Setelah nanti secara total kita lagi diperbolehkan menggunakan Bahan Bakar fosil, maka masalah energi akan bergeser secara signifikan, dimana komoditi emas dalam dunia energi tidak lagi berupa bahan bakar minyak (BBM) tapi akan beralih ke Baterai.
Ketika dunia telah dijalankan oleh mesin-mesin listrik, maka Baterai akan menjadi komoditas energi paling penting pengganti BBM. Siapa yang menguasai tambang-tambang logam seperti : Timah, Nikel, Lithium, Cadmium dsb, atau menguasai pabrik baterai, dan tentu para pembuat regulasinya dst, mereka yang akan mengendalikan dunia.
Pada saatnya nanti (jika memang sempat terjadi), baterai akan menjadi alat penyimpan energi penting, baik untuk keperluan kendaraan bergerak, peralatan rumah tangga, sampai ‘baterai stasioner’ yang digunakan difasilitas penting, seperti untuk menjaga pasokan listrik di Rumah sakit.
Mbah Ma’juj sangat faham hal ini, mereka telah melangkah jauh, bahkan ketika pentingnya posisi baterai ini saja mungkin sama sekali belum pernah terlintas dalam fikiran anda.
Untuk itulah, begitu vitalnya peran baterai ini, maka sejak beberapa tahun ini, Forum ekonomi dunia, WEF, bekerja sama dengan apa yang disebut “Global Battery Alliance”, GBA, telah mempersiapkan aturan-aturan untuk mengendalikan segala urusan tentang Baterai ini.
Battery Passport
Begitu strategisnya posisi baterai ditahun-tahun mendatang, mbah Ma’juj memandang perlu untuk membuat regulasinya, untuk memastikan agar segala aspeknya selalu dalam kendali.
WEF mendefinisikan, Battery Passport adalah ‘representasi digital’ dari sebuah baterai, yang berisi informasi digital tentang semua persyaratan ESG (Environmental, Social & Governance), dan siklus hidup baterai yang berlaku, berdasarkan definisi komprehensif baterai berkelanjutan.
Setiap ‘Battery Passport’ akan menjadi ‘kembaran digital’ dari baterai fisiknya, yang diaktifkan oleh sebuah ‘platform Battery Passport digital’, yang katanya menawarkan solusi global untuk berbagi informasi dan data setiap baterai dengan aman.
Platform digital ini, disebut bertujuan untuk lebih dari sekedar memungkinkan mendeteksi manajemen kinerja sebuah baterai, dalam seluruh mata rantai nilai industri, tapi bisa untuk mengatur apakah seseorang boleh membeli baterai, berapa jumlah baterai yang boleh dibeli, dimana mau dipakai, dst.
Hal itu karena segalanya sudah terinterkoneksi dengan ‘the big data’, yang memuat semua reputasi pribadi anda yang memuat seperti ‘carbon footprint‘ dan ‘sistem kredit sosial‘ setiap manusia.
Ini bukan mimpi, bukanakah kitapun tanpa sadar sudah dibiasakan dengan penggunaan platform untuk membeli BBM?.
Bahkan, “battery passport” telah disahkan dalam berbagai diskusi kebijakan global, termasuk dalam Pertemuan Pemimpin G7 2021, rancangan Petunjuk Uni Eropa tentang Baterai, dan oleh pemerintah Kanada dan AS.
Pada Oktober 2022, GBA mengumumkan tonggak penting dengan menerbitkan buku berjudul : Greenhouse Rule book, sebagai indikator pertama untuk “Paspor Baterai”
Aturan-aturan telah mereka siapkan untuk mengatur penggunaan baterai, mulai produksi baterai isi ulang, pertambangan logamnya, saat baterai sudah berada diperalatan, hingga paska pemakaian, semua harus terdeteksi.
Ini karena mereka meyakini, pemakaian baterai juga bisa menimbulkan ‘resiko sosial’ dan ‘resiko lingkungan’ yang signifikan.
Pengawasannya akan mencakup : ekstraksi mineral (penggunaan pekerja anak, kondisi kerja yang tidak aman, hak masyarakat adat, dst), hingga saat proses produksi (jejak CO2, penggunaan air, hilangnya keanekaragaman hayati, polusi) dan secara signifikan berdampak pada keberlanjutan produk akhir secara keseluruhan.
Poin-poin dalam ‘Battery Passport’:
- ‘Passport Battery’ merupakan kerangka kerja pelaporan global untuk mengatur : pengukuran, audit, dan pelaporan parameter LST di seluruh rantai nilai baterai.
- ‘Passport Battery’ merupakan ‘Digital ID’ untuk baterai yang berisi data dan deskripsi tentang kinerja ESG (Environmental, Social & Governance), sejarah manufaktur, dan asalnya, guna memajukan perpanjangan masa pakai baterai dan kemungkinan daur ulang.
- ‘Passport Battery’ akan melakukan ‘harmonisasi sistem digital’ yang berkolaborasi di seluruh rantai nilai baterai, untuk melaporkan detail datanya ke dalam platform “paspor baterai”.
- ‘Passport Battery’ akan berfungsi untuk pengumpulan, pertukaran, penyusunan, dan pelaporan data di antara semua pemangku kepentingan, guna memajukan siklus hidup baterai, untuk memajukan rantai nilai berkelanjutan pada kendaraan listrik (EV) dan baterai stasioner (difasilitas tak bergerak). Ini akan secara transparan melaporkan kemajuan, menuju tujuan global di sepanjang rantai nilai baterai, guna menginformasikan pembuatan kebijakan bagi pemerintah, masyarakat sipil dan mengembangkan tolok ukur kinerja.
- Baterai harus memiliki ‘segel baterai’ yang berkualitas (berdasarkan data yang dilaporkan ke platform), untuk memfasilitasi “pembelian yang bertanggung jawab” oleh konsumen.
Selamat datang diera akhir zaman.