APA ITU ‘BANK KARBON’

 

Barbara Baarsma adalah CEO Rabo Carbon Bank di Belanda yang sudah tentu orangnya WEF, dia menggambarkan bagaimana nantinya dunia akan diterapkan “Carbon bank”.

Nantinya setiap rumah tangga akan diberi semacam Surat izin pengeluaran (emisi) gas karbon, yang jumlah quotanya akan dibatasi setiap tahunnya.

Quota emisi karbon itu nantinya akan disimpan dalam apa yang ddisebut dengan “Carbon Wallet” (dompet karbon).

Contoh penerapannya, jika sebuah rumah tangga tidak menggunakan hak itu, maka dia bisa menjual quota karbonnya ke rumah tangga lain yang mengeluarkan emisi lebih tinggi. 

Contoh lain yang dia kemukakan, jika seseorang sering melakukan perjalanan dengan pesawat, maka dia bisa membeli quota karbon dari orang yang tidak memerlukan perjalanan udara. Jadi orang miskin bisa mendapat tambahan penghasilan, itu dalihnya.

Dia tidak menegumukakan apakah setiap rumah tangga nantinya harus membeli quota karbon itu.

 

Kita sedang hidup diera dimana kemunculan al-Masih palsu semakin dekat, dimana sebuah entitas tertentu sedang sibuk menyiapkan pemerintahan dunia yang diimpikan itu.

Mereka meyakini pemerintahan dunia itu akan ‘abadi’ alias tidak ada kiamat, sehingga mereka harus menyelamatkan dunia dengan apa yang disebut dengan agenda ‘net zero emition’.

Terdengar posistif sepertinya, tapi jika terlaksana maka pemerintahan tunggal dunia itu akan menjadi pemerintahan totaliter dunia pertama dan terdahsyat dalam sejarah, karena untuk tujuan itu, maka sekecil apapun yang kita lakukan harus dikendalikan. 

Agar setiap manusia bisa terkendali, maka setiap orang harus sudah teridentifikasi secara digital yang tersimpan dalam sebuah ‘big data’.

Tapi apakah bisa terjadi? Manusia bisa saja merencanakan tapi Tuhan belum tentu mengizinkan untuk terjadi. Kita semua yang belajar eskatologi Islam sudah tahu, berapa lama Dajjal akan hidup didunia nyata. 

 

Update 1 Oktober 2023

EU launches world’s first carbon border taxHari ini 1 Oktober 2023, UE merilis skema tarif emisi (pajak karbon) tahap pertama pada hari Minggu, dengan rencana pajak impor atas baja, aluminium, semen dan pupuk, dengan dalaih : “sebagai bagian dari upayanya untuk menjadi kawasan netral iklim.”

Untuk fase pertama, hingga tahun 2026 UE tidak akan memungut biaya emisi CO2 (pajak Karbon) di perbatasan.

Mulai 1 Januari 2026, pengusaha harus “membeli sertifikat” sebagai “pajak karbon” atas produksi barang-barang tersebut, yang tentu akan menaikkan harga.


Sejak setahun lalu kita telah memperingatkan akan terjadinya penerapan “pajak karbon” diseluruh dunia. Tapi seperti biasa topik yang kita sajikan sering kali seperti isu “khayalan”, karena peristiwanya belum terjadi.

Ini adalah salah satu tujuan sebenarnya dari isu “perubahan iklim”, hanya salah satu.  Dan itu akan diterapkan serentak oleh YM diseluruh dunia, termasuk ditingkat lokal.  

Perbudakan modern tidak seperti perbudakan klasik dengan “kerja paksa” atan “tanam paksa”, YM menggunakan cara yang sulit difahami sebagian besar orang.

 

 

This entry was posted in Agenda Global and tagged , , . Bookmark the permalink.

7 Responses to APA ITU ‘BANK KARBON’

  1. indra says:

    kulit pucat, berkerut, rambut kusam..mereka terlihat seperti zombie yang tidak bisa mati, tapi dihadits mereka nanti juga bisa nego untuk keluar dari neraka yang panas menuju neraka yang dingin, mereka juga memanjat ingin keluar di neraka intinya disana nanti mereka juga masih punya kekuatan untuk makar lalu bangsa lain yang didunia tertindas oleh mereka dineraka nanti masih bisa ditindas lagi oleh mereka kah

  2. Romi87 says:

    Pertanyaan kita pindah kesini ya biar sesuai topik.
    Theadminaaz.
    ————————

    Min, pemerintah akan terapkan bursa karbon, ini apa maksudnya ya?
    https://nasional.kontan.co.id/news/pemerintah-terapkan-bursa-karbon-mulai-september-tahun-ini

    • The admin says:

      Bahwa setiap aktifitas ekonomi (poduksi, transportasi, bahkan nantinya juga konsumsi) yang tentu saja melibatkan penggunaaan energi, akan diukur dan dicatat. Penggunaan energi dikonversikan dalam jumlah polusi karbon yang dihasilkan. Catatan digital itu disebut dengan “kredit karbon” yang merupakan nilai akreditasi bagi sebuah perusahaan (nantinya setiap individu).

      Level akreditasi itu kemudian dikonversikan dalam nilai uang (misalnya Rp100/kg emisi karbon), yang akan bisa diperdagangkan dalam “bursa karbon” secara nasional maupun global, karena ini adalah agenda global.

      Tapi, meski menurut YM tujuannya disebut mengurangi emisi karbon, anehnya jika tingkat emisi karbon suatu usaha (individu) dianggap melewati batas, maka aktifitas tetap boleh jalan asal mau menambah/membeli “quota karbon”.

      Prediksi kita, nantinya penerapannya tidak hny untuk “pembatasan produksi”, tapi juga untuk “pembatasan konsumsi”. Misalnya kita beli sebungkus keripik kentang atau sebuah ponsel, akan dicantumkan brp quota karbonnya, dan ditetapkan brp pajak karbonnya.

      • Romi87 says:

        oh gituu, sy dulu jg baca artikel yg ini, tp nggak ngeh apa intinya. ternyata terkait langsung dng setiap orng, jd mirip pajak gitu ya. spt ga ada sosialisasi tau-tau ada mau diterapin.

        • diki says:

          dikombinasikan dengan uang dajatal, maka lengkaplah total control terhadap manusia di bumi. Dengan uang tersebut, kita tidak bisa sesukanya membelanjakan uang kita, tapi dikontrol apa saja yang boleh dibeli dan berapa jumlahnya. maaf sedikit oot tapi masih berkorelasi.

        • engkus says:

          Ini artikel dirilis setahun lalu, sy dulu jg sdh baca, baru bisa kebayang skrg setelah kejadian 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *