Hanya sebuah artikel ringan diakhir pekan. Bagaimanakah orang yang termasuk terkaya didunia ini memandang hidup. Apakah dia telah menemukan jawaban atas pertanyaan dia sendiri soal “apa artinya hidup”?, kami rasa dia belum menemukannya. Tapi silahkan perkirakan menurut rabaan anda sendiri.
Ketika saya remaja, saya pernah mengalami kebingungan soal “apakah artinya hidup”. Saya telah mencoba membaca beberapa kitab suci, tapi terasa kurang meyakinkan saya.
Kemudian saya beralih membaca buku-buku dari para ahli filsafat, tapi tetap belum menjawab kebingungan saya, meski setelah dewasa mulai bisa lebih menguasai diri.
Kemudian saya membaca buku ‘The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy’ (buku komedi fiksi ilmiah oleh Douglas Adams.)
Pada dasarnya isi buku itu adalah bahwa “kita tidak perlu memikirkan apa artinya hidup”, bumi adalah sebuah komputer besar yang ditujukan untuk mengetahui “apa artinya hidup”. Dan dia memberikan jawaban angka 42, dari sinilah angka 42 itu berasal, tapi 420 adalah 42×10 (order of magnitude).
Buku itu hanyalah sebuah komedi fiksi, tapi masalah sebenarnya adalah upaya untuk merumuskan pertanyaan itu, dan untuk bisa memiliki pertanyaan yang benar, maka anda harus punya komputer yang lebih besar dari bumi.
Alam raya adalah jawabannya, semakin kita mampu memperbesar cakupan dan skala kesadaran kita, maka kita akan makin mengerti pertanyaan apa yang diajukan tentang alam raya.
Semakin mampu kita mengembangkan kesadaran untuk menjadi “spesies multi planet”, kita akan makin punya kesempatan untuk “membentuk apa yang akan terjadi.”
Jadi itulah kenapa saya fikir kita perlu “punya lebih banyak jumlah manusia”, dan memiliki “kesadaran biolis” dan “kesadaran digital”, dan kenapa kita perlu menjadi “spesies multi planet”, agar kita memahami karakter alam raya.
Agar itu bisa terwujud, kita harus memastikan segalanya berjalan baik dibumi ini, kita tidak ingin bumi ini musnah, jadi “energi berkelanjutan” adalah penting.