kita akan merespon. Tidak ada keraguan, tidak peduli sistem apakah itu , apa S-300, S-700 atau yang lain.”
Sistem Pertahanan udara Rusia (diSuriah) telah mencegat dan menghancurkan beberapa target udara yang sedang mengarah ke pangkalan udara Rusia Khmeimim di Suriah Selasa malam, seorang jurubicara militer mengatakan.
“Setelah masuk waktu malam, failitas kendali wilayah udara di pangkalan Khmeimim Rusia mendeteksi target udara berukuran kecil yang tidak diketahui asalnya di kejauhan dari lapangan terbang,” kata jurubicara pangkalan udara tersebut. “Semua target bisa dihancurkan oleh tembakan antipesawat dari pangkalan udara Rusia.” Tidak ada korban jiwa akibat insiden itu, dengan pangkalan kembali ke operasi rutin, tambahnya.
Menurut laporan yang belum dikonfirmasi oleh situs web “analytics dan intelijen” South Front, pangkalan udara Rusia di Suriah itu diserang oleh dua pesawat tak berawak yang dipersenjatai, yang diluncurkan oleh salah satu kelompok militan dari Latakia utara atau provinsi selatan Idlib dari Suriah. Situs itu juga menampilkan rekaman yang menunjukkan tembakan anti pesawat pasukan Rusia di pangkalan udara Khmeimim.
Israel tidak akan menerima pembatasan/ gangguan apapun dari Rusia atau dari negara manapun atas “tindakan” militernya di Suriah, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan Senin, seminggu setelah serangan mematikan keSuriah yang dikaitkan Israel.
“Kami akan mempertahankan kebebasan bertindak sepenuhnya. Kami tidak akan menerima pembatasan apa pun ketika menyangkut pembelaan terhadap kepentingan keamanan kami,” kata Lieberman dalam wawancara video dengan situs berita Walla sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang kritik Rusia terhadap serangan Israel keSuriah baru-baru ini.
“Tapi kami tidak ingin memprovokasi Rusia. Kami memiliki jalur komunikasi terbuka di tingkat perwira senior. Orang-orang Rusia memahami kami dan faktanya adalah bahwa selama bertahun-tahun kami berhasil menghindari perselisihan dengan mereka” di Suriah.
Lieberman sekali lagi menuduh musuh utama Israel yaitu Iran yang dianggap berusaha berkuasa secara militer di Suriah dan ini mengancam negaranya. “Kami tidak akan mentolerir kekuatan militer Iran yang signifikan di Suriah dalam bentuk pelabuhan militer dan bandara atau pengerahan persenjataan canggih,” kata Lieberman.
Israel telah berusaha menghindari keterlibatan langsung dalam perang saudara Suriah, tetapi mengakui melakukan lusinan serangan udara di sana untuk menghentikan apa yang dikatakannya sebagai pengiriman senjata lanjutan (dari Iran) kepada kelompok Syiah Lebanon Hizbullah.
Hizbullah, seperti halnya Iran dan Rusia, mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang Suriah. Dan Iran juga mendukung Hizbullah.
Netanyahu juga telah menyatakan “dukungan total” terhadap serangan yang dipimpin AS pekan lalu terhadap Suriah atas dugaan penggunaan senjata kimia.
Israel kembali menyerang Suriah dengan serangan rudal yang menarget posisi yang dikuasai oleh Tentara Arab Suriah (SAA) di al-Kom, sebuah kota dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki di Suriah.
Pasukan bersenjata Israel melancarkan serangan itu dengan dalih adanya sebuah mortir yang jatuh di dekat pagar keamanan di utara Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel.
Tapi sebenarnya serangan ini dilakukan karena pemerintah (Suriah) baru saja melakukan serangan sengit terhadap posisi ISIS dan kelompok-kelompok jihad terkait lainnya di area tersebut.
Seorang juru bicara IDF menolak berkomentar mengenai jenis senjata apa yang digunakan Israel, hanya mengatakan bahwa “rezim Suriah” akan bertanggung jawab dan bahwa setiap upaya untuk “melanggar kedaulatan Israel atau membahayakan warga sipil” akan digagalkan.
Fakta menunjukkan bahwa Israel mendukung ISIS yang juga telah didokumentasikan oleh pers Atlanticis. Israel juga memberi bantuan rahasia kepada Pemberontak Suriah, berupa pendanaan langsung, makanan, bahan bakar dan pasokan medis diduga dilakukan oleh Israel untuk menjaga ISIS tetap bisa bertempur melawan pasukan (Hizbullah) sekutu Iran , seperti laporan yang diliput oleh Independent.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967. Gencatan senjata ditandatangani pada 11 Juni 1967, dan Dataran Tinggi Golan berada di bawah pemerintahan militer Israel. Israel secara ilegal menduduki Dataran Tinggi Golan sejak 1967.
Serangan udara koalisi Arab Saudi kembali menyasar target sipil, kali ini sebuah pesta perkawinan dijadikan sasaran mereka. Sangat membingungkan seringnya terjadi serangan kekerumunan warga sipil semacam ini dan Saudi selalu berkilah sebagai salah sasaran, mengingat mereka menggunakan persenjataan canggih dengan akurasi tinggi yang mereka beli milyaran dolar dari AS dan negara2 Eropa.
Setidaknya 20 orang termasuk pengantin perempuan tewas ketika terjadi serangan udara oleh koalisi pimpinan Saudi yang menarget pesta pernikahan di Yaman utara, kata pejabat kesehatan.
Korban tewas kebanyakan adalah wanita dan anak-anak yang berkumpul di tenda yang disiapkan untuk pernikahan di distrik Bani Qayis, menurut Khaled al-Nadhri, pejabat kesehatan terkemuka di provinsi Hajah barat laut.
Kepala rumah sakit Mohammed al-Sawmali mengatakan bahwa pengantin laki-laki dan 45 orang lainnya yang terluka dibawa ke rumah sakit al-Jomhouri setempat.
Tiga puluh dari mereka yang terluka dilaporkan adalah anak-anak, dengan beberapa dalam kondisi kritis setelah menderita luka-luka akibat pecahan kaca dan serpihan bom.
Rekaman video yang beredar dari serangan udara itu menunjukkan bagian tubuh yang tersebar dan seorang anak laki-laki dalam baju hijau memeluk tubuh yang sudah tak bernyawa, berteriak dan menangis.
Juru bicara kementerian kesehatan Abdel-Hakim al-Kahlan mengatakan ambulans awalnya tidak dapat mencapai tempat pemboman karena takut serangan udara berikutnya karena jet jet (Saudi) masih terus terbang di atas kepala setelah serangan awal pada hari Minggu itu.
Stasiun TV Al-Masirah yang dikendalikan kelompok Houthi yang menguasai area itu dan sebagian besar Yaman utara, mengklaim dalam akun Twitter-nya bahwa 33 orang telah tewas dan 55 terluka.
Setelah bertahun-tahun Perang di Yaman tanpa urgensi yang menguntungkan bagi koalisi yang dipimpin Saudi, sekarang mereka sedang berupaya mencapai 3 tujuan baru untuk menutupi kegagalan mereka, yaitu : Menguasai Sanaa dan Sadah dan memblokir akses AnsarAllah (kelompok Houthi) menuju Laut Merah.
Dalam hal ini UEA dengan bantuan Tariq Saleh (keponakan Ali Abdullah Saleh) saat ini sedang mengatur pasukannya guna mencapai tujuan merebut kendali penuh atas Yaman selatan.
Tujuan ini mempunyai dua maksud :
1. Menyerang Sana’a dan memberikan kendalinya kepada salah satu anggota keluarga Saleh.
- Pemisahan Yaman selatan (Mungkin ini adalah alasan utama bagi orang-orang di bagian selatan dalam merespon perang dengan AnsarAllah).
Di sisi lain guna mencapai tujuan ini, operasi lain sedang dilakukan untuk merebut al-Hudaydah, yang akan memutus akses Ansarullah (Houthi) ke laut (Merah) yang akan diikuti pengepungan total.
Belum lama ini AnsarAllah ini memberikan lampu hijau kepada perwakilan PBB untuk melanjutkan pembicaraan, tetapi mereka punya beberapa kekhawatiran. Ptasyarat yang diajukan AnsarAllah untuk negosiasi adalah gencatan senjata dan mengakhiri pemboman Saudi di Yaman. Namun sejauh ini tidak ada hasil dari konsultasi ini melainkan hanya ekspresi optimisme dari perwakilan PBB.
Tentang front Sa’adah dan Sana’a, karena kemajuan koalisi Saudi yang lamban maka tidak ada hasil yang konklusif. Tetapi dengan berlalunya waktu dan berlarut larutnya perang dan dengan kondisi-kondisi seperti (pengepungan dan penyebaran penyakit dan pemboman daerah pemukiman, dll.) , tentu Itu tidak menguntungkan bagi AnsarAllah (Houthi).
Pada bulan lalu, serangan2 yang dilakukan oleh Angkatan Darat Yaman dan Ansarallah (yang ditujukan untuk menghalangi dan merespon serangan udara koalisi pimpinan Saudi) telah memasuki tahap baru dan lebih luas dengan operasi rudal dan pesawat tak berawak (Drone), yang pasti akan menimbulkan konsekuensi yang lebih berat bagi Saudi.
Tidak diragukan lagi, konflik ini akan berakhir dengan kerugian besar bagi ekonomi Saudi. Termasuk kebutuhan untuk mengerahkan sistem keamanan seperti Patriot dan S-400, yang mana Saudi harus mengeluarkan sejumlah besar uang kepada Amerika dan Rusia.
Sementara kekuatan rudal Yaman adalah asli buatan mereka sendiri yang tidak menimbulkan biaya khusus bagi mereka, dan juga sekarang mereka telah membuatnya menjadi semakin akurat.
Saudi dan UEA juga merekrut tentara bayaran dari Sudan dan Uganda dan bahkan Afghanistan dan saat ini sedang membujuk angkatan udara Maroko dan Pakistan untuk bergabung dalam perang (agresi) Yaman ini , mereka sedang berusaha mencapai tujuan mereka dan menutupi kekalahan mereka di Yaman.
Tetapi situasi ini pada suatu hari pasti akan bisa menyebabkan runtuhnya ekonomi dan bisa menyebabkan efek buruk bagi keuangan Saudi. Jika upaya perundingan oleh AnsarAllah tidak berhasil dan pemboman Saudi terus berlanjut, mereka bisa saja menargetkan kapal kapal tanker Saudi dan menggelar serangan rudal multi layer yang mana sistem pertahanan udara Patriot tidak akan mampu untuk menghadapinya.
Update terakhir:
1- Hays di provinsi Hudaydah direbut koalisi (Saudi).
2- Garis konflik telah MELUAS mencapai utara dan timur laut provinsi al-Bayda dengan jatuhnya Bayhan di provinsi Shabwa.
3- Garis konflik telah mencapai distrik al-Motoun dan Al-Maslub di provinsi Jawf.
4- Terusan Alab di utara Sa’ada dikuasai oleh koalisi Saudi.
5- Area Midi di barat laut al-Hijah direbut oleh koalisi Saudi.
Beberapa jam lalu terjadi rentetan tembakan sengit disekitar Istana Kerajaan Arab Saudi dikota Riyadh. Informasi awal adalah adanya sebuah Drone yang terbang diatas Istana dan berusaha dijatuhkan oleh polisi Saudi. Masih Belum jelas apakah itu Drone militer atau hanya Drone mainan . dikhabarkan Raja Salman diungsikan dibungker bawah tanah.
BREAKING: Heavy gunfire reported at King’s Palace in #Riyadh – King evacuated to military bunker. pic.twitter.com/F33cFQEOlI
— Breaking News Global (@BreakingNAlerts) April 21, 2018
Serangan militer AS ke Suriah pekan lalu menghapus kewajiban moral apa pun bagi Rusia terhadap sekutunya Suriah untuk menahan Suriah untuk memiliki sistem rudal anti-pesawat S-300 , Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Jumat, menurut kantor berita RIA.
“Sekarang, Kami memiliki kewajiban moral, dulu sekitar sepuluh tahun lalu kami telah berjanji untuk tidak memberikannya (system S-300 keSuriah) , saya kira atas permintaan mitra2 kami yang diketahui , ”katanya menurut RIA.
Seorang komandan militer Rusia juga mengatakan bahwa Moskow mempertimbangkan untuk memasok sistem rudal S-300 ke Suriah setelah serangan yang dipimpin AS.
Menurut analis militer, sistem rudal permukaan-ke-udara S-300 akan meningkatkan kemampuan Rusia dalam mengendalikan ruang udara di Suriah, di mana pasukan Moskow mendukung pemerintah Presiden Bashar al-Assad, dan juga ditujukan untuk menghalangi tindakan AS yang lebih keras.
Atas pernyataan Lavrob ini Media Israel Jerusalem Post telah memperingatkan bahwa “superioritas udara Israel berada dalam risiko yang sulit” jika Rusia memutuskan untuk menjual sistem pertahanan udara Suriah yang lebih canggih.
Surat kabar itu telah menyerukan kekhawatirannya bahwa pilot pilot Israel mungkin akan banyak tewas jika Damaskus memiliki senjata yang lebih efektif. yaitu sitem S-300, sistem pertahanan rudal jarak-jauh Rusia yang dikembangkan untuk mempertahankan diri dari pesawat dan rudal jelajah. Sistem ini adalah salah satu senjata paling canggih di kelasnya.
Kurang dari 24 jam sejak dimulainya serangan militer oleh pasukan Suriah di pinggiran kota Damaskus selatan, sebuah sumber lokal menegaskan kepada Muraselon bahwa kelompok militan telah menerima syarat-syarat yang diajukan pasukan Suriah untuk menyerah.
Menurut kantor berita SANA, kelompok-kelompok jihadis yang mendominasi lingkungan Al-Hajar Al-Aswad telah menyerah diri kepada pasukan pemerintah, dan mereka meminta gencatan senjata total dengan Tentara Suriah.
Kesepakatan itu menyebutkan bahwa semua kelompok militan harus keluar dari Damaskus, atau pemberian status menetap kepada siapa saja yang ingin tetap tinggal.
Kantor berita yang dikelola negara juga menyebutkan bahwa sejumlah militan akan pindah ke Badiyah timur (kemungkinan besar ke desa2 di Deir Ezzor), sementara itu, beberapa kelompok memilih provinsi Idlib sebagai tujuan akhir.
Selain itu, perjanjian itu juga mencakup kelompok-kelompok pemberontak yang ditempatkan di Beit Sahm, Yalda dan Babila dengan pilihan untuk keluar dari daerah mereka atau mendapat pengakuan menetap oleh pemerintah.
Robert Fisk seorang jurnalis Independen Inggris yang diberi akses masuk ke Douma sebelum kedatangan tim inspeksi OPCW telah berbicara dengan Dr Rahaibani” tentang serangan gas kimia 7 april lalu.
Sang dokter menceritakan kepada Fisk tentang orang-orang di ruang bawah tanah yang tidak terpapar oleh bahan kimia, tetapi oleh “awan debu besar” dari serangan pasukan pro-Assad:
Orang-orang mulai tiba di sini dengan gejala menderita hipoksia, kehilangan oksigen. Kemudian seseorang di pintu dari “White helmet”, berteriak adanya serangan “Gas!”, Dan kepanikan dimulai. Orang-orang mulai saling menyiram air. Ya, video itu difilmkan di sini, itu asli, tetapi apa yang Anda lihat adalah orang yang menderita hipoksia – bukan keracunan gas. ”
Sistem Pertahanan udara Suriah pagi ini selasa 17/4 baru saja menggagalkan serangan rudal di pangkalan udara Shayrat di provinsi tengah Homs dan menembakkan jatuh rudal , kata media Suriah. Menurut kantor berita resmi SANA,
Semua rudal berhasil dideteksi sebelum mereka mencapai target. “Pertahanan udara Suriah menembak jatuh rudal yang memasuki wilayah udara diatas kota Homs,” kata laporan itu.
Laporan yang tidak dikonfirmasikan mengatakan bahwa pertahanan udara Suriah juga telah mencegat tiga rudal yang ditujukan ke pangkalan udara militer Dumair di timur laut Damaskus. Sumber dari mana rudal itu ditembakkan masih belum diketahui.
AS dan Israel membantah berada di balik serangan itu. “Tidak ada kegiatan militer AS di daerah itu pada saat ini,” Eric Pahond, seorang juru bicara Pentagon mengatakan. “Kami tidak memiliki detail tambahan untuk disediakan.” Seorang juru bicara Israel juga mengatakan bahwa “Saya tidak mengetahui adanya insiden itu.”
Update 17/4 – 15:14
Moskow dan Damaskus mengklaim dua pesawat tempur Israel melakukan serangan udara itu “dari jarak jauh dari wilayah Lebanon”.
Menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov menggambarkannya sebagai “provokasi” dan “perkembangan yang sangat berbahaya”
Serangan itu dikhabarkan menewaskan empat personil militer Iran , tetapi Israel tidak mengkonfirmasi atau menyangkal keterlibatannya. Seorang juru bicara militer Israel mengatakan: “Kami tidak bisa mengomentari laporan seperti itu.”
Jika Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menghentikan perjanjian nuklir Iran yang disepakati 2015, atau ingin bernegosiasi ulang maka fihak berwenang Iran akan bekerjasama dengan China guna mengembangkan lebih lanjut program nuklirnya.
“Beberapa negosiasi telah dilakukan atas kerja sama dalam membangun pembangkit listrik tenaga nuklir kecil di Iran oleh China,” kata anggota parlemen Iran Mojtaba Zonnou yang juga seorang ketua Komite Nuklir di Parlemen Iran.
“Fihak Cina menyambut baik usulan itu dan meputuskan bahwa masalah itu akan ditindaklanjuti di tingkat yang lebih tinggi ,” kata anggota parlemen itu.
Meskipun belum jelas reaktor nuklir jenis apa yang akan dibangun di Iran, “Fars” melaporkan bahwa proyek-proyek itu akan sangat membantu Iran dalam industri konstruksi kapal dan konstruksi kapal selam Iran.
Dengan masuknya John Bolton menjadi penasehat keamanan gedung putih yang baru, maka provokasi terhadap Iran akan semakin ketat. Pada bulan Maret 2015, Bolton menulis kolom yang diterbitkan di New York Times yang berjudul, “Untuk Menghentikan (program nuklir) Iran, maka Iran harus dibom,” di mana ia berpendapat bahwa “kebenaran yang mungkin tidak menyenangkan adalah : bahwa hanya tindakan militer terhadap infrastruktur senjata nuklir Iran yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan.”
Pakistan sukses melakukan uji coba rudal penjelajah “Babur” Versi peluncur darat, menurut sebuah pengumuman baru-baru ini oleh Inter-Services Public Relations (ISPR) Pakistan.
Dalam pernyataan yang dirilis akhir pekan lalu, ISPR mengatakan bahwa versi jarak jauh dari rudal jelajah Babur-1 dapat melakukan perjalanan hingga 700 kilometer (sekitar 435 mil), rudal ini memiliki “fitur siluman” yang spesifik dan dapat membawa berbagai jenis muatan hulu ledak, termasuk hulu ledak nuklir.
Rudal jelajah ini dipandu oleh Digital Scene Matching dan Area Co-relation (DSMAC), sebuah sistem yang memungkinkan rudal untuk bernavigasi bahkan ketika sistem koordinat posisi global (GPS) tidak ada , “sehingga membuatnya menjadi peningkatan kekuatan penting dalam sistem senjata strategis Pakistan,” kata fihak ISPR.
Menurut Komunitas intelijen AS , rudal jelajah berbasis darat Babur-1 generasi pertama memiliki jangkauan sekitar 350 km pada tahun 2013. Kemudian pada Januari 2017 Angkatan Bersenjata Pakistan melakukan uji coba pertama yang sukses pada rudal jelajah Babur-3 yang diluncurkan dari kapal selam.
Rudal yang dikembangkan oleh para ahli lokal Pakistan sendiri itu memiliki jangkauan 450 kilometer.
Provokasi, intimidasi , memberi sanksi , dan serangan militer dengan tuduhan tanpa bukti atau merekayasa bukti dsb dsb… ehm itulah arogansi yang terus saja ditunjukkan oleh AS dan para sekutunya. Entah apa yang difikirkan semua presiden AS dan sekutu NATOnya yang merupakan kakitangan zionis ini. Pada saatnya nanti kita akan menyaksikan Negara kafir yang melegalkan perkawinan sejenis ini akan mendapat hukuman Tuhan dan diratakan dengan bumi seperti halnya umat Nabi Luth as pada perang nuklir mendatang.
[ads_hr hr_style=”hr-solid”]
Pada hari ini senin Pemerintahan Trump menyatakan rencananya untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia untuk menghukumnya atas tuduhan baru memungkinkan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah.
Sanksi-sanksi yang dikeluarkan tak lama setelah serangan udara yang dipimpin Amerika terhadap fasilitas yang terkait dengan senjata kimia Suriah, dimaksudkan untuk memberi sinyal bahwa Amerika Serikat bertanggung jawab tidak hanya terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad tetapi juga sekutunya Rusia dan Iran.
Sanksi baru AS diumumkan pada hari Minggu oleh Nikki R. Haley, duta besar AS untuk PBB. “Sanksi itu akan langsung dikenakan terhadap perusahaan manapun yang berhubungan dengan peralatan yang terkait dengan penggunaan senjata kimia oleh Assad,” katanya pada “Face the Nation” di CBS. “Jadi saya fikir pada titik ini semua orang akan merasakannya. Saya fikir semua orang tahu bahwa kami telah mengirim pesan yang kuat (dengan serangan itu), dan kami berharap mereka mendengarkannya. ”
Sanksi terbaru yang dikeluarkan Senin ini akan menjadi yang ketiga kalinya yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump terhadap Rusia dalam empat minggu terakhir.
Bulan lalu, pemerintah AS telah mengeluarkan sanksi yang menarget perusahaan dan individu Rusia atas tuduhan (lagi2 tanpa bukti) campur tangan dalam pemilu AS 2016 dan melakukan serangan cyber terhadap fasilitas-fasilitas Barat. Snksi itu Itu diikuti dengan penalti terhadap orang orang disekitar lingkar dalam Putin, yang mentarget beberapa orang terkaya dan pejabat tinggi pemerintah Rusia.
Pemerintah AS juga telah mengusir 60 diplomat dan perwira intelijen Rusia dan menutup Konsulat Rusia di Seattle sebagai tanggapan atas keracunan mata-mata Rusia yang tinggal di Inggris. Rusia menanggapi dengan mengusir 60 diplomat Amerika dan menutup Konsulat Amerika di St. Petersburg.
Seorang pejabat militer senior Rusia mengatakan bahwa pertahanan udara Suriah telah mencegat sedikitnya 71 rudal jelajah yang ditembakkan pasukan AS, Inggris dan Prancis.
Pada konferensi pers di Moskow pada hari Sabtu, Letnan Jenderal Sergey Rudskoy mengatakan sedikitnya 103 rudal jelajah termasuk Tomahawks, ditembakkan ke sejumlah sasaran di Suriah.
“Rusia telah sepenuhnya memulihkan sistem pertahanan udara Suriah, dan itu terus diperbaiki selama enam bulan terakhir,” kata Rudskoy.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa Suriah mengerahkan rudal permukaan-ke-udara buatan Rusia, termasuk S-125, S-200, 2K12 Kub dan BUK untuk mencegat serangan.
Di antara yang ditargetkan oleh operasi yang dipimpin AS adalah bandara militer Al-Dumayr di luar Damaskus. Rusia mengatakan seluruh 12 rudal yang diarahkan ke bandara itu berhasil dicegat.
Dalam pernyataannya, Rudskoy mengkonfirmasi setidaknya satu kapal perang Angkatan Laut AS di Mediterania dan pembom B-1 AS terlibat dalam operasi itu, serta para penerbang Tornado Inggris.
Angkatan Udara Inggris mengatakan empat jet tempur Tornado GR4 bergabung dalam operasi itu, sementara Perancis mengatakan telah mengerahkan jet tempur Mirage dan Rafale. Para pejabat Prancis mengatakan militernya telah menembakkan setidaknya 12 rudal ke Suriah, dan bahwa mereka percaya tidak ada rudal mereka yang dicegat.
Diinformasikan ada 3 target yang mengalami kerusakan material dan pemerintah Suriah menyebut tadak ada korban jiwa, Diantara rudal koalisi AS yang mengenai target disuriah adalah pusat pendidikan, pusat riset.
Foto berikut dari tweet seorang analis politik Suriah yang menunjukkan gedung pendidikan dan riset yang menjadi salah satu Target serangan koalisi AS.
Kita tampilkan 2 video kondisi target setelah serangan jumat malam itu, dalam video2 tersebut tidak menunjukkan bahwa lokasi yang ditarget adalah pusat penelitian senjata kimia ataupun pabrik atau gudang senjata kimia, karena terlihat orang orang bisa berjalan jalan dengan santai dan aman tanpa ada gejala keracunan bahan kimia. Logikanya seharusnya kalau memang ada racun kimia maka akan menyebar dalam radius beberapa kilometer setelah serangan.
Kekhawatiran kita sebelum serangan, rudal rudal itu akan dimuati dengan bahan kimia beracun oleh koalisi AS kemudian dipakai alasan untuk menyalahkan pemerintah Suriah, karena sampai dengan detik dimulainya serangan Menhan AS pun tidak bisa menunjukkan bukti adanya serangan kimia oleh pemerintah Suriah kecuali adanya video rekayasa yang beredar dimedsos itu.
Sementara itu dijalan jalan Damaskus, Rakyat dan tentara merayakan keberhasilan mereka menghadang 70% dari rudal yang diluncurkan koalisi AS dan tanpa menimbulkan korban jiwa . Mereka mengelu elukan pemimpin mereka Bassar Al Assad.
Ehmmm… Jauh amat ya fakta dengan isu yang beredar diIndonesia yang menyebut Assad adalah presiden yang menindas, dibenci rakyat bla bla…bla… . Seorang presiden yang berdiri tegak menentang Israel dan berani menghadapi super power kakitangan zionis malah dianggap sesat . Sementara pemimpin negara Muslim lain yang bersekutu dengan Israel malah dianggap benar. Fitnah fitnah akhir zaman memang luara biasa membuat bodoh orang.
Sampai detik ini Rusia Rusia masih belum mau terlibat membantu Suriah atas serangan rudal dari keroyokan tiga negara adidaya AS, Inggris dan Perancis terhadap Fasilitas militer dan sipil di Suriah. Apa itu hanya pengakuan Rusia atau memang demikian tapi pernyataan itu mencerminkan kebijaksanaa Putin yang luar biasa agaragresi militer ini tidak meningkat eskalasinya menjadi benturan frontal antara Super power. Selain ada pasukan Rusia di Suriah sebenarnya ada pasukan Iran dan pasukan China (disekitar laut mediterania) yang selama ini ikut membantu Suriah membasmi teroris. Luar biasa , tidak seperti Iraq dan Libiya yang tanpa perlawanan , Suriah yang sudah 7 tahun mengalami perang melawan teroris yang didukung negara negara NATO masih bisa melawan gempuran tiga negara adidaya.
Mayoritas roket yang ditembakkan ke Suriah oleh Inggris, AS, dan Prancis bisa disergap oleh sistem pertahanan udara Suriah, kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Unit pertahanan udara Rusia tidak terlibat dalam memukul mundur serangan itu. Pesawat-pesawat tempur dan kapal-kapal AS dan sekutunya telah meluncurkan lebih dari 100 rudal jelajah dan rudal-rudal udarake ke fasilitas sipil dan militer Suriah, kata kementerian itu menyatakan.
Serangan itu dilakukan oleh dua kapal AS yang ditempatkan di Laut Merah, dengan dukungan udara taktis dari pembom-pembom Lancer dan B-1 Lancer dari Al-Tanf pangkalan udara koalisi di provinsi Homs Suriah, menurut pernyataan itu.
Bandara Udara Suriah Al-Dumayr yang terletak 40 km timur laut dari Damaskus diserang oleh 12 rudal jelajah yang dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia,
Semua rudal bisa dihadang oleh sistem pertahanan udara Suriah. Untuk mengusir serangan, Damascus menggunakan sistem rudal permukaan-keudara buatan era Uni Soviet, termasuk S-125 (nama pelaporan NATO: SA-3 Goa), S-200 (SA-5 Gammon), 2K12 Kub (SA-6 Gainful) ) dan Buk.
Rusia tidak (belum) mengerahkan sistem pertahanan udara mereka yang ada di Suriah untuk mencegat rudal Amerika, Inggris, dan Perancis.
Sebelumnya, kementerian pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa tidak ada rudal yang diluncurkan oleh AS dan sekutunya yang mencapai zona pertahanan udara Rusia yang melindungi fasilitas di kota pelabuhan Tartus dan Pangkalan Udara Khmeimim.
Presiden Donald Trump telah memerintahkan dilakukan serangan militer ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia mematikan di kota Douma.
Trump mengumumkannya dalam konferensi pers Jumat malam bahwa operasi gabungan bekerja sama dengan Perancis dan Inggris sedang dimulai. (Sementara ini Jerman memutuskan tidak ambil bagian)
“Tujuan dari tindakan kita malam ini adalah untuk membangun sistem pencegahan yang kuat terhadap produksi, penyebaran dan penggunaan senjata kimia. Kami siap untuk tetap melakukan tindakan ini sampai rezim Suriah menghentikan penggunaan senjata kimia yang dilarang, ”kata Trump kepada rakyat Amerika.
Presiden menjelaskan bahwa serangan terkoordinasi akan mencapai target yang terkait dengan kemampuan senjata kimia rezim Suriah.
Beberapa menit setelah pengumuman seorang wartawan dari Reuters dan The Associated Press melaporkan mendengar ledakan keras diatas kota Damaskus, ibu kota Suriah.
Hanya beberapa menit setelah pidato Donald Trump, terdengar beberapa ledakan dipusat kota Damaskus. Dalam Video berikut nampak sistem pertahanan udara Suriah sedang ditembakkan untuk mencegat rudal AS.
VIDEO footage of Syrian air-defense missile fired towards tomahawk rockets in the sky of Damascus. pic.twitter.com/5Mzx1D2Qwz
— Yusha Yuseef (@MIG29_) April 14, 2018
Video dua rudal Tomahawk AS berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Suriah.
Two #Tomahawk missiles intercepted over #Damascus in this video pic.twitter.com/atW4DoBc0q
— Kevork Almassian (@KevorkAlmassian) April 14, 2018
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau independen, target itu termasuk pusat penelitian ilmiah dan beberapa pangkalan satuan elit militer Suriah di Damaskus.
Video dibawah menunjukkan rudal Tomahawk AS menghantam pusat riset Suriah.
Video showing the moment tomahawk cruise missiles impacted a research facility in #Syria. pic.twitter.com/MeTNGPQqHj
— Strategic Sentinel (@StratSentinel) April 14, 2018
“Kementerian Pertahanan Rusia memiliki banyak bukti bahwa pada 7 April sebuah provokasi yang direncanakan dilakukan di Douma dengan tujuan menyesatkan masyarakat dunia. Tujuan nyata provokasi itu jelas bagi semua orang adalah untuk mendorong agar Amerika Serikat untuk melancarkan serangan rudal terhadap Suriah, “Konashenkov menekankan.
Kementerian Pertahanan Rusia memiliki bukti keterlibatan langsung Inggris dalam mengatur provokasi ini. Menurut dia, Kementerian Pertahanan Rusia menemukan mereka yang mengambil bagian dalam pembuatan film serangan senjata kimia di Douma. Para peserta pembuatan (klip fim) itu telah memberi penjelasan kepada kementerian tentang detail pengambilan gambar klip.
“Kami berhasil menemui para peserta langsung yang ikut dalam pengambilan gambar video itu dan mewawancarai mereka. Hari ini kami menghadirkan wawancara langsung dengan orang-orang ini. Beberapa penduduk Douma secara detail juga memberi tahu kami bagaimana pembuatan film itu dilakukan, dalam episode apa mereka mengambil bagian dan apa yang mereka lakukan, “kata Konashenkov.
Militer Rusia dapat melihat setiap orang dari video itu. Menurut Konashenkov adalah dua petugas medis yang bekerja di rumah sakit setempat di bagian gawat darurat. Mereka mengatakan bahwa orang-orang di rumah sakit bahwa tidak ada tanda-tanda keracunan oleh bahan kimia beracun.
“Selama pemberian pertolongan pertama, orang yang tidak dikenal berlari ke rumah sakit, beberapa dari mereka dengan kamera video yang mulai berteriak panik dan menyirami orang dengan air dari selang, berteriak bahwa semua orang telah diracuni dengan bahan beracun. Pasien … dan keluarga mereka di panik mulai menuangkan air satu sama lain, “kata juru bicara kementerian.
Dia mengatakan bahwa setelah pembuatan film itu , orang-orang yang tidak dikenal itu menghilang dengan cepat.
“Saat ini, Kementerian Pertahanan Rusia memiliki bukti lain yang menunjukkan partisipasi langsung Inggris dalam mengatur provokasi di Ghouta Timur ini,” kata Konashenkov.
Dia menambahkan bahwa antara 3 April dan 6 April, London telah memberikan tekanan pada perwakilan dari apa yang disebut kelompok “White helmet” (kelompok mata mata perang bentukan barat yang menyamar sebagai bantuan kemanusiaan) untuk memfasilitasi pelaksanaan provokasi itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan bahwa Moskow memiliki bukti konklusif yang bisa membuktikan bahwa serangan kimia di Douma adalah hasil rekayasa yang dpentaskan (difilmkan) ,” itu dikatakannya saat konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok di Moskow,
Pada hari ini Jumat 13/4 Lavrov menyatakan bahwa para ahli militer Rusia tidak menemukan bukti apapun adanya penggunaan senjata kimia di tempat yang diduga terjadi serangan. Dia menambahkan bahwa bukti menunjukkan bahwa (video) itu direkayasa oleh dinas rahasia salah satu negara bagian (AS), yang saat ini gencar berusaha mempropagandakan kampanye Russophobia (anti Rusia).
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan kepada para anggota parlemen bahwa militer AS masih mempelajari hasil intelijen atas dugaan serangan kimia di kota Douma Suriah, dan bahwa Presiden Trump belum memutuskan apakah akan melancarkan serangan terhadap Suriah.
“Telah terjadi sejumlah serangan . Dalam banyak kasus, Anda tahu kami tidak memiliki pasukan, kami tidak bertempur di sana, jadi saya tidak dapat memberi tahu Anda bahwa kami memiliki bukti, meskipun begitu kita memiliki banyak media dan indikator dari media sosial yang menunjukkan adanya penggunaan klorin atau sarin , “kata Mattis, berbicara didepan anggota Komisi Layanan angkatan bersenjata diParlemen pada hari Kamis.
Menteri pertahanan mengatakan dia percaya bahwa serangan kimia telah terjadi, tetapi AS masih “mencari bukti yang sebenarnya.”
“Kami masih menilai hasil intelijen, dari kita sendiri dan dari sekutu kami. Kami masih sedang mengerjakan ini,” dia menegaskan.
Diperingatkan bahwa bahwa serangan AS dapat menyebabkan eskalasi “di luar kendali” dalam perang Suriah, Mattis mengatakan bahwa Washington “berkomitmen untuk mengakhiri perang itu melalui proses (perundingan) diJenewa melalui upaya yang diprakarsai PBB.”
“Pada tingkat strategis, (masalahnya adalah) bagaimana kita menjaga agar agar (serangan ke Suriah) tidak menjadi tak terkendali, jika Anda memahami hal itu,” katanya, menyinggung kemungkinan terjadi konfrontasi antara pasukan Rusia dan AS.
Menurut Menhan Mattis, Presiden Trump belum memutuskan apakah akan melancarkan serangan atau tidak. “Kami belum membuat keputusan untuk melancarkan serangan militer ke Suriah,” katanya.
Mattis mengatakan ia akan membahas opsi-opsi Suriah pada pertemuan Dewan Keamanan Nasional Kamis malam, dan berjanji akan terus menginformasikan kepada anggota parlemen jika Pentagon memutuskan untuk menyerang.
Dia menambahkan, bagaimanapun Gedung Putih memiliki wewenang untuk melakukan serangan tanpa persetujuan Kongres.
Ketika ditanya apakah AS siap untuk melakukan serangan, Mattis menjawab bahwa “Kami siap memberikan opsi militer jika perlu, seperti yang diputuskan oleh presiden.”
Baca informasi dan analisanya disini…
Kapal perang China yang ada di laut Mediterania diperintahkan untuk bergabung dengan angkatan laut Rusia jika terjadi serangan besar-besaran ke Suriah oleh AS dan sekutunya Jerman, Inggris dan Perancis.
Kapal-kapal perang permukaan Angkatan Laut China di laut Mediterania yang sedang dalam latihan gabungan dengan unit-unit angkatan laut Rusia telah diperintahkan untuk mendekati pelabuhan Tartous Suriah jika terjadi kemungkinan agresi (AS dan sekutu) ke Suriah.
Pada saat yang sama Iran juga telah menempatkan rudal strategisnya pada posisi siaga.
Posisi AS dan Rusia di Suriah semakin mendekat ke konfrontasi frontal ketika Donald Trump senin malam mengatakan bahwa keputusan sudah dekat untuk merespon serangan senjata kimia yang dituduhkan ke Assaad pada Sabtu.
Sementara Rusia memperingatkan bahwa setiap tindakan militer AS terhadap Suriah akan memiliki resiko “dampak yang mematikan” .
Trump bertemu dengan para jenderal AS di ruang kabinet Gedung Putih pada Senin malam untuk membahas bagaimana bereaksi terhadap tuduhan serangan gas beracun di Douma, daerah pinggiran Damaskus yang dikuasai pemberontak, dilaporkan telah menewaskan lebih dari 40 orang dan ratusan orang yang terkena dampak serius.
AS dan sekutunya telah menuduh rezim Bashar al-Assad melakukan serangan itu, dan Trump sendiri mengatakan bahwa dengan Vladimir Putin mendukung Assad maka dia juga memiliki tanggung jawab.
Rusia mengklaim tidak ada serangan senjata kimia di Douma atau, ataupun jika ada itu pasti dilakukan oleh pemberontak yang didukung Barat.
“Jadi, kami akan membuat keputusan malam ini, atau tidak lama lagi,” kata Trump kepada wartawan saat dia memasuki ruang rapat. “Dan Anda akan mendengar keputusan itu.
“Kami sedang melakukan rapat dengan militer dan yang lain, dan kami akan membuat beberapa keputusan besar dalam 24 hingga 48 jam kedepan,” kata Trump dalam pertemuan kabinet.
Kami sangat prihatin ketika hal seperti itu bisa terjadi. Ini tentang kemanusiaan … dan itu tidak boleh dibiarkan terjadi.
Tetapi kita tidak bisa membiarkan kekejaman seperti yang kita semua saksikan … kita tidak bisa membiarkan itu terjadi. ” “Kami memiliki banyak pilihan, secara militer,” tambah sang presiden. “Dan kami akan segera memberi tahu Anda. Mungkin setelah kejadian itu. ”
Sebelum rapat dengan para jenderal AS Trump memanggil Macron yang juga mengeluarkan ancaman aksi militer jika rezim Suriah terbukti telah melakukan serangan senjata kimia.
Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa presiden AS dan Prancis akan “melanjutkan koordinasi mereka dalam menanggapi penggunaan senjata kimia Suriah pada 7 April itu”.
Dubes Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengklaim bahwa para penyelidik Rusia tidak menemukan bukti adanya serangan kimia di Douma, dan kalaulah ada itu telah dilakukan oleh pemberontak yang telah dilatih untuk melakukan provokasi-provokasi palsu. oleh pasukan khusus AS.
“Tidak ada serangan senjata kimia,” kata Nebenzia. “Melalui saluran-saluran yang relevan telah kami sampaikan kepada AS bahwa keberadaan angkatan bersenjata Rusia di Suriah atas permintaan pemerintah yang sah dari suatu negara, pasukan Rusia telah dikerahkan disana , serangan terhadap Suriah oleh AS dapat menyebabkan reaksi serius.”
Suriah dan sekutu terkuatnya Rusia telah menuduh Israel telah menyerang sebuah pangkalan udara Suriah pada Senin 9/4.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim dua pesawat tempur F-15 Israel meluncurkan serangan udara di pangkalan T-4 di Suriah tengah dari wilayah Libanon, kantor berita RIA Novosti melaporkan.
Media pemerintah Suriah mengatakan bahwa sejumlah orang tewas atau terluka dalam serangan itu dan mengutip sumber militer yang menyalahkan Israel atas tindakan militer itu.
Para pejabat Israel belum mengeluarkan tanggapan apapun terhadap adanya laporan serangan itu, tetapi pesawat tempurnya menghantam fasilitas yang sama pada Februari lalu setelah Israel menyebut bahwa sebuah pesawat tak berawak Iran telah menyusup ke wilayah udaranya.
Para pejabat Israel mengatakan Iran yang juga pendukung kunci dari pemerintah Suriah menggunakan fasilitas pangkalan udara T-4 sebagai pusat komando.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan tidak ada kontak antara Israel dan Rusia sebelum atau selama serangan udara pada Senin itu, dan menambahkan bahwa kurangnya komunikasi adalah penyebab masalah.
Rencana False Flag (serangan palsu) serangan kimia yang direncanakan fihak AS dan para militan binaanya diSuriah yang kemudian akan menimpakan tuduhan kepada fihak Suriah dan Rusia yang informasinya beredar maret lalu nampaknya benar benar terjadi. Kemarin 8/4 telah terjadi serangan senjata kimia dikota Douma di Ghouta timur yang dinformasikan telah menelan korban puluhan orang. Rusia membantah adanya bukti yang menunjukkan adanya serangan kimia itu.
Rekayasa demi rekayasa dilakukan AS untuk menjustifikasi guna melakukan serangan langsung keSuriah setelah pemanfaatan pemberontak , militan dan teroris gagal total.
Pemerintah Suriah telah membantah tuduhan bahwa telah menggunakan senjata kimia di kota Douma di Ghouta Timur, dan mengatakan tidak perlu tindakan semacam itu untuk menghentikan para teroris.
Kementerian Pertahanan Rusia juga membantah laporan tentang dugaan bom kimia yang dijatuhkan di Douma, menunjukkan bahwa sejumlah negara Barat serta LSM seperti White Helmets (bentukan barat) juga telah ikut memberikan klaim tuduhan seperti itu guna melemahkan evakuasi teroris Jaish al-Islam dari daerah itu.
“Kami membantah keras tuduhan ini dan mengumumkan kesiapan kami untuk mengirim ahli Rusia dalam bidang radiasi, pertahanan kimia dan biologi ke Douma untuk mengumpulkan bukti setelah bebas dari teroris yang akan membuktikan adanya dugaan penggunaan senjata kimia terjadi,” kata Mayor. Jenderal Yuri Yevtushenko, komandan Pusat Rusia untuk rekonsiliasi Suriah.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang Suriah lewat kantor berita SANA , tuduhan seperti itu telah dibuat oleh teroris dan ditujukan untuk menghalangi pasukan Suriah, yang telah membuat “kemajuan yang cepat dan pasti” dan tidak membutuhkan langkah-langkah (serangan kimia) seperti itu untuk menghadapi para teroris.
Sementara itu Departemen Luar Negeri AS telah menyatakan keprihatinannya atas laporan adanya senjata kimia yang digunakan di Douma, Deplu AS menyebut ini adalah menunjukkan bahwa Rusia bertanggung jawab atas serangan brutal dari Suriah yang tak terhitung jumlahnya.
Presiden Trump sendiri secara cepat dalam tweetnya ,tanpa penyelidikan maupun bukti langsung menuduh Rusia dan Iran yang mendukung Assad sebagai fihak yang bertanggung jawab.
Many dead, including women and children, in mindless CHEMICAL attack in Syria. Area of atrocity is in lockdown and encircled by Syrian Army, making it completely inaccessible to outside world. President Putin, Russia and Iran are responsible for backing Animal Assad. Big price…
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) April 8, 2018
Bulan lalu Damaskus mengingatkan akan adanya beberapa ahli asing (AS) sedang menyiapkan serangan kimia, yang akan dilakukan dengan bantuan “White Helmet” (NGO bentukan AS yang menyamar sebagai bantuan kemanusiaan) yang rencananya akan diliput oleh mainstream media. Peringatan yang sama dikeluarkan oleh Pusat Rusia untuk rekonsiliasi Suriah pada bulan Januari.
Sebuah rencana dilaporkan sedang disiapkan yang akan memungkinkan komunikasi langsung antara negara2 Arab tekuk dengan Israel dan penggunaan wilayah udara oleh Israel dengan imbalan pelonggaran blokade di jalur Gaza.
Di antara langkah-langkah yang ingin dicapai adalah pembekuan pemukiman di “wilayah-wilayah tertentu” di tepi Barat dan pengurangan blokade keamanan di Jalur Gaza, kata sumber yang dekat dengan negosiasi tentang rencana itu kepada The Wall Street Journal dalam laporan Senin malam. (Seperti diketahui, Israel melakukan blokade untuk mencegah Hamas menguasai Jalur Gaza yang dianggap sebagai jalur mengimpor persenjataan untuk menghancurkan Israel).
Sebagai imbalannya, negara-negara Arab Teluk akan mencabut beberapa pembatasan perdagangan, membuka hubungan telekomunikasi langsung (dengan Israel), dan memungkinkan pesawat Israel untuk bisa melintasi wilayah udara negara mereka, kata laporan itu.
Insentif lain yang sedang dipertimbangkan adalah pemberian visa kepada tim olahraga Israel dan delegasi perdagangan Israel dalam even even di negara-negara Arab dan membuka wilayah untuk perdagangan dan bisnis Israel. Menurut laporan itu, gagasan itu ditekankan dalam sebuah makalah diskusi yang dibagikan ke beberapa negara Teluk.”
Walaupun para petinggi Arab masih meragukan bahwa perjanjian perdamaian Israel-Palestina bisa dilaksanakan, namun mereka bersiap untuk memberi imbalan kepada Israel untuk setidaknya mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan itu, laporan itu mencatat.
Presiden AS Donald Trump dijadwalkan akan mengunjungi Arab Saudi, Israel, dan Tepi Barat dalam 10 hari mendatang sebelum menuju ke Eropa. Sementara pada hari Senin lalu, Trump bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed al Nahyan di Washington.
Negara-negara Arab Teluk berniat untuk bekerja sama dengan Trump, yang telah menyatakan minatnya untuk mencapai kesepakatan damai, sumber tersebut mengatakan kepada Journal.
Dua negara – Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dilaporkan telah mengatakan kepada AS dan Israel bahwa mereka siap untuk menerima rencana tersebut.
Inisiatif ini datang dilatarbelakangi peningkatan hubungan antara Israel dan negara-negara Arab Teluk Sunni dalam beberapa tahun terakhir karena didorong oleh keprihatinan bersama terhadap Iran yang dikuasai Syiah dan kelompok ISIS.
Negara negara Arab yang saat ini telah (pernah) melakukan hubungan diplomatik resmi adalah Mesir dan Yordania.
Seorang pejabat senior Arab yang ambil bagian dalam diskusi itu mengatakan, “Kami tidak lagi melihat Israel sebagai musuh, tetapi lebih sebagai peluang potensial.”
“Makin banyak hal yang terjadi sekarang ini dibandingkan di masa lalu,” kata Menteri Energi Israel Yuval Steinitz kepada Journal. “Ini hampir bisa dikatakan sebagai revolusi di Timur Tengah.”
Steinitz yang tahun lalu melakukan kunjungan rahasia ke Abu dhabi ibukota UEA guna membahas masalah-masalah regional itu mengatakan bahwa teknologi Israel termasuk untuk teknologi penginderaan sedang dibagikan kepada Arab Saudi dan UEA.
“Israel telah mengembangkan teknologi mutakhir yang memungkinkan kami mendeteksi rencana teroris lebih dini,” katanya. “Ini memungkinkan kami membantu pemerintah moderat Arab untuk melindungi diri mereka sendiri.”
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman mengatakan bahwa Israel memiliki hak atas tanah air berdampingan dengan Palestina, dia adalah pejabat penting Arab Saudi pertama yang mengakui kedaulatan Israel di wilayah tersebut.
Menanggapi pengakuan putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman tentang hak eksistensi Israel ini , analis politik Iran Seyyed Hadi Afghahi mengatakan kepada Sputnik bahwa ia tidak mengesampingkan akan adanya pembentukan hubungan diplomatik antara Riyadh dan Tel Aviv dalam waktu dekat.
Selanjutnya Afghahi menuturkan bahwa Arab Saudi secara diam-diam telah mempertahankan hubungan dengan Israel selama 56 tahun ini, sementara Israel bermaksud untuk mengungkapkan hubungan ini.
Dia menambahkan bahwa dengan secara resmi mengakui hak eksistensi Israel itu, “Arab Saudi telah membebaskan dirinya dari beban merahasiakan hubungan informal dengan politisi dan militer Israel .”
Afghahi meramalkan bahwa pembentukan hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel hanya masalah waktu mengingat bahwa monarki Arab (Saudi) di Teluk Persia itu saat ini khawatir akan kehilangan kekuatan regional mereka. Menurut dia, alasan kedekatan Arab Saudi dengan Israel berasal dari fakta bahwa Riyadh menghadapi bahaya politik dan strategis di kawasan itu.
“Saya percaya bahwa Arab Saudi akhirnya akan secara resmi mengumumkan pembentukan hubungan diplomatiknya dengan Israel. Tetapi Riyadh tidak akan berhenti disini. Pengakuan Arab Saudi atas hak Israel untuk eksis adalah bagian dari apa yang disebut proyek ‘kesepakatan abad ini ‘ yang ditujukan untuk menghadapi Iran dan Front Perlawanan Islam Iran. Pertemuan-pertemuan tingkat tinggi antara putra mahkota Arab dan Israel bertujuan untuk menerapkan kesepakatan ini, “kata Afghahi.
Dia mengatakan bahwa langkah pertama dalam pelaksanaan proyek ini dibuat ketika Presiden Donald Trump menyatakan bahwa AS akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Fase kedua adalah pembentukan hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel karena persatuan melawan Iran sangat penting baik untuk Riyadh dan Tel Aviv.
“Bagian lain dari rencana berbahaya ini adalah penciptaan kota industri di gurun Sinai, di mana Palestina dimasa depan akan dipindahkan.
Terakhir tetapi yang sangat penting adalah penciptaan aliansi Amerika Serikat-Saudi Arab-Israel melawan Perlawanan Islam Iran, “kata Afghahi.
AS sedang membangun dua pangkalan militer di wilayah Manbij disisi barat Sungai Eufrat, yang berada di bawah kendali Unit Pertahanan Rakyat Kurdi (YPG), dilaporkan kantor berita Turki Anadolu.
Salah satu pangkalan Amerika akan dibangun di lokasi sebuah pos pengamatan di sebelah utara kota Manbij, sebelah tenggara desa Dadat, Anadolu.
Pasukan AS membawa banyak peralatan konstruksi ke daerah tersebut. Pangkalan itu akan terletak delapan kilometer dari Sungai Sajur, yang memisahkan Manbij dari daerah Jarabulus. Wilayah ini pada 2016-2017 berada di bawah kendali YPG.
Basis militer lainnya adalah diselatan Dadat. Berjarak empat kilometer dari para peserta Operasi “Euphrates Shield”. Militer AS berlokasi di dekat peternakan Nuaymiyah, tempat pekerjaan konstruksi sedang dilakukan. Setelah konstruksi selesai, pangkalan akan menjadi lokasi terdekat ke area Operasi Perisai Eufrat di mana pasukan AS ditempatkan di Suriah.
Rusia telah mengkonsentrasikan 19 satuan batalion taktis dan lebih dari 77.000 pasukan di dekat perbatasan Ukraina.
“Di perbatasan kami (dengan Rusia) telah terkonsentrasi 19 satuan battalion taktis dari eselon pertama dan kedua lebih dari 77.000 pasukan Rusia. Pasukan tempur yang mencakup sekitar seribu tank, 2300 kendaraan tempur, lebih dari 1100 sistem artileri dan sekitar 400 unit sistem peluncur roket multipel, ”- Kata Menteri pertahanan Ukraina.
Menteri Pertahanan Ukraina menganggap kemungkinan bahwa konflik (dengan Rusia) akan berubah menjadi perang skala penuh.
Senin kemarin Pemerintah Cina membalas pengenaan tariff impor baru oleh Presiden Trump atas baja dan aluminium dengan menetapkan kenaikan tarif setinggi 25 persen pada impor 128 jenis produk buatan Amerika, termasuk daging babi dan pipa baja tanpa sambungan.
Menteri Perdagangan Cina menunjukkan bahwa tarif yang pertama kali diusulkan secara publik hampir dua minggu lalu itu dimaksudkan untuk menekan pemerintahan Trump agar mundur dari perang dagang yang makin memanas.
Selain memberlakukan tarif tambahan pada baja dan aluminium dari China dan negara lain, Presiden Trump telah mengancam akan mengenakan pajak proteksi pada produk buatan China lainnya senilai $60 miliar.
“Kami berharap bahwa Amerika Serikat akan membatalkan langkah-langkahnya yang melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia itu secepat mungkin,” kata kementerian (perdagangan Cina) dalam sebuah pernyataan online tentang tarif pembalasan China.
Upaya balasan Cina itu tidak mengejutkan dan Beijing tampaknya telah melangkah melebihi ancaman yang dibuat awal bulan lalu untuk melawan tarif Amerika Serikat pada baja dan aluminium.
Selanjutnya Kementerian Perdagangan (China) mengatakan bahwa mereka akan memberlakukan tarif dalam dua tahap: pertama 15% impor duty atas 120 produk, termasuk buah dan anggur, dan setelah menilai lebih lanjut dampak dari tarif Amerika Serikat, maka akan diterapkan tarif 25 persen pada delapan produk lainnya, termasuk daging babi.
Pada hari ini senin 2/4 Militer Rusia berhasil menguji coba sistem pertahanan anti rudal modern baru di tempat pelatihan Sary-Shagan di Kazakhstan. Hal Ini dilaporkan oleh publikasi resmi Kementerian Pertahanan Rusia “Red Star”.
“Sistem Pertahanan anti-rudal modern tersebut berhasil menyelesaikan tugas dan menghadang target pada waktu yang ditetapkan,” kata Mayor Jenderal Andrei Prikhodko, wakil komandan pertahanan udara dan asosiasi pertahanan anti-rudal.
На полигоне Сары-Шаган боевым расчетом войск противовоздушной и противоракетной обороны ВКС успешно проведен испытательный пуск новой модернизированной ракеты российской системы противоракетной обороны (ПРО) #Минобороны #ПВО #ВКС pic.twitter.com/TPCoSJp4St
— Минобороны России (@mod_russia) April 2, 2018
Sistem pertahanan rudal ini berada dalam pelayanan Angkatan Udara Federasi Rusia dan dimaksudkan untuk melindungi Moskow dari serangan udara. Selain itu, rudal tersebut dimaksudkan untuk melakukan tugas-tugas dalam kepentingan sistem peringatan dini serangan rudal dan penguasaan angkasa luar.
Proses evakuasi para teroris “Failaq al-Rahman” dari kota Douma di Ghouta Timur ke provinsi Idleb telah dimulai sekitar tengah hari pada hari Minggu, dan juga ada informasi tentang telah dicapai kesepakatan untuk memindahkan para teroris “Jaish al-Islam” keluar dari Douma ke Jarablos.
Koresponden SANA di Al-Wafidin Camp di pinggiran Douma mengatakan bahwa sejumlah bus dan kendaraan milik Bulan Sabit Merah berkumpul di dekat koridor aman menuju kamp al-Wafidin dalam persiapan untuk memasuki Douma guna mulai evakuasi.
Informasi ini muncul hanya kurang dari 24 jam setelah Tentara Arab Suriah mengumumkan bahwa kota Zamalka, Erbin, Ein Tarma, dan Jobar telah bersih dari teroris setelah semua teroris dan keluarga mereka dievakuasi menuju ke Idleb. Lebih dari 41.000 teroris dan anggota keluarga mereka telah dievakuasi dari Ghouta Timur selama 8 hari terakhir.
Kesepakatan juga telah dicapai untuk meminta kelompok Jaish al-Islam agar meninggalkan Douma menuju ke Jarablos, sementara bagi mereka yang tetap tinggal maka maka status hukum mereka akan diselesaikan diakui oleh negara dan akan kembali secara penuh ke kota Douma.
Kesepakatan itu juga menetapkan bagi para teroris untuk menyerahkan semua korban sipil dan militer yang diculik dan juga mayat para martir, dan juga menyerahkan senjata berat dan menengah mereka kepada Negara.
andai indonesia punya putin…
Yap.
admint… apakah di suriah mnjadi titik awal perang nuklir… mngingat semua pssukn sekutu dan as merapat ke laut suriah… dan cina serta rusia pun demikian…
apakh kita mulai mnyetok pasokan pangan
Hadist Shahih menyebut kemelut disekitar Sungai Eufrat (sungai diSuriah utara) akan menjadi pemicu perang nuklir, dan faktanya memang begitu semua gejala disana mengarah keperang antar super power. Baca kajiannya.
Kapan perang nuklirnya sendiri tentu tidak ada yg tahu pasti waktunya. Jd ikuti terus saja update kita, biar tahu kapan harus siap2, kalo buru2 nyetok tar basi lho makanannya hehee..
hehehe…
lagi memanas timur dan barat … scepatnya pradaban manusia lumpuh dan akan brganti dngn khilafah allah
Yap, Semua petunjuk Ayat dan Hadist adalah kebenaran bagi setiap muslim sejati.
mas, saya baca di berita liputan6.com katanya raja salman membantah kalo dia mendukung kedaulatan israel, apakah itu benar?
saya jadi bingung, mohon pencerahannya
Haha. Yang menyatakan itu putra Mahkota Muhammad bin salman. Tapi ketika yang menyatakan perdana menteri Israel kenapa ga berani bantah ya ?
Tidak akan ada pemimpin salah jalan yang terang terangan mengaku sekutu karena mereka jg tahu itu aib yang memalukan, tapi fakta tindakan mereka seperti dukungan terhadap penghancuran Iraq, Libiya ,Suriah dan Yaman yang berbicara sendiri.
Dan sesungguhnya sebelum keluarnya Dajal akan terjadi tiga tahun yang susah, pada masa itu manusia akan ditimpa kelaparan yang sangat, pada tahun yang pertama darinya Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan 1/3 air hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 1/3 tumbuh-tumbuhannya, kemudain pada tahun yang keduanya Allah memerintahkan kepada bumi untuk menahan 2/3 air hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 2/3 tumbuhannya. Kemudian pada tahun yang ketiganya Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya sehingga tidak setetes pun ia menurunkan hujan dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tumbuh-tumbuhannya sehingga tidak satu tumbuhan pun yang tumbuh, dan tidak akan tersisa binatang yang berkuku (musnah) kecuali apa-apa yang dikehendaki oleh Allah. Para sahabat bertanya: “Dengan apa manusia akan hidup pada zaman itu?” Beliau menjawab: “Tahlil, takbir dan tahmid, itu semua akan memadai bagi mereka sebagaimana makanan.”
(Hadis shahih riwayat Ibn Majah dan Ibn Khuzaimah dari Abu Umamah. Al Albaani berkata: “Dan saya mempunyai sebuah tulisan tentang tahkrij hadis ini dan pentahkikan teksnya dimana saya menemui banyak teks-teks lain yang menguatkannya.” Dan dalam Ash Shahihah Al AlBaani, nomer 2457)
mas kalo hadis itu di mana ya letak timelinenya?
setelah malhamah kubrokah atau 3 tahun terakhir malhamah kubro?
saya pikir hujan yang tidak turun ada hubungan kuat dengan efek perang nuklir itu sendiri begitu dahsyat efeknya sampai2 dalam waktu 3 tahun bisa mengakibatkan dunia kering
Saya kira Hadist itu maknanya akan menjadi lebih jelas setelah digabung dengan Hadist yang menyebut kemunculan Dajjal adalah 6 atau 7 tahun setelah Malhamah.
Jadi logikanya masa sulit itu adalah masa 3 tahun setelah perang nuklir. 3 atau 4 tahun setelah itu baru muncul Dajjal.
maaf saya ralat komen nya
amerika mulai gempur suriah mas
http://m.tribunnews.com/internasional/2018/04/14/breaking-news-amerika-cs-mulai-gempur-suriah-as-dan-rusia-di-ambang-perang-terbuka
Itu diatas khan ada trit “DONALD TRUMP PERINTAHKAN DIMULAINYA SERANGAN MILITER KESURIAH” , Malah kita paling dulu mengiformasikan.hehee…
ko di indonesia yg sebagian ormas serta politik nya malah sepakat dengn AS DAN SEKUTU nya menyerang SURIAH…
haduuuhhg…
Hahaha…..
Pertanyaan kita , berarti mereka sepakat juga dong dengan teroris2 bentukan NATO dan sekutu arabnya yang menyerang Suriah ?
justru… orag yg bodoh tahu bhwa amerika dan sekutunya itu jahat…
Karena Kita tidak sekedar memakai logika apalagi isu medsos. tapi fakta digabung panduan agama untuk mengidentifikasi kezaliman para pengikut Dajjal itu. Mereka membungkus kezaliman dengan fitnah2 penuh tipuan dan alasan yg dibuat2.
Kalau dihitung sejak serangan AS pertama keSudan maka sudah 25 tahun kezaliman AS terhadap dunia Islam itu terjadi , tapi itu tidak cukup untuk menjadi pelajaran. Mereka tidak mau berfikir.
trima kasih admint… berkat artikel nya sya bsa memahami yg slma ini sya cari” … di tambah sya jga suka lihat video SIH … bnyk ilmu dan pengetahuan yg luar biasa yg sya petik dri sini…
jngn mnyerah untuk admint buat brbagi ilmu serta info” nya untuk umat muslim,smoga yg tertutup mata hatinya segera trbuka dan diberikan cahaya qolbu…
thanks admint
ane coba kasih tau proses kemunculannya dajjal min, entah bener atau gak
1.) perang dunia 1. setelah berakhir perang dunia 1(yang berlangsung selama 16 tahun) berakhir di tahun 1917, kemudian dibentuklah deklarasi balfour pada september 1917 untuk membicarakan tentang pemukiman orang yahudi & rencana pembentukan negara israel
2.) perang dunia 2. setelah perang dunia 2 berakhir, mulai dibentuklah negara israel pada mei 1948
3.) perang dunia 3(perang yang dimulai tragedi palsu september 2001 hingga sekarang yang anehnya masyarakat indonesia menganggap dunia ini belum perang) dibagi 2 fase. fase pertama penghancuran negara islam yang lemah & fase kedua perang nuklir yang kemudian akan menghancurkan negara nuklir sendiri, setelah perang nuklir berakhir baru muncul Dajjal di alam nyata
jadi kesimpulan ane, setelah berakhir nya PD 3 baru munculah dajjal
gimana tanggapan admin tentang asumsi ane di atas?
Kita sudah melakukan kajian Hadist kapan Dajjal dilepas.
Tentang Periode dialam ghaibnya yaitu periode 1 sehari= setahun, perode 2 sehari= sebulan dan periode 3 sehari= seminggu, ada pendapat bagus dari gurunya SIH yaitu alm Dr. Ansari ra dari Pakistan bahwa periode 1 = saat Inggris menjadi Superpower (pax Britanica), periode 2 = saat AS adalah Super power (pax Americana), Periode 3= saat nanti Israel menjadi Superpower (pax Judaica). Itu pendapat yang paling masuk akal.
Pada Periode 4 (sama dengan hari2 kamu), Dajjal muncul dialam nyata menurut hadistnya memang pada tahun ke7 setelah Malhamah, hanya 37 hari sebelum dibunuh Oleh Isa as.