TERNAK KINI DIANGGAP PEMICU PEMANASAN GLOBAL

Diseluruh dunia kini sedang gencar mengejar apa yang disebut dengan “target ekonomi hijau 2030”.  Dan sepertinya tidak satupun atau hanya sedikit negara didunia ini yang tidak mengadopsi agenda WEF itu.

Kotoran dari peternakan kini dianggap sebagai biang pemicu pemanasan global, karena menghasilkan gas methana yang dituduh sebagai penyebab gas rumah kaca.

 


 

Ribuan petani Belanda dengan mengendarai traktor berdemonstrasi Rabu lalu, memprotes rencana pemerintah untuk mengurangi emisi nitrogen dengan mengurangi populasi ternak.

Pada tahap awal, pemerintah Belanda berencana untuk mengurangi populasi ternak hingga 30 persen, karena dianggap sebagai alah satu penghasil gas rumah kaca teratas di Eropa, terutama oleh nitrogen yang dihasilkan oleh kotoran ternak.

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte pada awal bulan ini mengumumkan rencana pemerintah Belanda untuk mengurangi emisi nitrogen, yang “akan berdampak besar pada petani”.

Pengumuman pemerintah Belanda itu dikeluarkan setelah pada tahun 2019 pengadilan administrasi tertinggi Belanda mengatakan, bahwa pemerintah Belanda dianggap tidak cukup berbuat untuk melindungi alam.

“Sektor ini akan berubah, tapi sayangnya tidak ada pilihan, kita harus menurunkan emisi nitrogen,” kata PM Belanda.

Pemerintah Belanda berencana untuk mengurangi nitrogen gas rumah kaca sebanyak 70 persen di 131 area utama peternakan, guna mengejar apa yang disebut sebagai “target ekonomi hijau 2030”.

Menurut perkiraan, untuk penurunan emisi 40 persen saja, diperlukan pengurangan sekitar 30 persen dari populasi ternak, artinya jika target penurunan emisinya 70 persen, maka populasi ternak yang harus dikurangi adalah sekitar 50 persen.

Saat ini, diseluruh dunia terdapat 19 miliar ternak dengan nilai sekitar US$ 1 triliun, yang membutuhkan sekitar 33 persen dari total lahan pertanian dipakai untuk produksi pakan ternak. Produksi ternak dunia menyediakan sepertiga dari total suplai protein makanan.

 

Peternak New Zealand Bakal Membayar “Pajak Emisi”

Selandia Baru nampaknya akan menjadi negara pertama di dunia dimana peternak harus membayar ‘pajak emisi’ atas ternak mereka.

Peraturan ini akan mulai diterapkan mulai tahun 2025, guna memberi waktu bagi peternak untuk bersiap.

Steve Cranston, seorang peternak sapi perah menanggapi kebijakan baru ini dengan mengatakan  :

“Ini adalah masalah bagi peternak secara global, karena para konsumen di seluruh dunia digiring untuk percaya bahwa peternakan telah berakibat buruk bagi iklim.”

 

 

Ulasan

Hewan ternak adalah komponen alami yang sejak dunia ini ada telah menjadi mata rantai penting dalam ekosistem alam, kotorannya bisa menjadi pupuk tanaman, dan gas methan yang dihasilkan bisa untuk biogas, tapi tiba-tiba kini konsep itu dianggap menjadi tidak tidak relevan lagi.

Hewan ternak telah ditakdirkan sebagai ciptaan Tuhan untuk menjadi sumber makanan bagi manusia, tapi umat manusia kini diarahkan untuk makan “daging sintetis” yang dibuat diLaboratorium yang jelas bukanlah makanan alami bagi manusia.

Kotoran manusia juga menghasilkan gas methan, lalu apakah populasi manusia juga harus dikurangi?

Mau kemanakah dunia ini diarahkan, apakah untuk tujuan melestarikan alam harus dilakukan dengan menyalahkan dan menjadikan ciptaan Tuhan itu sebagai kambing hitam?. Akal sehat kita sedang diputar-balikkan oleh oleh segelintir elit dunia, inilah yang akan terus kita alami diakhirzaman ini.

 

This entry was posted in Agenda Global and tagged , , . Bookmark the permalink.

5 Responses to TERNAK KINI DIANGGAP PEMICU PEMANASAN GLOBAL

  1. Arini Widyanti says:

    kedepannya kita akan mengonsumsi serangga

  2. marco says:

    daging buatan tidak akan laku jika ternak masih ada.
    own nothing be happy tidak akan terlaksana jika goyyim masih bisa menghasilkan uang dan bahan makanan sendiri, jika goyyim tidak bisa beternak, tidak bisa bertani, bbm dihilangkan, perdagangan dihapuskan otomatis semua kepemilikan mudah diambil alih diganti dengan jaminan diberi jatah makan 2x sehari tanpa perlu bekerja lagi

  3. Zn says:

    Ga bakal kaget kenapa kok sekarang hewan kurban “katanya” banyak terkena penyakit pmk.

    Sudah pasti daging sintesis dengan permainan opini kyk gini.

  4. Dadan Danial Sibel says:

    Logika Dajjal adalah logika terbalik dengan logika tuhan, hanya untuk mempopulerkan pruduk daging bangkai harus mematikan bisnis para peternak dunia, dengan logika kotoran ternak penyebab nya…. harusnya bersaing sehat eeh malah menyalahkan kotoran sapi….yg menolak kebijakan Dajjal kena denda pajak…..kasian ummat…

  5. Zn says:

    Siap2 disuruh makan ulat & serangga nih 🤣🤣
    https://www.instagram.com/p/Cf8gv9Srb42/?
    igshid=YmMyMTA2M2Y=

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *