Dalam 7 tahun terakhir, secara aneh negara-negara barat yang sebelumnya sangat sulit dimasuki imigran, apalagi untuk menjadi warga negaranya, tiba-tiba merubah kebijakannya 180 derajad dengan memberikan kemudahan dan fasilitas bagi imigran dari negera-negara muslim diTimur tengah, Afrika dan Asia tengah.
Sangat sulit diterima nalar jika negara-negara Eropa dan AS yang kini sedang masuk ke krisis ekonomi, justru malah menerima dan memfasilitasi migran dalam jumlah besar, pastilah ada egenda tertentu yang tidak mereka jelaskan.
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mencatat, jumlah migrasi bersih melonjak menjadi 606.000 orang pada Desember 2022, melampaui rekor sebelumnya 504.000 sampai Juni tahun 2022.
Makin jelas terlihat, dimulai dengan pengangkatan walikota London Sadiq Khan, muslim pertama keturunan Pakistan yang sepertinya sengaja diplot sebagai walikota London sejak 2016, guna mengesankan London adalah kota yang “welcome” untuk migran muslim.
Pada tahun yang sama, milyarder Gorge Soros menjanjikan dana $500 juta untuk agenda imigrasi besar-besaran itu, yang tidak hanya ke Eropa tapi juga ke Amerika utara.
London Masih Butuh Banyak Imigran
Walikota London, Sadiq Khan mengatakan bahwa kotanya membutuhkan “lebih banyak migran” dan menginginkan kewenangan untuk membiarkan lebih banyak imigran datang ke London untuk bekerja.
Sadiq Khan mengatakan, dia “menghormati” orang-orang yang percaya bahwa jumlah imigran yang datang ke Inggris harus turun, tetapi dia berkilah bahwa peningkatan migrasi akan meningkatkan perekonomian London.
“Saya tidak ragu untuk mengatakan, bahwa kami membutuhkan lebih banyak migran di London”, tegasnya.
“Pagi ini saya telah menghabiskan waktu dengan beberapa pebisnis terkemuka London, mereka mengaku masih kekurangan tenaga kerja,” lanjutnya.
“Jika toh setiap warga London yang saat ini tidak bekerja dilatih untuk melakukan pekerjaan ini, kita masih memiliki banyak lowongan, di sektor kesehatan, perawatan sosial, perhotelan, teknologi dan sebagainya, jadi kita membutuhkan kebijakan migrasi yang masuk akal,” tambahnya.
Penyandang dananya
Adalah George Soros, ketua dan pendiri “Open Society Foundations”, yang pada 2016 dia berjanji untuk menginvestasikan $500 juta untuk agenda imigrasi besar itu.
Dari namanya saja yang “Open society”, yayasan itu jelas mengajak warga diEropa dan AS untuk mau menerima kedatangan para imigran.
Kesiapan Soros itu dibarengi dengan prakarsa presiden Obama yang dinamakan “Call to action” (ajakan bertindak), dengan mengumpulkan para pemimpin bisnis AS digedung PBB, untuk membuat komitmen dan tindakan nyata dalam membantu agenda ini.
“Tujuan kami adalah memanfaatkan sektor swasta untuk kebaikan publik,” kata Mr. Soros.
“Kami akan berinvestasi dalam bentuk startup, perusahaan mapan, inisiatif dampak sosial, dan bisnis yang dimulai oleh para migran dan pengungsi itu sendiri. Fokus utama kami adalah menciptakan produk dan layanan yang benar-benar bermanfaat bagi para migran dan warga tuan rumah. Saya berharap komitmen saya ini akan menginspirasi investor lain untuk mengejar misi yang sama”, ucap Soros.
Soros mengatakan dia akan bekerja dengan organisasi seperti Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), dan Komite Penyelamatan Internasional untuk menetapkan prinsip investasi yang tepat untuk inisiatif tersebut.
Roti Dajjal menipu tahap 2