Moskow memperingatkan fihak Barat (AS , Inggris dan Perancis) bahwa mereka seharusnya tidak bermain api dengan mencoba melakukan provokasi di daerah Idlib, kata Manlu Rusia Sergey Lavrov.
“Provokasi baru oleh fihak Barat sedang dipersiapkan untuk mencoba menghalangi operasi anti-teroris di Idlib,” kata Lavrov pada konferensi pers bersama dengan mitranya menlu Suriah Walid Muallem di Moskow.
Lavrov juga menekankan bahwa AS sedang mencoba untuk memangun “otoritas” (penguasaan) atas tepi kiri sungai Eufrat, ini dapat menyebabkan perpecahan Suriah.
“Kehadiran AS di Suriah tidak hanya punya aspek militer … Secara bersamaan, Amerika secara aktif mengembangkan sisi timur sungai Eufrat, memulihkan infrastruktur di sana, jaringan sosial dan ekonomi dan bahkan membuat badan pemerintah daerah Negara kuasi,” katanya.
Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem juga telah memperingatkan kemungkinan adanya agresi AS, Inggris dan Perancis serta konsekuensi atas upaya Barat untuk mengacaukan Negara Suriah.
Terlepas dari apakah serangan AS-Inggris-Prancis itu akan terjadi atau tidak, Damaskus akan tetap menyelesaikan perjuangannya melawan terorisme, menteri itu mencatat.
Kelompok White Helmets telah menculik 44 anak di Idlib untuk digunakan dalam skenario serangan kimia, menurut menteri luar negeri Suriah.
“Di balik penciptaan kelompok White Helmets, ada dukungan khusus dari Inggris, mereka yang mensponsori , mereka yang mengatur. Mereka berada di belakang pengAturan dari skenario yang direkayasa yang dibuat untuk penggunaan senjata kimia dan sekarang mereka sedang mempersiapkan upaya untuk penggunaan senjata kimia di Idlib, ” kata Muallem.
Merespon gerakan militer AS dan sekutunya yang dikhawatirkan akan mengganggu operasi menumpas teroris di Idlib oleh militer Suriah , dari tanggal 1-8 Sepember 2018 Rusia akan melakukan latihan militer dilaut di Mediterania.
Latihan ini akan yang melibatkan 25 kapal, sekitar 30 pesawat, termasuk pesawat pengangkut rudal Tu-160, Tu-142MK dan pesawat anti-kapal selam Il-38, Pesawat tempur Sukhoi Su-33 dan Su 30. Kata Komandan Angkatan laut Rusia menyatakan dalam upacara pembukaan latihan tersebut.
Pentagon bersiap-siap untuk memasang system pertahanan anti rudal di daerah Al Hasakah dan Rmelan di timur laut Suriah, mantan komandan Militer di Deir ez-Zor Suriah Fayez Esmer mengatakan.
“Langkah AS selanjutnya adalah membangun perisai pertahanan anti rudal di kawasan itu yang harus dianggap sebagai bagian dari rencana jangka panjang Washington untuk merespon kekacauan di kawasan itu,” kata Esmer kepada surat kabar Yeni Safak,
Dia menambahkan bahwa tujuan Amerika Serikat antara lain adalah mencoba untuk melindungi Militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang ada di wilayah tersebut.
“Pemerintah di Washington menyadari bahwa kekuatan PKK tidak mencukupi untuk rencana-rencana AS di sisi timur dari Sungai Eufrat. Oleh karena itu, AS akan semakin memperkuat kehadiran militernya di wilayah tersebut.
Di sisi lain, kegiatan AS yang dilakukan di Suriah dan Irak adalah karena tekadnya untuk mengeksploitasi sumber daya bawah tanahnya , “kata Esmer.
Washington telah membangun tiga sistem radar di Hasakah-Tal Baidar pedesaan bersamaan dengan daerah Ayn al-Arab dan Sarrin, Portal berita Yeni Safak melaporkan.
Rusia akan menggelar latihan militer besar bernama Vostok-2018 pada 11-15 September, yang akan melibatkan 300.000 pasukan, 1.000 pesawat dan 900 tank yanga juga akan melibatkan China dan Mongolia .
Lebih dari 3.000 tentara Cina dengan 900 peralatan tempur akan bekerja bersama dalam latihan di perbatasan Rusia itu.
Latihan tersebut merupakan latihan skala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya baik dalam hal luas wilayah yang dicakup maupun dalam hal angka-angka (jumlah peralatan dan personel),” Shoigu mengatakan kepada media resmi Rusia .
Ini akan melibatkan semua kesatuan udara mereka dan juga dari kedua armada angkatan laut utara dan Pasifik, katanya.
“Bayangkan 36.000 peralatan militer bergerak bersama pada saat yang sama , tank, pengangkut personel lapis baja, kendaraan tempur infantri. Dan semua ini, tentu saja, dalam kondisi semirip mungkin dengan pertempuran sebenarnya, ”katanya,
Kelompok “White Helmets” telah menyerahkan bahan kimia beracun kepada militan dari kelompok Ahrar al-Sham. Jenderal Alexei Tsygankov, kepala pusat Rusia untuk rekonsiliasi Suriah mengatakan pada hari Selasa.
“Dikawal oleh delapan anggota Helm Putih, racun tersebut dikirim ke sebuah gudang yang digunakan oleh kelompok militan dari Ahrar al-Sham untuk menyimpan bahan beracun dan minyak pelumas,” kata Jenderal Tsygankov. “Dua panglima tingkat tinggi dari kelompok itu menerima kiriman itu di sana”.
Sepertinya kemudian, sejumlah bahan beracun itu dibawa ke wilayah berpenduduk lain di selatan Provinsi Idlib guna melakukan serangan palsu dengan bahan kimia, kata pejabat itu.
Pada senin lalu , Juru bicara resmi Kementerian Pertahanan Rusia Jenderal Igor Konashenkov mengatakan pada jumpa pers bahwa AS mengerahkan Kapal dengan rudal jelajah di Timur Tengah untuk persiapan serangan ke pasukan pemerintah Suriah setelah dilakukan serangan kimia palsu di Idlib (oleh militant).
“Persiapan ini memberi kesaksian atas niat AS untuk membuat suatu taktik dugaan penggunaan senjata kimia diIdlib yang akan dituduhkan ke pasukan pemerintah Suriah, yang akan digelar oleh kelompok Hayat Tahrir al Sham dengan keterkaitan erat dinas rahasia Inggris, ”kata Jenderal Konashenkov.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzya, juga mengatakan sebelumnya pada hari Selasa bahwa kelompom” White Helmmets” telah mengirim bahan bahan kimia beracun ke kota Saraqib di Idlib.
Senin 27/8 kemarin , Seorang jenderal papan atas Iran Jenderal Alireza Tangsiri mengklaim bahwa angkatan laut Iran telah mengambil kendali penuh atas Teluk Persia dan Selat Hormuz , yang merupakan rute pengapalan minyak utama diteluk Arab.
Iran sebelumnya telah mengancam untuk memblokir pengapalan minyak yang melewati selat Hormuz sebagai pembalasan atas tindakan bermusuhan dari AS.
Menurut kantor berita Tasnim, Komandan angkatan laut Garda Revolusi Iran Jenderal Alireza Tangsiri, telah mengklaim bahwa AS bukanlah pemilik perairan di kawasan itu. “Kami dapat memastikan keamanan Teluk Persia dan tidak perlu kehadiran mahkluk asing seperti AS dan negara-negara yang tempatnya tidak di sini,” kata Tangsiri.
Hubungan antara Iran dan AS telah merosot sejak Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Iran dan negara-negara dunia lain , serta menerapkan kembali sanksi ekonomi yang bertujuan untuk menghentikan perdagangan minyak Iran.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, otoritas paling senior di Republik Islam, mengatakan bulan lalu bahwa dia mendukung gagasan bahwa jika Iran tidak diizinkan mengekspor minyaknya, maka tidak ada negara di kawasan itu yang akan diizinkan mengekspor minyak dari Teluk.
Pertahanan udara Suriah telah ditempatkan pada siaga tinggi untuk menghadapi serangan tiba tiba rudal AS, portal berita Al-Masdar melaporkan pada hari Senin. mengutip sumber di komando militer republic Arab Suriah.
Menurut sumber itu, Pangkalan Udara Mezzeh telah menerima perintah untuk mempersiapkan kemungkinan serangan terhadap Damaskus.
Sebelumnya, Perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov memberi tahu para wartawan bahwa AS sedang mempersiapkan serangan rudal ke Suriah, yang akan menyusul setelah serangan (palsu) senjata kimia yang akan digelar di provinsi Idlib, yang akan dituduhkan pada pemerintah Suriah.
Pada tanggal 14 April lalu, AS, Inggris dan Perancis menggunakan dasar isu serangan kimia di Douma, Ghouta Timur sebagai dalih untuk melakukan serangan besar-besaran terhadap Suriah tanpa persetujuan dari Dewan Keamanan PBB.
Pasukan pemerintah yang didukung oleh pasukan udara Rusia, dan fihak lawan kelompok pemberontak yang didukung oleh berbagai faksi teroris termasuk Hayyat Tahrir Al-Sham sedang mengumpulkan pasukan untuk menghadapi kemungkinan pertempuran di timur laut provinsi Lattakia.
Sumber-sumber oposisi melaporkan pada hari Senin bahwa penambahan kekuatan dari faksi-faksi pemberontak telah tiba ke Al-Ghab Plain di barat Hama dan pedesaan Lattakia untuk menghadapi setiap tindakan militer dari Tentara Suriah.
Sumber pemberontak menunjukkan bahwa sejumlah 7 kendaraan Turki memasuki penyeberangan perbatasan Bab al-Hawa, membawa karavan dan sementar 5 mobil lainnya membawa balok beton menuju titik-titik pengintaian yang didistribusikan di selatan Idlib.”
Dengan bantuan pasukan Rusia yang mengambil bagian dalam memerangi terorisme sejak 2015 yang memang atas permintaan pemerintah Suriah , sudah hampir 150 wilayah telah dibebaskan oleh pasukan pemerintah di dua provinsi Hama dan Lattakia.
Menanggapi ucapan penasehat keamanan AS John Bolton yang akan melakukan serangan yanglebih dahsyat keSuriah jika Suriah melakukan serangan kimia , Rusia merespon dengan memperingatkan fihak Barat untuk tidak melakukan gerakan nekat baru di diSuriah
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kepada Sputnik. “Kami telah mendengar ultimatum yang diucapkan oleh Washington, termasuk pernyataan publiknya. Ini tidak akan mempengaruhi komitmen kami untuk sepenuhnya melenyapkan sel-sel teroris di Suriah dan mengembalikan negara ini ke kehidupan normal … Kami memperingatkan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya jika akan melakukan langkah-langkah baru yang sembrono, ”kata Ryabkov.
Moskow akan terus mendukung Damaskus dalam upaya untuk menstabilkan situasi di Suriah, termasuk memulangkan pengungsi dan orang-orang yang secara internal terlantar , kata wakil menlu Rusia itu.
“Fakta bahwa negara-negara barat tidak mau berpartisipasi dalam upaya-upaya ini sekali lagi membuktikan bahwa mereka memiliki tujuan lain untuk lebih mengguncang Suriah, dan hanya terus mencari dalih baru untuk mengangkat isu perubahan rezim atau pergantian kekuasaan di Damaskus.”
Tidak ada hal yang baru tentang ini … Kami siap untuk perkembangan seperti itu, kami mengekspos niat mereka. Tetapi AS tampaknya tidak belajar dari sejarah, termasuk pengalaman belum lama ini, karena kita saat ini dapat melihat eskalasi atas situasi (di Suriah), ” Ryabkov mencatat.
Wakil menlu Rusia itu menambahkan bahwa saat ini, ” akan adanya skenario provokasi kotor dan serangan (AS) berikutnya adalah sangat mungkin.”
Ancaman dan ultimatum adalah satu-satunya bahasa yang bisa diucapkan oleh Amerika Serikat, Ryabkov menekankan.
Data intelijen Rusia yang melihat tabung2 senjata kimia sedang disiapkan oleh militan dan pernyataan penasehat militer AS John Bolton yang mengancam akan menyerang Suriah jika ada indikasi penggunaan senjata Kimia , jelas mengindikasikan akan adanya serangan palsu (false flag) senjata kimia lagi diSuriah yang nantinya akan dituduhkan ke fihak pemerintah Suriah. Bolton mengatakan , AS akan melakukan serangan besar ke Suriah.
Beberapa ribu militan dengan persenjataan berat dan kendaraan lapis baja sedang mempersiapkan serangan ke provinsi Hama dan Aleppo diSuriah, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Sabtu 26/8.
Dikatakan bahwa pemimpin kelompok Tahrir al-Sham (berafiliasi dengan organisasi teror Jabhat Nusra) telah meminta semua militan di provinsi barat laut Suriah, Idlib untuk mempersiapkan serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah.
“Beberapa ribu militan dengan persenjataan berat dan kendaraan lapis baja telah dikumpulkan untuk melakukan serangan terhadap Hama dan Aleppo,” kata jubir Pusat Rusia untuk rekonsiliasi Suriah.
Sebuah latihan jika ada kasus serangan kimia juga dilakukan oleh kelompok “White helmet” (kelompok mata2 bentukan barat berkedok bantuan kemanusiaan) di kota Jisr al-Shughur di Idlib, juru bicara itu mencatat.
Sebelumnya pada hari itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan bahwa militan Tahrir al-Sham sedang mempersiapkan provokasi di Idlib untuk kemudian menuduh pasukan pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil.
Para militan membawa delapan tabung berisi klorin untuk melancarkan serangan kimiaw di Jisr al-Shughur , Idlib. Tabung2 ini kemudian diserahkan kepada militan kelompok al-Hizb al-Turkistani al-Islami dan diangkut ke desa Haluz dekat Jisr al-Shughur, Konashenkov menambahkan.
Provokasi adanya serangan senjata kimia (palsu), saat ini sedang dipersiapkan oleh teroris di Suriah yang bertujuan agar memungkinkan Prancis, Inggris Raya dan Amerika Serikat punya alasan (pembenaran) untuk melakukan serangan terhadap target pemerintah Suriah, menurut militer Rusia.
Untuk tujuan ini, kapal perusak Rusia USS The Sullivan dengan 56 rudal jelajah telah tiba di Teluk Persia beberapa hari yang lalu.
Sementara Fihak AS menyiapkan pesawat pembom В-1В AS yang membawa 24 buah rudal jelajah AGM-158 JASSM yang dikerahkan di pangkalan udara Al Udeid di Qatar, Konashenkov mengatakan pada hari sebelumnya.
Kita perlu merefresh ingatan kita tentang serangan pertama senjata kimia diSuriah, karena nampak sangat kuat akan terjadi lagi serangan palsu (false flag) dari para musuh Islam dalam perang besar diIdlib yang kita yakin akan kembali dituduhkan ke pemerintah Assad untuk mendapat pembenaran AS dan sekutu Eropanya melakukan serangan langsung ke Suriah.
Ungkapan seorang anggota Parlemen Turki Eren erdem pada 2015 lalu yang mengkin ada diantara anda yang terlewatkan akan membantu kita memahami bagaimana para musuh Islam menggunakan segala tipu daya untuk menghancurkan Suriah.
Apa yang terjadi kemudian , bisa ditebak pemerintah Erdogan kemudian mendakwanya dengan tuduhan makar, dan khabar terakhir juni lalu Eren erdem ditahan dengan tuduhan yang lebih tidak masuk akal : terlibat terorisme.
.
Pada tahun 2015 , Eren Erdem didepan Parlemen mengungkap keterlibatan Tuki dalam pengadaan dan pengiriman bahan kimia gas Sarin dari perusahaan kimia Turki ke ISIS diSuriah yang waktu itu masih bernama Alqaeda .
Gas Sarin adalah bahan kimia kelas militer yang telah digunakan dalam serangan pertama kali di Ghouta dan area lain di dekat Damaskus pada 2013. Waktu itu semua orang percaya bahwa Assad adalah yang melakukan serangan kimia itu.
“Bahan bahan senjata kimia dibawa dari Turki dan dikirim ke kamp ISIS di Suriah, yang dikenal sebagai Al-Qaeda Irak pada waktu itu.” Kata Erden.
“Semua ini terdeteksi. Ada rekaman telepon pengiriman ini seperti ‘jangan khawatir tentang perbatasan, kami akan mengurusnya’ dan kami juga melihat birokrasi sedang digunakan, ”lanjut Erdem.
Berikut adalah video wawancara RT dengan Eren erdem tahun 2015 lalu :
Sebuah artikel diCNN yang ditulis oleh Elise Labott pada 9 desember 2013 juga mengungkap bahwa AS dan sekutu Eropanya menggunakan perusahaan Kontraktor pertahanan untuk melatih pemberontak Suriah dalam mengamankan stok senjata Kimia yang dikirim diSuriah.
Latihan yang dilangsungkan di Turki dan Yordania itu meliputi, bagaimana mengawasi dan menangani gudang senjata dan bahan kimia. Beberapa orang dari fihak Kontraktor ditempatkan diSuriah dan bekerjasama dengan para pemberontak untuk pengawasan.
Serangan palsu senjata kimia selalu dijadikan alasan untuk menyerang Suriah. Sejarah mencatat, pada april 2017 AS menyerang Suriah hanya 2 hari setelah ‘serangan kimia’ oleh kelompok White Helmets ‘ digelar di Khan Sheikhoun, Idlib. Pada april 2018 AS membom Suriah 6 hari setelah ‘serangan kimia’ oleh kelompok White Helmets di Douma.
2 days after White Helmets’ staged “chemical attack” in April 2017, in Khan Sheikhoun, Idlib, US bombed Syria
6 days after White Helmets’ staged “chemical attack” in April 2018, in Douma, US bombed SyriaVideo (this is not a joke)
April 2017
White Helmets collect “sarin “samples pic.twitter.com/waM8DPCAA3— the Lemniscat (@theLemniscat) August 30, 2018
ISIS dan teroris Jabhat al-Nusra menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia , mereka bersembunyi di sebuah kamp pengungsi di wilayah Suriah yang dikuasai oleh AS , dan AS sangat tahu hal itu, kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
ISIS dan kelompok proksi Al-Qaeda Jabhat al-Nusra menggunakan tempat perlindungan yang tenang di salah satu kamp terbesar Rukban dekat perbatasan Suriah-Yordania, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova Kamis lalu.
Baik pihak berwenang Suriah maupun PBB tidak memiliki akses ke situs tersebut. “Ratusan Militan ISIS dan juga militan al-Nusra yang memiliki senjata berat bersembunyi di antara warga sipil, yang sebenarnya mereka sandera dan digunakan sebagai tameng manusia,” kata Zakharova.
“Kami memiliki informasi aktual yang menegaskan bahwa hal ini terjadi dengan seizin militer AS, yang menguasai zona 55 kilometer di sekitar pangkalan illegal Al-Tanf di wilayah Suriah.” Kamp pengungsi yang sama yang masuk daftar laporan Tim Pengawas Sanksi Dewan Keamanan PBB sebagai salah satu sumber kebangkitan kembali ISIS.
Dokumen yang sama melaporkan bahwa ISIS telah dikalahkan di sebagian besar wilayah Suriah selama 2017, tetapi pada awal 2018 mereka “menyusun kekuatan lagi ” karena pasukan Suriah yang bertempur di timur Suriah terhambat oleh adanya pangkalan AS disana.
Moskow dan Damaskus telah berulang kali mendesak AS untuk bekerja sama terhadap kamp Rukban, dimana Rusia menawarkan bantuan transportasi yang aman bagi para pengungsi untuk kembali ke rumah mereka.
Sebelumnya pada bulan Agustus, Kolonel Jenderal Sergey Rudskoy, kepala operasi Staf Umum Rusia, menggambarkan Kamp Rukban sebagai tempat di mana “orang-orang hidup dalam kondisi yang sulit dimana teroris menemukan tempat berlindung.”
Kebijakan AS yang menekan Rusia telah melewati “garis merah,” dan Moskow harus memikirkan respon asimetris, seperti pengerahan senjata nuklir taktisnya di luar negeri, seorang anggota parlemen senior Rusia mengatakan pada TASS Jumat.
“Saya percaya bahwa sekarang saatnya Rusia yang harus menggambar sendiri ‘garis merah’nya. Sudah saatnya untuk memikirkan jenis respon yang asimetris terhadap AS. Hal ini sekarang sedang disarankan oleh para ahli dan dimaksudkan tidak hanya untuk mengimbangi sanksi mereka tetapi juga untuk melakukan balas dendam yang merusak, “kata Vladimir Gutenev, wakil kepala komite kebijakan ekonomi pertama Duma Negara, majelis rendah parlemen Rusia.
Di antara langkah-langkah tersebut adalah pengerahan senjata nuklir taktis Rusia di negara lain, seperti Suriah, penggunaan cryptocurrency ( uang digital) yang didukung emas untuk transaksi ekspor senjata Rusia dan penangguhan sejumlah perjanjian dengan Amerika Serikat, termasuk proliferasi teknologi rudal.
“Bukan rahasia lagi bahwa ada tekanan serius terhadap Rusia, yang makin bertambah buruk. Jelas (langkah AS) ini dimaksudkan untuk memberikan pukulan terhadap kerja sama pertahanan, termasuk ekspor pertahanan Rusia.
Kami melihat bahwa Amerika sekarang sedang mempertimbangkan untuk memberikan sanksi terhadap negara-negara yang membeli persenjataan Rusia … Kita harus mengikuti saran dari ahli tertentu, yang mengatakan bahwa Rusia harus keluar dari perjanjian pada non-proliferasi teknologi rudal, dan juga harus mengikuti AS dan mulai menyebarkan senjata nuklir taktis kita di negara-negara lain.
Ada kemungkinan akan dikerahkan di Suriah, di mana kita memiliki pangkalan udara yang dilindungi dengan baik, Suriah dapat menjadi salah satu dari yang dipertimbangkan , “kata Gutenev.
Anggota parlemen itu menambahkan bahwa untuk menanggapi kemungkinan akan diterapkannya Upaya AS untuk menggagalkan penjualan persenjataan Rusia dan juga barang2 sipil,”. maka Rusia harus “mempertimbangkan kemungkinan melakukan transaksi dalam mata uang kripto (uang digital)yang didukung dengan emas.”
“Dan saya yakin ini akan menjadi opsi yang sangat menarik bagi China, India, dan negara-negara lain juga,” katanya.
Menurut Gutenev, seluruh tindakan itu “bisa menjadi argumen yang sangat serius” demi Rusia. “Dalam tinju, seseorang tidak bisa hanya menghindari pukulan, tetapi juga harus menyerang. Terutama ketika semua aturan telah dilanggar dan sementara wasit seperti WTO dan lembaga internasional lainnya lebih memilih untuk tetap diam,” katanya.
Mengomentari sanksi yang sudah ada, Gutenev mengatakan bahwa AS tidak boleh melakukan kerusakan serius pada industri pertahanan Rusia.
Serangan Rusia terhadap teroris di Suriah (sejak 2015) telah menewaskan lebih dari 86.000 orang militan termasuk juga 830 orang pemimpinnya, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan Rabu dalam sebuah video yang diunggah di youtube oleh kementerian itu.
“Sebanyak 830 pemimpin militan, lebih dari 86.000 militan, termasuk 4.500 yang datang dari Federasi Rusia dan negara-negara CIS (negara2 sekutu Rusia) telah terbunuh,” menurut video dari kemenhan Rusia itu.
Krisis di Suriah dimulai pada tahun 2011 ketika berbagai kelompok oposisi berusaha untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Assad selama kerusuhan Arab spring. Militer Rusia memulai operasi di negara itu pada tahun 2015 untuk menghentikan perang saudara dan membantu pemerintah yang diakui secara internasional untuk memerangi militan radikal, termasuk kelompok teroris (ISIS) Daesh *.
Selama operasi diSuriah Rusia telah menguji coba 231 contoh senjata terbaru dan yang dimodernisasi, kata kementerian itu. “Kapal perang dan kapal selam Angkatan Laut Rusia melakukan 100 serangan dengan rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan dari laut pada target teroris.
Penerbangan jarak jauh Strategis Angkatan Udara Rusia telah melakukan 66 kali serangan dengan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara, ”kata kementerian itu menambahkan bahwa 166 sasaran telah dihancurkan.
Menurut laporan kemenhan Rusia , hingga 70 pesawat udara tak berawak, seperti Forpost dan Orlan-10 telah melakukan penerbangan di langit Suriah setiap hari. Kementerian menegaskan bahwa Drone drone telah melakukan lebih dari 25.000 penerbangan pengintaian dan mendeteksi sekitar 47.500 target musuh. Secara total, menurut laporan itu, pasukan Rusia telah menguji 231 sampel senjata terbaru dan dimodernisasi selama operasi di Suriah.
“Diantara hasil dari operasi pasukan Suriah yang didukung oleh pasukan Rusia adalah dibebaskannya lebih dari 1.400 pemukiman dari teroris, dan sekarang telah lebih dari 96 persen wilayahnya berada di bawah kendali pasukan pemerintah dan unit-unit milisinya” kata kementerian itu.
Lebih dari 63.000 personel militer Rusia, termasuk 434 jenderal dan sekitar 26.000 perwira, telah memperoleh pengalaman tempur di Suriah, kata kementerian itu, dan menambahkan bahwa 91 persen awak penerbangan militer Rusia dan 60 persen awak penerbangan strategis dan jarak jauh memperoleh pengalaman tempur dari operasi diSuriah itu.
Pemerintah Kanada kembali mengeluarkan kritik ke pemerintah Arab Saudi, Kali ini, subjeknya adalah Israa al-Ghomgham, seorang aktivis Shiah perempuan diArab saudi yang tengah menghadapi ancaman hukuman mati. Pengadilan terhadap Ghomgham dimulai awal bulan ini, 32 bulan setelah penangkapannya pada akhir 2015 sehubungan dengan aktifitas politiknya,
Bersama dengan lima aktivis lainnya, jaksa negara bagian di pengadilan pidana khusus di Riyadh dilaporkan telah menuntut hukuman mati terhadap Ghomgham, yang jika dilaksanakan ini akan membuat Ghomgham menjadi aktivis perempuan pertama yang dieksekusi pancung oleh negara Saudi atas kegiatan politiknya.
Menyusul pemberontakan Musim Arab spring di Tunisia, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya pada awal 2011, gelombang protes dan pembangkangan sipil juga melanda Provinsi Timur Arab Saudi, tempat sebagian besar minoritas Syiah tinggal di negara yang menindas itu, termasuk Ghomgham.
Sebagai bagian dari gerakan itu yang hanya bertahan hingga 2014, Ghomgham “menyerukan hak-hak sipil dan politik yang mendasar seperti hak berkumpul dan berekspresi secara damai, juga menyerukan pembebasan tahanan pembela hak asasi manusia dan menyatakan pendapatnya yang damai dimedia sosial. , ” kata Organisasi Hak Asasi Manusia Arab Saudi (ESOHR).
Pada 21 Agustus, Kementerian Luar Negeri Kanada merilis sebuah pernyataan tentang penangkapan dan pengadilan Ghomgham.
“Seorang Menteri Kanada Chrystia Freeland menyatakan sebelumnya, bahwa Kanada sangat prihatin dengan penangkapan aktivis hak-hak perempuan itu,” kata juru bicara Adam Austen. “Keprihatinan ini telah dinyatakan ke pemerintah Saudi. Kanada akan selalu membela perlindungan hak asasi manusia, termasuk hak-hak perempuan dan kebebasan berekspresi di seluruh dunia.”
Kementerian Luar Negeri secara khusus menuntut kerajaan Saudi untuk “segera membebaskan” aktivis Samar Badawi dan aktivis perempuan lainnya yang ditahan, Sputnik melaporkan.
Menanggapi protes Kanada itu , pemerintah Saudi secara eksplisit menghujat kata-kata pernyataan itu, dan menyebutnya sebagai “penggunaan bahasa yang tidak pantas dan tidak bisa diterima” dan mendorong pertengkaran dimana kedua pihak tidak ada yang mundur. Kedua negara telah membekukan aset lawan masing masing, menarik pulang diplomatnya atau mengusir diplomat lawan serta menggunakan sejumlah langkah lain.
Kanada dan Arab Saudi sejak beberapa tahun lalu terlibat transaksi jual beli kendaraan lapis baja senilai $15 miliar ke Arab Saudi. Dalam kesepakatannya trnsaksi itu harus dirahasiakan , tetapi ketika Trudeau berkuasa beberapa tahun yang lalu, jual beli senjata itu bocor dan kemudian cerita yang tersebar tentang mobil lapis baja yang digunakan Saudi untuk menyerang di Yaman itu menyebabkan Saudi terkena banyak masalah dan benar-benar membuat mereka marah dan merasa dikhianati.
Menurut Sigal Mandelker Wakil Menteri Keuangan AS, ratusan juta dolar dalam bentuk aset-aset milik Rusia telah diblokir di AS sebagai tanggapan terhadap tuduhan intervensi pemilu AS, meracuni mantan mata-mata Skripal dan anak perempuannya di Salisbury, serangan cyber, ikatan dengan kelompok kejahatan terorganisir transnasional, dan pelanggaran hak asasi manusia. Namun, sampai saat ini tidak ada bukti dari “ftnah” yang telah disebutkan ini.
Sanksi-sanksi itu, katanya, diberlakukan karena dugaan pelanggaran adanya transfer produk minyak murni dari kapal ke kapal yang kapal berbendera Korea Utara.
Selasa emarin , Amerika Serikat juga mengeluarkan sanksi tambahan terhadap dua warga Rusia, enam kapal berbendera Rusia dan dua entitas lain yang dituduh memfasilitasi transfer ilegal produk minyak ke Korea Utara itu.
“Tindakan yang diambil hari ini terhadap dua entitas dan enam kapal telah sesuai dengan Perintah Eksekutif 13810 pada 20 September 2017, dan menargetkan orang-orang yang terlibat dalam transfer minyak murni dari kapal ke kapal dengan kapal berbendera Korea Utara, suatu kegiatan yang secara tegas dilarang oleh Dewan Keamanan PBB (DK PBB), “kata Menteri Keuangan AS dalam sebuah pernyataan di situs webnya.
Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS (OFAC) menuduh dua perusahaan pelayaran yang berbasis di Rusia Primorye Maritime Logistics Co Ltd. dan Gudzon Shipping Co. LCC bersama dengan pemilik dan manager kapal dagang Patriot yang berbendera Rusia, kata pernyataan tersebut. Sementara Lima kapal berbendera Rusia Neptun, Bella, Bogatyr, Partizan dan Sevastopol juga menjadi target, tambahnya.
menurut Departemen Keuangan AS. Sanksi baru juga ditimpakan kepada dua individu Rusia dan dua entitas (perusahaan) atas apa yang disebut upaya Rusia untuk menghindari sanksi lain.
Baik individu maupun perusahaan itu dituduh telah mengambil tindakan untuk membantu Divetechnoservices, sebuah perusahaan Rusia yang sebelumnya ditunjuk untuk pengadaan peralatan bawah air dan sistem penyelaman untuk lembaga pemerintah Rusia, kata Departemen Keuangan.
Menurut Depkeu AS semua orang AS akan dilarang untuk melakukan transaksi dengan individu dan perusahaan yang ditargetkan itu.
Kota Aleppo, sebuah kota perdagangan dan jantung industri diSuriah, perlahan-lahan hidup kembali setelah bertahun-tahun dalam pertempuran dan pendudukan oleh militan yang menghancurkan industrinya.
Aleppo Kuno telah mengalami pertempuran bertahun-tahun antara pasukan pemerintah Suriah dan berbagai kelompok militan. Pada bulan Desember 2016, semua bagian kota telah dibebaskan oleh tentara Suriah dan penduduk setempat mulai membangun kembali kehidupan yang damai.
Sementara daerah pemukiman Aleppo sangat menderita selama konflik, industri mereka tampaknya telah mengalami enderitaan yang lebih buruk.
Sebelum perang, Aleppo merupakan sekitar sepertiga dari total industri negara, dan semua pabriknya kini rusak hingga tingkat tertentu dalam pertempuran selama bertahun-tahun itu.
Kru RT mengunjungi pabrik tekstil penting di kota itu yang tidak bisa dioperasikan oleh para militan. Sekarang pabrik sudah kembali ke jalurnya dan telah kembali mampu untuk menyediakan lagi produk yang penting.
“Para militan telah mencuri unit komputer dengan chip untuk mesin-mesin inudtri. Mereka menghancurkan pabrik dengan sengaja. Mereka ingin merusak industri Suriah secara keseluruhan dan industri khusus yang adadi Aleppo, ”kata manajer pabrik kepada RT.
Kehidupan telah kembali seperti ketika dulu di kota kuno ini, dimana pedagang membuka kembali toko-toko dan pelanggan mereka berbondong-bondong ke pasar.
“Dua tahun lalu, selama perang kami bahkan tidak bisa membuka toko kami. Penembakan dan penembak jitu ada di mana-mana, Anda tidak bisa hidup dalam keadaan seperti itu, ”kata seorang pedagang lokal. “
“Alhamdulillah sekarang kita bisa bekerja dengan damai siang dan malam. Kami bisa berjalan jalan, merokok, seperti layaknya hari hari tua yang baik. ”
Pemberontak di Suriah utara akan membentuk Aliansi militer baru yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan penguasaan atas provinsi Idlib, bagian barat provinsi Aleppo dan bagian dari provinsi Latakia, dikatakan komandan Tentara Pembebasan Suriah (FSA).
Dua sumber dari FSA telah mengkonfirmasikan kepada Al Jazeera bahwa aliansi operasi militer baru yang sedang dibahas akan didukung oleh “Friends of Syria” yang merupakan koalisi antara AS, Turki, negara-negara Eropa Barat dan Negara Teluk Arab yang selama ini mendukung operasi militer di Front Utara Suriah, yang dalam akronim Turkinya dikenal sebagai MOM.
Komandan FSA itu mengatakan bahwa pasukan pemberontak akan berperang melawan tentara rezim Suriah di Suriah utara. Dia membantah laporan media bahwa tujuan mereka adalah untuk menyerang Hay’et Tahrir al-Sham, aliansi Salafi yang didominasi oleh Jabhat Fatah al-Sham (JFS, sebelumnya dikenal sebagai Front al-Nusra) yang secara resmi melepaskan afiliasinya dari al-Qaeda pada tahun 2016.
Komandan FSA itu menegaskan bahwa pendanaan dan dukungan logistik untuk faksi pemberontak di Suriah utara yang telah dibekukan oleh CIA pada bulan Februari telah dipulihkan sampai batas tertentu.
Sumber FSA lain mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Turki dan AS masih harus memutuskan seperti apa bentuk perintah pemberontak baru akan berasumsi dan menambahkan bahwa tekanan diberikan pada faksi pemberontak lain untuk bergabung.
Sumber FSA lain mengatakan bahwa pada bulan Januari CIA mengatakan kepada faksi-faksi FSA bahwa penndanaan dimaksudkan agar FSA tidak bergabung dalam pembicaraan Astana yang disponsori Moskow di mana Turki berpartisipasi bersama dengan Rusia, Iran dan rezim Suriah, dimana Pejabat tingkat tinggi AS tidak ikut dalam perundingan itu.
Di antara kelompok-kelompok yang bergabung dalam formasi baru itu adalah Failaq al-Sham serta Tikio Fastaqim yang berafiliasi dengan FSA, Jaish al-Mujahideen dan Jaish Idlib. Sementara Fadlallah Haji dari Failaq al-Sham telah dipilih sebagai pemimpinnya.
Pada bulan Januari lalu, sejumlah kelompok ini termasuk Tajamo Fastaqim dan Jaish al-Mujahideen, bergabung dengan barisan gerakan Ahrar al-Sham Islamis yang berpengaruh guna mencari perlindungan dari serangan JFS.
Sementara ِ Ahrar al-Sham belum mengklarifikasi posisinya pada komando terpadu yang baru terbentuk itu , menurut analis Suriah Ahmad Aba Zeid, faksi-faksi itu akan melanjutkan hubungan mereka dengan gerakan itu.
Analis Suriah Mohamed al-Abdullah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Ahrar al-Sham mungkin menjadi faktor kunci dalam keberhasilan komando terpadu itu.
“Ahrar al-Sham akan menjadi faktor yang menentukan keberjhasilan atau kegagalan aliansi baru kelompok pemberontak ini. Jika Ahrar al-Sham menolak untuk bergabung, saya tidak berpikir bahwa aliansi ini akan berhasil. Sepanjang yang kita semua , Ahrar al-Sham adalah kelompok utama dalam kekuatan militer di wilayah tersebut, “katanya.
Abdullah juga menjelaskan bahwa faksi-faksi pemberontak tidak memiliki banyak pilihan untuk bergabung dengan wadah operasi baru ini dan jika tidak melakukan hal itu akan berarti konfrontasi dengan AS.
Langkah untuk menyatukan faksi-faksi pemberontak di Suriah utara terjadi hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengunjungi Turki. Awal pekan lalu,
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengumumkan berakhirnya operasi Perisai Eufrat Turki di Suriah, ini menunjukkan mungkin akan ada operasi baru diwaktu mendatang dengan keterlibatan Turki di Suriah.
Menurut Aba Zeid, ada kemungkinan bahwa komando terpadu yang baru ini adalah bagian dari negosiasi antara AS dan Turki di mana partisipasi pasukan (pemberontak) Suriah yang didukung Turki dalam pertempuran diRaqqa juga dalam perundingan.
Ankara dan Washington tidakada kesepakatan tentang bagaimana kelanjutan operasi anti-ISIL di Suriah dan khususnya untuk merebut Raqqa. Turki telah memprotes dukungan AS untuk Pasukan Demokrat Suriah (SDF) dan kemungkinan aliansi mereka guna pertempuran merebut Raqqa (dari ISIS). Ankara menganggap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang mendominasi SDF adalah sebuah organisasi “teroris” dan bahwa dominasi Kurdi terhadap Raqqa akan menjadi masalah bagi mayoritas penduduk Arab di kota itu.
Rabu 15/8 kemarin Kementerian Pertahanan Norwegia mengumumkan bahwa rencana untuk menggandakan jumlah Marinir AS yang ditempatkan di negara sedang dilakukan, meskipun ada protes dari Rusia bahwa keputusan itu adalah bentuk eskalasi militer.
“Tindakan semacam itu … membuat Norwegia kurang dapat diprediksi, dan dapat meningkatkan ketegangan, menyebabkan perlombaan senjata dan menyebabkan ketidakstabilan situasi di Eropa Utara,” Kedutaan Rusia di Oslo mengatakan dalam Facebooknya 14 Juni, setelah pengumuman awal itu.
Kami melihatnya dengan jelas bahwa ini tidak bersahabat, dan bukan berarti tanpa konsekuensi, “katanya.
Pada bulan Juni lalu Norwegia berencana untuk meningkatkan jumlah Marinir AS dari 330 menjadi 700 dan untuk ditempatkan lebih jauh ke utara, diCamp Setermoen yang hanya berjarak 260 mil dari perbatasan dengan Rusia, AFP mencatat.
Military.com mencatat , Kontingen Marinir AS pertama tiba pada tahun 2017 untuk berlatih untuk peperangan musim dingin, dan pada awalnya kehadiran mereka dijadwalkan akan berakhir pada akhir tahun ini, tetapi pemerintah di Oslo meminta mereka untuk tinggal lebih lama, dengan alasan masalah keamanan. Juni lalu beberapa negara NATO lainnya, termasuk Bulgaria, Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Rumania dan Slovakia, juga meminta peningkatan kehadiran NATO di negara mereka,
Bukan rahasia lagi beberapa tahun belakangan banyak milyarder dunia yang membangun bunker bunker nuklir di New Zealand, sebuah negeri adem ayem yang hampir tidak pernah terdengar ada gejolak politik. Kenapa para milyarder dunia itu memilih New zealand, silahkan anda baca sendiri ceritanya. Tidak semua milyarder dunia itu memilih New Zealand tapi di AS mereka juga membangun bunker yang mampu menampung 10.000 orang lengkap dengan fasilitas mewah.
Pemerintah Selandia Baru menyalahkan para miliarder dari seluruh dunia yang telah banyak membeli properti di negara itu (sebagai persiapan) jika meletus perang nuklir (biasa disamarkan apocalypse /doomsday), yang telah menyebabkan peningkatan dramatis dalam harga properti.
Undang-undang baru yang akan melarang orang asing membeli sebagian besar jenis rumah di Selandia Baru ini diperkirakan akan diajukan oleh Parlemen minggu depan, The Sydney Morning Herald melaporkan.
RUU itu akan menetapkan bahwa nantinya orang asing hanya akan dapat membeli apartemen di gedung bertingkat, sedangkan pembeli dari Australia dan Singapura akan dibebaskan karena adanya perjanjian perdagangan bebas antara kedua Negara ini.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern percaya itu dapat mengurangi harga properti, yang meroket karena para taipan mencari tempat berlindung yang aman jika terjadi apa yang disebut skenario apokaliptik (sebenarnya menunjuk perang nuklir). Ketika penduduk setempat sedang berjuang untuk membeli perumahandan dan tingkat tunawisma di Selandia Baru termasuk yang tertinggi diantara negara2 maju.
“Di dunia yang sibuk menumpuk kekayaan ini, kita tidak ingin orang-orang kaya dari luar negeri akan mengalahkan orang-orang Selandia Baru atas hak kita, ini bukan milik mereka,” Menteri Perdagangan Selandia Baru David Parker menekankan.
Menurut media, pembeli internasional mencapai lebih 18% total pembelian properti di Auckland, kota terbesar di Selandia Baru. Di antara para pemilik rumah di Selandia Baru adalah pendiri PayPal Peter Thiel dan mantan host NBC, Matt Lauer.
Sejumlah negara Arab telah menghabiskan sejumlah $137 Miliar dana kepada para pemberontak di Suriah dalam upaya untuk menghancurkan negara ini, kata Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Miqdad Senin kemarin.
“Negara-negara Arab yang terkemuka telah memberikan bantuan sebesar $ 137 miliar kepada kelompok-kelompok bersenjata ilegal untuk menghancurkan Suriah,” kata Miqdad kepada wartawan.
Dia menambahkan bahwa negaranya telah berhasil melawan musuh-musuhnya karena semangat dan keberanian rakyat Suriah, serta dukungan Rusia. “Sekarang kita harus menghidupkan kembali ekonomi negara karena ini adalah faktor kunci yang akan memungkinkan warga Suriah untuk kembali ke tanah air mereka,” tambah Miqdad.
Konflik bersenjata di Suriah dimulai 2011, dimana Damaskus melawan pasukan oposisi dan sejumlah kelompok teroris yang berusaha untuk menguasai negara.
Russia mulai ikut terlibat dalam konflik pada tahun 2015 atas permintaan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Pada awalnya Moskow memberikan dukungan militer tetapi sekarang juga membantu negara itu menjaga perdamaian dengan menjamin gencatan senjata dan membantu Damaskus dalam menangani pemulangan para pengungsi.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, sebanyak 1,7 juta warga Suriah yang mengungsi diri dari perang saudara itu saat ini masih berada di luar negeri sedang menunggu untuk dipulangkan kembali ke Suriah.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyerukan kepada rakyat Turki untuk menjual emas dan US$nya untuk mendukung mata uang Lira yang jatuh setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan permusuhan dengan sekutunya sendiri dalam NATO itu dengan menggandakan tarif pada impor logam.
Pada Jumat 10/8 mata uang Turki jatuh 18%, ini adalah penurunan terbesar hanya dalam 1 hari sejak krisis keuangan tahun 2001 di Turki. Efeknya juga menyebar dalam pasar keuangan global, dimana pasar saham Eropa terpukul terutama karena para investor takut akan adanya eksposur bank ke Turki. Dan pasar saham AS juga terguncang.
Lira telah jatuh lebih dari 40 persen dalam tahun ini. Dan mencapai rekor terendah setelah Trump mengumumkan ia telah mengesahkan tarif lebih tinggi atas impor dari Turk atas bea masuk aluminium sebesar 20 persen dan 50 persen pada baja.
Trump menulis di Twitternya , “Lira telah anjlok dengan cepat terhadap Dolar kami yang sangat kuat!” “Hubungan kami dengan Turki sedang tidak bagus saat ini!” Tulisnya.
Erdogan mengatakan bahwa para pendukung kudeta militer yang gagal dua tahun lalu, yang diatur oleh seorang ulama Muslim AS telah menyerang Turki dengan cara baru.
“Jika ada penduduk Turki yang memiliki dolar atau emas di bawah bantal , mereka harus menukarnya dengan lira di bank-bank kami. Ini adalah pertempuran domestik nasional, ”kata Erdogan. “Beberapa negara telah terlibat dalam perilaku melindungi para pelaku kudeta yang tidak mengenal hukum atau keadilan,” kata Erdogan.
Serangan besar pasukan pemerintah yang telah lama ditunggu-tunggu selama perang Suriah sedang dipersiapkan menuju bagian utara Suriah provinsi hama.
Idlib adalah kota besar yang terletak dipovinsi Hama yang dikendalikan oleh berbagai faksi pemberontak yang saling bersaing , termasuk organisasi teroris Hayyat Tahrir Al-Sham (HTS) dan sebagian kecil ISIS merupakan di provinsi terakhir yang masih dikuasai militant anti-Assad.
Konvoi militer besar pasukan Tiger Force pemerintah Suriah terlihat bergerak di jalan raya internasional Damaskus-Homs, termasuk kendaraan lapis baja berat, tank, MRL dan artileri.
Tujuan akhir dari konvoi itu adalah bagian utara provinsi Hama, di mana Tentara Suriah membentuk zona militer besar dengan pertahanan udara di sekitar Utara Hama.
Pemerintah Suriah menyerukan kepada sisa sisa ISIS (Daesh) dan kelompok teroris lainnya diSuriah untuk menyerah karena perang melawan militan yang didukung asing di negara itu sudah “mendekati akhir.”
Kamis 9/8 lalu pasukan bersenjata Suriah mulai melakukan serangan terhadap posisi teroris di Provinsi Idlib , sebelumnya pasukan Suriah menjatuhkan selebaran yang memperingatkan mereka untuk meletakkan senjata dan tunduk kepada aturan pemerintah.
“Perang sudah hampir berakhir … Kami menyerukan kepada Anda untuk bergabung dengan rekonsiliasi lokal, seperti yang dilakukan banyak orang lain di Suriah,” tertulis pada selebaran, yang dicap dengan segel militer.
“Kerja sama Anda dengan Angkatan Darat Arab Suriah akan membebaskan Anda dari cengkeraman teroris dan militan, dan akan melindungi Anda dan keluarga Anda,” kata selebaran tersebut .
Setelah membersihkan teroris dari sebagian besar negara dan mencapai banyak kemenangan yang mengubah permainan, pemerintah Presiden Bashar al-Assad telah mencoba untuk menegosiasikan kesepakatan evakuasi bagi teroris untuk menyelamatkan nyawa warga sipil.
Kesepakatan tersebut akan memberikan amnesti kepada para militan anti-Assad yang masih bersedia hidup di bawah kekuasaan negara lagi, dan tuntutan hukum pribadi tidak akan diajukan terhadap mereka.
Damaskus telah tertarik untuk mencetak mmebuat kesepakatan serupa dengan militant diIdlib, yang menduduki perbatasan dengan Turki dan merupakan salah satu kubu militan utama dan terakhir di Suriah.
Assad mengumumkan bulan lalu bahwa pasukan pemerintah telah mengalihkan fokus mereka ke Idlib, dan mencatat bahwa pembebasan provinsi di barat laut Suriah itu sebagai prioritas militer.
Iran, Rusia, dan Turki sebagai penjamin gencatan senjata di Suriah, telah berusaha memastikan PBB bahwa mereka akan berupaya sekuat tenaga untuk mencegah pertempuran untuk merebut kembali kota Idlib yang dihuni lebih dari 2,5 juta orang itu.
Pyongyang menolak untuk menyerahkan sebagian dari persenjataan nuklirnya dalam waktu dekat, dan menyebut proposal yang diajukan AS sebagai mirip permintaan para “Bandit”, sebuah sumber diplomatik mengatakan kepada CNN pada Jumat 10/8.
Pemerintah Korea dilaporkan telah menunjukkan langkah-langkah yang telah dilakukan dengan niat baik, termasuk keputusannya untuk menghentikan semua uji coba rudalnya dan memulangkan sisa-sisa jenazah tentara AS yang gugur (dalam perang Korea).
Pada pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura pada bulan Juni lalu. Kim Jong-un berjanji untuk membersihkan semenanjung Korea dari senjata nuklir , tapi tidak ada kerangka waktu yang diberikan.
Seorang anggota senat AS Mike Coffman (R-CO) memperkenalkan sebuah RUU yang menyebut ‘Perlunya dibuat keputusan yang menetapkan bahwa Federasi Rusia adalah sebagai Negara pendukung Terorisme’,
Jika Undang-undang itu disahkan, maka akan mengharuskan Departemen Luar Negeri AS untuk menentukan apakah Rusia memenuhi kriteria penunjukan sebagai “Sponsor Negara Teror.”
Jika Rusia ditetapkan seperti itu maka di bawah undang-undang AS yang ada, akan diberlakukan sanksi keuangan dan militer yang berat.
“Sudah waktunya bagi pemerintah untuk menghadapi fakta dengan memaksa mereka untuk menentukan, berdasarkan bukti bukti yang ada bahwa Rusia adalah Negara Sponsor Teror.
Dari upaya untuk untuk mengguncang Ukraina, untuk menembak jatuh pesawat jet penumpang, mensponsori pasukan proksi militer rahasia, Rencana pembunuhan di luar negeri, jelas bagi saya bahwa Rusia di bawah Putin, adalah Negara pensponsor terorisme, ”kata Coffman.
Undang-undang itu juga akan mengharuskan Departemen Luar Negeri menyerahkan laporan lengkap kepada Kongres AS dalam tempo 90 hari apakah Rusia mensponsori terorisme dan memenuhi definisi sebagai Negara sponsor teror.
Saat ini ada empat negara: Iran, Kora Utara, Sudan dan Suriah berada di daftar resmi Negara pensponsor teror.
“Tugas pertama saya selama karir militer saya adalah dengan Divisi Armored ke-1 Angkatan Darat AS di Eropa di mana kami bekerja dengan sekutu NATO kita sebagai penyeimbang terhadap ancaman invasi Uni Soviet dan sekutu Pakta Warsawanya.
Ketika Uni Soviet tidak ada lagi dan diganti dengan Federasi Rusia maka mereka menjadi ancaman yang jauh lebih canggih bagi AS dan sekutu kita. Saya sangat percaya bahwa setiap analisis obyektif oleh Departemen Luar Negeri akan menunjukkan bahwa di bawah Putin, Federasi Rusia adalah sponsor teror negara, ”tambah Coffman.
Entah disengaja, atau kebodohan para pilotnya tapi untuk kesekian puluh kalinya serangan udara Koalisi Saudi menghantam kerumunan penduduk sipil tak bersenjata , baik Sekolah, rumah sakit, pesta pernikahan dsb. Dan kali ini sebuah pasar di Hayda dan sebuah bus penuh pemumpang Yaman dihantam serangan udara mengerikan dengan pesawat dan bom mutakhir buatan Inggris dan AS itu.
Komite Internasional Palang Merah, mengutip pejabat setempat, mengumumkan bahwa total 50 orang tewas dan 77 luka-luka dalam sebuah serangan udara koalisis Saudi ke Pasar Dayhan di kota Sadaa Yaman, sebagian besar adalah anak-anak.
Sehari setelahnya sebuah bus yang penuh muatan dihantam serangan udara Koalisis Saudi , beberapa lusin orang menjadi Korban dan sebagian besar 29 orang adalah anak anak.
Koalisi pimpinan Saudi menuduh pemberontak Houthi di Yaman menggunakan anak-anak sebagai perisai manusia, dan mengatakan serangan udara mereka di Saada merupakan ‘tindakan yang sah’.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita resmi negara SPA, koalisi pimpinan Saudi berkilah dengan mengklaim serangan udara di Saada itu ditargetkan pada peluncur rudal yang digunakan untuk menyerang Jiza, sebuah kota di selatan Arab Saudi.
“Serangan hari ini di Saada adalah operasi militer yang sah … itu sesuai dengan hukum internasional dan kemanusiaan,” kata juru bicara koalisi Saudi Kolonel Turki al-Malki.
Pernyataan fihak Saudi itu juga menuduh pemberontak Houthi menggunakan anak-anak sebagai tameng manusia setelah lusinan orang tewas di Pasar Dahyan di Saada utara pada Kamis.
Badan anak-anak PBB, UNICEF mengatakan “sangat prihatin dengan laporan awal banyaknya anak-anak yang terbunuh” . Perwakilan UNICEF di Yaman Meritxell Relano mengatakan bahwa dia sangta ngeri melihat “foto dan video peristiwa horror dari pengebemoman di Saada itu … Mengapa anak-anak yang dibunuh ? ”
Serangan udara diSaada terjadi kurang dari seminggu setelah serangan udara yang dilancarkan oleh koalisi pimpinan Saudi yang menewaskan puluhan orang di dekat sebuah rumah sakit di kota Hodeidah. Mirella Hodeib dari ICRC menyerukan perlindungan infrastruktur sipil. “Situasi kemanusiaan di negara ini sangat memprihatinkan, penduduk telah dibawa ke jurang keruntuhan.
Dia mencatat bahwa sistem kesehatan Yaman telah “hancur,” sementara infrastruktur “melemah” dan “akan runtuh di seluruh negeri.” Menurut perwakilan ICRC, organisasi kemanusiaan tidak dapat memberi makan jutaan orang Yaman, atau menyediakan akses ke perawatan kesehatan bagi mereka. “Dua puluh juta orang Yaman membutuhkan bantuan.
Sanksi baru AS terhadap Iran telah diberlakukn sejak senin 6/7 kemarin , dan Presiden Donald Trump berjanji bahwa perusahaan (Negara) yang melakukan bisnis dengan Teheran akan dilarang melakukan bisnis dengan AS.
Pada menit menit terakhir menjelang diberlakukannya sanksi itu , Iran menolak tawaran dari pemerintahan Trump untuk melakukan negosiasi, Iran mengatakan pihaknya tidak dapat bernegosiasi sementara Washington telah mengingkari kesepakatan nuklir 2015 untuk mencabut sanksi sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir Iran.
Awal tahun ini Trump memutuskan untuk menarik keluar dari perjanjian nuklir 2015 dan mengabaikan permintaan dari kekuatan dunia lain (negara2 Eropa) yang telah mendukung kesepakatan itu, termasuk sekutu utama Washington di Eropa Inggris, Perancis dan Jerman, serta Rusia dan China.
Negara-negara Eropa berjanji untuk mencoba mengurangi dampak dari sanksi baru AS dengan membujuk Teheran untuk terus mematuhi kesepakatan nuklir itu.
Tapi itu terbukti sulit: perusahaan-perusahaan Eropa menarik diri dari Iran, dengan alasan mereka tidak dapat mengambil risiko prospek kehancuran bisnisnya dengan AS .
“Ini adalah sanksi paling menggigit yang pernah diberlakukan, dan pada bulan November nanti sanksi itu akan naik ke tingkat yang lebih tinggi.
Siapa pun yang berbisnis dengan Iran TIDAK akan bisa berdagang dengan Amerika Serikat. Saya mencari perdamaian dunia, tidak kurang dari itu!” tweet Trump pada hari Selasa.
Pada senin kemarin Penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton mengatakan bahwa satu-satunya kesempatan bagi Iran untuk melepaskan diri dari sanksi adalah untuk mengambil tawaran untuk bernegosiasi dengan Trump guna mendapat kesepakatan yang lebih keras.
“Mereka (Iran) dapat menerima tawaran presiden Trump untuk bernegosiasi itu guna melepaskan program rudal balistik dan senjata nuklir mereka sepenuhnya dan benar-benar harus dapat diverifikasi,” kata Bolton kepada Fox News.
“Jika para Ayatollah ingin keluar dari bawah tekanan, mereka harus datang dan duduk. Tapi tekanan tidak akan dikendorkan ketika negosiasi berlangsung,” kata Bolton,
Selasa kemarin , Penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton mengatakan bahwa Korea Utara belum mengambil langkah yang tepat menuju denuklirisasi, meskipun telah ada kesepakatan antara pemimpin Pyongyang Kim Jong Un dan Presiden Donald Trump pada Juni lalu.
Bolton juga mengatakan, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo siap untuk kembali ke Korea Utara untuk bertemu lagi dengan Kim.
“AS telah telah melangkah sesuai dengan deklarasi Singapura,” “Tapi Korea Utara belum mengambil langkah-langkah yang kami rasa perlu untuk denuklirisasi.” kata Bolton dalam wawancara Fox News Selasa pagi
Penasihat keamanan itu bersumpah bahwa AS akan tetap mempertahankan “tekanan maksimum” terhadap rezim Kim sampai Korea Utara denuklirisasi sepenuhnya.
“Gagasan bahwa kita akan mengendurkan sanksi hanya berdasar pada omongan Korea Utara adalah sesuatu yang tidak pernah dipertimbangkan,” kata Bolton.
Pada 30 Juli lalu , agen mata-mata AS belum lama ini memperoleh bukti bahwa Korea Utara masih terus mengembangkan rudal balistik antarbenua bahkan setelah KTT (antara Trump dengan Kim) itu.
Seorang pejabat senior intelijen Timur Tengah dilaporkan telah menuduh badan intelijen Israel Mossad ada dibelakang pembunuhan seorang ilmuwan roket Suriah.
Ilmuwan Aziz Azbar dan sopirnya tewas ketika mobilnya meledak di kota utara Masyaf 4 Agustus lalu.
Pejabat yang tidak mau disebut namanya mengatakan kepada The New York Times bahwa Israel berada di belakang serangan itu dan mengatakan badan intelijennya sendiri yang lagi-lagi dirahasiakan telah diberitahu tentang rencana operasi itu sebelumnya.
Badan intelijen Israel Mossad tampaknya menargetkan Azbar karena diduga dia memimpin program pengembangan senjata rahasia di Sektor 4 Pusat Studi dan Riset Ilmiah Suriah.
Pusat riset di Masyaf telah berulang kali menjadi sasaran serangan udara Israel , salah satu serangan adalah di bulan April lalu yang menewaskan sejumlah staf yang ditempatkan di sana.
Pejabat itu menuduh Israel telah memantau Azbar selama beberapa tahun, dan ingin membunuhnya karena peran pentingnya dalam program senjata Suriah sebelum pecahnya krisis Suriah pada 2011.
Dalam tiga tahun terakhir Mossad diduga telah membunuh empat ahli senjata negara asing. Sebagai contoh, seorang ilmuwan roket Hamas ditembak mati di Malaysia pada bulan April, dan seorang insinyur pesawat tak berawak tewas di Tunisia pada bulan Desember 2016.
This tweet by an official Saudi propaganda account @Infographic_ksa has now been deleted.
Seems they realized that reminding us that 15 of the 9/11 hijackers were Saudi is not a great idea. pic.twitter.com/N82QbVIpTi— Elizabeth Tsurkov (@Elizrael) August 6, 2018
Hubungan antara Arab Saudi dan Kanada memburuk setelah Ottawa mengkritik Riyadh atas penahanan dua aktivis wanita dan hak asasi manusia dan menyerukan agar mereka segera dibebaskan.
Sebuah Akun Twitter Saudi (@Infographic_ksa) yang diverifikasi punya lebih dari 350.000 pengikut dalam posting tweetnya pada Senin pagi tampak mengancam untuk melancarkan serangan ala 9/11 terhadap CN Tower diKanada.
Tweet itu kemudian dihapus sekitar enam jam setelah diposting. Tweet itu berisi infografis dengan pemandangan dikota Ontario sebagai latar belakangnya dan sebuah pesawat penumpang yang terbang menuju Menara CN. Tweet Itu diberi caption kata kata :
“Menempelkan hidung seseorang yang bukan miliknya”. Ini adalah pepatah Arab yang berarti : “Siapa yang mengusik apa yang bukan urusannya akan mendapat hal yang tidak menyenangkannya. ”
Tweet itu mungkin telah dihapus oleh pemilik akun atau dihapus oleh Twitter karena melanggar ketentuan penggunaan.
Koalisi Arab Saudi yang memerangi pemberontak Houthi ternyata menyimpan kesepakatan rahasia dengan al-Qaeda di Yaman dengan merekrut ratusan pejuang kelompok Al Qaeda, sebuah laporan mengatakan pada hari Senin.
Selama lebih dari dua tahun ini , aliansi yang dipimpin Saudi yang didukung oleh logistik dan senjata dari AS selalu mengklaim mereka telah menghancurkan kekuatan al-Qaeda untuk melakukan serangan dari Yaman.
Namun, penyelidikan yang dilakukan oleh The Associated Press (AP) menemukan bahwa koalisi Saudi telah membayar beberapa komandan al-Qaeda untuk meninggalkan kota kota utama dan kota sementara membiarkan anggotanya orang lain untuk mundur dengan senjata, peralatan, dan tumpukan uang tunai yang mereka jarah.
Ratusan anggota al-Qaeda direkrut untuk bergabung dengan koalisi sebagai tentara, kata laporan itu. Tokoh-tokoh kunci dalam kesepakatan itu mengatakan bahwa Amerika Serikat tahu (terlibat) dalam kesepakatan untuk menghentikan serangan Drone terhadap kelompok bersenjata AlQaeda yang dibentuk oleh Osama bin Laden pada 1988 itu.
Kesepakatan yang ditemukan oleh investigasi AP itu mencerminkan kepentingan yang kontradiktif dari dua perang yang dilancarkan secara bersamaan di sudut barat daya Semenanjung Arab itu .
Dari satu sisi konflik, AS bekerja dengan sekutu Arabnya khususnya UEA dengan tujuan untuk menghancurkan al-Qaeda di Jazirah Arab (AQAP). Tapi misi yang lebih besar adalah memenangkan perang saudara melawan pemberontak Houthi yang dianggap sefaham dengan Iran.
Dan dalam pertempuran itu, para pejuang Al-Qaeda secara efektif berada di pihak yang sama dengan koalisi pimpinan Saudi bersama AS.
“Fihak militer AS jelas menyadari bahwa banyak dari apa yang dilakukan AS di Yaman adalah membantu Alqarda (AQAP) dan ada banyak yang mengkhawatirkan hal itu,” kata Michael Horton, seorang rekan di Yayasan Jamestown.
“Namun (bagi AS), mendukung UAE dan Arab Saudi untuk melawan apa yang dilihat AS sebagai ekspansionisme Iran lebih diprioritaskan daripada memerangi Alqarda (AQAP) atau untuk menstabilkan Yaman,” kata Horton.
Para Pejuang yang didukung koalisi (Saudi) secara aktif merekrut pejuang al-Qaeda atau mereka yang baru menjadi anggota karena mereka dianggap luar biasa di medan perang, menurut wawancara di lapangan.
Horton mengatakan bahwa kebanyakan perang melawan al-Qaeda oleh UEA dan para pejuang sekutunya hanyalah “lelucon”. “Sekarang hampir tidak mungkin untuk membedakan siapa anggota Alqaeda (AQAP) dan siapa yang bukan karena telah begitu banyak kesepakatan yang dibuat oleh aliansi itu,” katanya.
Belum lama ini Pentagon menolak keras menolak keterlibatan dengan para pejuang Al-Qaeda.
“Sejak awal tahun 2017, kami telah melakukan lebih dari 140 serangan untuk melenyapkan pemimpin kunci Al qaeda (AQAP) dan terus melemahkan kemampuannya untuk menggunakan lahan kosong untuk merekrut, melatih dan merencanakan operasi terhadap AS dan mitra kami di seluruh wilayah,” kata Komandan Angkatan Laut Sean Robertson, seorang juru bicara Pentagon, menulis di emailnya.
Seorang pejabat senior Saudi mengatakan bahwa koalisi yang dipimpin Saudi “terus melanjutkan komitmennya untuk memerangi ekstrimisme dan terorisme”. Tapi seorang Juru bicara pemerintah UAE tidak menanggapi pertanyaan tentang itu.
AP mendasarkan temuan mereka pada pelaporan langsung dari Yaman dan wawancara dengan dua lusin pejabat, termasuk petugas keamanan Yaman, komandan milisi, mediator suku dan empat anggota cabang al-Qaeda.
Rusia memiliki informasi tentang rencana militer AS dan negara-negara lain untuk melawan Rusia, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam pidatonya di depan para peserta forum pendidikan Pemuda Rusia Terra Scientia.
“Percayalah, kami menyadari skema-skema yang dipendam oleh militer AS dan negara-negara Barat lainnya terhadap Federasi Rusia,” kata Lavrov menanggapi pertanyaan tentang bagaimana Rusia menghadapi tantangan modern di bidang keamanan.
Lavrov menyoroti bahwa Rusia juga menjaga kehadiran militer globalnya untuk lebih mendukung kemampuan pertahanannya. ”
Tidak peduli apa yang sedang terjadi di dunia, keamanan kita sebagai negara, keamanan warga negara kita dan kedaulatan kita akan dilindungi.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali menyatakan, dan saya meyakinkan Anda bahwa itu didasarkan pada perubahan nyata yang terjadi di negara kita dan militer kita, “Lavrov menyimpulkan.
Jika anda ingin mengikuti tanggapan para analis barat atas ungkapan Menlu Rusia ini , silahkan simak video berikut :
Kerajaan Arab saudi dilaporkan telah setuju agar Iran kembali menempatkan perwakilannya diSaudi dalam peran sebagai kepala Bagian Urusan Arab Saudi lengkap dengan stafnya.
Kantor berita resmi Iran IRNA melaporkan bahwa Arab Saudi telah setuju untuk mengeluarkan visa kepada seorang diplomat Iran sebagai kepala dan staf urusan Saudi, yang rencanakan akan mengemban tugas diplomatik.
Kantor perwakilan ini diperkirakan akan berada diPerwakilan Swiss (diSaudi) , yang selama ini bertindak sebagai penghubung antara kedua negara itu sejak mereka memutuskan hubungan diplomatik.
Para pejabat Saudi belum mengomentari laporan itu, tapi Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi belum lama ini mengindikasikan bahwa telah terjadi “terobosan” dalam hubungan Riyadh-Teheran, dia memprediksi pembukaan kantor ini untuk melindungi kepentingan kedua negara, meskipun permintaan pelayanan visa masih dalam diproses.
“Hingga dua minggu yang lalu, belum ada visa yang dikeluarkan untuk nama-nama yang telah kami ajukan sejak lama,” katanya, sebagaimana dikutip oleh kantor berita PANA.
Negara Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan saingan regionalnya Iran pada tahun 2016 setelah serangan terhadap Kedutaan Besarnya di Teheran oleh para pengunjuk rasa yang marah oleh eksekusi ulama Syiah Sheikh Nimr al-Nimr, bersama dengan 42 orang lainnya yang dihukum oleh kerajaan Saudi.
Pada Desember 2017, Presiden Iran Hassan Rouhani menyebutkan dua syarat untuk memulihkan “hubungan baik” antara kedua negara. Riyadh harus “menghentikan persahabatan yang salah arah dengan Israel dan pemboman tidak manusiawi terhadap Yaman.”
Pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani mungkin akan berlangsung di sela sidang tahunan Majelis Umum PBB bulan depan, diplomat senior di markas besar PBB di New York mengatakan kepada The Jerusalem Post, Kedua presiden dijadwalkan akan berada di New York bulan depan untuk menghadiri sidang tahunan dan membahas sesi tersebut.
Pekan lalu Presiden Amerika Serikat menyatakan bahwa ia siap untuk bertemu dengan Presiden Iran “tanpa prasyarat.” Apapun.
Iran sejauh ini masih merespon negatif terhadap tawaran itu. Namun, para diplomat Barat di New York memperkirakan bahwa negosiasi rahasia antara kedua pihak akan memungkinkan untuk mencapai kesepakatan tentang pertemuan mendatang di New York.
Para diplomat mencatat bahwa pertemuan di sela-sela Majelis Umum PBB dapat diterima sebagai langkah logis Washington dan Teheran, di mana kedua pihak dapat menganggap sebagai pertemuan yang tidak mengikat. Sidang Umum PBB ke-73 akan secara resmi dibuka pada 18 September 2018.
Sanksi baru yang diberlakukan oleh Trump terhadap Iran akan berlaku Senin 6/8 hari ini. Sanksi sanksi itu meliputi :
Larangan Iran untuk membeli US dolar , Larangan memperdagangkan Rial Iran, Larangan memperdagangkan Emas dan logam mulia lain (dipasar internasional), Larangan memperdagangkan logam (baja, aluminium, Grafit, batubara dan software untuk industri. Larangan menerbitkan surat utang, dan larangan perdagangan kendaraan.
Fihak berwenang Suriah menemukan sejumlah besar senjata, amunisi , barang-barang dan makanan buatan Israel dari sisa-sisa teroris ketika menyisir sejumlah desa di pedesaan Quneitra.
Reporter SANA mengatakan bahwa mereka menemukan senjata dan amunisi termasuk senapan, rudal TOW buatan AS, berbagai amunisi, ranjau , senapan mesin dan peralatan untuk kelompok “White Helmets” yang tersembunyi di bawah tanah dan juga sejumlah makanan buatan Israel.
Reporter SANA mengatakan bahwa mereka menemukan senjata dan amunisi termasuk senapan, rudal TOW buatan AS, berbagai amunisi, ranjau , senapan mesin dan peralatan untuk kelompok “White Helmets” yang tersembunyi di bawah tanah dan juga sejumlah makanan buatan Israel.
Reporter itu menambahkan bahwa menurut informasi dari penduduk setempat , teroris Jabhat al-Nusra telah mengubur sejumlah besar senjata dan amunisi di sejumlah lahan pertanian di pedesaan Quneitra sebelum mereka menyerah dan dikirim keSuriah utara (Idlib).
Teroris ISIS yang menyerang provinsi Suwayda dan melakukan kekerasan disana datangnya dari wilayah al-Tanf, di mana pasukan AS berada.
Al Ja’afari mengatakan: “Serangan Israel ke selatan Suriah sama dengan serangan Turki ke utara Suriah; padahal semua fihak telah setuju untuk menghormati seluruh tanah Suriah saat pertemuan puncak terakhir diAstana.
Namun pihak berwenang Turki tidak menghormati kewajiban perjanjian zona de-eskalasi dan malah menyebar senjata berat dan peralatan militernya ke provinsi Idlib, ini bertentangan dengan kesepakatan pertemuan puncak Astana.
Kemudian mereka (Turki) juga menduduki Afrin dan mengusir penduduk Afrin dari tanah mereka.
Turki tidak hanya melakukan serangan militer dan menduduki area (Afrin) tetapi juga melanggar hukum internasional. Mereka mengubah status tanah yang didudukinya dengan identitas Turki dan ini persis apa yang dilakukan Israel di wilayah pendudukan Suriah diGolan. ”
Tentang kelanjutan operasi di Idlib Bashar Ja’fari mengatakan: “Jika negosiasi damai tidak bisa dilaksanakan di provinsi Idlib, maka adalah hak Tentara Suriah untuk merebut kembali tanah mereka dengan operasi militer. Rakyat Suriah memiliki hak untuk mendapatkan kembali tanah mereka yang diduduki oleh Turki. ”
Iran menngggelar latihan militer laut di Teluk Persia pada Kamis 2/8 kemarin, Latihan ini digelar hanya beberapa hari sebelum AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, seorang pejabat pertahanan mengatakan kepada AFP.
Ini adalah latihan tidak biasa, karena nampaknya digelar dengan skala dan sifat yang mirip dengan latihan yang biasanya dilakukan i di musim gugur.
Seorang Pejabat yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan beberapa lusin kapal sedang mulai latihan pagi hari Kamis pagi.
Kapal-kapal yang dilibatkan kebanyakan adalah kapal penyerang kecil, dan belum ada interaksi dengan kapal-kapal AS di are itu, kata pejabat itu menambahkan.
Kapten Bill Urban juru bicara Komando Sentral militer AS mengatakan bahwa AS “sadar akan peningkatan” operasi angkatan laut Iran di Teluk Arab, Selat Hormuz dan Teluk Oman. “Kami memantau dengan seksama, dan akan terus bekerja dengan mitra kami untuk memastikan kebebasan navigasi dan arus perdagangan di perairan internasional itu,” kata Urban.
Pada hari Rabu, para pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa mereka percaya Korps Pengawal Revolusi Islam Iran sedang bersiap untuk latihan skala besar di Selat Hormuz, salah satu jalur pelayaran minyak paling penting di dunia.
Ketika tentara rezim Suriah sedang bersiap untuk melancarkan serangan untuk merebut kembali Idlib di Suriah utara, rabu 1/8 lalu duta Besar China untuk Damaskus Qi Qianjin mengatakan kepada harian pro-rezim Al-Watan bahwa dalam berbagai cara militer China bersedia untuk ikut berpartisipasi baik untuk serangan ke Idlib ataupun di area lain.
Duta besar China menyatakan dukungannya terhadap Suriah dalam perang melawan teroris itu , dan dia juga mencatat bahwa ada kerja sama antara tentara Suriah dan Cina.
Laporan itu juga mengutip atase militer Cina di Suriah yang mengatakan bahwa militer China ingin meningkatkan hubungannya dengan militer Suriah, dan sebagai keprihatinan China karena suku Uyghur diChina juga ikut mengambil bagian dalam perang melawan rezim Assad itu.
Orang-orang Uyghur adalah etnis minoritas Turki yang hidup di Cina yang mayoritas mereka beragama Islam, sebagian suku itu juga berjuang untuk mendapat kemerdekaan provinsi Xinjiang dari China di mana minoritas Uyghur itu terkonsentrasi.
Di antara sempalannya adalah anggota Partai Islam Turkistan (TIP), sebuah organisasi jihad yang berusaha mendirikan negara Islam di Xinjiang. TIP sering melakukan teror terhadap pihak berwenang di China dan juga mengirim pejuang ke Suriah untuk berpartisipasi dalam perang melawan rezim Assad.
Para pejuang TIP juga bekerja sama erat dengan kelompok-kelompok jihad yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, dan mereka aktif terutama di daerah Idlib dan di Gunung Turkmen dan wilayah utara Latakia.
Kamis 2/8 kemarin , Kementerian Pertahanan Rusia memastikan bertambahnya secara signifikan kehadiran teroris ISIS diwilayah yang dikuasai militer AS di Tanaf dekat perbatasan Suriah-Irak telah menyaksikan .
Staf Jenderal Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Sergei Rudskoy mengatakan dalam sebuah briefing yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia bahwa didaerah al-Tanaf, tempat dimana pasukan AS dikerahkan, telah terlihat peningkatan jumlah teroris ISIS (Daesh) yang mencoba melancarkan serangan ke kota-kota di Sweida, dipinggiran Damascus , Tadmur (Palmyra) timur Homs dan Deir Ezzor.
Dia menambahkan bahwa teroris menggunakan Kamp al-Rukban yang diperuntukkan untuk pengungsi di dekat perbatasan Suriah-Yordania yang dekat dengan area penempatan pasukan AS sebagai tempat berlindung. Dia juga memperingatkan situasi berbahaya di Kamp yang dihuni sekitar 60 ribu orang yang mengungsi dan mengalami kondisi hidup yang sulit.
Rudskoy meminta AS yang pasukannya dikerahkan di daerah al-Tanaf untuk mengamankan akses bantuan kemanusiaan ke Kamp itu secepat mungkin dan memfasilitasi kembalinya para pengungsi ke desa-desa dan kota-kota mereka dan menutup basis militer mereka di daerah tersebut.
Operasi Tentara Arab Suriah (SAA) di Suriah selatan telah berhasil membasmi ISIS Daesh dan kelompok Jabhat al-Nusra di Sweida, Daraa dan Quneitra.
Dia menambahkan , melihat kegagalan AS dan Yordania untuk mengambil langkah apa pun untuk menstabilkan situasi sebagai penjamin zona de-eskalasi di Suriah selatan, tapi tentara Suriahlah yang mampu membebaskan daerah tersebut, yang menciptakan kondisi aman guna pengembalian para pengungsi ke rumah mereka di desa-desa dan kota-kota yang saat ini sedang menjalani pembersihan ranjau, rekonstruksi dan rehabilitasi fasilitas sosial dan ekonomi.
Korea Utara tampaknya sedang membangun rudal balistik baru meskipun belum lama ini ada hubungan yang terlihat menghangat dengan pemerintahan Trump dan telah berjanji untuk denuklirisasi, kata laporan itu.
Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Washington Post bahwa satelit mata-mata telah melihat aktivitas yang berkelanjutan di sebuah situs yang telah menghasilkan rudal balistik.
Reuters mengutip seorang pejabat yang mengatakan tidak jelas seberapa jauh pencapaian dari pekerjaan itu.
Ini bukanlah laporan pertama yang menyebut bahwa Korea Utara mungkin sedang melanjutkan program senjatanya, sekaligus menimbulkan keraguan pada dampak nyata dari KTT di Singapura.
admin gak buat artikel tentang pertemuan putin & trump?
Pertemuan ini memang agak aneh, karena setelah pertemuan tidak ada poin penting yg dijelaskan hanya mebuat sesi Q&A. Hanya mereka berdua dan Tuhan yg tahu krn pertemuan sendiri dilakukan empat mata.
Dianalisapun masih susah karena setelah pertemuan itu Trump malah akan mengeluarkan sanksi baru thd Rusia.