ZIONIS TUNGGANGI AGAMA YAHUDI GUNA MENGEJAR AGENDANYA

Pemimpin agama Yahudi Iran mengatakan, Zionis telah menunggangi Yudaisme untuk mengejar tujuan mereka sendiri, dan ini adalah sesuatu yang selalu ditentang oleh umat Yahudi religius sejak awal, kata Rabbi Younes Hamami Lalehzar dalam wawancara dengan media Fars, Sabtu.

“Zionisme dibentuk pada akhir abad ke-19, tetapi mereka menyalahgunakan cita-cita umat Yahudi demi keuntungannya sendiri, yang kemudian memicu penentangan dari komunitas Yahudi Ortodoks dan agama Yahudi.” kata Rabi Yahudi Iran itu.

“Zionis telah menunggangi agama Yudaisme, yang merupakan agama monoteistik, sebagai dalih untuk membenarkan kerangka politik mereka sendiri, dan membenarkan strategi apa pun guna mencapai tujuan mereka.” Kata Lalehzar.

“Perilaku ini sama sekali  tidak bisa diterima oleh orang Yahudi di dunia, dan dari awal rezim Zionis hingga saat ini, ada banyak penentangan terhadap pendekatan Zionis itu, dan itu masih berlanjut,” tambahnya.

Pemimpin Yahudi Iran itu mencatat bahwa, menentang Zionisme adalah “kewajiban agama dan umat manusia” yang harus dihormati seperti halnya ketika Nabi Musa berdiri melawan penindasan Firaun dan berhasil menyelamatkan Israel atas rahmat Tuhan.

“Ada berbagai strategi untuk menekan rezim Zionis, termasuk dalam politik, ekonomi, dll. Contoh di bidang ekonomi adalah, dengan memboikot barang-barang produksi rezim Zionis,” ujarnya.

“Hari Al-Quds dicetuskan oleh pendiri Republik Islam di Iran, Imam Khomeini, guan mengingatkan umat Islam di seluruh dunia untuk bangkit dan mendukung perjuangan Palestina.” lanjutnya.

“Penamaan hari sebagai Hari Quds membantu agar masalah Palestina tidak terlupakan. Langkah Imam Khomeini ini sebenarnya semacam inisiatif yang mengingatkan dunia akan isu Palestina setiap tahun, guna terus memikirkan solusinya,” kata Hamami Lalehzar.

“Seperti yang kita saksikan, kemegahan Hari Al-Quds semakin meningkat setiap tahun. Hari ini, pada kesempatan ini, sejumlah besar orang dari berbagai negara mengungkapkan rasa jijik mereka pada rezim Zionis.” kata Rabi Lalehzar.