Moskow dan Washington sedang mempersiapkan sebuah kesepakatan untuk menyerahkan zona de-eskalasi Suriah selatan dan pangkalan AS di Al Tanf kedalam kendali Rusia dan masalah itu mungkin akan diputuskan dalam KTT antara presiden Rusia dan presiden AS pada pertengahan Juli, Perwakilan platform oposisi Astana Mahmoud Afandi menjelaskan kepada Sputnik.
Pada hari Kamis Kremlin dan Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan Donald Trump akan mengadakan pertemuan puncak di ibukota Finlandia pada 16 Juli. Jurubicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa tidak ada keraguan bahwa Suriah akan dibahas dalam secara komprehensif.
“Kedua presiden akan membuat keputusan yang seharusnya telah diambil sebelumnya pada bulan Juni, pada pertemuan tingkat wakil menlui AS-Rusia-Yordania di Amman Yordania , yang akhirnya tidak jadi dilangsugkan. Keputusan Itu berisi penarikan tentara AS dari Suriah selatan dan penyerahan zona eskalasi selatan ke tangan Polisi militer Rusia, “kata Afandi.
Tadinya pertemuan trilateral tinngkat Wakil menlu Rusia-AS-Yordania di Amman diharapkan akan berlangsung pada minggu kedua bulan Juni.
Menurut sumber Sputnik, setelah polisi militer Rusia mengambil kendali penuh atas wilayah tersebut, oposisi lokal akan menyerahkan semua senjata beratnya ke Rusia dan hanya boleh menyimpan senjata2 kecil. Kesepakatan itu juga berarti bahwa pasukan Iran tidak akan lagi berada di daerah tersebut. Juga, pangkalan militer AS di Al Tanf kemungkinan besar akan diserahkan ke fihak Rusia,” lanjut Afandi.
Apa imbalan yang akan diterima AS? Pertama, dari awal Trump memang tidak berencana agar tentara AS tetap tinggal di Suriah. Kedua, Iran dan Hezbollah tidak akan lagi berada Suriah. Sederhananya , karena kehadiran mereka tidak akan lagi dibutuhkan. Tdainya mereka memang berada di daerah Daraa, tetapi jika keputusan ini diambil, maka Rusia lah yang akan mengatur, “katanya.
“Begitu para militan di selatan dibiarkan tanpa dukungan AS, maka masalah komisi konstitusi akan mulai diselesaikan. Kelompok-kelompok oposisi yang moderat dan konstruktif yang bersedia untuk terlibat dalam dialog akan dilibatkan, dan mereka yang non-konstruktif (tidak mau kerjasama) akan kehilangan eksistensinya mereka di lapangan, “kata Afandi.
Kelompok kelompok militan di zona eskalasi Suriah selatan kini telah mulai berpihak pada Damaskus.
Pekan lalu sebuah kelompok besar pertama Tentara Pembebasan Suriah (pemberontak Suriah) dari Brigade Omari telah beralih berfihak kepada pasukan pemerintah menyusul pembicaraan dengan perwakilan pusat rekonsiliasi Rusia, dan dalam sebuah pernyataan,pemimpinnya menekankan bahwa kelompok FSA akan bersama sama dengan pasukan pemerintah Suriah memerangi kelomok teroris El Nusra dan Daesh (ISIS).
Hanya beberapa hari setelah Tentara Suriah SAA menyatakan bahwa area timur laut Daraa telah bebas dari militan, kini Tentara Suriah menguasai sebagian besar dari bagian timur provinsi Daraa.
Menurut sumber militer dari kubu pemerintah Izraa, Tentara Arab Suriah mampu memperluas kekuasaannya atas lebih banyak wilayah di Daraa timur setelah dilakukan pertemuan rekonsiliasi dengan beberapa tokoh masyarakat setempat.
Di antara daerah-daerah yang setuju untuk secara damai bergabung dengan pemerintah adalah kota Al-Karak, yang terletak di selatan Al-Hirak yang baru saja direbut. Militer Suriah dilaporkan telah memasuki Al-Karak, tetapi tidak dengan cara yang kekrasan.
Dengan dikuasainya kembali Al-Karak di bawah kesepakatan rekonsiliasi, maka Tentara Arab Suriah akan dapat memasuki pedesaan tenggara Daraa untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun ini.
Tentara Suriah sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke kota bersejarah Busra Al-Sham, yang terletak di barat perbatasan provinsi Al-Sweida.
Busra Al-Sham direbut oleh pemberontak Suriah (FSA) dan Jabhat Al-Nusra (sekarang Hay’at Tahrir Al-Sham) pada akhir Maret 2015. Sebagian besar penduduk Busra Al-Sham mengungsi akibat serangan ini., mereka menetap di daerah2 tetangga dari provinsi Al-Sweida.
Kementerian Wakaf Suriah mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis minggu lalu bahwa Arab Saudi masih saja memaksakan apa yang diebutkan sebagai “kondisi yang tidak mungkin” bagi warga Suriah untuk mengunjungi negara itu untuk melakukan ibadah haji , kantor berita Sputnik Rusia melaporkan.
“Pihak berwenang Saudi selama tujuh tahun terakhir berturut-turut tidak pernah mengizinkan warga Suriah untuk melakukan ritual ibadah haji bagi warga Suriah. Syarat syarat dianggap tidak dapat dipenuhi karena politisasi haji yang dilakukan oleh otoritas Saudi meskipun beberapa kontak telah dilakukan antara Kementerian Luar Negeri Suriah dan Kementerian Haji dan Urusan Agama Saudi , kata kementerian Wakaf Suriah.
Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Suriah sejak 2012. Oleh karena itu para calon jemaah haji terpaksa harus mendapatkan visa di negara ketiga melalui Komite Haji Tinggi Suriah yang saat ini masih dikendalikan oleh kelompok oposisi yang didukung oleh Arab Saudi yang dikenal sebagai Koalisi Nasional Suriah.
Lebih lanjut ditambahkan bahwa para agen perjalanan yang berlokasi di Lebanon tidak berkontribusi pada penyelesaian atas situasi ini tetapi lebih mementingkan keuntungan mereka sendiri.
Kementerian wakaf Suriah tahun lalu juga menuduh Riyadh telah “mempolitisasi” ibadah haji dan melakukan “eksploitasi politik dan keuangan” dari penyelenggaraan haji.
Kerajaan Saudi juga pernah melarang warga Iran untuk menjalani ibadah haji pada musim haji 2016 , setelah Riyadh memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran. Hal ini terjadi setelah adanya demo kemarahan di depan kedubes Arab Saudi di Iran atas adanya eksekusi mati seorang ulama senior Syiah oleh Kerajaan Saudi.
#Syria: video purportedly showing aftermath of #Israel|i strike last night on area of #Damascus Intl Airport. Warehouse reportedly hit. pic.twitter.com/QFtkv0PdJs
— Qalaat Al Mudiq (@QalaatAlMudiq) June 26, 2018
Dua buah rudal Israel menyerang lokasi dekat Bandara internasional Damaskus, dilaporkan sebuah gudang dihantam rudal itu. Belum ada info detal adanya korban jiwa ats serangan Israel itu tapi fihak tentara Suriah dilaporkan telah meluncurkan rudal anti serangan udara.
Kelompok teroris Jabhat Al Nusra telah melakukan serangan yang menargetkan pemukiman yang telah bergabung dalam kendali pasukan pemerintah di zona de-eskalasi selatan, militer Rusia melaporkan.
Menurut Pusat Rusia hampir 70 militan al-Nusra (juga dikenal sebagai Tahrir al-Sham) tewas, karena pasukan pemerintah bersama-sama dengan Tentara Pembebasan Suriah FSA (yang bergabung kepasukan Suriah) telah berhasil memukul balik serangan kelompok teroris di zona eskalai wilayah selatan Suriah itu.
Militer Rusia mencatat bahwa tidak ada kerugian difihak tentara tentara Suriah, tetapi tidak memberikan rincian mengenai korban di antara unit-unit FSA.
“Selama 24 jam terakhir, militan Jabhat al-Nusra telah menyerang permukiman di zona selatan de-eskalasi, yang telah bergabung dengan pemerintah yang sah,” kata pernyataan pusat tersebut.
Selain itu, pasukan pemerintah Suriah juga telah menghancurkan 3 kendaraan lapis baja dan 14 pickup membawa senapan mesin berat milik para militant. Jumlah total pemukiman di zona de-eskalasi selatan yang menyatakan bergabung kembali dengan pasukan pemerintah Suriah meningkat menjadi 12 pada hari Minggu, Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan.
Tentara Suriah membersihkan tempat persembunyian ISIS dipedesaan tenggara Damaskus , Tentara Suriah terus maju dan berhasil merebut kembali banyak petak tanah.
Tim media perang baru-baru ini memposting video dari dua medan pertempuran dan kemuncul pasukan Suriah yang memerangi teroris ISIS di pedesaan timur jauh provinsi Al-Swuaida.
Dengan operasi ini pasukan Suriah mencegah kemungkinan ISIS melakukan serangan mendadak yang mengejutkan di wilayah yang dikuasai pemerintah di provinsi selatan Suriah itu, dan juga mengamankan sisi tenggara bandara internasional.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Perhubungan Israel Katz pekan ini akan mulai mempromosikan prakarsa apa yang disebut sebagai “Jalur Perdamaian Regional” , yang dimaksudkan untuk menciptakan jalur perdagangan yang menghubungkan Eropa dengan Teluk Persia dan Israel, berita Hadashot melaporkan Sabtu malam.
“Lintasan untuk Perdamaian Regional” didasarkan pada rencana perluasan rel kereta api di Israel utara, yang akan menghubungkan pelabuhan Haifa ke jaringan kereta api Yordania, yang pada gilirannya akan dihubungkan dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya.
Jaringan ini divisikan sebagai upaya untuk menciptakan sistem transportasi regional guna meningkatkan hubungan perdagangan dan mempromosikan hidup berdampingan secara damai.
Mahdi Majeed , jurnalis Kurdi yang ada diIsrael mengungkapkan melaui Twitternya , dan memposting video singkat yang menunjukkan Menteri Intelijen dan Transportasi Israel Yisrael Katz yang memaparkan peta jalur rel kereta api yang direncanakan itu .
Menteri Intelijen dan Komunikasi Israel, ketika dia menjelaskan proyek rel kereta api yang menghubungkan Arab Saudi dengan pelabuhan Israel Haifa ini adalah proyek rahasia yang akan diungkap setelah selesainya “Kesepakatan Century” pada 2019, ”tulis Majeed.
Menteri Yisrael Katz berharap bahwa jalur kereta api, yang akan melewati Yordania ini akan berkontribusi pada ekonomi Yordania, dan selain Yordania juga akan menghubungkan semua negara-negara Teluk Arab dengan Mediterania.
Dilaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga telah mempresentasikan rencana tersebut kepada Utusan Timur Tengah AS Jason Greenblatt dalam salah satu kunjungannya ke wilayah tersebut.
Tentara Suriah akan merebut kembali kendali atas wilayah utara negara itu dengan kekuatan jika pemberontak (sebagian juga dikuasai Turki dan AS) menolak untuk menyerah, kata Presiden Bashar al-Assad dalam wawancara dengan saluran televisi Rusia NTV pada hari Minggu 24/5.
Damaskus mengatakan menolak kehadiran pasukan Turki dan AS di sekitar kota Manbij di Irak utara, sehari setelah tentara kedua negara mulai berpatroli. daerah.
“Kami telah memilih dua jalur: yang pertama dan paling penting adalah rekonsiliasi … Jalur kedua adalah menyerang para teroris jika mereka tidak menyerah dan menolak untuk berdamai,” kata Assad dalam wawancara itu.
“Kami akan bertarung dengan mereka (pemberontak) dan mengembalikan kendali area itu dengan kekuatan. Ini tentu bukan pilihan terbaik bagi kami, tapi itu satu-satunya cara untuk mengendalikan negara,” kata Assad, menanggapi pertanyaan tentang bagian utara Suriah di mana kelompok pemberontak yang didukung oleh Turki masih memegang beberapa wilayah utara Suriah.
Assad mengatakan dalam wawancara itu bahwa Suriah tidak akan menerima bantuan uang dari negara2 Barat untuk membantu membangun kembali negara itu, yang hancur setelah tujuh tahun perang.
“Kami memiliki kekuatan yang cukup untuk membangun kembali negara. Jika kami tidak memiliki uang – kami akan meminjam dari Negara2 teman kami, atau dari orang orang Suriah yang tinggal di luar negeri,” kata Assad.
https://www.youtube.com/watch?v=Dpd2fkkvxek
Militer Rusia secara resmi telah memasuki area perang barat daya Suriah malam ini, kata seorang sumber kepada Al-Masdar dari Provinsi Dara’a.
Pasukan Udara Rusia melepaskan serangan besar-besaran atas Dara’a di timur laut, malam ini, dengan menargetkan beberapa wilayah yang dikuasai oleh pemberontak.
Menurut sumber militer kubu pemerintah di Izra’a, Pasukan Udara Rusia melancarkan lebih dari 20 serangan udara di timur laut Dara’a malam ini. Sumber itu mengatakan kepada Al-Masdar bahwa Angkatan Udara Rusia secara khusus melancarkan serangan udara atas kota-kota Masikah, Aeeb, dan Busra Al-Harir.
Ditambahkan bahwa mayoritas serangan udara itu dilancarkan kekubu kelompok Busra Al-Harir, yang terletak tepat di sebelah timur Izra’a.
Serangan ini oleh Angkatan Udara Rusia dilakukan hanya 48 jam setelah Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan keras kepada pemerintah Rusia dan Suriah atas meningkatnya serangan mereka di Suriah barat daya (terhadap pemberontak dan teroris).
Sebuah koran yang dikelola pemerintah Suriah mengatakan Senin bahwa pemerintah akan terus memerangi “teroris” meski ada peringatan dari AS jika Suriah melakukan serangan ke pemberontak di provinsi Daraa selatan, sementara Rusia mengatakan pasukan Suriah harus dikerahkan di barat daya negara itu yang dekat perbatasan Israel.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa pasukan Suriah harus diposisikan di perbatasan dengan Dataran Tinggi Golan, yang telah diduduki oleh Israel sejak perang Timur Tengah 1967. Daerah antara Daraa dan Dataran Tinggi Golan telah muncul sebagai titik panas dalam kebuntuan yang lebih luas antara Israel dan Iran, dan Amerika Serikat telah memperingatkan akan mengambil tindakan untuk melindungi gencatan senjata di sana.
Harian Al-Baath mengatakan dalam editorial yang diterbitkan Senin bahwa ancaman AS menggarisbawahi “peran Amerika yang kotor dalam perang teroris” melawan Suriah. Itu menekankan bahwa tentara Suriah bertekad untuk merebut kembali semua bagian Suriah.
Amerika Serikat, Rusia, dan Jordania tahun lalu sepakat untuk memasukkan Daraa dalam “zona de-eskalasi” dan membekukan garis konflik di sana. Namun daerah itu menajdi makin tegang menyusul serangkaian serangan Israel baru-baru ini terhadap pasukan Suriah dan Iran. Iran adalah sekutu dekat Presiden Suriah Bashar Assad, dan penasihat militernya menyatu dengan pasukannya.
Ketika Angkatan Darat Suriah tampaknya bersiap untuk melakukan serangan besar-besaran di provinsi Daraa, kelompok militan yang telah berurat dan berakar di wilayah itu dilaporkan menerima pengiriman senjata secara besar-besaran AS.”
Kelompok-kelompok militan yang beroperasi di Suriah selatan menerima sejumlah besar senjata dan amunisi buatan AS, termasuk rudal anti-tank TOW, seperti dilaporkan kantor berita FARS.
Menurut FARS, persenjataan itu dikirim melalui perbatasan dengan Yordania sebagai bagian dari “rencana AS untuk menyediakan lebih banyak cadangan senjata untuk teroris” di Suriah.
Kantor berita itu juga mengatakan bahwa kelompok-kelompok militan di provinsi Daraa mulai membentuk “ruang operasi” dalam persiapan untuk mengantisipasi serangan tentara Suriah.
Awal bulan ini, Angkatan Darat Suriah mengintensifkan kegiatannya di wilayah barat daya negara itu yang juga mencapai perbatasan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan bahwa pasukan pemerintah Suriah, dibantu oleh sebagain Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang baru-baru ini berbalik memihak Damaskus, memukul mundur lebih dari seribu serangan dari gerilyawan al-Nusra.
“Pada tanggal 22 Juni kemarin , setelah pembicaraan antara perwakilan pusat rekonsiliasi Rusia dan pihak berwenang Suriah dengan militan pembebasan Suriah (FSA) di zona Selatan de-eskalasi, pemimpin Tajammu al-Wiyat al-Omari (Brigade Omari) mengumumkan bahwa kelompoknya menyatakan begabung denga pemerintah Suriah, ” demikian kata pusat rekonsiliasi Rusia untuk Suriah.
Menurut pernyataan itu, pemimpin Brigade Omari juga menekankan bahwa kelompoknya akan berperang melawan militan dari Front El Nusra dan ISIS (Daesh) bersama dengan tentara Suriah di bagian selatan negara itu.
“Pada Jumat malam, Kelompuk pertama tentara Suriah telah memasuki permukiman Dama dan Ashiyah di zona Selatan de-eskalasi,” kata dokumen itu.
Militer Suriah meningkatkan operasi mereka di barat daya Negara itu, yang mungkin berisiko karena baik Israel dan Yordania tampaknya menjadi nervous semenjak pasukan Suriah mendapatkan kembali kendali perbatasan mereka. Israel menyatakan adanya kehadiran pasukan Iran dekat Dataran Tinggi Golan bersama dengan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang dianggap menimbulkan bahaya bagi negara Israel, sementara Yordania, pada gilirannya, lebih prihatin dengan masalah gelombang pengungsi yang melarikan diri ke arah selatan dari area konflik.
Pada hari Jum’at Helikopter pemerintah Suriah menjatuhkan bom di Daerah oposisi diBarat daya Suriah pertama kalinya dalam setahun ini, seorang pemantau perang dan para petinggi pemberontak menyebut serangan ini dianggap bertentangan dengan tuntutan AS bahwa Presiden Bashar Assad harusnya menghentikan serangan itu.
Assad telah bersumpah untuk merebut kembali daerah yang berbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, dan tentara Suriah mulai meningkatkan serangan di sana pekan ini. Fihak (AS) menganggap serangan ini mengancam zona “de-eskalasi” yang disepakati oleh Amerika Serikat dan Rusia tahun lalu.
Pada hari kamis AS menegaskan kembali tuntutannya bahwa zona deeskalasi itu harus dihormati, dan memperingatkan Assad dan sekutu-sekutunya Rusia tentang “akibat serius” ats pelanggaran ini . AS menuduh Damaskus telah melakukan serangan udara, artileri dan roket.
Serangan besar ini berisiko menimbulkan eskalasi yang lebih luas yang dapat membawa Amerika Serikat lebih dalam ke dalam perang. Kawasan barat daya menjadi perhatian strategis bagi Israel yang bersekutu dengan AS, yang tahun ini meningkatkan serangan terhadap milisi dukungan Iran yang bersekutu dengan Assad.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, mengatakan helikopter pemerintah Suriah telah menjatuhkan lebih dari 12 bom di daerah itu, yang menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada korban jiwa.
Abu Bakr al-Hassan, juru bicara kelompok pemberontak Jaish al-Thawra, yang bertempur di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah (FSA), mengatakan amunisi telah dijatuhkan di tiga kota dan desa, sementara pesawat tempur telah menyerang area2 yang lain.
Pada hari jum’at Televisi pemerintah Suriah mengatakan bahwa satuan satuan tempur a telah menargetkan “sarang dan gerakan teroris” di daerah itu. Pasukan pemerintah telah menggunakan artileri dan roket dalam serangan itu, mereka belum menggunakan kekuatan udara yang sangat penting untuk pemulihan wilayah-wilayah lain yang dikuasai pemberontak.
Pesawat tempur Rusia juga belum ambil bagian dalam serangan, kata fihak pemberontak. Namun, duta besar Rusia untuk Lebanon mengatakan bahwa Rusia akan membantu Damaskus untuk memulihkan wilayah selatan. “Kami mengatakan bahwa tentara Suriah sekarang, dengan dukungan dari pasukan Rusia, sedang memulihkan kedaulatannya di selatan dan memulihkan otoritas negara Suriah,” kata Alexander Zasypkin kepada koran pro-Hezbollah al-Akhbar. Dan “Israel tidak memiliki alasan pembenaran untuk melakukan tindakan apapun yang menghalangi perang melawan terorisme ini,” tambahnya.
Tentara Yordania dilaporkan mengirim konvoi besar tank dan personil militer ke perbatasan Suriah malam ini. Menurut media resmi Pasukan Tiger Force (suriah), Angkatan Darat Yordania bergerak melalui Yordania utara dan mengambil posisi di dekat perbatasan Suriah.
Langkah ini oleh Angkatan Darat Yordania dilakukan hanya beberapa hari setelah Tentara Arab Suriah memindahkan ribuan personil militernya ke Al-Quneitra dan provinsi Dara’a (untuk menggempur pemberontak Suriah).
Dengan makin dekatinya serangan Tentara Suriah (ke Al-Quneitra dan provinsi Dara’a) , militer Yordania kemungkinan akan berpatroli di perbatasan untuk memastikan tidak ada pertempuran yang tumpah.
Langkah militer Yordania itu kemungkinan ada hubungannya dengan pembicaraan yang telah dilakukan Raja Yordania Abdullah dengan sekutu dekatnya PM Israel hari senin (4hari) lalu. Pembicaraan keduanya disebut melakukan pembicaraan damai , tapi seperti biasanya yang dilakukan adalah kebalikannya yaitu langkah militer.
Yordania adalah salah satu pusat komando NATO dan sekutu Arabnya dalam penghancuran Suriah yang dimulai 7 tahun lalu selain juga Turki.
Tentara Arab Suriah (SAA) melakukan serangan sengit terhadap faksi-faksi pemberontak di pedesaan timur Provinsi Dara’a (dekat perbatasan Yordania) hari ini (17/6). Unit dari divisi 4 dan 5 tentara Suriah Arab berulang kali menyerang pertahanan pemberontak di kota-kota Busra Al-Sham, Ghara Sharqiyah, dan Ghara Gharbiyah, sumber militer mengatakan kepada Al-Masdar News.
Sumber itu menambahkan bahwa serangan Tentara Suriah terutama terkonsentrasi pada benteng pertahanan pemberontak di ketiga kota ini.
Serangan Tentara Arab Suriah ini terjadi hanya beberapa jam setelah beberapa konvoi militer besar memasuki provinsi Dara’a untuk memperkuat pasukan yang telah bersiap untuk melancarkan serangan oleh tentara pemerintah yang telah lama ditunggu-tunggu.
Menurut sumber militer di Damaskus, operasi besar pertama Tentara Suriah di provinsi Dara’a akan berkonsentrasi di daerah timur provinsi itu.
Secara khusus, serangan militer Suriah akan terfokus pada area Nassib dan kota-kota di sekitar wilayah perbatasan daerah ini.
Tentara Arab Suriah kehilangan Persimpangan Nassib yang telah direbut para gerilyawan pada awal 2015. Lepasnya persimpangan Nassib menyebabkan runtuhnya kendali seluruh Angkatan Darat Suriah di pedesaan tenggara Dara’a, yang artinya mereka juga kehilangan kota bersejarah Busra Al- Palsu.
Setelah Dara’a tenggara lepas, Brigade Selatan Front Tentara Suriah Selatan dan Jabhat Al-Nusra berusaha mendesak ke Al-Sweida Governorate; Namun, serangan ini akhirnya gagal setelah beberapa ribu orang di provinsi ini mengangkat senjata untuk melindungi rumah mereka dari pemberontakan.
Sejak serangan pemberontak gagal di Al-Sweida, Angkatan Darat Arab Suriah dan Pasukan Pertahanan Nasional (NDF) telah merebut kembali hampir seluruh provinsi.
Sementara itu, di tenggara Dara’a sebagian besar front peperangan disitu telah mati sejak zona de-eskalasi diarea itu sebagian besar menghentikan pertempuran selama setahun.
Tentara Suriah sekarang siap untuk merebut kembali Dara’a tenggara dan persimpangan Nassib, meskipun ada keberatan dari Departemen Luar Negeri AS.
For years Syrians in E. Ghouta suffered under the rule of western backed Islamist Terrorists
They were starved, forced to dig tunnels and used as human shields.
Look at them now celebrating their first Eid after they were liberated by the Syrian Army.
Assad is killing his people? pic.twitter.com/wW3wd7bKU6— هادي نصرالله (@HadiNasrallah) June 19, 2018
Setelah selama bertahun-tahun penduduk Ghouta timur Suriah menderita di bawah kekuasaan teroris Teroris yang didukung Barat , dimana mereka kelaparan dan dipaksa menggali terowongan dan bahkan digunakan sebagai tameng manusia. Dan Lihatlah kegembiraan mereka sekarang merayakan Idul Fitri pertama mereka setelah mereka dibebaskan oleh Tentara Suriah. Apakah ini bukti Assad membunuhi rakyatnya ?
Televisi pemerintah Suriah melaporkan bahwa koalisi pimpinan AS telah menyerang posisi militer Suriah di timur negara itu menyebabkan beberapa tentara tewas dan terluka. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa 40 pejuang pro-Assad tewas dalam serangan itu.
Serangan itu terjadi di al-Harra tenggara Albu Kamal, media pemerintah Suriah mengatakan, meskipun belum ada laporan resmi yang mengkonfirmasi jumlah korban tewas.
Seorang komandan dalam aliansi militer yang mendukung Presiden Suriah Bashar Assad juga mengatakan kepada Reuters bahwa drone yang kemungkinan milik AS telah mengebom posisi faksi Irak antara Albu Kamal dan Tanf dan posisi militer Suriah.
“Tidak ada anggota koalisi pimpinan AS yang melakukan serangan di dekat Albu Kamal,” kata Mayor Josh Jacques, juru bicara pusat Komandot AS yang mengatakan kepada Reuters. Koalisi pimpinan AS mendukung aliansi milisi Arab Suriah (FSA) dan milisi Kurdi yang memerangi ISIS Islam di timur laut Albu Kamal.
Tentara Suria bersama milisi yang didukung Iran termasuk Hezbollah Libanon dan kelompok-kelompok dari Irak, mendesak ISIS dari Albu Kamal dan sekitarnya tahun lalu, tetapi kelompok ISIS sejak itu melakukan serangan di wilayah tersebut.
Pasukan AS juga berbasis di Tanf, barat daya Albu Kamal di gurun Suriah dekat perbatasan Irak dan Yordania.
Pekan lalu, Assad mengatakan dia menganggap Amerika Serikat sebagai kekuatan pendudukan (penjajah) di Suriah dan bahwa negaranya dalam posisi untuk “mendukung setiap tindakan perlawanan, baik terhadap teroris atau terhadap pasukan pendudukan, terlepas dari kebangsaan mereka.”
Israel telah menyerang milisi Muslim Syiah yang didukung Iran di Suriah, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis, melakukan tindakan-tindakan seperti berpotensi membantu membendung pengungsi Suriah Sunni Muslim ke Eropa.
Sebelumnya , Para pejabat Israel telah mengungkapkan telah dilakukan sejumlah serangan udara di Suriah untuk mencegah pengiriman senjata yang dicurigai ke gerilya Syiah Hizbullah Lebanon atau penyebaran militer Iran. Tetapi mereka jarang memberikan rincian tentang detail operasinya, atau menggambarkan adanya milisi non Libanon sebagai sasaran.
Netanyahu menuduh Iran telah membantu Damaskus memukul mundur pemberontakan yang sudah berlangsung tujuh tahun itu , dan membawa 80.000 pejuang Syiah dari negara-negara seperti Pakistan dan Afghanistan untuk melakukan serangan terhadap Israel dan “mengubah” mayoritas Sunni di Suriah.
“Itu adalah resep untuk terciptanya kembali peradangan perang sipil lainnya , saya harus mengatakan bahwa ini adalah perang agama dan percikannya bisa menyebabkan jutaan orang lagi yang akan masuk ke Eropa dan seterusnya … Dan itu akan menyebabkan pergolakan tak berujung dan terorisme di banyak negara, ”kata Netanyahu pada forum keamanan internasional.
“Jelas kami tidak akan membiarkan mereka melakukannya. Kami akan melawan mereka. Dengan mencegah itu dan kami telah mengebom pangkalan-pangkalan milisi Syiah ini maka kami juga menawarkan membantu keamanan negara Anda dan keamanan dunia. ”
Netanyahu tidak menyinggung bahwa sekitar setengah dari populasi 22 juta rakyat Suriah (sebelum perang) telah terlantar akibat pertempuran, dan ratusan ribu mengungsi sampai ke Eropa.
Keputusan Washington untuk melanjutkan pendanaan bagi kelompok “White Helmets” setelah pembekuan singkat beberapa waktu lalu menunjukkan betapa pentingnya kelompok controversial yang berkedok kemanusiaan itu untuk dalam agenda perubahan rezim (diSuriah) yang dipromosikan AS, wartawan dan pengamat konflik Suriah mengatakan kepada RT.
(“White helmet” adalah mata2 perang bentukan AS dan sekutu yang berbaju “bantuan kemanusiaan” dalam peran Suriah)
“Para perencana di Pentagon mungkin akhirnya menyadari betapa pentingnya Helm Putih dalam operasi perubahan rezim,” Mike Raddie, co-editor BSNews dan aktivis anti-perang, mengatakan kepada RT.
Fakta bahwa mereka telah begitu berhasil dalam pembentukan “citra palsu” dan bukti palsu … hanya berarti bahwa mereka dapat diandalkan kapan pun ada kebutuhan untuk dalih untuk serangan rudal lain atau bahkan invasi skala penuh.”
Aktivis anti-perang menyebut unit Pertahanan Sipil Suriah atau lebih dikenal sebagai aktivis White Helmet dianggap telah berperan penting dalam upaya pembenaran atas serangan AS terhadap Suriah pada April 2017, dan serangan tiga negara oleh Inggris, Prancis, dan AS pada April 2018.
Koalisi pimpinan Saudi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden Mansour Hadi telah melancarkan serangan terhadap kota pelabuhan utama Hodeidah di Yaman, salah satu sisa kota pelabuhan yang berfungsi sebagai Jalur masuk bantuan kemanusiaan diYaman, lapor kantor berita lokal.
Operasi untuk merebut kota pelabuhan penting dari Houthis dilancarkan pada Rabu pagi, setelah pemberontak Houthi menolak ultimatum untuk menyerahkan kota itu pada akhir Selasa, batas waktu yang ditetapkan oleh Uni Emirat Arab (UAE), Al Arabiya melaporkan .
Operasi darat skala besar, yang didukung oleh pasukan udara dan angkatan laut koalisi pimpinan Saudi, mulai bergerak di kota dari berbagai arah, sumber militer mengatakan kepada publik.
Pemerintah Presiden pengasingan Abd Rabbuh Mansour Hadi, yang sebagian berbasis di Aden mengeluarkan pernyataan mengklaim bahwa operasi militer adalah upaya terakhir untuk “mengembalikan legitimasi seluruh wilayah nasional setelah semua cara damai dan politik yang melelahkan ditempuh untuk mengusir milisi Houthi dari kota pelabuhan Hodeidah. ”
“Pembebasan pelabuhan Hodeidah adalah tonggak penting dalam perjuangan kami,” kata pernyataan itu. “Pembebasan pelabuhan adalah awal jatuhnya milisi Houthi. Ini akan mengamankan navigasi di Selat Bab al-Mandab dan memotong tangan Iran.”
Beberapa hari sebelum operasi dimulai, PBB memperingatkan bahwa serangan terhadap kota pesisir yang padat penduduk dapat menelan korban hingga 250.000 jiwa.
Sebelumnya, badan-badan bantuan internasional menyuarakan peringatan tentang “bencana tragis kemanusiaan”, bahwa pertempuran di Hodeidah akan membahayakan suply pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh penduduk sipil.
Militer Suriah sedang mempersiapkan diri untuk melancarkan serangan terbesar mereka minggu depan, guna memulai operasi penting di provinsi Dara’a dan Al-Quneitra (area didataran tinggi Golan yang sebagian dikuasai Israel).
Menurut sumber militer di Damaskus, serangan pemerintah Suriah ini akan dipimpin oleh dua kekuatan besar di Angkatan Darat Arab Suriah: Pasukan Tiger Force dan Divisi ke-4.
Pasukan Tiger Force diberi tugas merebut kembali distrik selatan kota Dara’a, sementara Divisi ke-4 akan disebar antara Al-Quneitra dan Dara’a. Gabungan dua divisi ini akan menjadi kekuatan besar tentara dan pasukan paramiliter yang sebelumnya dikerahkan di Damaskus, Al-Sweida, Homs, dan Hama Governorat.
Berikut adalah daftar Pasukan yang ikut ambil bagian :
TENTARA ARAB SURIAH :
- 4th Division
- 39th Brigade
- 40th Brigade
- 42nd Brigade (Ghiath Forces)
- 5th Armored Division
- 15th Brigade
- 7th Division
- 9th Division
- Shock Forces
- 15th Special Forces Division
- 90th Brigade
- Republican Guard
- 105th Brigade
- 106th Brigade
- Palestine Liberation Army (Palestinian wing of the Syrian Army)
- Tiger Forces
Unit2 Paramiliter :
- National Defense Forces (NDF)
- Liwaa Suqour Al-Quneitra
- Fouj Al-Joulan
- East Qalamoun Division
- Damascus Division
- Homs Division
- Dara’a Division
- Syrian Social Nationalist Party (SSNP)
- Liwaa Al-Quds (Palestinian-Syrian faction from Aleppo)
- Raqqa tribal fighters
Dalam Operasi ini Militer Suriah juga akan mengerahkan sistem pertahanan udara jarak pendek baru buatan Rusia “Pantsir s1”, dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel guna mencegah serangan dari militer Israel.
“Betting the Farm” adalah pepatah militer lama yaitu situasi di mana satu kubu dalam perang besar memutuskan untuk melakukan begitu banyak kekuatannya dalam suatu tindakan yang jika terjadi kegagalan dan penipisan maka kubu itulah yang akan lumpuh secara permanen.
Serangan yang akan dilakukan (Pasukan Suriah) ke Daraa dan provinsi Quneitra tampaknya memiliki semua keunggulan untuk melakukan tindakan semacam itu. Sebagian besar unit militer terkuat Pasukan Suriah SAA akan berkomitmen dalam serangan ini. Sepertinya pemerintah Suriah berniat untuk menghancurkan pemberontak dibarat daya Negara itu dan mendesak garis kontrolnya hingga terlihat dari benteng Israel di Dataran Tinggi Golan, Wilayah Suriah yang diduduki Israel.
Hasil pertemuan Trump dan Kim Jong Un nampaknya tidak ada yang mengagetkan, bahkan hanya mirip dengan hasil pertemuan Kim jong Un dan mitranya Presiden Korsel Moon Jae In pada awal tahun ini.
Selain itu juga karena Trump juga menyatakan bahwa dia masih akan mempertahankan pasukan AS yang ada di Korea selatan.
Kita melihat pertemuan yang disebut2 sebagai pertemuan bersejarah ini hanya seperti upaya AS untuk menunda konfrontasi dengan Korut. Karena memang seperti yang disebut dalam agenda zionis bahwa tahap pertama perang dunia3 adalah penghancuran Kekuatan Islam penentang Israel dan disusul pengjancuran negara2 kafir.
Kita percaya agenda itu akan dilaksanakan karena, pertama agenda perang dunia 1 dan perang dunia 2 dilaksanakan persis dengan yg diagendakan. Kedua Agenda yang ditulis abad19 itu mirip apa yang diisyaratkan hadist bahwa perang dunia3 akan terdiri dari2 tahap.
dan sampai saat ini Iran yang memang menjadi Negara Islam target terakhirnya dan musuh utama Israel belum diserang.
Berikut adalah poin poin yang ditandatangani oleh kedua pemimpin :
- Amerika Serikat dan Korut (DPRK) berkomitmen untuk membangun hubungan baru AS-Korut sesuai dengan keinginan rakyat kedua negara untuk perdamaian dan kemakmuran.
- Amerika Serikat dan Korut akan bergabung dalam semangat untuk membangun perdamaian yang abadi dan stabil di Semenanjung Korea.
- Menegaskan kembali Deklarasi Pan mun jom pada tanggal 27 April 2018, Korut berkomitmen untuk berupaya menuju denuklirisasi total di Semenanjung Korea.
- Amerika Serikat dan DPRK berkomitmen untuk memulangkan orang hilang dan Tahanan perang POW / MIA (prissoner of war/missing In action) ) yang tersisa, termasuk pemulangan segera mereka yang sudah diidentifikasi.
Menhan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, menyatakan pada hari Senin bahwa AS dan Tentara Pembebasan Suriah/ Pemberontak Suriah (FSA) sedang mempersiapkan provokasi senjata kimia diprovinsi Deir Ezzor. Gerilyawan Pembebasan Suriah (FSA) telah membawa tabung tabung berisi klorin ke pemukiman di Deir ez-Zor untuk melakukan “serangan kimia terhadap warga sipil”.
“Menurut informasi yang diterima melalui tiga saluran independen di Suriah, komando yang disebut Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dengan bantuan dari pasukan operasi khusus AS sedang mempersiapkan provokasi serangan serius dengan penggunaan zat kimia beracun di provinsi Deir ez-Zor , ”Kata Konashenkov, seperti dikutip oleh Kantor Berita Sputnik.
Kementerian itu mencatat bahwa video (yang akan dibuat) atas penggunaan zat-zat kimia akan menjadi alasan bagi pembenaran serangan koalisi AS terhadap Instalasi2 milik pemerintah Suriah. “Video yang diproses setelah itu akan disebarluaskan di media barat, yang akan menjadi alasan baru bagi koalisi pimpinan AS untuk melakukan serangan rudal terhadap objek-objek vital pemerintah Suriah dan untuk membenarkan serangan militan terhadap pasukan pemerintah Suriah di bank timur sungai Euphrates , ”Tambah Konashenkov.
Tentara pembebasan Suriah (FSA) saat ini diposisikan di perbatasan provinsi Deir Ezor , karena mereka berbagi basis militer dengan pasukan AS di Al-Tanf. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS memiliki jumlah pasukan yang besar provinsi Deir Ezzor dan mereka secara sporadis melakukan serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah.
Sputnik telah mendapat info dari sebuah sumber di Pasukan Demokrat Suriah /Pemberontak Suriah (SDF), yang mengatakan bahwa Amerika Serikat terus memasok unit mobil bersenjata di provinsi Deir ez-Zor.
Sumber SDF, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Sputnik bahwa Amerika Serikat telah meningkatkan kehadiran militernya di Deir ez-Zor. “Ada tiga pangkalan militer AS di kawasan itu, di mana Amerika memperkuat kehadiran mereka.
Selama empat hari terakhir, Amerika Serikat telah mengirim kami 250 truk dengan kendaraan lapis baja Hummer, senjata berat, dan pick-up, (yang mereka sebut) sebagai bagian dari operasi melawan ISIS (Daesh) , yang kemudian kami teruskan ke timur Deir ez-Zor. Amunisi dan kendaraan lapis baja AS dikirim melalui darat dari wilayah Irak utara melalui pos kontrol perbatasan Semelka, dan dari sana ke timur Deir ez-Zor.
Sampai saat ini, AS telah mengirim 4.800 truk lengkap dengan senjata dan kendaraan lapis baja.
Kantong-kantong perlawanan kelompok teroris ISIS (Daesh) di Suriah kini hanya terletak di wilayah yang dikuasai oleh Amerika Serikat, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan pada hari Sabtu.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan pada hari Rabu bahwa Presiden Suriah Bashar Assad telah menghadirkan “bencana” “atas rakyatnya di Suriah” dengan bantuan Rusia dan Iran, dan dia mencatat bahwa Pasukan Demokrat Suriah (SDF) adalah Satu-satunya organisasi yang mampu mengusir ISIS di Suriah.
“Mengenai situasi saat ini di Republik Arab Suriah, kami sarankan kepala Pentagon untuk mengecek kembali peta yang menunjukkan situasi negara (Suriah) saat ini. Semua kantong pertahanan teroris yang tersisa di Suriah hanya berada di wilayah yang dikuasai oleh Amerika Serikat, ”kata Konashenkov.
Menhan Rusia mencatat bahwa Kementerian Pertahanan Rusia bingung oleh “manipulasi verbal” dari Mattis mengenai situasi di Suriah, dia menekankan bahwa meluasnya kelompok teror ISIS ke Suriah hanya mungkin terjadi karena “kelalaian kriminal” dari Amerika Serikat dan koalisi internasionalnya.
“Selama ini Washington memfokuskan pada pembiayaan dan pasokan senjata langsung ke fihak “oposisi Suriah fiktif” yang berjumlah ratusan juta dolar. Namun, sebagian besar senjata dan amunisi yang dipasok oleh AS jatuh ke tangan al-Qaeda – Front el Nusra dan ISIS, yang dipakai Washington untuk tujuan menggulingkan pemerintah Suriah yang sah, “Kata Konashenkov.
Berbicara selama sesi tahunan Q&A didepan public Rusia, Putin mengecam keputusan Amerika Serikat untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.
Kekuatan negara2 Eropa telah berusaha maksimal untuk menyelamatkan perjanjian yang mereka tanda tangani tahun 2015 itu. Yaitu sejak Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian itudan keluar bulan lalu dan Trump mengatakan dia akan menerapkan kembali sanksi2 baru ke Iran.
Putin mengatakan, penarikan diri dari perjanjian rudal anti-balistik adalah upaya untuk mengakhiri keseimbangan strategis”, dan ia memperingatkan sanksi hanya akan mendorong ke titik pemutusan hubungan.
Ditanya apakah sanksi “non-stop” (terhadap Rusia dan sekutu) dapat memicu konflik global. Dia menjawab dengan mengutip ucapan Albert Einstein yang mengatakan: “Saya tidak tahu dengan senjata apa Perang Dunia III akan dilakukan, tetapi Perang Dunia IV akan dilakukan hanya dengan tongkat dan batu.”
Presiden Rusia mengatakan: bahwa perang dunia ketiga bisa menjadi akhir dari peradaban manusia dan harusnya kita bisa menahan diri dari mengambil langkah ekstrim dikancah internasional yang sangat berbahaya bagi peradaban modern.
“Ancaman kehancuran bersama harusnya selalu bisa menahan para pelaku di kancah internasional agar mencegah kekuatan militer untuk membuat keputusan atau gerakan tergesa-gesa, dan memaksa para peserta (negara2 adidaya) untuk saling menghormati satu sama lain.
Penarikan AS dari perjanjian tentang rudal anti-balistik adalah upaya untuk mengakhiri keseimbangan strategis, tetapi kami akan menanggapi masalah ini.
“Kami percaya bahwa pemberian sanksi sepihak tidak akan menyelesaikan masalah, itu hanya memperburuk masalah.”
Presiden Rusia juga menyoroti perlombaan ruang angkasa baru, menunjukkan bahwa Kremlin akan segera mulai memproduksi sistem senjata baru sebagaimana ia telah berjanji untuk tetap mempertahankan stasiun ruang angkasa Rusia.
Dia menyatakan Rusia harus mengambil banyak langkah kemajuan termasuk dalam peningkatan kualitas satelit kami dan kualitas peralatan kami, dan kami harus kembali dan mempertahankan kompetensi kami dalam peluncuran, ada banyak persaingan dalam bidang ini.
“Secara keseluruhan dan secara umum, kami memiliki rencana besar dan sangat ambisius untuk pengembangan program luar angkasa kami. Saya beri jaminan keanda bahwa kita akan terus berada di jalur ini. Bukan kebetulan bahwa kami menghabiskan banyak biaya untuk membangun basis ruang angkasa baru dibagian timur negara kami.”
Presiden Rusia juga menyoroti persenjataan yang ditujukan untuk “rudal jarak global dan kapal selam tak berawak”. Dia menambahkan: “Sebenarnya semua ini tidak kami rencanakan untuk diproduksi dan segera dioperasikan. Ini terlalu dini untuk dibicarakan tetapi kami akan melakukannya segera.”
Pada hari Senin, Iran mengumumkan bahwa pihaknya akan memperbaiki fasilitas pengayaan uraniumnya di Natanz, yang selama ini dihentikann berdasarkan perjanjian tahun 2015.
“Musuh kami tidak akan pernah dapat menghentikan kemajuan nuklir kami … Ini adalah mimpi buruk bagi mereka dan hal itu tidak akan berhasil,” kata Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi. “Saya telah memerintahkan Komisi energi atom Iran untuk bersiap meningkatkan kapasitas pengayaan uranium kami.”
Menyambut pernyataan dari pemimpin tertinggi mereka itu , kini Iran segera memulai pekerjaan awal untuk membangun fasilitas pengayaan uranium sentrifugal yang canggih. Fasilitas yang dipersiapkan untuk mengoperasikan 60 unit perangkat itu diharapkan akan siap dalam sebulan, kepala Organisasi Energi Atom Iran Ali Akbar Salehi mengatakan kepada televisi negara pada hari Rabu.
Langkah Iran untuk bersiap-siap untuk memperkaya uranium adalah upaya mengirim pesan ke Eropa guna mendorongnya untuk menolak tekanan AS untuk meninggalkan kesepakatan nuklir, para ahli mengatakan kepada RT. Tapi saat ini tampaknya Jerman, Prancis, dan Inggris mungkin sudah mulai menyerah untuk menghentikan langkah Trump itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya presiden China Tiongkok Xi Jinping bertekat untuk melestarikan kedaulatan wilayahl Suriah dengan dukungan solusi politik serta perlunya mengambil langkah-langkah untuk membangunnya kembali.
“Kami menyerukan pelestarian kedaulatan teritorial Suriah, menghormati kedaulatan dan dukungan untuk solusi politik yang disediakan oleh Suriah sendiri dengan dukungan dari PBB dan dengan platform konvesi Jenewa dan hasil konferensi di Astana, dengan juga mempertimbangkan hasil dari Dialog Nasional Suriah yang diadakan di Sochi Januari lalu dan mengkoordinasikan rencana konkrit dan langkah-langkah oleh Rusia dan China untuk memastikan pembangunan kembali Suriah, ” demikian kesepakatan kedua presiden dalam sebuah pernyataan bersama setelah pertemuan mereka pada hari Jumat di Ibukota Cina.
Putin tiba di Tiongkok Beijing pada hari Jumat 8/5 untuk menghadiri Shanghai Summit.
Pada hari kamis 7/5 , Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa rencana pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura pada 12 Juni siap dilaksanakan. Presiden berjanji bahwa bahwa KTT akan lebih dari sekedar aksi foto bersama.
Trump menekankan bahwa akan sangat tidak bisa diterima jika Korea Utara tidak menyetujui denuklirisasi. Mereka harus melakukan denuklirisasi. Jika mereka tidak melakukan denuklirisasi, maka Kami tidak dapat menarik sanksi kita,” kata Trump sebelum makan siang dengan Presiden Jepang Shinzo Abe di Gedung Putih.
Presiden AS mencatat bahwa pada pertemuannya dengan Kim jong Un nanti dapat menandatangani perjanjian untuk mengakhiri perang Korea dan dia menekankan bahwa ia berharap untuk dilakukan normalisasi hubungan dengan Korea Utara di masa depan.
“Saya berharap pertemuan mendatang … menjadi awal dari masa depan baru yang cerah bagi Korea Utara,” kata Trump.
Trump mengatakan nahwa jika KTT Korea Utara nanti berjalan dengan baik, dia akan mengundang Kim Jong-un ke Amerika Serikat.
Trump mengatakan dia bisa saja memberi sanksi lebih banyak kepada Korea Utara, tetapi dia memutuskan untuk tidak melakukannya pada saat ini dan menambahkan bahwa pemerintahannya bisa memberlakukan langkah-langkah hukuman lebih berat kepada Pyongyang di masa depan.
Pekan lalu Trump mengumumkan bahwa dia tidak akan membuat suatu kesepakatan dengan Kim dalam pertemuan pertama mereka diSingapura 12 Juni nanti. Dia menggarisbawahi bahwa Amerika Serikat dan Korea Utara sedang memulai suatu proses dan hubungan baru selama KTT.
Ketegangan jangka panjang di Semenanjung Korea telah secara signifikan menurun pada tahun 2018 ketika Kim mengumumkan kesediaannya untuk denuklirisasi negaranya dan bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.
Juru bicara Urusan Politik Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Yidallah Jawani, menyatakan pada hari Rabu bahwa AS dan Israel tidak mampu melakukan serangan militer terhadap Iran.
Petinggi militer Iran itu bersumpah bahwa setiap serangan militer Israel atau Amerika terhadap Iran akan menghadapi kekuatan militer yang tangguh.
Komentar Jawani itu dikeluarkan hanya 24 jam setelah Menteri Israel Michael Oren mengatakan bahwa dunia Barat dan Arab harus membentuk Koalisi untuk menyerang Iran jika mereka terus memperkaya uranium untuk memproduksi senjata nuklir. Iran bersikukuh bahwa mereka masih mematuhi kesepakatan nuklir itu, meskipun ada tuduhan oleh AS dan Israel.
Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, dalam sebuah wawancara dengan Sputnik, berkomentar tentang masalah penyelesaian konflik Suriah, kerjasama Lebanon-Iran dan relokasi Kedutaan Besar AS ke Yerusalem.
Nabih Berri menyatakan Jika Hezbollah tidak hadir di Suriah maka militan ISIS (Daesh) pasti sudah akan mencapai Lebanon,
Ketua Parlemen Lebanon mencatat bahwa Libanon dan Suriah adalah “seperti saudara kembar,” karena hampir 1,5 juta warga Suriah tinggal di Lebanon. “Kami tidak menganggap mereka orang luar … Segala sesuatu yang terjadi di Suriah mempengaruhi Lebanon,” Berri menekankan.
Gerakan Hezbollah, Lebanon dan Iran tidak akan meninggalkan Suriah sampai negara itu sepenuhnya dibebaskan dari teroris dan mengembalikan integritas teritorialnya, Kata Ketua parlemen Libanon kepada Sputnik.
Nabih Berri mencatat bahwa kehadiran pasukan Iran di Suriah atas permintaan pimpinan Suriah, seperti Angkatan Udara Rusia, sementara Amerika Serikat yang telah menuntut penarikan Hizbullah dan Iran dari Suriah, malahan mengerahkan pasukan mereka di negara itu tanpa izin dari pemerintah Suriah.
“Kekuatan kita ini tidak akan ditarik sampai Suriah dibebaskan dan mendapatkan kembali integritas teritorialnya,” kata Berri.
Krisis Suriah tidak dapat diselesaikan tanpa negosiasi antara Rusia, Amerika Serikat, Turki, Iran, Arab Saudi, Mesir dan mungkin salah satu negara dari Uni Eropa, kata Berri. “Saya percaya bahwa tanpa negosiasi antara Rusia, Amerika Serikat, Turki, Iran, Arab Saudi, Mesir dan setidaknya satu negara Eropa, apakah itu Perancis atau lainnya, tidak mungkin untuk menyelesaikan krisis Suriah … Solusi politik tidak dapat dicapai tanpa kesepakatan antara pihak-pihak ini, ”kata Berri.
Lebanon dan Iran punya kerjasama yg erat , Sanksi AS terhadap Iran tidak akan mempengaruhi kerja sama kuat anntara Beirut dengan Tehran,. “Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Teheran, kata Berri.
Saber Strike: NATO rushes thousands of troops, including air defence systems, to Poland and Baltic states “to boost readiness on its eastern flank” 🎥 https://t.co/3bkbCctmO3 pic.twitter.com/RH4S58fh5l
— Already Happened (@M3t4_tr0n) June 3, 2018
NATO mengerahkan ribuan pasukan termasuk sistem pertahanan udara Patriot ke Polandia dan negara-negara Baltik ” untuk meningkatkan kesiagaan militernya di Eropa timur” dekat dengan perbatasan Rusia.
Sejumlah 18.000 tentara dari 19 negara berpartisipasi dalam latihan serangan Sabre Strike 18 di sisi timur NATO karena dianggap manuver militer Rusia semakin mengkhawatirkan negara2 anggota NATO yang ada di dekat Rusia.
Militer AS diEropa mengatakan pada Minggu kemarin bahwa Latihan Sabre Strike 18 yang diikuti 19 negara akan berlangsung di seluruh wilayah itu hingga 15 Juni sebagai “Ungkapan komitmen dan solidaritas sesama anggota Aliansi NATO”.
Pengamat militer dan ex petinggi militer Suriah Mayor Jenderal purn. Muhammed Abbas memperingatkan bahwa AS sedang berusaha untuk merebut kendali perbatasan Suriah dengan Irak guna memutuskan hubungan antara kedua negara.
Untuk tujuan ini bentrokan baru sedang diprovokasi disekitar al-Tanf, provinsi Homs, di mana basis militer AS berada, dan dibagian timur provinsi al-Suwayda di selatan Suriah.
“AS sedang bekerja untuk melanjutkan perang di Suriah. Sangat mungkin bahwa Palmyra dapat kembali menjadi target serangan. Karena jika mereka merebut Palmyra maka akan mengguncang stabilitas dan keamanan yang telah diciptakan pemerintah Suriah di sana selama dua tahun terakhir, ” kata Abbas.
Menurut pensiunan jendral itu , “Amerika masih terus mendukung berbagai kelompok bersenjata yang melaksanakan rencana mereka di wilayah tersebut. Setiap kelompok itu terhubung satu dengan yang lain ke perusahaan Blackwater (Perusahaan swasta AS yg memasok tentara bayaran)), dan kelompok yang menyebut dirinya ‘Tentara Suriah alternatif’ ,
” Abbas menyatakan bahwa serangkaian serangan baru-baru ini di tenggara Deir ez-Zor, dekat pangkalan Rusia di Khmeimim, dan disumur minyak T2 dan T3 adalah tanda2 bahwa kelompok jihadis (ISIS) yang didukung AS sedang “bersiap untuk membuka front baru baik di selatan Suriah ke arah Daraa dan di utara menuju Idlib. ”
Palmyra adalah kota yang memiliki makna strategis dan simbolis yang istimewa, kata Jendral itu. “Jika Palmyra direbut , ini akan memiliki resonansi besar. Saat ini ada kesempatan bagi mereka untuk melakukan operasi ini, karena AS memiliki kekuatan di al-Tanf, di Rukban, dan di daerah yang dikendalikan oleh Pasukan Demokrat Suriah (Pemberontak Suriah) di tepi barat sungai Eufrat. ”
Dia juga memperingatkan bahwa AS dapat membantu sekutunya (para teroris) dengan menciptakan jamming elektromagnetik untuk menyembunyikan gerakan mereka, sehingga akan mustahil bagi pasukan Suriah dan sekutu mereka bisa menghancurkan mereka. “Selain itu, mereka juga dapat menggunakan awan dan badai debu untuk tujuan ini. Kita perlu mempertimbangkan semua faktor ini agar bisa melacak gerakan seperti itu tepat pada waktunya,” kata Abbas.
Pekan lalu, sumber militer Suriah mengatakan kepada Al-Masdar News bahwa ISIS melancarkan serangan besar ditimur sumur minyak T-3 ditimur Palmyra. 26 Tentara Suriah dilaporkan tewas dalam serangan teroris itu. Tentara Suriah telah mengerahkan pasukan tambahan ke provinsi Deir ez-Zor untuk mencegah serangan yang mungkin terjadi.
ISIS merebut Palmyra pada Mei 2015 dan kemudian berhasil merebut lagi pada bulan Desember 2016 dalam pertempuran tarik ulur dengan pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh kekuatan udara Rusia.
Selama pendudukan mereka di kota kuno Palmyra itu, kelompok ISIS telah menghancurkan puluhan artIfak (benda2 kuno) dan seluruh bagian dari Situs Warisan Dunia yg diakui UNESCO.
Suku-suku diSuriah mendeklarasikan persatuan dan menyatakan perang terhadap kehadiran AS dan mengutuk semua jenis intervensi asing.
Sejumlah lebih dari 70 suku di Suriah berkumpul hari ini di bawah slogan ‘suku Suriah melawan Amerika dan semua jenis campurtangan asing’ dan mereka menegaskan dukungan mutlak mereka untuk Tentara Arab Suriah (SAA).
Hadir juga dalam acara konferensi suku suku diSuriah yg dilangsungkan dikota Deir Hafer pinggiran Aleppo itu komandan Brigade Yerusalem.
Dalam wawancara ini Presiden Suriah Bashar Assad mengatakan bahwa bulan lalu Rusia telah berhasil menghalangi Barat dari upaya melancarkan serangan udara besar-besaran di negaranya, dan dia meyakini bahwa Damaskus hampir memenangkan perang tujuh tahun dinegaranya, meskipun AS terus saja merecoki dengan campur tangannya.”
“Dengan setiap kemajuan yang telah dicapai Tentara Suriah, juga dalam proses politik dalam seluruh situasi, musuh-musuh kita dan lawan kita terutama negara2 Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Negara2 boneka mereka di Eropa yang ada diwilayah kita, mereka terus mencoba membuat situasi lebih parah, baik dengan cara mendukung terorisme, membawa lebih banyak teroris ke Suriah, atau dengan menghambat proses politik, ” Kata Presiden Assad kepada koresponden RT Murad Gazdiev dalam wawancara di Damaskus.
Assad mencatat bahwa tanpa bantuan pendanaan dari luar sebenarnya lawan-lawannya di dalam negeri dapat ditundukkan “dalam setahun.”
Setelah berhasil mengalihkan dukungan antara berbagai faksi anti Assad, dan merebut kembali kota-kota utama Aleppo dan Deir ez-Zor oleh pasukan pemerintah selama dua tahun terakhir, presiden Suriah percaya bahwa Washington telah “kehilangan kartunya” diSuriah.
“Tantangan kami sekarang adalah bagaimana kami dapat mempersempit kesenjangan antara rencana mereka (AS) dan rencana kami,” kata Assad.
Pemimpin Suriah itu percaya bahwa semakin cepat konflik berdarah ini akan segera berakhir, maka semakin membuat putus asa lawan lawannya.
Dia mengutip tuduhan serangan senjata kimia di Douma “Apakah itu demi kepentingan kita? Mengapa, dan mengapa baru sekarang ?” Ia menganggap hal ini sebagai upaya Barat terakhir untuk mempengaruhi opini internasional yang gagal.
“Mereka membuat sebuah dongeng, mereka berbohong dengan membuat opini publik di seluruh dunia dan di Barat, tapi tidak ada yang percaya cerita mereka, tetapi mereka tidak bisa mundur. Jadi, mereka harus melakukan sesuatu, bahkan dalam skala yang lebih kecil, ”kata Assad mengacu pada serangan udara bersama terhadap yg didklaim sebagai fasilitas senjata kimia Suriah yang dilakukan pada 14 April oleh AS, Inggris, dan Prancis.
Melihat banyaknya para penasihat militer Barat yang ditempatkan bersama pasukan proksi mereka di Suriah, Assad juga berterima kasih kepada Rusia karena hal ini tidak sampai memicu konfrontasi langsung (Rusia) dengan AS, yang beroperasi sangat dekat baik di udara maupun didarat.
“Kita hampir saja melihat konflik langsung antara pasukan Rusia dan pasukan Amerika, dan untungnya, itu telah bisa dihindari, bukan oleh “kebijaksanaan” kepemimpinan AS tetapi oleh “kebijaksanaan” kepemimpinan Rusia,” kata Assad kepada Gazdiev.
“Kami membutuhkan dukungan Rusia, tetapi pada saat yg sama kami juga harus menghindari kebodohan AS agar tetap ada stabiltas di negara kami.”
Ditanya apakah Anda berencana merebut kembali seluruh Suriah dengan kekuatan? Terutama di Idleb yang perbatasan dengan Israel? Presiden Suriah menjawab :
Perang adalah pilihan terburuk. Saya pikir setiap warga Suriah setuju dengan fakta ini. Tetapi kadang-kadang Anda hanya memiliki pilihan ini, terutama ketika Anda berbicara tentang faksi-faksi seperti Al Qaida, seperti ISIS, seperti al-Nusra, dan faksi-faksi yang sepaham , sebenarnya kebanyakan dari mereka memiliki ideologi yang sama seperti halnya Jaish al-Islam, Ahrar al-Cham, dan sebagainya mereka tidak mau melakukan dialog apa pun, mereka tidak memiliki rencana politik, mereka hanya memiliki rencana ideologis yang gelap , yang akan menjadikan Suriah seperti tempat2 lain diseluruh dunia yang dukuasai Al Qaeda. Jadi, satu-satunya pilihan untuk menghadapi faksi-faksi itu adalah dengan kekuatan.
Pada saat yang sama, di daerah lain kami berhasil melaksanakan rekonsiliasi, terutama ketika masyarakat di daerah-daerah yang berbeda itu ikut menekan militan untuk meninggalkan daerah-daerah itu. Jadi, saya pikir pilihan terbaik adalah membuat rekonsiliasi. Ini adalah rencana kita. tetapi ketika hal itu tidak berfungsi maka satu-satunya cara adalah menggunakan kekuatan.
“Semakin banyak kemajuan yang kami dapat akan semakin membuat kami lebih bertekad untuk menyelesaikan masalah ini, karena Anda tidak bisa memberikan pilihan lain apakah Anda memiliki negara ataupun anda yang tidak memiliki negara, ”kata presiden Suriah itu kepada RT.
Ditanya bagaimana anda menanggapi ancaman menteri energy Israel yang mengancam akan menurunkan anda dari jabatan presiden, Assad menjawab :
Sejak saya dilahirkan, pada era generasi saya dan sebagian besar generasi sekarang di Suriah kami selalu hidup di bawah ancaman agresi Israel. Ini adalah sesuatu yg terus ada dalam fikiran bawah sadar kita, jadi untuk mengatakan bahwa anda takut ketika hidup dengan ancaman yang sama selama beberapa dekade, tentu ini tidak masuk akal.
Israel telah membunuh dan menduduki wilayah kami (dataran tinggi Golan) selama beberapa dekade , tepatnya selama sekitar tujuh dekade, di wilayah ini, tetapi biasanya mereka melakukan semua ini tanpa mengancam. Sekarang, mengapa mereka mengancam dengan cara ini? Ini adalah kepanikan, ini adalah semacam perasaan histeris, karena mereka kehilangan “orang-orang terkasih,” orang-orang yang mereka sayangi yaitu dari al-Nusra dan ISIS, itulah sebabnya mengapa Israel panik baru-baru ini, dan kami memahami perasaan mereka.
Ditanya tentang agresivitas Israel yang sekarang tampak lebih mencolok di Suriah, dimana mereka melakukan serangan udara yang sesuka hati bahkan dilakukan depan kamera, Adakah yang dapat Anda lakukan untuk menghentikan Israel yang terus melakukan serangan udara di Suriah?
Assad menjawab : Sebenarnya, target pertama dari para tentara bayaran yg menyerang Suriah (sejak awal perang Suriah0 adalah pertahanan udara kami, sebelum mereka menyerang pangkalan militer lainnya, dan Anda harusnya terkejut pada saat itu; mengapa mereka (para teroris) menyerang pertahanan udara kita ? Padahal Pertahanan udara tidak ada hubungannya dengan “demonstrasi damai” seperti yang mereka katakan atau yg mereka sebut “kekuatan moderat,” dan pertahanan udara itu tidak ada hubungan sama sekali dengan ekstremis . Pertahanan udara adalah hal yang berbeda, pertahanan udara dibangun untuk membela negara. Ini adalah bukti lain bahwa Israel memiliki hubungan langsung dengan para teroris di Suriah. Jadi, mereka menyerang pangkalan tersebut, dan mereka menghancurkan sebagian besar pertahanan udara kami.
Sekarang, terlepas dari itu pertahanan udara kita jauh lebih kuat daripada sebelumnya, berkat dukungan Rusia, dan serangan udara baru-baru ini oleh Israel dan oleh Amerika dan Inggris dan Perancis membuktikan bahwa kita berada dalam kondisi yang lebih baik. Jadi sekarang satu-satunya pilihan adalah meningkatkan pertahanan udara kami, ini adalah satu-satunya hal yang dapat kami lakukan, dan kami sedang melakukan itu.
Pertanyaan : Israel mengatakan bahwa serangan udaranya sejauh ini adalah bukan ditargetkan untuk melawan Anda sebagai Presiden atau pemerintah, bahwa mereka bilang mentargetkan Iran yang sekutu Anda. Iran telah membantu anda (menghancurkan teroris), tetapi sekarang menempatkan Anda pada ancaman. Apakah Anda pernah mempertimbangkan untuk meminta Iran pergi?
Fakta paling penting mengenai masalah ini, adalah kita tidak memiliki pasukan Iran. Tapi seperti halnya kami mengundang Rusia, kami juga dapat mengundang Iran. Kami memiliki perwira Iran yang bekerja dengan Tentara Suriah (sebagai konsultan), tetapi mereka tidak memiliki pasukan. Dan ini fakta paling jelas atas kebohongan mereka (Israel) tentang masalah tentara Iran ini adalah ketika dalam serangan Israel beberapa minggu yang lalu mereka mengatakan bahwa mereka menyerang pangkalan dan kamp tentara Iran, dan yang terjadi adalah puluhan martir Suriah yang meninggal dan terluka. Tidak ada satu pun pasukan Iran yang jadi korban. Jadi, bagaimana mereka bisa mengatakan bahwa ada tentara Iran disini? Jadi, itu bohong. Kami selalu mengatakan bahwa yang ada pada kami adalah para perwira Iran yang bekerja dengan tentara kami, dan tidak ada pasukan Iran disini.
Ditanya , bagaimana sikap and menanggapi Presiden Trump yang telah memanggil Anda dengan julukann “Animal Assad.” Apakah Anda memiliki nama julukan (balasan) untuk presiden AS?
Presiden Assad menjawab : Ini bukan gaya bahasa saya, jadi, saya tidak bisa menggunakan bahasa yang sama seperti itu. Itu bahasa dia (Trump) yang mewakili siapa dia, dan saya pikir ada prinsip yang sangat dikenal, bahwa “Siapakah anda adalah apa yang Anda katakana”. Jadi, dia ingin mewakili siapa dia, dan itu normal.
Bagaimanapun, itu tidak berimbas apa pun (pada saya), dan bahasa semacam ini tidak akan berimbas apa pun kepada siapa pun. Satu-satunya hal yang bisa mengubah anda adalah orang Anda yang anda percayai, yaitu orang yang berkepala dingin, orang yang bijaksana, orang yang bermoral, etis, itulah yg bisa mempengaruhi fikiran Anda, apakah positif atau negatif. Bagi saya seseorang seperti Trump tidak akan bisa mempengaruhi saya.
Soal tuduhan menindas warga Suni
Ketika ditanya : Di Idleb … sebagian besar pemberontak di sana adalah Sunni. Sebagai seorang Sunni saya sendiri memiliki kerabat jauh yang datang ke Suriah untuk melawan Anda, karena ia diberitahu bahwa Anda menargetkan warga Sunni, dan itulah yang dipercaya oleh banyak orang di Idleb. Mengapa begitu banyak orang di semua negara yang berbeda baik yang di Amerika, di Rusia dsb mereka percaya bahwa Anda menindas mereka?
Presiden Assad: Karena itu adalah narasi pertama (yang dipropagandakan) ketika dimulai (perang) , baik secara internasional terutama di Barat dan juga di dalam Suriah dan di beberapa media utama di wilayah kami dan di Barat, rencana mereka adalah menciptakan perpecahan di dalam masyarakat. Itu akan membuat semuanya lebih mudah bagi mereka; “Ketika Anda memiliki semacam perang saudara yang sipil, antara sekte atau etnis,” dan gagal.
Sekarang, mereka tetap menggunakan narasi yang sama, setidaknya untuk mendorong beberapa orang fanatik di berbagai tempat di dunia untuk datang dan membela “saudara-saudara” mereka di sini, karena itulah yang mereka bayangkan; mereka membayangkan bahwa ada konflik antar sekte.
Jadi, karena cara berpikir mereka yang picik, mungkin, atau ketidaktahuan mereka, mereka datang ke sini hanya untuk mendukung “saudara-saudara” mereka. Sekarang, jika saya akan memberi tahu Anda ini benar atau salah, audiens Anda tidak ‘kenal saya, mereka tidak tahu tentang kredibilitas saya, tapi saya akan memberitahu Anda, Anda tahu Suriah dengan sangat baik, lebih baik pergi dan melihat kenyataan di lapangan.
Sekarang, jika ada narasi semacam itu, katakanlah andai saja dalam kenyataannya ada sekte yang membunuh sekte lain, tentu sekarang Suriah harus dibagi menurut garis sektarian.
Anda seharusnya datang dulu ke daerah2 (diSuriah) yang di bawah kendali kami dan lihat apakah mereka hanya terdiri satu warna atau beberapa warna dari masyarakat Suriah. Kemudian Anda juga datangi daerah lain yang dikuasai teroris, Apakah Anda mendapati warna yang berbeda? dan kenyataannya tidak seperti itu khan.
Sekarang, di Damaskus, di Aleppo, di Homs, di setiap area di bawah kendali pemerintah Suriah, Anda akan melihat setiap spektrum (keragaman) masyarakat Suriah, tanpa pengecualian. Jadi, fakta ini akan dengan sendirinya menghilangkan prasangka seperti ini. Maksud saya, bagaimana mungkin mereka bisa hidup berdampingan satu sama lain sementara pemerintah membunuhinya dengan alasan sektarian?
Potensi konflik antar superpower
Ditanya : Bahwa sekarang ini di Suriah ada lima kekuatan nuklir yang terlibat diSuriah , baik yang secara langsung terlibat dalam operasi militer di Suriah, yang menempatkan tentaranya di lapangan atau lewat serangan udara. Beberapa dari negara-negara itu berada di kubu yang berbeda. Bagaimana sebenarnya situasis “perang sipil” diSuriah sekarang ini?
Assad menjawab : Kata “perang sipil” telah digunakan secara luas sejak awal konflik di Suriah, bahkan tanpa sadar digunakan juga oleh teman-teman kita, dan oleh sekutu tanpa memahami isi dari maknanya.
“Peperangan sipil” diSuriah bermakna ada garis sektarian berdasarkan etnis atau sekte atau agama atau mungkin perbedaan pandangan atau aliran politik, ini adalah sesuatu yang tidak terjadi di Suriah. Kenyataannya, di daerah yang dikendalikan oleh pemerintah, yang sekarang mayoritas Suriah, Anda memiliki semua keragaman ini. Jadi, kata “perang saudara” tidak benar. Apa yang sebenarnya ada dari awal adalah tentara bayaran mereka orang Siria, dan orang asing yang dibayar oleh Barat untuk menggulingkan pemerintah. Ini adalah realitas, kenyataan yang sangat kejam. Ini hanyalah topeng untuk menutupi niat mereka yang sebenarnya.
Pada kenyataannya, sebenarnya sudah hampir terjadi konflik langsung antara pasukan Rusia dan pasukan Amerika, dan untungnya, itu bisa dihindari, bukan oleh kebijaksanaan kepemimpinan Amerika, tetapi oleh kebijaksanaan kepemimpinan Rusia.
—00—
Arab Saudi dilaporkan telah mengancam dengan “aksi militer” terhadap Qatar jika negara tetangganya itu membeli sistem pertahanan rudal Rusia S-400, demikian menurut Le Monde mengutip surat dari Raja Salman kepada kepresidenan Prancis.
Pada Juni 2017 Arab Saudi, Bahrain, UEA, dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena menuduh negara itu mendukung dan mendanai terorisme. Qatar juga dituduh “ikut campur” dalam urusan internal negara tetangganya dan karena Qatar menyatakan dukungan terhadap saingan klasik Arab Saudi yaitu Iran.
Sekarang Riyadh dikabarkan khawatir dengan rencana Qtar membeli rudal S-400 sistem anti rudal darat keudara Rusia yang dianggap akan membahayakan “keamanan nasional” Negara tetangganya di Teluk Persia. Menurut informasi yang diperoleh Le Monde, King Salman belum lama ini telah mengirim surat kepada kantor kepresidenan Prancis, di mana ia menyatakan “keprihatinan mendalam” atas adanya negosiasi jual beli S-400 yang sedang berlangsung antara Doha dan Moskow.
Jika kesepakatan itu berlanjut “Kerajaan (Saudi) akan siap untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menghancurkan sistem pertahanan ini, termasuk dengan aksi militer,” . Isi surat itu juga dilaporkan meminta Paris untuk memberikan tekanan diplomatik terhadap Doha.
Duta Besar Qatar untuk Rusia pada bulan Januari mencatat bahwa kedua Negara Rusia dan Qatar sedang berada pada “tahap negosiasi lanjutan” atas pembelian sistem pertahanan udara canggih S-400.
Pada saat itu Fahad bin Mohammed Al-Attiyah mencatat bahwa perjanjian kerja sama militer Qtara –Rusia yang ditandatangani pada bulan Oktober 2017 itu telah “membuka jalan bagi Rusia dan Qatar untuk saling berinteraksi dalam lingkup pertahanan, termasuk pengadaan perangkat keras, pelatihan tentara dan petugas, pemeliharaan senjata dan, tentu saja, kerja sama operasi khusus. ”
Sisem pertahanan Triumf S-400, yang oleh NATO didinamakan sebagai ‘Growler,’ dapat mendeteksi dan mencegat hampir semua benda yang terbang diudara , mulai dari pembom strategis , pesawat tempur, ke jet tempur taktis, rudal balistik dari semua ukuran dan bentuk .
Dengan kemampuan multi fungsi ini, pesaing satu-satunya dari sS400 adalah Patriot buatan AS yang walau bagaimanapun masih menawarkan spesifikasi yang jauh lebih sederhana.
Sementara Washington belum mengomentari pembelian S-400 yang dilakukan oleh Qatar ini, AS baru-baru ini bersitegang dengan Ankara (Turki) atas keputusannya untuk memilih mengamankan wilayah udaranya menggunakan sistem S400 Rusia.
AS terus bersikeras bahwa Turki (sebagai anggota NATO) seharusnya hanya menggunakan sistem yang kompatibel dengan NATO yang bisa dibelinya dari “sekutunya sendiri.” Dengan mengangkat isu itu seorang anggota parlemen AS berupaya memperkenalkan RUU yang berusaha melarang pengiriman pesawat F-35 ke Turki, merujuk bahwa sikap Turki dianggap “semakin bermusuhan” (dengan AS).
Para anggota parlemen AS juga memperingatkan India bahwa pengadaan sistem militer canggih Rusia (S400) oleh India dapat membahayakan kerja sama pertahanan dan transfer teknologi antara Washington dan New Delhi, dan mendesak India untuk mempertimbangkan kembali pembelian itu.
admin gak buat artikel tentang pertemuan kim jong kun & donald trump?
Tuh diatas sudah kita ulas singkat.