Binatang yang bisa berbicara itu memberi cap kemuka setiap manusia yang menjadi pengikutnya, dan kemudian binatang itu menentukan manusia mana saja yang boleh dan tidak boleh melakukan perdagangan.
Suatu negara yang bebas dan berdaulat secara sewenang-wenang dilarang membeli atau menjual barangnya sendiri dari dan ke negara lain bahkan yang mau berdagang dengan negara tersebut juga akan diberi sanksi. ehm… koq ada ya penguasa negara yang seperti itu, mereka itu binatang atau manusia ya?
Isyarat hadist yang menggambarkan peristiwa akhirzaman ini pernah kita bahas pada artikel ini, dan sekarang ini kita sedang menjadi saksi langsung munculnya manusia yang berperilaku bak binatang buas ini.
Mereka diibaratkan sebagai “binatang” karena tidak punya “rasa kemanusiaan”. Rakyat suatu negara terutama yang miskin akan mendapat pukulan terbesar dalam bidang ekonomi jika suatu sanksi dagang diterapkan .
Bisa dibayangkan betapa menderitanya rakyat Suriah dengan kelangkaan BBM dan gas , apalagi dengan semua proxinya Suriah sudah mereka gempur habis habisan dalam 8 tahun ini ditambah dengan sanksi dagang yang tidak berperikemanusiaan itu. Kita yang baru juga kekurangan pasokan kedelai atau bawang saja sudah kelimpungan dengan melambungnya harga.
Wujud mereka adalah “manusia” dan berbicara seperti manusia tapi sifat mereka seperti “binatang buas”.
Sekedar tambahan pengetahuan, Isyarat akan muncul penguasa dunia yang berperilaku binatang dengan memberi cap kepada pengikutnya dan menghalangi perdagangan yang bukan pengikutnya ini juga diisyaratkan dalam dua Kitab suci yang lain yaitu Taurat dan Injil, seperti dalam Injil Kitab Wahyu 13:1-18.
Kemarin tanggal 10/5/19 Militer AS dan sekutu mereka dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) melepaskan tembakan ke sebuah kapal Feri milik pemerintah Suriah yang sedang mengangkut minyak di Lembah Sungai Eufrat.
Menurut halaman Facebook Deir Ezzor Media yang pro-SDF , pasukan Koalisi AS melepaskan tembakan ke kapal Feri milik pemerintah Suriah ketika sedang bergerak menyusuri Sungai Eufrat.
AS telah mencegah Suriah untuk dapat menerima pengiriman minyak dari negara-negara tetangga seperti Irak atau Iran karena sanksi dagang yang diterapkan pemerintahan Trump terhadap pemerintah Surah.
Suriah sedang mengalami krisis bahan bakar nasional sebagai akibat dari sanksi ini; hal ini memaksa pemerintah untuk menjatah bahan bakar kepada warga sipil untuk mempertahankan pasokan mereka saat ini. Sementara ladang ladang minyak Suriah banyak yang masih dikuasai militant SDF yang didukung AS.
Beberapa laporan mengklaim bahwa bahan bakar dari Iran telah tiba pada 5 Mei, namun tidak ada yang dikonfirmasi dari pemerintah Suriah. Iran, yang juga mendapat sanksi, juga telah diblokir kapal-kapalnya yang lewat Terusan Suez jika tujuan pengirimannya adalah pelabuhan Suriah.