Sekitar 5 atau 6 tahun lalu kita pernah menulis soal wabah virus dan Vaksinasi disebuah Forum internet , sayangnya waktu itu tidak terlalu dilirik orang dan hanya dianggap teori konspirasi, padahal kita menulis berdasar proyeksi Badan Intelijen AS, NIC.
Padahal juga, saat itu sudah beberapa tahun terjadi penghancuran Iraq, Libya dan Suriah yang sebelumnya sudah diungkap oleh seorang Jendral AS. Artinya teori konspirasi itu sudah basi, yang ada tinggal fakta konspirasi.
Dibawah ini adalah transkrip pidato Bill Gates saat forum ekonomi Davos 2015, untuk anda yang mungkin belum sempat menyimak.
Sejak tahun 2015 itu, entah sudah beberapa kali bos Microsoft ini terus mengingatkan akan munculnya pandemi virus influenza yang mematikan, tapi lagi-lagi tidak ada yang peduli, dan baru diramaikan orang setelah pandemi itu benar-benar muncul.
Kalau virus Komputer sih memang bisa direkayasa, saat masih muda dulu sekitar era 90an kita sempat hobi membuat virus komputer yang bisa menular antar disket, hanya sekedar kenakalan anak muda untuk ngerjain teman kantor.
Tapi apakah virus beneran juga bisa direkayasa? Tentu saja bisa, jaman dulu tidak ada Semangka tanpa biji, atau Jagung unggul dengan tongkol besar. Semangka dan Jagung unggul itu adalah hasil rekayasa genetika.
Virus Komputer yang dibuat seseorang tentu saja bisa dibuat predisksinya kapan akan muncul, tinggal keputusan sang pembuat saja kapan mau disebar dan tidak perlu basis data apapun. Tapi pertanyaan yang muncul :
Koq bisa ya sebuah pandemi besar yang sulit ditangani bisa diramal bahkan belasan tahun sebelum muncul? Atas dasar apakah prediksi itu bisa dibuat?
Mutasi alami genetik virus yang paling cepat adalah pada virus influensa, yang bisa dibilang setiap tahun bermutasi genetik, tapi karena mutasinya tidak drastis, maka tubuh manusia bisa melakukan adaptasi untuk melawan. Pertanyaan lain yang timbul :
Koq bisa ya sebuah virus yang selama puluhan tahun terakhir dikenal hanya bisa menular antar kelelawar, tiba tiba bisa berubah secara drastis muncul menjadi virus yang 1000% berkarekter baru yang bisa menular antar manusia?
Ketika saya masih anak-anak, bencana yang paling kita takuti adalah perang nuklir. Itulah mengapa saya menyimpan drum seperti ini di ruang bawah tanah saya, yang berisi berkaleng-kaleng makanan dan air. Ketika datang perang nuklir, kita harus berindung diruang bawah tanah dan makan makanan yang ada di drum itu.
Hari ini, resiko terbesar dari kekacauan global bukanlah sepert itu, namun akan terlihat seperti ini (diperlihatkan gambar virus). Yaitu sesuatu yang bisa membunuh 10 juta orang dalam beberapa dekade kedepan. Jadi ancaman yang paling mungkin, adalah sebuah virus yang berbahaya daripada suatu peperangan. Jadi bukan Peluru kendali namun mikroba.
Alasannya adalah, karena kita telah berinvestasi banyak untuk melakukan pencegahan perang nuklir, namun ternyata kita hanya sedikit berinvestasi dalam sistem pengendalian epidemi.
Kita tidak siap jika nanti ada epidemi, lihatlah kasus Ebola (di Afrika barat), yang saya yakin Anda semua sudah membacanya di koran, banyak sekali tantangan yang sulit (untuk mengendalikannya).
Saya mengikuti kasus (Ebola itu) dengan cermat melalui alat-alat analisis yang kami gunakan untuk memantau pemberantasan Polio.
Dan ketika Anda melihat arahnya, permasalahannya bukanlah pada sistem yang tidak berjalan dengan benar, masalahnya adalah kita sama sekali tidak memiliki sistem (untuk menangani wabah itu).
Faktanya, ada beberapa puzzle penting yang hilang. Dilapangan kita tidak memiliki kelompok epidemiologi yang siap siaga untuk begerak mencari tahu apa penyakitnya, dan seberapa jauh penyebarannya.
Laporan kasusnya hanya tercatat di atas kertas, sementara Laporan itu disampaikan sangat terlambat sebelum diunggah secara online, dan laporan itu sama sekali tidak akurat.
Kita tidak memiliki tim medis yang siap siaga, kita tidak memiliki cara untuk mempersiapkan tenaga ahli.
Meski Medecins Sans Frontires mengatur para relawan dengan hebat, namun tetap saja, kita jauh lebih lamban dari yang seharusnya untuk segera mengerahkan ribuan pekerja di negara-negara itu.
Dan sebuah epidemi besar akan membutuhkan ratusan ribu pekerja, sementara tidak ada seorangpun di sana yang mengawasi upaya penanganan wabah yang terjadi, tak seorangpun yang meneliti diagnosisnya. tak ada seorangpun yang menentukan alat apa yang harus digunakan.
Sebagai contoh, kita bisa mengambil sampel darah orang yang sembuh, kemudian memprosesnya, dan memberikan plasma untuk melindungi mereka (yang terinfeksi). Namun hal itu tidak pernah dicoba. Jadi banyak hal yang belum tepat, dan ketidaktepatan itu adalah sebuah kegagalan global.
WHO telah dibiayai untuk mengawasi epidemi, namun mereka tidak melakukan hal yang saya sebutkan tadi.
Kalau yang terjadi di film-film agak berbeda. Di film ada sekelompok epidemiologi tampan yang siaga, mereka bergerak untuk menyelamatkan dunia, tapi itu hanya ada di film Hollywood.
Kegagalan untuk mempersiapkan diri dapat mengakibatkan epidemi berikutnya yang jauh lebih mengerikan dari pada Ebola
Mari kita lihat perkembangan wabah Ebola tahun ini. Ada sekitar 10.000 orang yang meninggal, dan hampir semuanya berada di negara-negara Afrika Barat.
Ada tiga alasan mengapa Ebola (diAfrika bara) tidak tersebar lebih luas.
Pertama karena ada banyak pekerja kesehatan yang heroik. , mereka menangani orang yang terjangkit virus itu dan mencegah infeksi lanjutan.
Kedua adalah sifat alami dari virus itu, Ebola tidak menyebar melalui udara. Dan ketika seseorang terjangkit, maka anda akan sangat lemah sehingga harus beristirahat.
Ketiga, wabah Ebola itu tidak banyak mencapai wilayah perkotaan, dan itu adalah keberuntungan semata. Jika sampai tersebar di banyak perkotaan, maka angka kasusnya akan lebih besar lagi.
Jadi banyak hal yang sebenarnya akan bisa membuat situasinya ribuan kali lebih buruk (dari Ebola).
Faktanya, mari kita lihat model dari virus yang tersebar melalui udara, seperti Flu Spanyol pada tahun 1918.
Yang terjadi (pada saat itu) adalah : Virus itu bisa menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat. Dan anda tahu, ada 30 juta orang yang meninggal karena epidemi saat itu. Jadi ini adalah masalah yang serius, kita harus mewaspadainya.
Sebenarnya, kita bisa membangun sistem respon yang baik. Kita punya banyak keunggulan dibidang sains dan teknologi yang sedang kita bicarakan di sini. Kita punya telepon genggam untuk mendapat informasi dari publik dan memberikan informasi kepada epublik. Kita juga punya peta satelit yang bisa melihat dimana seseorang berada dan kemana mereka pergi.
Para ahli biologi yang seharusnya mengubah situasi untuk mengawasi sebuah patogen, dan mampu untuk membuat obat dan vaksin yang cocok untuk patogen itu.
Jadi kita harus memiliki instrumen, namun instrumen itu harus bisa dipergunakan dalam sistem kesehatan global, dan kita perlu kesiapan.
Pelajaran berharganya adalah tentang bagaimana agar bisa menyiapkan diri sama seperti yang kita lakukan untuk menghadapi perang.
(Seperti halnya) pada pasukan-pasukan militer yang selalu siap siaga, kita memiliki pasukan yang banyak, NATO memiliki unit mobilitas yang bisa dikirim dengan cepat.
NATO melakukan telah banyak melakukan simulasi dan latihan perang untuk memastikan apakah pasukannya terlatih, Apakah mereka paham soal bahan bakar dan logistik dan berada di frekuensi radio yang sama, Jadi mereka benar-benar siap untuk terjun.
Hal-hal seperti itulah yang kita perlu siapkan jika terjadi sebuah epidemi.
Apa saja bagian-bagian terpentingnya?
Pertama, kita membutuhkan sistem kesehatan yang kuat di negara-negara miskin, sehingga para ibu bisa melahirkan dengan selamat, anak-anak bisa mendapatkan vaksin.
Tapi juga kita bisa mencegah penjangkitan penyakit masal dengan lebih dini. kita membutuhkan pasukan medis, harus banyak tenaga kesehatan yang terlatih dan siap terjun di lapangan dengan keahliannya.
Dan kemudian, kita perlu mensinergikan pekerja medis itu dengan militer, menggabungkan kemampuan militer yang bisa bergerak cepat dalam mengirim logistik dan mengamankan wilayah.
Kita perlu melakukan banyak simulasi, simulasi melawan kuman, bukan simulasi perang, sehingga kita bisa melihat celah-celahnya.
Terakhir kali pernah diadakan simulasi melawan kuman, adalah di AS pada tahun 2001, tapi itu tidak berjalan dengan baik. Sejauh ini skornya adalah Kuman : 1, dan manusia : 0 (Manusia kalah oleh kuman)
Terakhir, kita membutuhkan banyak riset dan pengembangan di bidang vaksin dan diagnosis.
Ada banyak terobosan, seperti pada Virus Adeno, yang dapat menyebar sangat, sangat cepat.
Saat ini saya belum tahu berapa biaya yang dibutuhkan, namun saya cukup yakin biayanya tetap lebih rendah dibanding dengan potensi ancamannya.
Bank Dunia mengestimasi, jika kita mengalami epidemi flu di seluruh dunia, maka kekayaan dunia akan menurun lebih dari 3 triliun dolar, dan jutaan orang akan mati.
Investasi ini menawarkan keuntungan yang signifikan, jauh melebihi sekedar kesiapan untuk menghadapi epidemi.
Perawatan kesehatan yang prima, riset dan pengembangan, keduanya akan mengurangi ketimpangan kesehatan global dan membuat dunia menjadi lebih aman. Jadi saya pikir hal ini harus menjadi prioritas.
Tidak perlu panik. Kita tidak perlu menyimpan banyak spageti atau berlindung di ruang bawah tanah, tapi kita perlu bergerak, karena waktu tidak berada di pihak kita (sudah dekat).
Hal positif yang bisa diambil dari epidemi Ebola (di Afrika barat), adalah bahwa Ebola bisa menjadi peringatan awal, sebuah peringatan untuk bersiap (menghadapi wabah). Jika kita memulai menyiapkan dari sekarang, maka kita akan siap untuk menghadapi epidemi berikutnya.
Terima kasih.
pertanyaaan sy min :
1. apakah virus bisa diciptakan ?
2. bagamankah ujung dr wabah ini?
1. Manusia tdk ada yg bisa menciptakan mahkluk hidup termasuk menciptakan virus. Tapi bioteknologi bisa merubah/merekayasa gen (pembawa sifat mahkluk hidup).
2. Melihat karakter virus ini yg dng cepat bisa bermutasi genetik, maka sepertinya terciptanya suatu vaksin hanya akan jadi pelombaan kejar2an dng cepatnya virus bermutasi. Kita berdoa sj mudah2an prediksi ini salah.
jk wabah ini adalh hsl rekayasa berarti khan kemungkinan akan ada lg yg lain. apa pendapat mimin soal ini.
Kita tdk akan pernah menyimpulkan ini adalah hasil rekayasa, kita hanya mengungkap info dan fakta, soal kesimpulan kita serahkan ke pembaca masing.
Apakah akan ada yg lain? mungkin saja.
Apa pandemi ini cuma pengalihan agar melupakan isu WW3 kemarin, karena waktu Januari 2020 orang” panik tentang pemicu awal WW3 AS vs Iran?
Dalam artikel “agenda zionis ttg perang nuklir” khan sudah jelas bagaimana skenario sebelum perang nuklir. yaitu akan didahului penghancuran negara Islam (penentang Israel, dan disusul dengan :
“Meanwhile the other nations (Non Muslem countries), once more divided on this issue will be constrained to fight to the point of complete physical, moral, spiritual and economical exhaustion…..” dst
Jadi ini bkn pengalihan isu, tapi bagian dari membuat keputusasaan seluruh dunia.