Becoming a refugee isn’t a choice.
But standing #WithRefugees is.
Wherever they come from. Whenever they are forced to flee. We can all support refugees. pic.twitter.com/7vX1RNmwDp
— António Guterres (@antonioguterres) September 3, 2023
Diakhir zaman ini, salah satu yang tidak akan pernah diekspos apalgi dibahas oleh mainstream media adalah agenda global “mengaduk-aduk” umat manusia agar berfikir seragam.
Dari belahan dunia manapun, ras dan agama apapun semua ingin dibuat berfikiran sama, berselera musik yang sama, jenis kendaraan yang sama, mode pakaian yang sama, dst.
Contoh yang terlihat mata, coba kita perhatikan ajang pencarian bakat musik di TV misalnya, seting panggungnya, logonya, dibuat sama persis dibelahan dunia manapun, apakah ajang itu di Amerika, Eropa, Australia, Asia, Timur tengah, sampai Afrika.
Pada tataran negara-negara juga begitu, seluruh negara diarahkan untuk menerapkan kebijakan ekonomi, keuangan, pertanian, pendidikan, kesehatan yang sama persis, itu belaku untuk negara dibelahan bumi manapun.
Dunia sedang diarahkan agar tidak ada lagi batas-batas negara, kedaulatan negara-negara pelan tapi pasti terus dikikis, orang diarahkan untuk berfikir “global” dan meninggalkan pola fikir lokal dan regional.
Salah satu contoh pada tataran negara, bahwa sampai saat ini sudah 45% negara didunia membolehkan berwarga negara ganda, dan angka ini akan terus bertambah sampai seluruh dunia mengadopsinya. Dan tujuan akhirnya bisa diperkirakan tidak ada lagi warga negara, yang ada warga dunia, warga dari pemerintahan global.
Contoh lain adalah perubahan kebijakan negara-negara eropa dan AS yang mempermudah proses naturalisasi para migran gelap, seperti yang diterapkan Jerman misalnya.
Twit dari Sekjen PBB itu memastikan, bahwa migrasi manusia secara global memang sedang sedang dilaksanakan secara sengaja, bukan kejadian yang spontan, makin terbukti ketika tindakan yang dulunya “ilegal” itu direstui bahkan oleh PBB, seruannya bermakna negara-negara diarahkan untuk ikut melicinkan agenda ini.
Sebuah kekuatan dunia yang tidak bisa dikalahkan terus berupaya agar kita mengikuti pola fikir yang mereka tetapkan. Tidak hanya pola fikir, bahkan secara fisik manusia diaduk dalam agenda migrasi global.
Sekarang lagi viral rohingya menginvasi wakan*a. Apa ini juga bagian open society babang soros seperti di eropa sama as??
Apa kita juga termasuk negara yang dimusnahkan seperti apa yang dikatakan panduan agama?