BLOKADE EKONOMI, PERANG KOTOR OLEH BINATANG YANG BISA BICARA

US Rep. Ilhan Omar (D-MN) (L) talks with Speaker of the House Nancy Pelosi (D-CA) during a rally with fellow Democrats before voting on H.R. 1, or the People Act, on the East Steps of the US Capitol on March 08, 2019 in Washington, DC. (AFP photo)

 

AS dan Israel berupaya terus mencegah kapal kargo dan kapal tanker minyak untuk bisa memasuki perairan Suriah, sebagai bagian dari Blokade ekonomi terhadap negara Arab itu, guna menghambat proses rekonstruksi setelah perang berdarah 10 tahun, kata seorang analis politik, Saleh Abu Izzah.

Saleh Abu Izzah, seorang ahli senior dalam urusan Asia Barat, mengatakan kepada Press TV, bahwa AS menggunakan cara blokade ekonomi di Suriah untuk mencapai apa yang telah gagal dicapainya lewat perang skala penuh.

AS telah memulai serangan regulernya terhadap Suriah sejak 2011, dan kemudian, bersama dengan sekutunya, memberlakukan blokade yang kejam dan mengerikan terhadap pemerintah, sistem pemerintahan, dan rakyat Suriah dengan mengeluarkan Undang-Undang Caesar pada tahun 2020, katanya.

Abu Izzah menyebut blockade sebagai mekanisme yang biasa digunakan oleh Washington, Riyadh, dan Tel Aviv untuk merusak Proses Perdamaian Astana, sebuah inisiatif yang diluncurkan oleh Iran, Rusia, dan Turki untuk menemukan penyelesaian politik atas krisis Suriah.

 

“Iran, Rusia, China, Otoritas Palestina, dan gerakan perlawanan mendukung pemerintah Suriah dalam perangnya melawan terorisme, tetapi AS, Israel, Arab Saudi, Qatar, Turki, dan negara-negara Eropa malah bersatu guna melawan pemerintah Suriah, dengan mendukung pihak teroris,” tambahnya.

 

Pejabat Suriah dan Rusia mengatakan, bahwa  AS terus menghalangi pemulihan stabilitas di negara itu melalui pengenaan sanksi ekonomi,  Washington menggunakan berbagai metode tekanan ekonomi dan politik pada badan dan organisasi internasional, guna menutup mata atas dampak dari blokade konomi tersebut.

“AS dan sekutunya terus, dengan segala cara, merusak stabilitas di Suriah. Semua klaim AS tentang kesediaan untuk memberikan bantuan kepada negara Suriah ‘selalu dianggap salah’. Sanksi yang melanggar hukum international seperti ini benar-benar telah  mencekik ekonomi Suriah,” kata Komite Koordinasi Bersama Rusia dan Suriah untuk Pemulangan Pengungsi Suriah dalam sebuah pernyataan bersama.

Kashefi mengatakan layanan (pengiriman minyak dari Iran) itu bisa berlangsung dua kali sebulan,  jika memang permintaan pengiriman ke Suriah meningkat.

Guna melawan upaya AS dan Israel dalam memberlakukan blokade terhadap rakyat Suriah, Iran dan Suriah diharapkan secara signifikan meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi mereka sekarang, setelah negara Arab itu mengalami (10 tahun) serangan terorisme berdarah terhadap pemerintahnya.

Bersama Rusia, Iran telah menawarkan bantuan besar-besaran kepada pemerintah Suriah untuk memerangi kelompok teroris sejak perang yang dimulai hampir satu dekade lalu itu.

This entry was posted in Analisa Geopolitik and tagged , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *